Jika Ulil mengejek seorang muallaf dalam twitternya maka tidak perlu heran, sementara Allah -pencipta alam semesta ini, yang menciptakan diri mas Ulil, menciptakan jarinya untuk mengetik dan bibirnya untuk berbicara- pun diejek oleh Ulil dengan dikatakan sebagai “Pendongeng”.
Dalam sebuah tulisan Ulil yang berjudul “Perspektif Lain atas Kisah/Dongeng dalam Quran”, Ulil berkata :
“Saya nimbrung diskusi sedikit ya karena tema soal kisah dalam Quran ini menarik untuk dibicarakan. Pertanyaan pertama, apakah kisah-kisah dalam Quran itu semuanya secara factual pernah terjadi?…”
“Qur’an tidak terlalu peduli dengan faktualitas cerita-cerita itu. Yang penting adalah moral atau pesan yang hendak dihantarkan melaui kisah tersebut…”
“Menurut saya, penggambaran tentang Tuhan dalam Quran itu, jujur saja ya, harus diakui masih dipengaruhi perspektif agama Yahudi…”
“Maksud saya begini. Kalau kita telaah kisah-kisah dalam Quran itu ada pola demikian : Nabi datang, berdakwah, lalu masyarakat menolak bahkan memusuhi. Ujung ceritanya : Tuhan marah, mengirim azab. Azab yang buat saya paling mengerikan adalah banjir Nuh. Azab ini secara nurani dan akal sehat sangat mengganggu : apakah benar, hanya karena masyarakat menolak dakwah Nabi Nuh, Tuhan marah besar dan mengirim banjir yang melanda seluruh bumi. Semua orang tewas, kecuali orang-orang beriman yang tinggal di perahu“
“Namun masih saja ada yang mengganggu, cara Quran menampilkan kisah-kisah itu dengan nada positif sehingga memberi kesan seolah-olah dia (Quran) memberikan restu atas konsep Tuhan pendendam itu. Ini buat saya agak mengganggu. Dan lihatlah, konsep ketuhanan yang berbau Yahudi itu akhirnya mempengaruhi begitu mendalam teologi umat Islam sekarang”
(Menyegarkan Kembali Pemikiran Islam hal 64-65)
Ulil juga berkata :
“Kisah tentang penyebrangan Musa di Laut Merah, misalnya, atau banjir Nuh, adalah kisah-kisah yang sulit dipercayai sebagai sesuatu yang pernah terjadi secara faktual. Kisah-kisah itu sebaiknya dipahami secara metaforis saja” (Menyegarkan kembali pemikiran Islam hal 67)
Ulil juga menulis suatu tulisan yang ia beri judul “Al-Quran dan Spiderman”
Ia telah membandingkan antara kisah nabi Adam dengan dongeng Spiderman dan film-film Hollywood lainnya.
Ulil berkata :
“Saya baru saja menonton film Spider Man 2. Tentu film ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kajian al-Quran. Tetapi, setelah menonton film itu, saya mengirim sms pendek ke sejumlah teman, bahwa pada akhirnya manusia membutuhkan dongeng atau kisah…” (Menjadi Muslim Liberal hal 12)
“Dongeng-dongeng Hollywood, bagi saya, kurang begitu menarik, karena terlalu menekankan aspek-aspek heroic dalam manusia. Kita tengok Superman, Batman, dan Spiderman, semuanya adalah manusia –meminjam istilah Iwan Fals- “setengah dewa” yang begitu raksasa dan bisa menyelesaikan dilema kejahatan dan kebaikan dengan begitu gampang. Saya kira, al-Quran memberikan contoh yang lebih realistis tentang manusia : Adam sebagai manusia yang rentan, tetapi kembali menjadi kuat karena tobat.” (Menjadi Muslim Liberal hal 13)
Sanggahan :
Pertama : Pernyataan Ulil bahwasanya kisah-kisah di Al-Quran hanyalah dongeng sungguh sama persis dengan pernyataan para pendahulunya dari Abu Jahal, Abu Lahab, dan para pengikutnya. Mereka berkata :
يَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ
Orang-orang kafir itu berkata: “Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu.” (QS Al-An’aam : 25)
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَذَا إِنْ هَذَا إِلا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: “Sesungguhnya Kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau Kami menghendaki niscaya Kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala”. (QS Al-Anfaal : 31)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka “Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” mereka menjawab: “Dongeng-dongengan orang-orang dahulu” (QS An-Nahl : 24)
لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا هَذَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَذَا إِلا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ
Sesungguhnya Kami dan bapak-bapak Kami telah diberi ancaman (dengan) ini, dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!”. (QS Al-Mukminun : 83)
إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.” (QS Al-Qolam 15)
Kedua : Kalau akal Mas Ulil tidak bisa membenarkan kisah banjir Nabi Nuuh ‘alaihis salaam dan terbelahnya Laut Merah dengan tongkat Nabi Musa ‘alaihis salaam maka ingatlah Allah telah berkata tentang diriNya
إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia. (QS Yaasin : 82)
Mas Ulil apa lupa, yang namanya mukjizat memang aneh mas, kalau tidak aneh maka bukan mukjizat.
Saya heran sama Mas Ulil, kalau Fir’aun sebelum meninggalnya akhirnya “sadar” –meskipun sudah terlambat- dan beriman dengan Allah, beriman bahwa mukjizat nabi Musa benar-benar datang dari Allah, dan mukjizat yang terakhir dilihat oleh Fira’un adalah mukjizat terbelahnya Laut Merah…, maka kenapa Ulil tidak percaya?. Apakah Mas Ulil kalah sama Fir’aun?
Saya juga aneh sama mas Ulil, diantara dongeng –menurut kriteria mas Ulil- dalam al-Qur’an adalah kisah lahirnya Nabi Isa tanpa ayah. Bukankah ini tidak masuk akal menurut “akal” Mas Ulil?, apalagi lahir kemudian jadi “Tuhan”?!, lantas kenapa Mas Ulil ngeyel memberi ucapan selamat kepada sesuatu dongeng yang tidak masuk akal?? Bahkan mengejek seorang muallaf yang tidak mau memberi selamat atas sesuatu yang tidak masuk akal ini??!!
Ketiga : Pernyataan Mas Ulil bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an adalah dongeng belaka dan tidak faktual maka ini berarti Allah telah berdusta dan dustanya berulang-ulang karena kisah dalam Al-Qur’an sangatlah banyak.
Mas Ulil coba renungkan, jika mas Ulil dikatakan berdusta bagaimana menurut mas Ulil?, apalagi kalau dustanya berulang-ulang?
Bagaiamana perasaan kaum muslimin selama 14 abad lebih, ternyata selama ini mereka dibohongin oleh Tuhan mereka??!!. Apalagi Tuhan mereka tidak pernah memberi isyarat bahwa kisah-kisah itu hanyalah bohong belaka, bahkan Tuhan membawakannya seakan-akan benar dan menggambarkan akan kekuasaan Tuhan. Eh…ternyata hanya boong belaka !!!, kekuasaan Tuhan yang membelah Laut Merah dan Mengeluarkan banjir besar hanyalah boong belaka??
Kalau Mas Ulil tidak mau dikatakan pembohong, tidak mau dikatakan pendongeng…, lantas kenapa Mas Ulil tega melakukannya kepada Tuhan Mas Ulil yang telah menciptakan tangan Mas Ulil untuk menulis dan menciptakan bibir Mas Ulil untuk berbicara??. Gunakanlah tangan dan bibir mas Ulil untuk memujiNya bukan untuk mencelaNya !!
Keempat : Selain mengecap kisah dalam Al-Qur’an adalah dongeng, ternyata Mas Ulil juga mengkritik dongeng tersebut seakan-akan salah dan kurang pas cara pendongengannya. Karena kisah seperti banjir Nuh dongengnya kurang bagus, karena menggambarkan bahwa Allah adalah pendendam dan pemarah, seperti Tuhannya Kaum Yahudi.
Ini sungguh penghinaan di atas penghinaan, sudah menuduh Allah adalah pendongeng, ternyata Allah juga tidak pandai berdongeng !!!.
Gimana kalau Al-Quran yang buat Mas Ulil aja, kali Mas Ulil hebat dalam berdongeng karena sering nonton dongeng-dongeng Hollywood, jadi pengetahuan tentang dongeng Mas Ulil lebih baik dari Allah, Tuhan Yang telah menciptakan tangan Mas Ulil untuk menulis dan bibir Mas Ulil untuk berbicara.
Terakhir saya bertanya kepada Mas Ulil…, Mas Ulil ini orang Islam?. Mungkin Mas Ulil akan menjawab : Iya Saya orang Islam, tapi bukan seperti sampeyan, saya Muslim Liberal !!!
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 30-02-1436 H / 22-12-2014 M
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
Entah kenapa saya jadi teringat Abdullah bin Ubay bin Salul.
Namun sayang, kesimpulan hidupnya sangat tragis, mengakhiri kehidupan dunia dengan gelar Bapak Munafiqin di era ummat akhir zaman hingga diharamkan kaum Muslimin untuk mensholatkannya.
Semoga sebelum wafatnya Mas Ulil segera diberi hidayah oleh Allah.
Karena tak bisa dipungkiri, dia adalah korban syubhat orang-orang di lingkungannya, dikiranya berani membaca syubhat itu berarti berani menerima kebenaran dari sudut pandang yang berbeda. Pada akhirnya malah memelintirkan aqidahnya & menghancurkan prinsip agamanya.
Dia tak sadar bahwa sebenarnya tak ada kebenaran dari sudut pandang selain sudut pandang Allah, sekalipun manusia menganggapnya baik sekalipun.
Bahkan seorang Liberalis pun terbukti bisa menjadi Fasis jika sudah berbicara tentang Agama.
Sy rasa ada baiknya ulil menyatakan diri bukan seorang muslim.
Itu akan lebih baik..
Apa jg perlunya ulil mengakunislam kl di kepalanya tdk menemukan halnyg baik ttg islam.
Dgn begitu kami kaum Muslim blh sedikit bernafas lega dr geramnya hati atas pemikiran dangkal si ulil ini..
Allah yang menciptakan tangan untuk menulis dan bibir untuk berucap sebagai saksi bahwa ada manusia semacam om ulil ini yang bibirnya lancang sekali mencela pencipta tangan dan bibirnya…oh kasihan kau om ulil..
UAA bingung mau menjawab pertanyaan ust FA, mmg orang ini sejatinya akal warasnya udah hilang krn dijejali pemikiran liberal, kasihan sekali ngomong ngalor ngidul g karuan, smg ALLOH membuka haatinya & memberinya hidayah sunnah……………..
Si ulili hanya menggunakan otaknya, yg menurut dia cerdas, padahal keblinger, benar seperti yg disebutkan dalam alquran, dan mungkin si ulil adalah generasi penerus kaum jahiliyah jaman nabi, sebaiknya si ulil banyak bertanya dan belajar ke mertuanya dulu…sebelum banyak mikir dan comment…supay kelihatan sedikit cerdas.
Memahami Al-quran, ada kalanya pake LOGIKA,dan ada kalanya pake IMAN makanya di dalam ayat Al-quran, Allah berfirman “sami’na wa atho’na”…..sementara mas Ulil karena “keliberalannya” jadi ngawur ilmu agamanya, karena ukurannya hanya “LOGIKA”
Semoga Ulil diberikan Hidayah oleh Allah SWT. Karena keterbatasan penalaran dalam memahami bukti2 kekuasaan Allah SWT. Di coba lagi utk perenungan Insya Allah diberikan Hidayah oleh Allah SWT.
Mas ulil semoga Allah memberimu hidayah sunnah…
Ulil menggunakan otaknya yang sdh dikuasai syaitan.. semoga Ulil dibukakan hatinya utk tdk mndustai hati nuraninya lg.
Ulil itu ngomongnya pake otak, cuma otaknya gak nyampek.. Pdhal ilmuan sudah bnyk membuktikan kebenaranya bahkan scr ilmiyah.. Dan ilmuwan tersebut akhirnya masuk Islam Dan percaya alquran.. Jelas si ulil ini otaknya kalah jauh sama para ilmuwan.. Ngomongnya sok tahu aja.. Diguyu semutt koee lilll..
semoga ALLAH merahmati ustadz firanda
Ulil harusnya buat pernyataan sj bahwa dia itu bukan seorang Muslim, dan menurut ana sih lebih baik ulil membuat agama baru yaitu AGAMA PENGKRITIK AGAMA, jadi silahkan Kritik semua Agama, baik itu tata cara atau kitab sucinya dan buat kitab suci sendiri utk membuktikan bahwa dia patut dan lebih baik dr kitab suci yg dikritiknya, drpada dia ngaku seorang Muslim tp mengkritik Agamanya sendiri bahkan Kitab suci.
Buat mas ulil, coba dah bkin 1 tema saja tutorial cara membuat al-qur’an yg bner.
semoga Allah memelihara hambanya yang ikhlas dari pengaruh orang seperti ulil, semoga Allah merahmati ustad dan guru kita (ustad firanda) dalam mendidik ummah memahami syariat Agama islam.
Ada catatan menurut sy ustadz, semoga berkenan.
Soal yg nabi isa lahir tanpa bapak, terus jadi Tuhan, harap diralat, karena mnggambarkan seolah itu dri islam, karena di awal kita membahas kisah dalam islam, dan tidak menyangkut kisah ala nasrani.
Ustadz, artikel2 Ustadz bagus tp gk da tombol sharenya ustadz.Alangkah lbh bagus lagi ada tmbol share biar dishare ke sosmed dan bnyk manusia yg tau kebenaran ini
Semoga ULIL, mau membaca dan merenungi nasehat dari Ustadz.
Jazakallahukhoir ust atas bantahan ilmiyah yang sangat bermanfaat untuk membendung pemikiran sesat ULIL cs
Assalamu alaikum wr wb.
Terima kasih banyak Ust. Firanda atas penjelasannya. Ya. Allah, berikanlah hidayah kepada kami semua, termasuk kepada Mas Ulil Abshar. Amin.
Jazakumullah khairan katsir,Ustadz teruslah beripencerahan ke pada umat,agar faham Liberal ini tidak meracuni umat di Negri ini….
Wahai Ulil…sekali2 kenapa nt mengkritisi kristen gitu, knapa hanya Islam yg nt obok2. masuk tuh ke gereja2, nah bantah pake akal nt yg super. Atau datang ke Bali, nah kritisi tuh orang2 yg sembahyang nyembah2 batu tapi bawa makanan. Atau org Budha, kong hu tchu, yahudi, kahuripan, buanyaaaakk yg lain yg bisa nt garap. Ngapain slalu Islam. Apa krn ga ada kepengnya?