كَتَبَ حَكِيْمٌ إِلَى حَكِيْمٍ: يَا أَخِي قَدْ أُوْتِيْتَ عِلْمًا, فَلاَ تُدَنِّسْ عِلْمَكَ بِظُلْمَةِ الذُّنُوْبِ, فَتَبْقَى فِي الظُّلْمَةِ يَوْمَ يَسْعَى أَهْلُ الْعِلْمِ بِنُوْرِ عِلْمِهِمْ
“Seorang yang bijak menulis kepada seorang yang bijak pula : Wahai saudaraku…, sungguh engkau telah dianugrahi ilmu, maka janganlah engkau mengotorinya dengan gelapnya kemaksiatan, sehingga engkaupun berada dalam kegelapan pada hari dimana orang-orang yang berilmu berjalan dengan cahaya-cahaya ilmu mereka”
عَلَى قَدْرِ عِلْمِ الْمَرْءِ يَعْظُمُ خَوْفُهُ فَلاَ عَالِمَ إِلاَّ مِنَ اللهِ خَائِفُ
“Sesuai kadar ilmu seseorang demikian kadar rasa takutnya kepada Allah, tidak ada soerang alim pun kecuali takut kepada Allah”
وَدِدْتُ أَنَّ الْخَلْقَ يَتَعَلَّمُوْنَ هَذَا الْعِلْمَ, وَلاَ يُنْسَبُ إِلَيَّ مِنْهُ شَيْءٌ.
“Aku berangan-angan kalau oarng-orang mempelajari ilmu (ku) ini, dan tidak ada sedikitpun yang dinisbahkan (disebutkan) dariku”
وَدِدْتُ أَنْ كُلَّ عِلْمٍ أُعَلِّمُهُ يَعْلَمُهُ النَّاسُ, وَأَؤْجَرُ عَلَيْهِ, وَلاَ يَحْمَدُوْنِي
“Aku berangan-angan kalau seluruh ilmu yang aku ketahui/ajarkan diketahui oleh orang-orang, dan aku diberi ganjaran oleh Allah dan mereka tidak memujiku sama sekali”
مَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالاِخْلَاصِ فِي الْعِلْمِ
“Barangsiapa yang ingin akhirat maka hendaknya ia ikhlas dalam ilmu”
لاَ يَعْرِفُ الرِّيَاءَ إِلاَّ الْمُخْلِصُوْنَ
“Tidak ada yang mengenal riyaa’ kecuali orang-orang yang ikhlash”