Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar adalah perbuatan syirik yang dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Orang yang melakukan syirik besar akan ditimpa 3 musibah:
1. Seluruh amalannya akan gugur
Allah ﷻ berfirman,
و َلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Telah diwahyukan kepada engkau dan juga Rasulullah-Rasulullah sebelum engkau. Apabila engkau berbuat syirik (syirik akbar) maka akan gugurlah seluruh amalanmu, dan sungguh engkau akan menjadi orang yang merugi (di neraka Jahanam).”([1])
Ancaman ini berlaku untuk umat Rasulullah Muhammad ﷺ dan juga umat seluruh utusan Allah sebelumnya. Demikian pula dalam ayat yang lain, setelah menyebutkan para utusan-Nya, Allah kemudian berfirman mengenai mereka,
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Kalau seAndainya mereka berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalan yang telah mereka lakukan.”([2])
Ayat ini disampaikan kepada para rasul padahal mereka tentu saja tidak akan melakukan kesyirikan, karena dijaga oleh Allah ﷻ. Jadi maksudnya adalah seandainya Rasulullah Muhammad ﷺ yang mana beliau adalah manusia yang paling mulia, yang mana surga tidak akan terbuka kecuali diketuk oleh beliau, juga melakukan kesyirikan maka amalannya akan gugur, apa lagi orang-orang yang kedudukannya berada di bawah Rasulullah ﷺ.
Sebagai contoh ada seorang hamba yang selama 60 tahun melakukan amal saleh, kemudian sebelum meninggal dunia dia melakukan syirik besar, maka amalannya selama 60 tahun tersebut baik berupa haji, sedekah, infak, dan berbakti kepada orang tua, seluruhnya gugur. Karena dia akhiri amalannya dengan berbuat syirik besar kepada Allah ﷻ.
2. Dosanya tidak akan diampuni
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa lainnya bagi siapa yang Ia kehendaki.”([3])
Jika seseorang meninggal dunia dalam kondisi berbuat maksiat, misalnya sedang berzina, atau karena bunuh diri, atau merampok lalu meninggal karena ditembak polisi, maka dia telah melakukan dosa besar yang mana belum sempat bertobat sehingga terancam dengan neraka Jahanam. Akan tetapi masih ada kemungkinan bagi Allah untuk mengampuninya.
Berbeda halnya jika dia meninggal dalam keadaan berbuat syirik besar dan belum sempat bertobat, maka mustahil diampuni oleh Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
“Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari ayat-ayat Allah (mendustakan ayat-ayat Allah) maka tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta bisa dimasukkan ke dalam lubang jarum.”([4])
Orang musyrik mustahil masuk ke dalam surga kecuali setelah onta bisa dimasukkan ke dalam lubang jarum. Sedangkan tidak mungkin ada onta yang bisa masuk ke dalam lubang jarum, artinya tidak mungkin orang musyrik itu masuk surga.
3. Kekal di dalam neraka Jahanam
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَ مَأْوَاهُ النَّارُ وَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah maka telah Allah haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka Jahanam dan tidak ada penolong baginya.”([5])
Ketiga musibah ini saling berkaitan. Barang siapa yang melakukan syirik besar maka seluruh amalannya akan gugur, kemudian jika ia meninggal dalam keadaan belum bertobat maka tidak akan diampuni oleh Allah, dan akan dikekalkan di dalam neraka.
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA. Diambil Dari Buku Syarah Kitabul Jami’
_________________