Penyambung silaturahmi sejati adalah yang tetap berbuat baik dan menyambung hubungan dengan kerabat yang berbuat buruk atau jahat kepadanya, dalam hadits :
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Bukanlah penyambung silaturahmi adalah yang hanya menyambung kalau dibaikin, akan tetapi penyambung silaturahmi adalah yang tetap menyambung meskipun silaturahminya diputuskan (oleh kerabatnya)” (HR Al-Bukhari no 5991)
Kita bersilaturahmi karena perintah Allah, tidak menunggu dibaiki baru kita berbuat baik. Justru semakin membuktikan kita tunduk kepada perintah Allah tatkala kita diputuskan silaturahmi -dengan keburukan ataupun kejahatan- namun kita tetap berusaha menyambungnya karena Allah.
Karenanya jangan sampai kita sekarang dalam kondisi lagi marahan sama keluarga…marahan sama kakak, atau adik, atau om atau tante, atau bahkan sama orang tua.
Maafkan mereka, dan tetap sambung silaturahmi…karena Allah, niscaya umur kita berkah dan dipanjangkan oleh Allah, rizki dilapangkan dan