Meskipun bukan pada permasalahan ini akan tetapi ini sebagai tanggapan atas kritikan ustadz Dzulqornain yang ingin menepis kenistaan pemikiran saya. :
Pertama : Perkataan beliau ((Ana telah mengingatkan antum masalah Abu Nida, tapi masih saja hal yang sama berulang dengan keberadaan Syaikh Sa’ad memberi ceramah di Jamilurrahman, seakan-akan tidak ada kecemburuan terhadap suatu hal yang membahayakan dakwah salafiyah. Wallahul Musta’an.)). Hal ini telah ana jelaskan dalam tulisan ana di (“Ada Apa Dengan Radio Rodja & Rodja TV (bag 2)? – Surat Al-Ustadz Dzulqornain Kepada Syaikh Sholeh Al-Fauzaan“) dan. Dan Syaikh Sa’ad maupun sykh Abdurrozzaq tidak pernah ceramah di jamilurrahman. Akan tetapi Ustadz Abu Nida sendiri yang langsung mengundang Syaikh Sa’ad ke pondok Bin Baaz. Kalau memang jamilurahan dan pondok Bin Baaz sesat tolong antum nasehati Syaikh Sa’ad. Sekalian juga nasehati beliau yang nekat mengisi kajian berbarengan dengan Syaikh Ali Hasan Baarokallahu fiik
Kedua : Perkataan al-Ustadz ((Saya merasa tenang dengan tahdzir Saya terhadap Rodja dengan kalimat-kalimat ringkas yang telah tersebar, dan Saya tidak perlu membuat bantahan untuk Ustadz Firanda lagi karena memang dari awal Saya tidak pernah berselera untuk melayaninya.))
Ini menunjukkan memang al-Ustadz sepakat dengan Syaikh Robi’ dan juga syaikh-syaikhnya yang lain untuk bahagia mentahdzir radiorodja. Tapi anehnya ustadz mengatakan bahwa tahdziran tersebut diperuntukan bukan untuk orang awam, orang awam sebaiknya mendengar rodja. Namun ternyata tahdziran tersebut justru tersebar ke orang awam.
Ketiga : Perkataan al-Ustadz ((Tentang sebagian penyelenggara umrah gratis di Madinah yang merupakan asuhan pihak yang bermanhaj tidak jelas, Saya mempertanyakan mengapa Ustadz Firanda menjadi penerjemah bagi sebagian orang sururiyyin yang merupakan syaikh pemandu acara umrah itu? Sebagian Ustadz menjawab, “Itu hanya Firanda. Kami tidak ikut di dalamnya, dan kami telah mengingatkan Firanda tentang hal tersebut.”))
Kritikan :
– Ini adalah umroh yang diadakan oleh Maktab Jaliyaat di Madinah. Dan saya kebetulan tatkala itu menjadi dai di Maktab tersebut, dan tentunya maktab ini dibawah naungan pemerintah, dan dibawah naungan mudir Jami’ah Islamiyah serta Imam al-Masjid Nabawi Asy-Syaikh DR. Abdul Muhsin Al-Qoosim, dan juga sempat di Isyrof oleh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr. Jika dinilai manhajnya tidak jelas..yaa itu terserah al-Ustadz.
– Dari mana ustadz mendapatkan info ini?? Ternyata dari muridnya (anggota Jama’ah Tahdzir) yang juga ikut serta dalam umroh tersebut. Saya jadi bingung, muridnya ini ikut menikmati umroh gratis, lantas ikut memberi info untuk mencela umroh yang ia ikuti juga??!!
– Siapa Syaikh Sururi yang saya terjemahkan tersebut??, tolong sebutkan siapa namanya dan apa sururiahnya?? Agar ustadz tidak dituduh suka menuduh tanpa bukti.
– Ceramah apa yang saya terjemahkan??, ternyata ceramah tentang adab umroh dan ikhlas dalam beribadah??
Keempat : Al-Ustadz berkata ((ada sedikit kesalahan terjemah dari Ustadz Firanda, yaitu ucapan Syaikh,
الشيخ : تعاونوا مع ذي القرنين، هو رجل طيب وإن كان كما تقول أنه متشدد شوي
Oleh Ustadz Firanda diterjemah,
“Syaikh : “Bekerja-samalah dengan Dzulqornan, ia adalah orang yang baik, meskipun dia agak keras -sebagaimana kau katakan- “.”
Seharusnya diterjemah,
“Syaikh : “Bekerja-samalah dengan Dzulqarnain, ia adalah orang yang baik. Kalau pada (Dzulqarnain) memang terdapat hal seperti apa yang kamu katakan, sesungguhnya dia agak keras.”.”
Saya kira semua orang bisa membedakan antara dua ibarat.
Kalau menurut terjemahan Ustadz Firanda, Syaikh sudah menyetujui laporan Ustadz Firanda dan menghukumi Dzulqarnain sebagai orang yang agak keras.
Kalau menurut terjemahan Saya, Syaikh masih menunggu kepastian kebenaran laporan Ustadz Firanda. Andaikata laporan tersebut benar, berarti Dzulqarnain agak keras)).
Kritikan : Saya rasa semua orang bisa menilai siapa yang salah menerjemah. Kalau terjemah versi al-Ustadz maka seharusnya Syaikh berkata فإنه متشدد, dengan tambahan huru faa. Meskipun al-Ustadz telah menasehati saya untuk belajar kembali bahasa Arab, maka saya katakan “Mari kita berdua bersama-sama belajar bahasa Arab”
Kelima : Al-Ustadz berkata : ((Ustadz Firanda menyebutkan salah satu jawaban Saya:
“Tanya:
Ustadz ana punya majalah yang di kelola oleh dai-dai ihya At-Turats, tapi dalam masalah ekonomi saja. Bolehkah mengambil ilmu ekonomi dari mereka?
Jawab:
“Ini Masalah mengambil ilmu dari ahlul Bid’ah atau orang-orang yang mendukung at-Turats, berada diatas pemikiran mereka, ini adalah dai-dai yang tidak berjalan diatas jalan Sunnah, maka tidak boleh seorang mengambil dari ilmu Sunnah dalam bidang apapun dari orang-orang yang tidak berada diatas sunnah, Bukan berartinya seluruh yang disebut ahlul Bid’ah itu pasti salah, tidak, tapi para Ulama Sepakat untuk memboikot ahlul bid’ah dan tidak menganjurkan manusia belajar, sebab mungkin saja ada hal-hal yang mereka masukkan disela-sela pembahasan mereka yang lain dianggap bagus.
Kemudian dari sisi yang kedua mengenai masalah ilmu ekonomi sekarang, semua orang ingin bicara masalah ekonomi, semuanya ngambil dari para ulama ahlussunnah, ngapain ngambil dari orang-orang yang bermasalah, ilmu apa saja ada dari kalangan para ulama ahlussunnah, ada diterangkan dan tidak perlu seseorang menjatuhkan dirinya kedalam bahaya“”
Kemudian Ustadz Firanda berkomentar,
“Majalah yang dimaksud oleh penanya tentunya majalah yang sudah tersohor, yaitu majalah “Pengusaha Muslim”. Apakah majalah tersebut dikelola oleh para dai Ihyaa At-Turoots??, tentunya ini sebuah kebohongan nyata di siang bolong. Majalah ini sama sekali tidak dibantu oleh yayasan Ihyaa At-Turoots, bahkan dibiayai oleh seorang sahabat saya, seorang pengusaha, yang tentu ia tidak ingin disebutkan namanya di sini. –semoga Allah menjaga keikhlasannya-”
Tanggapan
Dalam pertanyaan tersebut, nama majalah tidak disebutkan. Oleh karena itu, dari mana beliau mengetahui maksud Saya dan maksud si Penanya?))
Krtikan :
– Jika bukan majalah “Pengusaha Muslim” lantas majalah apa dong yang khusus ekonomi?, apakah al-Ustadz tidak tahu waqi’ medan dakwah di Indonesia??.
– Ternyata juga majalah pengusaha muslim tidak dikelola oleh dai-dai Ihyaa At-Turots. (Kecuali yang dimaksud dengan dengan dai at-Turots adalah yang tidak semanhaj dengan Jama’ah Tahdzir). Seharusnya al-Ustadz –sebagai ustad yang mengerti tentang medan dakwah- bertanya ; Majalah apakah itu?, siapa dai-dainya?
– Jawaban ustadz juga menunjukan semua da’i at-turots adalah ahul bid’ah, tidak berjalan di atas sunnah, apakah benar demikian?
– Thoyyib jika memang al-Ustadz tidak memaksudkan majalah pengusaha muslim sekarang saya bertanya “Apa hukumnya membaca majalah pengusaha muslim”
Keenam : Perkataan Al-Ustadz ((Saya tidak bisa memahami dari mana Ustadz Firanda menyangka bahwa Syaikh Shalih memuji Ihyâ` At-Turâts. Dari tanya-jawab yang disebutkan, tidak ada pujian Syaikh Shalih terhadap Ihyâ` At-Turâts. Yang ada hanyalah ucapan Syaikh, “Yang membantu kalian, ambillah bantuannya dan manfaatkan bantuan tersebut”. Semua orang memahami bahwa pembolehan mengambil dana bukanlah pujian))
Krtikan : Berikut pujian beliau, al-‘Allâmah Shâlih Fauzân al-Fauzân hafizhahullâhu :
فقد اطلعت على نسخة من منهج جمعية إحياء التراث الاسلامي للدعوة والتوجيه فوجدته منهج صحيحا يتماشى مع الكتاب والسنة وما تحتاجه الأمة فجزى الله القائمين على هذه الجمعية خير جزاء وأمدهم بنصره وتوفيقه .
“Saya telah menelaah nuskhah (copy) yang berisi manhaj Perhimpunan Ihyâ` at-Turâts al-Islâmî lid-Da’wah wat-Taujîh dan saya dapati sebagai suatu manhaj yang benar, yang berjalan selaras di atas al-Kitâb (al-Qur`ân) dan as-Sunnah, dan dibutuhkan oleh umat. Semoga Allôh memberi balasan kepada para pengurus perhimpunan ini dengan sebaik-baik balasan, dan semoga Allôh menolong mereka dengan pertolongan dan taufiq-Nya.”
اطلعت على كثير من المشاريع الخيرية التي تقوم بها الجمعية وإني قد سررت بذلك وأسال الله لهم التوفيق والسداد .
“Saya telah melihat banyak dari proyek-proyek sosial yang dilaksanakan oleh jum’iyah (Ihyâ`ut Turâts), dan saya merasa gembira dengan hal tersebut. Saya mohon kepada Allôh agar memberikan taufîq dan kelurusan bagi mereka.
Adapun link nya telah ana cantumkan di (http://www.turathkw.com/topics/current/index.php?cat_id=13)
Al-Ustadz Dzulqornain tatkala ana berdialog langsung dengan beliau, ia menyatakan bahwa Syaikh Sholeh Al-Fauzan mengetahui penyimpangan Ihyaa At-Turots, maka saya berkata, “Jika Syaikh tahu lantas kenapa beliu tidak mentahdzir?, malah memuji?, malah membolehkan ambil dana??. Tolong datangkan satu saja tahdziran syaikh sholeh Al-Fauzan terhadap At-Turots???
Akui saja kalau al-ustadz berbeda dengan syaikh Sholeh Al-Fauzan tentang masalah at-Turots.
Dan jika firanda ternyata kurang akal…, maka berarti boleh dong firanda bertaqlid kepada Syaikh Sholeh Al-Fauzan?? Juga bertaqlid kepada Syaikh Abdul Muhsin dan Syaikh Abdurrozzaq?? Kenapa mesti sewot !!
Ketujuh : Perkataan Al-Ustadz ((Saya tidak mengetahui Syaikh Al-Fauzan Menyalahkan keritikan saya terhadap Rodja. Juga ada kalam dari Syaikh Rabi’))
Kritikan : Al-Ustadz seharusnya paham sindiran Syaikh Sholeh Al-Fauzan dalam jawabannya untuk tidak sibuk mencela yayasan dan para dai ??. Jadi maksud Syaikh Sholeh Al-Fauzan apa kalau bagitu??, ini bukan kritikan terhadap antum??.
Demikian juga hal ini menunjukan al-Ustadz setuju dengan tahdzir Syaikh Robi terhadap Radiorodja, sebagaimana yang digembirakan oleh Al-Ustadz Luqman Ba’abduh dan al-Ustadz Askari. Dan mengenai hal ini telah saya kritik.
Kedelapan : Perkataan al-Ustadz ((Amatlah mengherankan bila seseorang yang merasa dirinya sangat berilmu, sudah berada pada kedudukan ulama))
Kritikan : Alhamdulillah mudah-mudahan saya tidak merasa demikian. Maaf, dimanakah saya pernah menyatakan demikian?. Adapun kalau saya mengkritik Syaikh Robi’ maka telah saya jelaskan berulang-ulang 2 kesalahan fatal syaikh Robi’. Dan saya masih menunggu pembelaan al-Ustadz Dzulqornain cs terhadap Syaikh Robi’, sebagai masukan bagi saya.
Ataukah tidak sebalikan al-Ustdaz yang malah merasa berilmu yang sangat nampak dari perendahannya (tanpa bantahan) kepada Syaikh Ali Hasan??
Kesembilan : Mengenai Radiorodja ibarat orang fajir?. Saya telah mengambil dzohir perkataan al-Ustadz bahwa radiorodja Fajir. Ini kesalahan saya, ternyata maksud al-Ustadz bukanlah makna dzohirnya.
Akan tetapi mengkiaskan radiorodja dengan orang fajir bagaimanapun tetap bermakna konotasi negatif, meskipun tidak melazimkan para pengisi radiorodja adalah orang-orang fajir, tapi intinya ada nilai kesamaan atau yang disebut dengan ‘illah jaami’ah. Nah saya sekarang ingin bertanya kepada ustadz, lantas apa sisi al-ustadz menyamakan radiorodja dengan orang fajir?
Kesepuluh : Al-Ustadz menyatakan Syaikh Muhammad Hasan diputar videonya di Radiorodja, serta syaikh-syaikh menyimpang yang lain…, bukankah ini kedustaan al-Ustadz?. Kalau bukan dusta tolong datangkan buktinya. Selain itu siapa lagi syaikh-syaikh yang menyimpang selain Syaikh al-Arifi yang diputar videonya di Radiorodja?
Terakhir kita masih menunggu apa sih kritikan utama yang mendasari al-Ustadz begitu semangat mentahdzir Radiorodja??. Kita ingin bukti yang nyata bukan yang dipaksa-paksakan apalagi kedustaan, hingga nantinya bisa menjadi masukan bagi Radiorodja. Toh Radiorodja pasti ada kesalahannya, namanya orang berdakwah dan banyak ceramah pasti tergelincir…akan tetapi tolong jelaskan ketergelinciran radiorodja??
Demikian dulu catatan ringan atas tanggapan al-Ustadz Dzulqornain, akan tetapi semua catatan tersebut bukan masalah pokok dan inti. Saya lebih tertarik untuk membahas masalah manhaj yang saya utarakan, seperti aqidah syaikh Robi’ bahwa wajib membenci mubtadi’ muslim 100 persen, dan para salaf dahulu menghajr tanpa melihat maslahat. Ini yang saya lebih nantikan, karena inilah yang sangat berpengaruh pada sifat keras saudara-saudara kita dari jama’ah tahdzir. Demikian juga kesalahan firanda dalam persalahan muwaazanah, itu juga sangat saya nantikan, dan saya harap al-Ustadz Dzulqornain mendahulukan permasalahan ilmiyah ini setelah permasalahan Syaikh Robi’ agar dialog menjadi focus, bukan katanya dan katanya…
Karena kalau hanya sekedar katanya dan katanya tentang al-ustadz Dzulqornain maka banyak info yang telah masuk kepada saya, hanya saja tidak pantas untuk saya sampaikan di forum ini karena tidak berkaitan dengan pembahasan ilmiyah.
Sungguh tanggapan berupa pembentukan opini maka mungkin saya tidak berminat lagi. Baarokallahu fiikum.
Atau jika al-Ustadz Dzulqornain berkenan maka saya mengajak Al-Ustadz berdialog terbuka bisa disiarkan secara live dan diikuti oleh seluruh salafiyin…, atau jika berkenan juga kita majukan di meja persidangan karena al-Ustadz telah mencemarkan nama baik Radiorodja!!. Sungguh saya melihat manfaat yang dilakukan oleh Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili tatkala menantang Syaikh Muhammad bin hadi untuk berdialog terbuka secara live, akan tetapi tidak ditanggapi oleh beliau. Akhirnya Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily mengadukan syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkholi, sehingga sekarang fedahnya adalah Syaikh Muhammad pun terdiam dan tidak lagi sibuk mentahdzir beliau, karena setiap tahdziran yang tanpa hujjah akan menjadi boomerang bagi beliau.
Semoga Allah menyatukan hati-hati para salafiyin, menjadikan mereka tersibukan untuk membantah ahlul bid’ah bukan untuk mencari-cari kesalahan-kesalahan saudara-saudaranya, lalu mentahdzir dan mentabdi’.
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 03-01-1435 H / 06-11-2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com
Akankah Syaikh Rabi dan Syaikh-Syaikh Lain bernasib Seperti Syaikh Yahya?
http://predatortukpencarialhaq.wordpress.com/2013/11/02/akankah-syaikh-rabi-dan-syaikh-syaikh-lain-bernasib-seperti-syaikh-yahya/
Sekitar tahun 2008 yang lalu, sebuah website bernama http://www.salafy.or.id yang merupakan corong firqah Lukmaniyah hingga kini memuat fatwa dari seorang Syaikh bernama Yahya bin Ali Al-Hajuri mengenai fenomena manhaj Yazid Jawwaz dkk di Indonesia ini.
Inti dari muatan fatwa tersebut adalah tahzir (kepada Yazid Jawwaz, dll). Dan sebelum mereka bertanya kepada Syaikh Yahya, mereka tampilkan terlebih dahulu bagaimana kedudukan Syaikh Yahya di tengah mereka:
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh saudara–saudara dari Indonesia kepada guru kami Abu Abdurrahman Yahya bin Ali al Hajury semoga Allah senantiasa menjaganya (beliau pengganti pengasuh ma’had Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah sepeninggal beliau, red), yang telah dikatakan kepadanya oleh Guru dan Ayah kami al Muhaddis al ‘Allamah (ahli hadits yang sangat berilmu) Imam dalam ilmu Jarh dan Ta’dil Abu Abdirrahman Muqbil bin Hadi al Wadi’iy semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepadaNya dan memasukkannya ke surgaNya yang luas : “Sesungguhnya dia (syekh Yahya) adalah ahli hadits yang faqih (membidangi fiqh) , pemberi nasehat dan amanah, disukai oleh saudara-saudaranya karena apa yang mereka lihat padanya dari keyakinannya yang baik, kecintaannya terhadap sunnah dan kebenciannya terhadap hizbiyyah (kekelompokan) yang bisa merubah (seseorang menjadi jelek), dan dia membantu saudara-saudaranya muslimin dengan fatwa-fatwa yang bersandar pada dalil”.
Maka soal-soal ini dan jawaban syekh Yahya atasnya adalah tepat dengan apa yang telah dijanjikan oleh syekh Muqbil sebelum meninggalnya.
Kami memohon kepada Allah untuk membenarkan jawaban syekh Yahya atas pertanyaan-pertanyaan ini dan menjadikannya dalam timbangan kebaikannya sesungguhnya Dia yang mengurusi itu dan yang Maha Mampu atas yang demikian.
Dan sebelum masuk kepada soal, kami akan menyebutkan sejarah ringkas tentang dakwah Salafiyyah di Indonesia.
Dengan kedudukan yang mulia ini maka beliau menjadi salah satu sumber rujukan ilmiah firqah Lukmaniyah untuk bertanya mengenai perkara manhaj yang ada di Indonesia.
Namun semua itu berubah 180% ketika Syaikh Yahya terlibat sebuah “konflik” dengan Syaikh Al-Adeni (Akan kami bahas pada tulisan yang lain). Sejak permasalahan ini maka sikap mereka menjadi berubah kepada Syaikh Yahya.
Sayangnya arsip fatwa ini sekarang telah dihapus, nama syaikh besar Yahya pun telah mereka tendang keluar dari web site tersebut. Namun tanpa mereka sadari arsip tersebut masih dapat Anda lihat di blog ini.
Tikaman mereka kepada Syaikh Yahya bahkan Jauh lebih buruk dan lebih hina dari tikaman mereka kepada Yazid Jawwaz dkk. Obral vonispun mulai bermunculan dari mereka dengan harga yang sangat-sangat murah mulai dari haddadi hingga mubtadi.
Dan tentunya ini semua dikarenakan mereka lebih percaya/tertarik dengan hujjah Syaikh Al-Adeni yang lebih murah ketimbang hujjah Syaikh Yahya yang luar biasa mahal yang tak mampu mereka beli dengan kejujuran mereka. Padahal mereka tidak ada di TKP (Dammaj) waktu kasus itu terjadi.
Yang lucunya adalah tidak ada satupun dari mereka yang mau mengkroscek permasalahan ini kepada kedua Syaikh tadi, yaitu Syaikh Yahya dan Syaikh Al-Adeni sehingga bisa didapat kesimpulan yang objektif dari permasalahan ini (terutama dai yang bernama Lukman Ba’abduh karena ia adalah alumni Dammaj), bukan kesimpulan sepihak semata (membela Syaikh Al-Adeni secara buta).
Lain halnya dengan murid-murid Dammaj pada waktu itu, tidak ada keharusan bagi mereka melakukan itu karena Syaikh Al-Adeni masih bersama mereka di Dammaj. Jadi semua sepak terjang Syaikh Al-Adeni ini terpantau jelas sehingga tidak membutuhkan lagi klarifikasi ilmiah.
Tiba-tiba sebuah blog hina yang bernama http://www.tukpencarialhaq.com dan http://www.dammajhabibah.com muncul ke permukaan dan langsung menjadi media gosip ternama tanah air di dalam pemberitaan Syaikh Yahya ini. Dan setelah kami baca konten mengenai Syaikh Yahya dalam blog ini maka tidak ada yang dapat kami lihat darinya kecuali hanya sekedar gossip semata.
Dari kejadian ini, kita dapat melihat dengan jelas bagaimana manhaj firqah Lukmaniyah ini dalam memperlakukan para ulama. Terhadap Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, dll yang mereka jatuhkan vonis mubtadi mungkin itu tak jadi soal bagi kita karena kita Syaikh Ali bukanlah guru mereka di Dammaj.
Namun di sini terpampang jelas fenomena yang luar biasa indahnya yang mereka lukiskan di tengah-tengah kehidupan dakwah salafiyah ini. Bagaimana guru mereka sendiri yang mereka angkat tinggi-tinggi seperti pada pujian di atas lalu mereka jatuhkan kembali ke tanah.
Dan siapakah yang bisa melakukan hal ini dari kelompok umat ini di negeri ini kalau bukan dari firqah Lukmaniyah?! Kepada Allah lah kita meminta tolong.
Yang menjadi pertanyaan besar di sini adalah: Mereka percaya dengan Syaikh Yahya sebagai seorang Alim yang ditunjuk oleh Syaikh Muqbil untuk dijadikan tempat bertanya. Artinya bila diukur dari segi keilmuan maka Syaikh Yahya tidak diragukan lagi, bahkan saat itu kedudukan keilmuan Syaikh Al-Adeni pun tenggelam di mata mereka oleh keilmuan Syaikh Yahya. Namun ketika Syaikh Yahya berselisih dengan Syaikh Al-Adeni maka mereka malah memilih pendapat Syaikh Al-Adeni dan membuang jauh-jauh hujjah Syaikh Yahya.
Bukankah ini adalah sesuatu yang mengherankan kita semua? Yang alim meraka tinggalkan dan yang selama ini tidak terpantau oleh mereka mereka dekati. (Akan ada tulisan yang lain yang akan membahas hal ini)
Dari apa yang mereka lakukan ini dapat disimpulkan bahwa:
dalam pandangan mereka keilmuan seorang ulama bisa menjadi tinggi dan rendah bila itu sesuai dengan kadar kecocokan hawa napsu mereka. Kalau cocok maka ulama itu berilmu dan dijadikan tempat rujukan dan kalau tidak cocok maka ia tidak memiliki nilai apa-apa lagi.
Sebab kalau mereka berjalan di atas ilmu tentu tidak akan sebodoh ini manhaj mereka dalam berpikir.
Nah di sini menjadi menarik, tatkala Sosok Syaikh Rabi dijadikan oleh mereka sebagai permata yang berkilau yang selalu dilirik (dimintai fatwa) setiap waktu. Ada apa-apa Syaikh Rabi…
Saat ini dalam pandangan firqah Lukmaniyah ini tidak ada tokoh ulama yang sebesar bahkan lebih besar dari Syaikh Rabi, siapapun dia. Dan siapapun yang berselisih dengan Syaikh Rabi maka Syaikh Rabi pasti benar karena sudah dipuji oleh para masyaikh dan manhajnya sangat-sangat cocok dengan manhaj firqah Lukmaniyah.
Dengan melihat sepak terjang mereka selama ini terhadap guru mereka maka bukan tidak mungkin bila sewaktu-waktu Syaikh Rabi yang mereka jadikan tempat bertanya dapat bernasib sama seperti Syaikh Yahya…
Boleh saja ada yang menyangka ini adalah sesuatu yang mustahil. Tapi catatan sejarah tidak bisa dipalsukan, vonis gila-gilaan yang biasa mereka lempar kepada musuh-musuh mereka saja berani mereka terapkan kepada guru mereka bila mereka mendapati darinya adanya ketidakcocokan dengan manhaj dan firqah mereka.
Terlebih Syaikh Rabi sendiri dari zaman beliau mengajar di Universitas Islam Madinah sudah memiliki banyak musuh dalam dakwah hingga sekarang ini. Artinya potensi terjadinya konflik tentu akan semakin besar terjadi. Apalagi beberapa orang anggota Haiah Kibarul Ulama sudah ada yang berpolemik dengan Syaikh Rabi.
Dan yang menjadi pertanyaan terakhir ini adalah bilamana dalam sebuah konflik Syaikh Rabi tidak sejalan dengan mereka lagi, apakah Syaikh Rabi akan menjadi Syaikh Yahya kedua?
Kita lihat saja…
assalamualaikum.. baarakallhufiikum ustadz… semoga allah merahmati antum.. bantahan demi bantahan silih berganti,.
Ustadz al faadhill… kami orang2 awam bingung dg semua ini.. apalagi yg baru belajar.. knp mesti hal ini terjadi.. jika memang al haq ada pada antum,mk allah punya cara indah tuk mngangkatnya ke permukaan.. adapun lisan – lisan hasud akan senantiasa selalu ada,,itu adalah sunnatullah.. alangkah indahnya antum sibukkan diri antum dg ilmu…itu lbih indah.. semakin antum mncari hujjah,maka mereka kan semakin mncari ‘pembenaran’ bagi keyakinan mereka.. baarakaallahufiikum..jazakumullah.
enggak usah bingung teruslah belajar akhi
[quote name=”insanbiasa”]assalamualaikum.. baarakallhufiikum ustadz… semoga allah merahmati antum.. bantahan demi bantahan silih berganti,.
Ustadz al faadhill… kami orang2 awam bingung dg semua ini.. apalagi yg baru belajar.. knp mesti hal ini terjadi.. jika memang al haq ada pada antum,mk allah punya cara indah tuk mngangkatnya ke permukaan.. adapun lisan – lisan hasud akan senantiasa selalu ada,,itu adalah sunnatullah.. alangkah indahnya antum sibukkan diri antum dg ilmu…itu lbih indah.. semakin antum mncari hujjah,maka mereka kan semakin mncari ‘pembenaran’ bagi keyakinan mereka.. baarakaallahufiikum..jazakumullah.[/quote]
[quote name=”insanbiasa”]assalamualaikum.. baarakallhufiikum ustadz… semoga allah merahmati antum.. bantahan demi bantahan silih berganti,.
Ustadz al faadhill… kami orang2 awam bingung dg semua ini.. apalagi yg baru belajar.. knp mesti hal ini terjadi.. jika memang al haq ada pada antum,mk allah punya cara indah tuk mngangkatnya ke permukaan.. adapun lisan – lisan hasud akan senantiasa selalu ada,,itu adalah sunnatullah.. alangkah indahnya antum sibukkan diri antum dg ilmu…itu lbih indah.. semakin antum mncari hujjah,maka mereka kan semakin mncari ‘pembenaran’ bagi keyakinan mereka.. baarakaallahufiikum..jazakumullah.[/quote]ya udah mas…..kita sama2 orang awwam sama2 nyimak aja, sampai kita tau hakikat yg sebenarnya (y)
Ngaku orang awam tapi sok bijak nasihati ustadz tapi gak nyambung. Kalau natum ngaku awam dan bingung udah gak usah ngikutin topik ini. Ngaji yg rajin ya..
[quote name=”insanbiasa”]assalamualaikum.. baarakallhufiikum ustadz… semoga allah merahmati antum.. bantahan demi bantahan silih berganti,.
Ustadz al faadhill… kami orang2 awam bingung dg semua ini.. apalagi yg baru belajar.. knp mesti hal ini terjadi.. jika memang al haq ada pada antum,mk allah punya cara indah tuk mngangkatnya ke permukaan.. adapun lisan – lisan hasud akan senantiasa selalu ada,,itu adalah sunnatullah.. alangkah indahnya antum sibukkan diri antum dg ilmu…itu lbih indah.. semakin antum mncari hujjah,maka mereka kan semakin mncari ‘pembenaran’ bagi keyakinan mereka.. baarakaallahufiikum..jazakumullah.[/quote]
بارك الله فيكم يا استاذ
Amin
barakallohu fiikum
ustadz, ana ada usul, apa gak sebaiknya masalah ini diangkat ke lajnah daimah saja, agar fitnah ini cepat selesai…..
Mantep tadz, sehari aja tanggapan keluar antum sudah bisa nulis sebanyak ini, hebat antum tadz…
hakekat keadaan jamah tahdzir wa tajrih: nggak murid2nya, nggak ustadz2nya modelnya seragam dalam kengawuran, seragam, dalam menuduh, seragam dalam mengamini setiap berita yg datang tanpa tabayun. mudah mencela, lisannya kotor penuh caci-maki, merasa tinggi/ujub & meremehkan orang2 yg berada di luar jamaahnya, contoh konkret pada diri ustadz Dzul yg meremehkan & merendahkan Syaikh Ali seolah2 ust Dzul jauh lebih berilmu dr Syaikh Ali, juga bagaimana kita lihat perendahan & sikap meremehkan beliau terhadap pribadi ust Firanda.
Barokallohu fiikum ustadz Firanda, (dari pecinta radio rodja)
Makin terlihat siapa yang hatinya keras dan siapa yang hatinya lembut…. Yang berhati keras pasti tanpa ragu, tanpa malu, tanpa risi untuk mencela, mencerca dan memberikan gelaran buruk pada saudara-saudaranya sesama muslim… Kita bisa seperti melihat matahari di siang bolong….. yang akhlaknya paling jauh dari akhlak Rosululloh Salallohu Alaihi Wassalam….
Buat anggota JT yang “gatel” ngajak debat. Tuh sudah ditantang ustadz debat, ditunggu jawabannya…
Barakallahu fik ustadz.
Mudah2an setelah ini para fans berat jember/cirebon/makasar bisa sedikit ilmiah dan kritis terhadap apa2 yg keluar dari mulut idolanya.
Masih segar dlm ingatan saya tentang perendahan pak dzul kepada syaikh aliy di dalam daurahnya tahun kemarin di jt. Asih. Dan sampai kini blm ada permintaan maaf dia kpd syaikh aliy baik dlm tulisan maupun daurahnya.
Sesungguhnya kebenaran itu di atas cahaya.
اللهم أرنا الحق حقا فارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا فارزفقنا اجتنابه
setelah membaca jilid 1 – 9, saya sependapat usulan ustadz. Bila ustadz Dzulqornaen tidak merespon usulan pertama dalam batas waktu tertentu maka usulan kedua harus dilanjutkan.
Dan kebenaran menjadi terang bagi yang awam (ya).
Bawa aja ke pengadilan selesai. Lebih terhormat, tanpa banyak dusta dan fitnah
Assalamualaikum ustadz firanda,
ana saran…mudah-mudahan ada faedahnya..
afwan ustadz ilmu ana jauuh dr ustadz bgtu jg amalan sholeh dan ibadah ana.. Tp ana pikir, cukuplah sdh tulisan antum ttg hal ini… Biarkanlah Allah yg menolong antum dan radio rodja.. (insyaAllah antum ingat nashat syaikh abdurazaq kyk antum bertanya bgmn baiknya jk antum dikatakan kadzab?)..
ana kwatir antum terjebak dgn membuka aib org.. Doakan sj mrk dan berdoalah utk diri antum dan kaum muslimin di indonesia agar senantiasa diberi hidayah dan petunjuk.. Krn cukup sdh tulisan antum dlm permslhan ini ( bhkn sdh kebanyakan).. InsyaAllah jelas sdh..
demi kebaikan dakwah yg haq ini.
baarakallahufiik…
Teruskan tadz jika tidak di bantah maka makin menjadi aja tuh ahli tahdzir wal jamaah.
terkadang hali ini perlu jika di imbangi dengan bantahan yang ilmiyah.
setuju sekali ustadz,ambil jalur hukum aja karena sudah mencemarkan nama baik yg sejadi-jadinya,.
ambil jalur hukum saja ustadz, krna ini udah mencemarkan nama baik tanpa bukti.
Assalaamu’alaikum
Beberapa acara Rodja yang saya ketahui dan saya ikuti/simak, yang mana saya juga mengajak saudara muslim untuk mendengarkannya (yang juga sering saya kutip sebagai pengingat kepada teman dan saudara) :
1. murrotal dari qori yang terkenal, dengannya bisa menyimak ayat-ayat Al Quran yang mana kita disuruh memperbanyak membacanya
2. kajian rutin: fiqh, aqidah, termasuk penyelenggaraan jenazah, bgm adab menuntut ilmu, fiqh jual-beli, ada juga pembahasan kitab Safinatun Najah (saat ini jadi tahu bhw mayoritas masyarakat Indonesia mengkaji kitab tsb, yg mana di radiorodja diberikan penjelasan yang gamblang tentang penerapan hadits dan penjelasan terkait kitab tersebut), ada juga pelajaran hadits yang menjelaskan hadits shohih dan dhoif, lengkap dengan penjelasan kenapa shahih dan dhoif beserta kaidah-nya
3. nasehat singkat berdurasi 3-10 menit, yang bertema macam-macam, mulai dari syukur, sabar, ridho dengan pilihan Allah, zuhud di dunia, berbakti kepada orang-tua, mengajak amr ma’ruf dan menjelaskan keburukan2 maksiat (spt rokok, pergaulan bebas dan tabbaruj)
4. kiat hidup sehat bersama sinshe Abu Ahmad, mengajarkan hidup sehat, baik jasmani dan rohani, sebagaimana yg diajarkan oleh Al Quran lewat para ulama semisal Ibnul Qoyyim, dengan menggunakan bahan-bahan alami
5. Pelajaran membaca Al Quran disertai dengan partisipasi peserta yang ingin mengetest kemampuan membaca Al Quran, disertai dengan penjelasan kaidah tajwid
6. Pelajaran Bahasa Arab, dari kitab Durusul Lughoh Arobiyah, yang mengajarkan dan mendekatkan kepada pemahaman dan lebih mendalami ilmu Islam
7. Kajian untuk anak-anak di hari Ahad, mengisahkan sirah dan perjalanan hidup Rasulullah shalallahu alaihi wasalaam dan para sahaabat yang gagah berani dan penuh hikmah, yang membuat anak-anak tampil menjadi lebih santun dan berani, juga menjadi teladan bagi anak-anak jika mereka menyimaknya.
8. Resensi buku-buku islam yang layak baca, tulisan para ulama yang terpercaya
9. Kajian live masyayaikh langsung maupun siaran ulang yang sangat bermanfaat
10. Kajian kontemporer, membahas korupsi, perdukunan, jimat dan kasus yang sering ditemui di masyarakat.
Kesimpulannya adalah: sangat layak untuk diikuti dan tidak layak untuk dilewatkan.
Demikian, semoga bermanfaat untuk yang ingin mengetahui acaranya secara umum.
jama’ah tahdzir dan gerombolannya ini gak sadar2, sikap grusah-grusuh dalam menerima berita & mentahdzir inilah yg menghancur-leburkankan barisan mereka. sekarang mereka menjadi 3 kubu masing2 saling mentahdzir & menghajr. dan ustadz Dzulqarnain hafizhahullah sendiri merasakan bagaimana nikmatnya ditahdzir teman sesama ustadz, diblacklist untuk mengisi kajian, dilarang datang ke dauroh Masyayikh di Bantul karena sikap yg beginian, masih belum puas mencari musuh di luar gerombolannya, akhirnya cari musuh dari temen satu gerombolan. eh, kok pada gak nyadar perangai buruk & sifat kampungan kok dipiara sih pak ustadz. semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari sikap-sikap semacam ini. Allaahul musta’an…
Bismillah…
saya teringat dengan kejadian beberapa tahun yang lalu ketika ibu saya ke yogya.waktu itu ibu saya ngobrol dengan seorang nenek yang berbahsa jawa dan tidak bisa berbahasa indonesia.tentunya ibu saya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh nenek tersebut.Akhirnya ibu saya menggunakan bahasa Muna (sulawesi).tentunya lebih tidak nyambung lagi.tp anehnya mereka terus bisa ngobrol dengan bahasa masing masing walau tidak nyambung.saya mengetahui hal itu cuma tersenyummm.
intinya adalah tidak nyambung pembahasannya.malah jadi lebar kemana-mana. padahal jelas yng diinginkan ustadz firanda adalah jawaban atas kritikan ustdz terhadap 2 point.
bukankah begitu ustadzz??????
adapun ana mencintai seluruh ustadz ahlus sunnah.
‘afwan klo ada salah,mohon dibenarkan.
Assalamualaikum ustadz,
Gimana kabarnya disana???
Ana setuju dengan pernyataan ustadz di akhir artikel untuk fokus terhadap masalah inti, agar tidak melebar dan meluas pembahasannya ke mana-mana.
Saran ana,
untuk memuat artikel yang membahas dan mengkaji kitab, baik itu manhaj, aqidah atau fiqih yang merujuk pada kitab tertentu dengan pembahasan yang rutin.
Insya Allah lebih bermanfaat.
Gimana ustadz???
Jazakallahu khoiron,
Abu salwa
sepakat dg bang hendra.
dimejahijaukan saja mereka dengan pasal pencemaran nama baik. yg maju biar kru rodja aja, gak usah para asatidznya.
biar jera dan gak asal tuduh.
ana jadi ingat ….
di gresik ada ustad JT yang memperlakukan gurunya menjadi musuhnya…
manusia hanya berkelompok dengan sesama komunitasnya…
Bismillah..semoga Allah memberkahi ust Firanda dan ust. Dzulqornain….dan semoga bisa duduk bersama dan berdiskusi karena insyaAlloh maslahatnya jauh lebih besar dibanding saling membuat tulisan di web..Dan semoga Alloh memnyatukan barisan ahlus sunnah baik di Indonesia maupun di dunia…
Bismillah.
Mas, Nabi Yusuf juga dipenjara, namun itu bukan artinya Nabi Yusuf ‘alaihis salam di pihak yang salah.
Al-Ustadz Hafizhokallah, semoga antum Allah berikan hidayah, mampu berpikir dengan kepala dingin hati tenang.
Semoga Allah memberi KEIKHLASAN kpd kita semua dalam menerima kebenaran… Amin…
u/ : kambing
sebaiknya dibaca kembali artikel diatas , jalur hukum tidak selalu berakhir di penjara kan
al ustadz firanda smoga Allah memeberi Hidayah.
sebaiknya diamkan saja ustadz jama’ah tahzir itu, nggak ada gunanya, karena pengikutnya kadang kadang agak taklid. saya pernah dialog dengan pengikutnya. saya katakan ustadz mereka juga kan bisa salah, jawabannya, kalau ustadz mereka kalau salah akan cepat kembali atau taubat kalau selain ustadz mereka terbukti tidak, gitu katanya.
jalur hukum saja ustadz
biar kapok rombongan Makhdaly
جماعة التحذير مغرورون
الظاهر أنهم ليسوا من أهل السنة
بل هم أهل البدعة لأنهم عبدوا الله من غير برهان
و عبادتهم الكبرى هي التحذير الأعمى
أنصح لأخي الكريم أبي عبد المحسن أن يستمر في الرد على بطلانهم و قد يكون هذا واجب على مثل يا أخي، كي لا يخادع جماعة التحذير كثيرا من المسلمين سائلا الله أن يؤيدك أخي الكريم بالإخلاص و العلم النافع و البركة في سعيك هذا و الله الموفق
Maju terus Radio Rodja dan para ustadz2nya, tetap semangat
Sudah banyak dari tetangga kami yang mendapatkan hidayah dari Allah dengan jalan sering mendengarkan rodja,
jadi kami dari orang awam bisa membedakan mana orang berilmu yg bijaksana serta bisa membuat hati menjadi tentram dengan ilmu yang disampaikan
Maju terus Radio Rodja dan para ustadz2nya, tetap semangat
Bawa ke meja hijau saja ustadz
Sampai Ke situs ini krn khawatir….
Sebelumnya ndak tau siapa ustad Dzul. Postif thingking aja bliau ustadz sunnah… Tp kaget pas ponakan yg mondok disana membawa crita kpd ibunya ttg kebencian ustadz2 nya kpd asatifzah rodja dan byk fitnah ttg kebobrokan ustadz2 rodja… akhirnya Krn gelisah dan gak yaqin ustadz DZul spt itu sy coba tabayyun sndr sampai ana bertemu tulisan ini. Alhamdulillah ana tenang dan bisa melihat dg jelas duduk masalahnya knp ujug2 murid yg baru tolabul ilmi disana dibebani cerita negatif spt itu.. rupanya ceritanya panjang ya.. kasian ponaka ana, tdk ada urgensinya sm sekali anak remaja diksh crita negatif ttg ustadz2 salaf di rodja.. seharusnya murid cukup di tanamkan ilmu yg manfaat saja spt sy dan kluarga sy blajar dg ustadz2 rodja..tdk ada kegiatan tahfzir atau semisalnnya , mrk fokus mengajak ummat kpd Allah,, bukan kpd yg lain… smoga Allah melindungi uatadz2 sunnah khususnya ustadz2 rodja yg melalui mrk Allah memberikan rahmatNya , shg aqidah ummat ini terselamatkan.. barokallahfikum yaa ustadz fianda