Ustadz Firanda Andirja
  • HOME
  • AL QURAN
  • AQIDAH
  • BANTAHAN
  • FIQIH
  • KHUTBAH
  • SIROH NABI
No Result
View All Result
Ustadz Firanda Andirja
  • HOME
  • AL QURAN
  • AQIDAH
  • BANTAHAN
  • FIQIH
  • KHUTBAH
  • SIROH NABI
No Result
View All Result
Ustadz Firanda Andirja
Home AQIDAH

Ukuran Bintang Sangat Besar, Bagaimana Mungkin Dijadikan untuk Melempar Syetan?

admin by admin
January 23, 2019
in AQIDAH
Reading Time: 3 mins read
0
Bintang Pelempar Syaitan

Bintang Pelempar Syaitan

Pertanyaan : Allah menjadikan bintang-bintang untuk melempar syaitan, akan tetapi kita jarang melihat bintang-bintang berjatuhan untuk melempar syaitan, demikian juga bukankah bintang-bintang sangat besar, bagaimana bisa dijadikan untuk melempar syaitan yang tubuhnya jauh lebih kecil daripada bintang?

Jawab :

Banyak ayat yang menjelaskan bahwa diantara fungsi bintang adalah untuk melempar para syaitan. Allah berfirman:

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ

Related Post

Allah Tidak Menerima Sesajen yang Mengandung Kesyirikan – Faidah Tafsir Surat Al-An’am: 13

Allah Al Ahad – Yang Maha Esa

Membedah Tafsir Surat Al-Kafirun dalam Menyikapi Toleransi Kebablasan Saat Ini

Laki-laki Dapat Bidadari di Surga, Wanita Dapat Siapa?

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS Al-Mulk : 5)

Qotadah rahimahullah berkata

خَلَقَ هَذِهِ النُّجُومَ لِثَلاَثٍ: جَعَلَهَا زِينَةً لِلسَّمَاءِ، وَرُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ، وَعَلاَمَاتٍ يُهْتَدَى بِهَا

“Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga perkara, Allah menjadikannya sebagai perhiasan untuk langit, untuk melempar para syaitan, dan untuk menjadi alamat (tanda-tanda) sebagai penunjuk arah” (Shahih Al-Bukhari 4/107 secara táliq majzuum bihi)

Akan tetapi bukan yang dimaksud adalah bintang-bintangnya yang dilemparkan dan bergerak untuk membakar para syaitan, namun yang dimaksud adalah syihab/nyala api yang terpancar dari bintang-bintang tersebut untuk mengejar dan membakar para syaitan yang mencoba mencuri berita dari langit.

Allah berfirman :

وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ (16) وَحَفِظْنَاهَا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ (17) إِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مُبِينٌ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk. Kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS Al-Hijr : 16-18)

إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (6) وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ (7) لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ (8) دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ (9) إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ

“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka. Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang menembus.” (QS As-Shooffaat : 6-10)

وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا (8) وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا

(para jin berkata) : “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)” (QS Al-Jinn : 8-9)

Syihab الشِّهاب dalam bahasa Arab artinya شعْلة نَار سَاطِع “nyala api” (Tahdziib Al-Lughoh, Al-Azhari 6/56)

Allah berfirman

إِذْ قَالَ مُوسَى لِأَهْلِهِ إِنِّي آنَسْتُ نَارًا سَآتِيكُمْ مِنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ آتِيكُمْ بِشِهَابٍ قَبَسٍ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada keluarganya: “Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepadamu khabar daripadanya, atau aku membawa kepadamu suluh api supaya kamu dapat berdiang” (QS An-Naml : 7)

Dalam ayat yang lain

لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ

“…Mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan” (QS Al-Qoshosh : 29)

Karenanya yang dijadikan untuk melempar syaitan adalah api bukan bintangnya langsung.

Al-Qurthubi rahimahullah berkata :

(وَجَعَلْناها رُجُوماً) أي جعلنا شهبها…دَلِيلُهُ إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهابٌ ثاقِبٌ. وَعَلَى هَذَا فَالْمَصَابِيحُ لَا تَزُولُ وَلَا يُرْجَمُ بِهَا. وَقِيلَ … أَنَّ الرَّجْمَ مِنْ أَنْفُسِ الْكَوَاكِبِ، وَلَا يسقط الكوكب نفسه إنما ينفصل منه شي يُرْجَمُ بِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ ضَوْءُهُ وَلَا صُورَتُهُ

“Firman Allah “Dan kami jadikan bintang-bintang untuk melempar syaitan”, yaitu Kami jadikan apinya… dalilnya firman Allah “Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang menembus” (QS As-Shoffat : 10). Dengan demikian maka bintang-bintang tidaklah bergeser dari tempatnya dan bukan bintang-bintang itu yang dilemparkan (akan tetapi api yang keluar dari bintang-bintang tersebut).

Dan dikatakan …bahwasanya pelemparan dari dzat bintang-bintang itu sendiri, akan tetapi bukan bintangnya yang dilempar, namun ada sebagian kecil yang terlepaskan dari bintang tersebut untuk dilempar, tanpa mengurangi cahaya bintang dan bentung bintang tersebut” (Tafsir al-Qurthubi 18/210-211)

Hal ini juga dikuatkan dengan sabda Nabi shallallahu álaihi wasallam :

إِذَا قَضَى اللَّهُ الأَمْرَ فِي السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ المَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ، فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا لِلَّذِي قَالَ: الحَقَّ، وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيرُ، فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ، وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ – وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفِّهِ فَحَرَفَهَا، وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ – فَيَسْمَعُ الكَلِمَةَ فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الكَاهِنِ، فَرُبَّمَا أَدْرَكَ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ، فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا: كَذَا وَكَذَا، فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الكَلِمَةِ الَّتِي سَمِعَ مِنَ السَّمَاءِ “

“Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan). Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata: ‘Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar’. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ketika itulah, (syaithan-syaithan) penyadap berita (wahyu) mendengarnya. Keadaan penyadap berita itu seperti ini: Sebagian mereka di atas sebagian yang lain -digambarkan Sufyan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan dibuka jari-jemarinya- maka ketika penyadap berita (yang di atas) mendengar kalimat (firman) itu, disampaikanlah kepada yang di bawahnya, kemudian disampaikan lagi kepada yang ada di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga disampaikan ke mulut tukang sihir atau tukang ramal. Akan tetapi kadangkala syaithan penyadap berita itu terkena syihab (api) sebelum sempat menyampaikan kalimat (firman) tersebut, dan kadang kala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena syihab (api); dengan satu kalimat yang didengarnya itulah, tukang sihir atau tukang ramal meIakukan seratus macam kebohongan. Mereka (yang mendatangi tukang sihir atau tukang ramal) mengatakan: ‘Bukankah dia telah memberitahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar)’, sehingga dipercayalah tukang sihir atau tukang ramal tersebut karena satu kalimat yang telah didengar dari Iangit.” (HR Al-Bukhari no 4800 dari Abu Hurairoh) 

Dijawab Oleh: Ustadz Dr. Firanda Andirja Abidin, MA

Tags: bintang alihanbintang pelempar syetankometmeteorndarupelembar syetansetan mencuri berita
Share214Tweet134Send

Related Posts

sesajen untuk berhala dan jin
AQIDAH

Allah Tidak Menerima Sesajen yang Mengandung Kesyirikan – Faidah Tafsir Surat Al-An’am: 13

Allah Tidak Menerima Sesajen yang Mengandung Kesyirikan Oleh DR. Firanda Andirja, MA (Dalam Kajian Tafsir Surat Al-An'am) وَجَعَلُوا۟ لِلَّهِ مِمَّا...

by admin
January 10, 2022
allah al ahad
AQIDAH

Allah Al Ahad – Yang Maha Esa

Asmaul Husna Nama Allah ﷻ اَلْوَاحِدُ\اَلْأَحَدُ (Maha Tunggal/Maha Esa) Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA. Lafal Al-Ahad hanya datang pada...

by admin
December 24, 2021
Next Post
Sirah Nabi 22 –  Dakwah Sembunyi-sembunyi

Sirah Nabi 22 - Dakwah Sembunyi-sembunyi

Comments 0

  1. mujiron says:
    7 years ago

    Bismillaah….
    Baarokallaahu fiikum Ustadz….
    afwan Ustadz….., saya mujiran dari pengurus buletin alminhaj. sebuah buletin dakwah didaerah sukoharjo, jawa tengah, meminta izin untuk mengambil artikel-artikel di webb Antum untuk diterbitkan menjadi buletin. Buletin dakwah ini disebarkan di masjid-masjid.
    Atas perkenannya saya sampaikan jazaakumullaahu khoiron katsiiron

    Reply

Leave a Reply to mujiron Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

mendamaikan sengketa

Anjuran Mendamaikan yang Bersengketa

January 14, 2022
sesajen untuk berhala dan jin

Allah Tidak Menerima Sesajen yang Mengandung Kesyirikan – Faidah Tafsir Surat Al-An’am: 13

January 10, 2022
hukum puasa hari jumat

Hukum Puasa Pada Hari Jum’at Saja

December 31, 2021
allah al ahad

Allah Al Ahad – Yang Maha Esa

December 24, 2021

Website resmi Ustadz Dr. Firanda Andirja Abidin, Lc., M.A. Dikelola oleh tim IT resmi Ustadz Firanda Official.

About

  • About Us
  • Site Map
  • Contact Us
  • Career

Policies

  • Help Center
  • Privacy Policy
  • Cookie Setting
  • Term Of Use

Join Our Newsletter

Copyright © 2025 by UFA Official.

Facebook-f Twitter Youtube Instagram

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Landing Page
  • Support Forum
  • Buy JNews
  • Contact Us

© 2025 Firanda Andirja - Menebarkan cahaya tauhid & sunnah.