ANTARA HABIB MUNZIR & ISLAM JAMA’AH
(Pernyataan Habib Munzir : Fatwa Orang Tidak Bersanad Adalah Batil)
PENIPUAN TERHADAP UMAT ISLAM INDONESIA
Penipuan besar-besaran telah dilakukan oleh Nur Hasan Ubaidah (pendiri sekte Isalam Jama’ah) kepada umat Islam di Indonesia. Nur Hasan Ubaidah tiba-tiba datang di Indonesia dengan mengaku-ngaku membawa sanad mangkul hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menyatakan bahwa orang yang Islamnya tidak bersanad (tidak mangkul) maka islamnya diragukan.
Ternyata… Nur Hasan Ubaidah ini mengaku-ngaku telah mengambil sanad dari kota Mekah negerinya kaum Wahabi. Jadi rupanya Nur Hasan Ubaidah ini mengambil sanad dari kaum wahabi !!???. Akan tetapi anehnya tidak seorangpun ulama di Kerajaan Arab Saudi yang berpemikiran ngawur seperti Nur Hasan Ubaidah ini.
Hingga sekarang Islam Jama’ah masih berusaha mengirim murid-muridnya ke Ma’had al-Harom di Mekah untuk berusaha menyambung sanad (karena konon isnad yang dibawa oleh Nur Hasan Ubaidah telah hilang atau kurang lengkap). Lagi-lagi Islam Jama’ah menguber-nguber sanad dari kaum Wahabi.
Berkembanglah pemikiran sesat sekte Islam Jama’ah ini di tanah air yang dibangun di atas kedustaaan besar-besaran dan penipuan besar-besaran terhadap kaum muslimin di Indonesia, bahwasanya siapa saja yang Islamnya tidak bersanad maka diragukan keabsahannya.
Anehnya… yang mau menerima doktrin Nur Hasan Ubaidah ini hanyalah sebagian masyarakat muslim Indonesia. Kalau seandainya doktrin dan propaganda Nur Hasan Ubaidah ini dilontarkan di Negara-negara Arab maka tentunya Nur Hasan Ubaidah ini akan dianggap sebagai badut pemain sirkus yang pintar melawak !!!!
MIRIP TAPI TAK SAMA !!
Habib Munzir Al-Musaawa…. dengan mudahnya mencela para ulama wahabi (seperti syaikh Bin Baaz, Ibnu Al-‘Utsaimiin, dan Syaikh Al-Albani) dengan berhujjah : ULAMA WAHABI TIDAK BERSANAD !!!!
Sehingga murid-murid sang habib dan para pengagumnya menyerukan sebagaimana seruan sang Habib…: “Para ulama wahabi tidak bersanad !!!”, sehingga ilmu mereka diragukan…!!!, ilmu hadits mereka dangkal..!!!, Fatwa mereka batil dan tertolak…!!!
Dan tuduhan-tuduhan dan olok-olokan yang lainnya yang keluar dari mulut sang Habib beserta para pengagumnya.
Kalau dipikir-pikir pemikiran Habib Munzir agak mirip dengan doktrin Nur Hasan ‘Ubaidah pendiri sekte Islam Jama’ah, akan tetapi setelah direnungkan ternyata tidak sama.
Berikut saya sebutkan dua kesimpulan dari perkataan-perkataan Sang Habib tentang ulama yang tidak bersanad.
PERTAMA : Habib Munzir menuduh ulama wahabi tidak punya sanad. Bahkan dengan berani Habib Munzir menantang dan berkata :
“Saudaraku, maaf, tunjukkan satu saja seorang ulama wahabi yg punya sanad kepada Muhadditsin?, atau sanad guru yg muttashil kepada Rasulullah saw, kami ahlussunnah waljamaah berbicara hadits kami mempunyai sanad kepada kutubussittah dan muhadditsin, kami bukan menukil dan menggunting gunting ucapan ulama lalu berfatwa semaunya.
tiada ilmu tanpa sanad, maka fatwa tanpa sanad adalah batil.
(lihat : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=9654#9654)
Bahkan Habib Munzir menuduh bahwasanya tidak ada satu orang wahabipun yang hafal 10 hadits beserta sanadnya.
“…Wahabi dan kelompoknya yg mereka itu tak hafal 10 hadits pun berikut sanad dan hukum matannya. hafal hadits berikut sanad dan matannya adalah hafal haditsnya, dan nama nama periwayatnya sampai ke Rasul saw berikut riwayat hidup mereka, guru mereka, akhlak mereka, kedudukan mereka yg ditetapkan para Muhadditsin, dan lainnya.
namun wahabi cuma menukil dari buku sisa sisa yg masih ada saat ini, buku buku hadits yg ada saat ini hanya mencapai sekitar 80 ribu hadits, dan tak ada kitab yg menjelaskan semua periwayat berikut sejarahnya kecuali sebagian kecil hadit saja,.
maka fatwa para penukil ini batil tanpa perlu dijawab, (lihat : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=23856#23856)
KEDUA : Habib Munzir memvonis bahwa fatwa siapa saja yang tidak memiliki sanad adalah fatwa yang batil. Habib Munzir berkata, “tiada ilmu tanpa sanad, maka fatwa tanpa sanad adalah batil“, apalagi yang berfatwa adalah para wahabi maka fatwa mereka otomatis batil dan tidak perlu dijawab, sebagaimana dalam perkataan Habib Munzir, “maka fatwa para penukil ini batil tanpa perlu dijawab“
Karenanya begitu dengan mudahnya Habib Munzir membatilkan fatwa-fatwa Syaikh Utsaimin dengan hanya berdalih bahwa Syaikh Utsaimin tidak bersanad.
Habib Munzir berkata :
“Mengenai Utsaimin, ia bukan ulama hadits, ia tak mempunyai sanad dalam ilmu hadits, tidak mempunyai sanad kepada para muhadditsin, maka pendapatnya batil dan tak bisa dijadikan pegangan, mengenai hadits tsb” (http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=25398#25398)
Demikian juga Habib Munzir menuduh Syaikh Albani tidak bersanad, dan dituduh hanya menipu umat sehingga umat hancur, dan dituduh sebagai tong kosong.
Habib Munzir berkata :
“Beliau (*Albani) itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini…”
Habib Munzir berkata lagi :
“Sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil. berkata para Muhadditsin, “Tiada ilmu tanpa sanad” maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu’.
apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.
Saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong. (lihat :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=22466#22466)
Inilah senjata Habib Munzir yang dianggap sangat ampuh dan sakti oleh para pengagumnya, sehingga untuk membantah para ulama wahabi tidak perlu adu argumen dalil, akan tetapi cukup dengan berkata “Para ulama wahabi tidak punya sanad maka fatwa mereka batil dan tertolak”
PERIHAL SANAD
Sebelum saya menyanggah penipuan Habib Munzir ini saya akan menjelaskan tentang hakekat sanad yang selalu dijadikan senjata oleh Habib Munzir untuk membatilkan perkataan para ulama wahabi.
Sanad/isnad merupakan kekhususan umat Islam. Al-Qur’an telah diriwayatkan kepada kita oleh para perawi dengan sanad yang mutawatir. Demikian pula telah sampai kepada kita hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sanad-sanad yang shahih. Berbeda dengan kitab Injil dan Taurat yang ada pada kaum Nashrani dan Yahudi tanpa sanad yang bersambung dan shahih, sehingga sangat diragukan keabsahan kedua kitab tersebut.
Isnad hadits adalah silsilah para perawi yang meriwayatkan matan (sabda) hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Para ahli hadits telah memberikan kriteria yang ketat agar suatu hadits dinilai sebagai hadits yang shahih, mereka ketat dalam menilai para perawi hadits tersebut. Karenanya mereka (para ahli hadits) mendefinisikan hadits shahih dengan definisi berikut :
مَا اتَّصَلَ سَنَدُهُ بِنَقْلِ الْعَدْلِ الضَّابِطِ عَنْ مِثْلِهِ إِلَى مُنْتَهَاهُ مِنْ غَيْرِ شُذُوْذٍ وَلاَ عِلَّةٍ
“Yaitu hadits yang sanadnya bersambung dengan penukilan perawi yang ‘adil dan dhoobith (kuat hafalannya) dari yang semisalnya hingga kepuncaknya tanpa adanya syadz dan penyakit (‘illah)”
Yaitu para perawinya dari bawah hingga ke atas seluruhnya harus tsiqoh dan memiliki kredibilitas hafalan yang sempurna (lihat Nuzhatun Nadzor hal 58), serta sanad tersebut harus bersambung dan tidak ada ‘illahnya (penyakit) yang bisa merusak keshahihan suatu hadits.
Oleh karenanya dari sini nampaklah urgensinya pengecekan kevalidan isnad suatu hadits
Ibnu Siiriin berkata :
لَمْ يَكُوْنُوا يَسْأَلُوْنَ عَنِ الإِسْنَادِ فَلَمَّا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ قَالُوْا : سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ فَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ فَيُؤْخَذُ حَدِيْثُهُمْ وَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلاَ يُؤْخَذُ حَدِيْثُهُمْ
“Mereka dahulu tidak bertanya tentang isnad, akan tetapi tatkala terjadi fitnah maka mereka berkata : “Sebutkanlah nama-nama para perawi kalian“, maka dilihatlah Ahlus sunnah dan diambilah periwayatan hadits mereka dan dilihatlah ahlul bid’ah maka tidak diambil periwayatan hadits mereka”
Perkataan Ibnu Siiriin rahimahullah ini dibawakan oleh Imam Muslim dalam muqoodimah shahihnya hal 15 di bawah sebuah bab yang berjudul :
بَابُ بَيَانِ أَنَّ الإِسْنَادَ مِنَ الدِّيْنِ وَأَنَّ الرِّوَايَةَ لاَ تَكُوْنُ إِلاَّ عَنِ الثِّقَاتِ وَأَنَّ جَرْحَ الرُّوَاةِ بِمَا هُوَ فِيْهِمْ جَائِزٌ بَلْ وَاجِبٌ وَأَنَّهُ لَيْسَ مِنَ الْغِيْبَةِ الْمُحَرَّمَةِ بَلْ مِنَ الذَّبِّ عَنِ الشَّرِيْعَةِ الْمُكَرَّمَةِ
“Bab penjelasan bahwasanya isnad bagian dari agama, dan bahwasanya riwayat tidak boleh kecuali dari para perawi yang tsiqoh, dan bahwasanya menjarh (*menjelaskan aib) para perawi -yang sesuai ada pada mereka- diperbolehkan, bahkan wajib (hukumnya) dan hal ini bukanlah ghibah yang diharamkan, bahkan merupakan bentuk pembelaan terhadap syari’at yang mulia”.
Salah faham
Sebagian orang salah faham dengan perkataan Ibnul Mubaarok rahimahullah :
الإِسْنَادُ مِنَ الدِّيْنِ وَلَوْلاَ الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Isnad adalah bagian dari agama, kalau bukan karena isnad maka setiap orang yang berkeinginan akan mengucapkan apa yang ia kehendaki”
Mereka memahami bahwasanya : “Perkataan Ibnul Mubarok ini menunjukkan bahwasanya orang yang tidak punya isnad bicaranya akan ngawur, dan sebaliknya orang yang punya isnad maka bicaranya pasti lurus”
Akan tetapi bukan demikian maksud perkataan Ibnul Mubaarok rahimahullah. Maksud perkataan beliau adalah : Tidak sembarang orang bisa menyampaikan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi menyampaikan hadits Nabi harus ada sanadnya. Dan jika sudah ada sanadnya maka HARUS diperiksa para perawinya sehingga bisa ketahuan haditsnya shahih ataukah lemah. Yang menunjukkan akan hal ini tiga perkara berikut :
Pertama : Perkataan Ibnul Mubaarok ini dibawakan oleh Imam Muslim di bawah bab
بَابُ بَيَانِ أَنَّ الإِسْنَادَ مِنَ الدِّيْنِ وَأَنَّ الرِّوَايَةَ لاَ تَكُوْنُ إِلاَّ عَنِ الثِّقَاتِ وَأَنَّ جَرْحَ الرُّوَاةِ بِمَا هُوَ فِيْهِمْ جَائِزٌ بَلْ وَاجِبٌ وَأَنَّهُ لَيْسَ مِنَ الْغِيْبَةِ الْمُحَرَّمَةِ بَلْ مِنَ الذَّبِّ عَنِ الشَّرِيْعَةِ الْمُكَرَّمَةِ
“Bab penjelasan bahwasanya isnad bagian dari agama, dan bahwasanya riwayat tidak boleh kecuali dari para perawi yang tsiqoh, dan bahwasanya menjarh (*menjelaskan aib) para perawi -yang sesuai ada pada mereka- diperbolehkan, bahkan wajib (hukumnya) dan hal ini bukanlah ghibah yang diharamkan, bahkan merupakan bentuk pembelaan terhadap syari’at yang mulia”.
Kedua : Persis sebelum menyampaikan perkataan ibnul Mubarok ini, Imam Muslim menyampaikan perkataan Sa’ad bin Ibrahim yang menjelaskan tentang kewajiban hanya meriwayatkan dari para perawi yang tsiqoh.
Imam Muslim berkata :
عن مسعر قال سمعت سعد بن إبراهيم يقول لا يحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا الثقات وحدثني محمد بن عبد الله بن قهزاذ من أهل مرو قال سمعت عبدان بن عثمان يقول سمعت عبد الله بن المبارك يقول الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء
“Dari Mus’ir berkata : Saya mendengar Sa’d bin Ibraahim berkata : Tidaklah meriwayatkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali para perawi yang tsiqoh….dari ‘Abdaan bin ‘Utsmaan berkata : Aku mendengar Abdullah bin Al-Mubaarok berkata : Isnad merupakan bagian dari agama, jika bukan karena isnad maka orang yang berkeinginan akan mengucapkan apa saja yang ia kehendaki”
Dan sebelumnya lagi Imum Muslim juga menyebutkan perkatan Ibnu Siiriin di atas “Sebutkanlah nama-nama para perawi kalian“
Ketiga : Setelah itu Imam Muslim juga membawakan praktek Ibnul Mubaarok yang mengecek para perawi dalam sebuah sanad.
Imam Muslim berkata :
قلت لعبد الله بن المبارك يا أبا عبد الرحمن الحديث الذي جاء إن من البر بعد البر أن تصلي لأبويك مع صلاتك وتصوم لهما مع صومك قال فقال عبد الله يا أبا إسحاق عمن هذا قال قلت له هذا من حديث شهاب بن خراش فقال ثقة عمن قال قلت عن الحجاج بن دينار قال ثقة عمن قال قلت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قال يا أبا إسحاق إن بين الحجاج بن دينار وبين النبي صلى الله عليه وسلم مفاوز تنقطع فيها أعناق المطي ولكن ليس في الصدقة اختلاف وقال محمد سمعت علي بن شقيق يقول سمعت عبد الله بن المبارك يقول على رؤوس الناس دعوا حديث عمرو بن ثابت فإنه كان يسب السلف
“Abu Ishaaq bin ”Isa berkata : Aku berkata kepada Abdullah bin Al-Mubaarok, Wahai Abu Abdirrahman, hadits yang datang bahwasanya : ((Diantara berbakti setelah berbakti adalah engkau sholat untuk kedua orangtuamu beserta sholatmu dan engkau berpuasa untuk kedua orangtuamu bersama puasamu)). Beliau berkata : Wahai Abu Ishaaq, dari manakah hadits ini?. Aku berkata, “Ini dari periwayatan Syihaab bin Khiroosy”. Ibnul Mubaarok berkata : “Ia tsiqoh, lalu ia meriwayatkan dari siapa?”.
Aku berkata, “Dari Al-Hajjaaj bin Diinaar”. Beliau berkata : “Ia tsiqoh, lalu Hajjaj meriwayatkan dari siapa?”
Aku berkata, “(langsung) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda”. Beliau berkata, “Wahai Abu Ishaaq antara Hajjaaj bin Diinaar dan Nabi ada padang pasir yang besar, butuh banyak onta untuk bisa menempuhnya. Akan tetapi tidak ada perbedaan pendapat tentang bersedekah (atas nama kedua orang tua)”…
Ali bin Syaqiiq berkata : “Aku mendengar Abdullah bin Al-Mubaarok berkata di hadapan khalayak manusia : Tinggalkanlah periwayatan ‘Amr bin Tsaabit karena ia mencela para salaf” (Lihat Muqoddimah Shahih Muslim hal 16)
Dari sini kita faham bahwasanya perkataan Ibnul Mubaarok di atas semakin menguatkan akan urgensinya memeriksa kredibilitas para perawi dalam sebuah sanad. Dan perkataan Ibnul Mubaarok ini sama sekali tidak berkaitan dengan persangkaan Habib Munzir ; “Orang yang tidak bersanad maka fatwanya batil”
Praktek al-jarh wa at-ta’diil
Untuk menerapkan kriteria ini (yaitu pengecekan kedudukan dan kredibilitas para perawi hadits) maka para ulama ahli hadits menulis buku-buku al-jarh wa at-ta’diil yang menyebutkan tentang biografi para perawi, dengan menjelaskan kedudukan para perawi tersebut apakah tsiqoh ataukah dho’iif??.
Berbagai macam buku yang ditulis oleh para ulama,
– Ada kitab-kitab yang khusus berkaitan dengan para perawi yang tsiqoh
– Ada kitab-kitab yang khusus berkaitan dengan para perawi yang dho’if dan majruuh
– Ada kitab-kitab yang menggabungkan antara para perawi yang tsiqoh dan dho’iif
– Ada kitab-kitab yang berkaitan dengan para perawi yang menempati kota tertentu, seperti Taariikh Baghdaad, Taariikh Dimasq, Taariikh Waasith, dll
– Ada kitab-kitab yang menjelaskan tentang para perawi kitab-kitab hadits tertentu, seperti ada kitab yang khusus menjelaskan para perawi dalam kitab Muwaatho’ Imam Malik, ada kitab yang khusus menjelaskan tentang para perawi Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, ada kitab yang khusus menjelaskan tentang kedudukan para perawi al-kutub as-sittah
– Dan jenis-jenis kitab yang lainnya, sebagaimana dijelaskan dalam buku-buku al-jarh wa at-ta’diil atau ‘ilmu ar-rijaal.
Karenanya dengan meneliti kedudukan para perawi tersebut –berdasarkan kaidah al jarh wa at-ta’diil yang diletakkan oleh para ahli hadits- maka akan jelas apakan sanad suatu hadits shahih ataukah lemah atau maudhuu’ (palsu).
Alhamdulillah para ulama telah mengumpulkan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak kitab-kitab hadits sebagaimana yang masyhuur diantaranya : Muwatthho’ al-Imam Maalik, Musnad Al-Imam Ahmad, Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Ibnu Hibbaan, Shahih ibnu Khuziamah, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Thirmidzi, Sunan An-Nasaai, Sunan Ibni Maajah, Mu’jam-mu’jam At-Thobrooni, Sunan Al-Baihaqi, dan kitab-kitab hadits yang laiinya. Yang seluruh penulis kitab-kitab tersebut meriwayatkan hadits dengan menyebutkan sanad mereka dari jalur mereka hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga dengan penerapan kaidah ilmu mustholah al-hadits dan ilmu al-jarh wa at-t’adiil terhadap para perawi yang terdapat dalam sanad-sanad hadits maka bisa dinilai apakah suatu hadits dari kitab-kitab tersebut shahih ataukah dhoiif.
Karenanya untuk mengecek keabsahan hadits-hadits yang terdapat dalam kitab-kitab di atas adalah dengan mengecek para perawi yang termaktub dalam isnad-isnad dari para penulis kitab-kitab tersebut.
Sebagai contoh untuk mengecek shahih tidaknya sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Thirimidzi dalam kitab “sunan” beliau maka kita mengecek para perawi di atas Imam At-Thirimidzi (dalam hal ini adalah guru imam At-Thirmidzi) hingga keatas sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
SANAD ZAMAN SEKARANG ??
Di zaman kita sekarang ini masih banyak ahli hadits atau para syaikh atau para penuntut ilmu yang masih melestarikan kebiasaan para ahli hadits dalam meriwayatkan hadits dengan sanad. Sehingga banyak diantara mereka yang meriwayatkan hadits dengan beberapa model sanad hadits, diantaranya:
Pertama : sanad yang bersambung kepada salah satu dari para penulis hadits. Ada sanad di zaman sekarang ini yang bersambung hingga Al-Imam Al-Bukhari atau kepada At-Thirmidzi, atau kepada Abu Dawud, atau
Kedua : Sanad yang bertemu di guru-guru para penulis tersebut, atau bertemu di para perawi yang lebih di atasnya lagi (para guru dari para guru dari para penulis), atau
Ketiga : Sanad yang melalui jalur lain hingga kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa melalui jalur para penulis kitab-kitab tersebut.
Dari sini jelas bahwasanya fungsi sanad di zaman ini (jika berkaitan dengan sanad hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka kurang bermanfaat dari dua sisi:
Pertama : Karena para perawi yang dibawah para penulis kitab-kitab hadits tersebut hingga perawi di zaman kita sekarang ini tidak bisa diperiksa kredibilitasnya karena biografi mereka tidak diperhatikan oleh para ulama dan tidak termaktub dalam kitab-kitab al-jarh wa at-ta’diil
Kedua : Kalaupun jika seluruh para perawi tersebut (dari zaman kita hingga ke penulis kitab) kita anggap tsiqoh maka kembali lagi kita harus mengecek para perawi dari zaman gurunya para penulis kitab-kitab hadits tersebut hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka seakan-akan kita ngecek langsung para perawi yang terdapat dalam sanad-sanad yang terdapat dalam kitab-kitab hadits tersebut.
Jadi keberadaan isnad dari zaman sekarang hingga nyambung ke para penulis kitab-kitab hadits tersebut kurang bermanfaat, itu kalau tidak mau dikatakan tidak ada faedahnya !!!
Adapun jenis isnad yang ketiga, yaitu periwayatan hadits yang diriwayatakan oleh seseorang di zaman sekarang hingga zaman Rasulullah –tanpa melalui jalur para penulis kitab-kitab hadits diatas- maka tentunya kita akan mendapatkan minimal sekitar 20 orang perawi. Dan 20 orang perawi tersebut tidak mungkin kita cek kredibilitas mereka karena tidak adanya kitab-kitab al-jarh wa at-tadiil yang menjelaskan biografi mereka.
Dari sebab-sebab inilah maka terlalu banyak para penuntut ilmu yang berpaling dari mencari sanad hadits-hadits Nabi di zaman sekarang ini karena tidak ada faedah besar yang bisa diperoleh. Namun meskipun demikian masih saja ada para penuntut ilmu dan para ulama yang masih melestarikan periwayatan hadits dengan sanad-sanad tersebut untuk melestarikan adatnya para ahli hadits. Akan tetapi sama sekali tujuan mereka bukan untuk dijadikan senjata sebagaimana senjata yang digunakan oleh Habib Munzir dan para pengagumnya.
PEMBODOHAN MASYARAKAT MUSLIM INDONESIA
Habib Munzir sering menyebutkan kalau ia memiliki sanad, sehingga mengesankan bahwa ilmu yang dia peroleh nyambung hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal inilah yang dikenal dalam sekte Islam Jam’ah dengan istilah “MANGKUL“. Kemudian untuk mendukung aksinya ini maka Habib Munzir menuduh bahwa para ulama wahabi tidak seorangpun memiliki sanad…!!, bahkan tidak seorangpun yang hafal 10 hadits beserta sanadnya !!!. sungguh ini merupakan kedustaan dan pembodohan terhadap masyarakat Indonesia.
Jadilah pembodohan ini menjadikan para pengagum Habib Munzir memahami bahwasanya :
– Seluruh ilmu tanpa sanad tidak bisa diterima
– Orang yang memiliki sanad seakan-akan maksum (terjaga dari kesalahan) karena ilmunya mangkul, yaitu sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun hal ini mungkin saja tidak terucap secara lisan, akan tetapi sikap mereka dan pembelaan mereka terhadap Habib Munzir menunjukan akan hal itu
– Orang yang memiliki sanad hingga ke Imam As-Syafii seakan-akan paling paham tentang perkataan Imam As-Syafii karena ilmunya mangkul/sampai kepada Imam Asy-Syafi’i.
SANGGAHAN
Sanggahan terhadap propaganda Habib Munzir ini dari banyak sisi
PERTAMA : Tuduhan Habib Munzir bahwa para ulama Wahabi tidak memiliki sanad merupakan tuduhan yang sangat dusta. Jangankan para ulama besar Wahabi, teman-teman saya (ustadz-ustadz yang ada di Indonesia) saja banyak yang memiliki sanad. Jadi jangan sampai Habib Munzir ini merasa ia adalah pendekar sanad satu-satunya, karena pendekar-pendekar junior wahabi ternyata sudah banyak yang memiliki sanad.
KEDUA : Terkhususkan tuduhan Habib Munzir terhadap As-Syaikh Albani bahwa beliau tidak memiliki sanad dan hanya seperti tong kosong yang menipu umat, maka ini merupakan tuduhan dusta dan sangat keji.
Syaikh Albani punya isnad, dan ini merupakan perkara yang ma’ruuf, beliau memiliki ijazah hadits dari ‘Allamah Syaikh Muhammad Raghib at-Thobbaakh Al-Halabi yang kepadanyalah beliau mempelajari ilmu hadits, dan mendapatkan hak untuk menyampaikan hadits darinya. (silahkan lihat Hayaat Al-Albaani wa Aaatsaaruhu wa ats-Tsanaa’ al-‘Ulamaa ‘alaihi karya Muhammad Ibrahim As-Syaibaani hal 45-46). As-Syaikh Al-Albani pun telah menegaskan hal ini dalam beberapa kitabnya seperti dalam kitab Tahdziir As-Saajid hal 84-85 dan juga kita Mukhtshor Al-‘Uluw hal hal 74
Dan sebagian murid Syaikh Albani –seperti Abu Ishaaq Al-Huwaini- mengambil sanad dari As-Syaikh Al-Albani (silahkan lihat juga http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=18495).
Kemudian kenapa begitu berani Habib Munzir mensifati Syaikh Al-Albani dengan TONG KOSONG !!!, bahkan Habib Munzir mengkhawatirkan hancurnya umat karena tipuan Tong Kosong !!!, Subhaanallah…tipuan apa yang telah dilancarkan oleh Syaikh Al-Albani wahai Habib Munzir…!!! ataukah anda yang sedang melancarkan tipuan kepada umat bahwa yang tidak punya sanad fatwanya batil???
KETIGA : Kaum muslimin telah faham bahwasanya sumber hukum mereka adalah Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, demikian juga ijmaa’ para ulama. Dan tatkala terjadi perselisihan maka Allah memerintahkan kita untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah berfirman :
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisaa : 59)
Allah tidak pernah mengatakan “Kembalilah kalian kepada orang yang bersanad”
Alhamdulillah Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih telah dijaga oleh Allah.
KEEMPAT : Propaganda Habib Munzir ini sama sekali tidak pernah dilakukan oleh para ulama dari madzhab manapun, baik dari madzhab Imam Abu Hanifah, atau madzhab Imam Malik, atau Madzhab Imam Ahmad, atau madzhab Dzohiriyah. Bahkan tidak seorangpun dari ulama madzhab Syafi’iyah yang mengigau dengan propaganda Habib Munzir ini.
Silahkan buka kitab fiqih dari madzhab manapun…, atau kitab aqidah dari madzhab manapun…, atau kitab hadits dari madzhab manapun…, atau kitab ushul al-fiqh dari madzhab manapun….tidak seorangpun dari para ulama pernah berkata : “Fatwa anda tertolak karena anda tidak bersanad !!”
Sering terjadi perdebatan dalam masalah fikih dikalangan para ulama madzhab…namun tidak seorangpun dari mereka tatkala membantah yang lain dengan berdalih “Pendapat anda batil karena anda tidak bersanad !!!”
Bahkan tatkala ulama ahlus sunnah berdebat dengan para ahlul bid’ah dalam masalah aqidah maka para ulama ahlus sunnah membantah dengan cara menyebutkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sama sekali mereka tidak pernah berkata kepada Ahlul Bid’ah “Kalian di atas kebatilan karena tidak bersanad !!!”
Karenanya propaganda Habib Munzir ini merupakan hal yang sangat lucu dan konyol…tidak seorangpun yang pernah menelaah kitab-kitab para ulama akan terpedaya dengan propaganda ini. Yang terpedaya hanyalah orang awam yang tidak mengerti kitab-kitab para ulama, yang tidak mengerti tentang ilmu hadits dan ilmu sanad, sebagaimana Nur Hasan ‘Ubaidah berhasil menipu dan membodohi banyak orang-orang awam yang jahil sehingga terperangkap dalam jaringan sekte Islam Jama’ah. Wallahul Musta’aan.
KELIMA : Kalaupun kita menerima sanad yang dimiliki Habib Munzir maka kita harus mengecek para perawi yang terdapat dalam sanad tersebut, mulai dari Habib Munzir, gurunya, lalu guru dari guru Habib Munzir dst. Tentunya kita tidak akan mendapatkan perkataan para imam al-jarh wa at-ta’diil (seperti Syu’bah bin Hajjaaj, Al-Bukhari, Al-Imam Ahmad, Yahya bin Sa’iid, dll) tentang guru-guru Habib Munzir. Maka para perawi tersebut (guru-guru habib Munzir) dalam ilmu hadits dihukumi sebagai para perawi majhuul.
Demikian juga kita harus mengecek kredibiltas hafalan dan ketsiqohan Habib Munzir sebagai perawi dan salah satu mata rantai sanad yang ia miliki. Apakah Habib Munzir Al-Musawa adalah seorang perawi yang tsiqoh yang kredibilitas hafalannya baik dan tinggi, ataukah malah sebaliknya sering pelupa dan tidak memiliki hafalan?. Kemudian dinilai juga dari kejujuran dalam bertutur kata?. Karena jika kita menerapkan kaidah para ahli hadits, maka jika ketahuan seorang perawi pernah berdusta sekali saja –bukan pada hadits Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam- akan tetapi dusta pada perkara yang lain maka perawi ini dihukumi muttaham bil kadzib (tertuduh dusta), dan periwayatannya tertolak atau tidak diterima. Bagaimana lagi jika ketahuan sang perawi telah berdusta berkali-kali !!!, bagaimana lagi jika kedustaannya tersebut dalam rangka untuk menjatuhkan para ulama ??
KEENAM : Sebagaimana Habib Munzir memiliki sanad ternyata terlalu banyak para penuntut ilmu wahabi yang juga memiliki sanad…!!!, maka fatwa siapakah yang diterima?, apakah fatwa Habib Munzir ataukah fatwa para penuntut ilmu wahabi tersebut??!!
Hanya saja Habib Munzir mengesankan kepada murid-mudirnya bahwa para wahabi tidak bersanad !!!, ini merupakan kedustaan yang sangat nyata seperti terangnya matahari di siang bolong.
KETUJUH : Ngomong-ngomong manakah yang kita ikuti…Islam Jama’ah ala Nur Hasan ‘Ubaidah yang lebih dahulu punya sanad daripada Habib Munzir puluhan tahun yang lalu? Ataukah kita mengikuti Habib Munzir yang baru-baru saja memiliki sanad??!!.
KEDELAPAN : Bukankah sering dua orang yang sama-sama memiliki sanad ternyata saling berselisih??. Lihat saja bagaimana para ulama saling berselisih pemahaman dalam banyak permasalahan agama sehingga timbulah madzhab-madzhab yang berbeda-beda. Bukankah para ulama besar pengikut madzhab As-Syafii memiliki sanad akan tetapi sering berselisih dengan para ulama pengikut madzhab Hanafi yang juga memiliki sanad??
Bukankah Imam Ibnu Hazm yang bermadzhab Dzohiriah –yang beliau banyak meriwayatkan hadits dengan sanadnya dalam kitab beliau Al-Muhalla- ternyata banyak menyelisihi para ualama empat madzhab yang juga memiliki sanad?
Bahkan… bukankah Imam As-Syafii yang memiliki sanad yang pernah berguru kepada Imam Malik yang juga memiliki sanad ternyata masing-masing dari mereka berdua memiliki madzhab tersendiri??, demikian juga halnya antara Imam Ahmad yang berguru kepada Imam As-Syafii??
Dari sini jelas bahwa isnad tidak melazimkan satu pemahaman, bahkan orang yang memiliki satu isnad bisa berselisih faham, bahkan bisa jadi murid menyelisihi guru. Lantas bagaimana bisa dianalogikan jika Habib Munzir memiliki sanad lantas secara otomatis lebih faham tentang agama??!!
KESEMBILAN : Orang yang memiliki sanad yang shahih dalam periwayatan hadits tidak mesti lebih faham tentang agama daripada orang yang sama sekali tidak memiliki sanad, maka bagaimana lagi orang yang memiliki sanad yang dhoif karena banyak perawi yang majhuul??
Al-Imam Al-Bukhari telah membuat sebuah bab dengan judul :
بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ
“Bab sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Betapa sering orang yang disampaikan lebih faham dari yang mendengarkan”.
Lalu Al-Imam Al-Bukhari membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ فَإِنَّ الشَّاهِدَ عَسَى أَنْ يُبَلِّغَ مَنْ هُوَ أَوْعَى لَهُ مْنِهُ
“Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena bisa jadi yang hadir menyampaikan kepada orang yang lebih faham daripada dia” (HR Al-Bukhari no 67)
Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata :
وَالْمُرَادُ رُبَّ مُبَلَّغٍ عَنِّي أَوْعَى أَيْ أَفْهَمُ لِمَا أَقُوْلُ مِنْ سَامِعٍ مِنِّي
“Maksudnya yaitu bisa jadi orang yang disampaikan sabdaku lebih menguasai yaitu lebih faham tentang sabdaku dari pada yang mendengarkan (langsung) dariku” (Fathul Baari 1/158)
Rasulullah juga bersabda :
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ
“Semoga Allah menerangi wajah seseorang yang mendengar sebuah hadits dariku lalu ia menghafalkannya hingga menyampaikannya. Bisa jadi seorang membawa fiqih (ilmu) lalu ia sampaikan kepada yang lebih faqih daripadanya, dan bisa jadi seseorang membawa fiqih (ilmu) akan tetapi ia bukanlah seorang yang faqih” (HR Abu Dawud no 3662, At-Thirmidzi no 2656, Ibnu Maajah no 230)
Hadits ini menjelaskan bahwasanya bisa jadi seseorang memiliki riwayat hadits akan tetapi tidak faham dengan isi dari hadits tersebut, serta tidak bisa mengambil dan mengeluarkan huku-hukum dari hadits tersebut.
Al-Munaawi As-Syafii berkata :
“Betapa banyak pembawa fiqih (ilmu) namun tidak faqiih, yaitu tidak mengambil (menggali) ilmu hukum-hukum dengan cara pendalilan, akan tetapi ia membawa riwayat tanpa memiliki sisi pendalilan dan pengeluaran hukum” (Faidul Qodiir 4/17)
Karenanya ilmu dan kefaqihan bukanlah dengan banyaknya riwayat dan banyaknya sanad, karena bisa jadi ada seseorang yang memiliki banyak riwayat dan sanad akan tetapi tidak faham atau kurang faham dengan isi dari hadits-hadits yang ia riwayatkan.
Ibnu Bathool rahimahullah berkata :
“Nabi ‘alaihis salaam sungguh telah menafikan ilmu dari orang yang tidak memiliki pemahaman, sebagaimana dalam sabda beliau “Betapa banyak orang yang membawa fiqih/ilmu akan tetapi tidak memiliki kefaqihan”
Imam Malik berkata : “Bukanlah ilmu dengan banyaknya periwayatan, akan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah letakan dalam hati”. Maksud Imam Malik adalah memahami makna-maknanya dan istinbaathnya (pengambilan hukum darinya)” (Syarh Shahih Al-Bukhaari karya Ibnu Batthool 1/157)
Kesimpulan dari hadits ini :
Pertama : Bisa jadi seseorang memiliki riwayat atau sanad akan tetapi tidak faham dengan kandungan dari hadits yang ia riwayatkan.
Kedua : Bisa jadi seseorang memiliki riwayat dan sanad akan tetapi orang yang membaca hadits yang ia riwayatkan lebih faham dengan isi hadits daripada yang memiliki sanad.
KESEPULUH : Sungguh sangat menyedihkan jika kita dapati seseorang memiliki sanad akan tetapi tidak mengerti ilmu hadits….sanadnya itu hanya sebagai topeng yang melindungi kebodohannya dalam ilmu hadits, sehingga tatkala lisannya mulai berbicara tentang ilmu hadits akhirnya ngawur.
Apalagi murid-murid dan para pengagum Habib Munzir yang begitu mudahnya diberikan ijaazah oleh Habib Munzir. Silahkan perhatikan yang dibawah ini :
Pengagum Habib Munzir berkata :
“Dengan hormat saya hendak belajar kepada Habib walau sementara baru sebatas lewat internet.
1. Mohon izin belajar kepada Habib yang bersanad keguruan sampai kepada Nabi Muhammad SAW
2. Mohon ijazah untuk pengamalan amalan ahluh sunah wal jamaah…
Habib Munzir menjawab :
“Saudaraku yg kumuliakan, selamat datang di web para pecinta Rasul saw, kita bersaudara dalam kemuliaan
1. saudaraku tercinta, saya belum pantas menjadi murid yg baik, bagaimana saya menjadi guru, kita bersaudara dan saling menasihati karena Allah, namun sanad keguruan anda telah berpadu dg sanad keguruan saya hingga kepada Rasul saw.
2. Saya Ijazahkan pada anda sanad keguruan saya kepada anda, yg bersambung sanadnya kepada Guru Mulia kita, hingga Rasulullah saw, ia adalah bagai rantai emas terkuat yg tak bisa diputus dunia dan akhirat, jika bergerak satu mata rantai maka bergerak seluruh mata rantai hingga ujungnya, yaitu Rasulullah saw, semoga Allah swt selalu menguatkan kita dalam keluhuran dunia dan akhirat bersama guru guru kita hingga Rasul saw.
Saya ijazahkan seluruh dzikir salafusshalih, semua doa Rijaalussanad dan semua doa dan dzikir dari seluruh para wali dan shalihin, munajat dan dzikir para Ahlusshiddiqiyyatul Kubra, kepada anda, Ijazah sempurna yg saya terima dari Guru Mulia kita Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin hafidh yg sanadnya muttashil (bersambung) pada segenap para ulama, muhaddits, para wali dan shalihin. Ijazah ini mencakup seluruh surat dalam Alqur’an, wirid, dzikir, amalan sunnah, dan doa Nabi Muhammad saw dan doa para Nabi dan Doa seluruh Ummat Muhammad saw, dan seluruh Hamba Allah yg shalih. semoga anda selalu dalam kemuliaan Dzikir dan Cahya Munajat mereka. Amiin
Saya Ijazahkan kepada anda sanad Alqur’anulkarim dalam tujuh Qira’ah, seluruh sanad hadits riwayat Imamussab’ah, seluruh sanad hadist riwayat Muhadditsin lainnya, seluruh fatwa dan kitab syariah dari empat Madzhab yaitu Syafii, Maliki, Hambali dan Hanafi, dan seluruh cabang ilmu islam, yg semua itu saya terima sanad ijazahnya dari Guru Mulia Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin Hafidh, yg bersambung sanadnya kepada guru guru dan Imam Imam pada Madzhab Syafii dan lainnya, dan berakhir pada Rasulullah saw…
(lihat: http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=26683#26683),
Gampangnya Habib Munzir memberikan sanad ijazah kepada orang-orang awam tanpa persyaratan dan bahkan hanya sekedar melalui internet sering beliau lakukan.
Silahkan lihat : (http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=25448#25448), lihat juga (http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=22111#22111), lihat juga (http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=21894#21894), dll
Perhatikanlah wahai para pembaca…dengan begitu mudahnya Habib Munzir memberi ijazah kepada seseorang yang meminta isnadnya hanya melalui internet ?!!
Lantas apakah jika orang tersebut telah diberi ijazah oleh Habib Munzir berarti ia telah menguasai seluruh qiro’ah sab’ah al-qur’aan dan juga menguasai seluruh fatwa dari empat madzhab, seluruh riwayat hadits dari imam saba’ah??!!! . Sementara orang yang meminta tersebut siapakah dia?, seorang alimkah dia?!! Belajar di mana?? Tahu nawhu shorof atau tidak?, menguasai ilmu ushul fiqh atau tidak?, menguasai ilmu mustolah hadits atau tidak?, menguasai fikih empat madzhab atau tidak??
Habib Munzir sendiri apakah menguasai seluruh ilmu yang ia ijazahkan?, menguasai tujuh qiroo’ah?, menguasai seluruh hadits-hadits yang diriwayatkan oleh imam sab’ah?, menguasai seluruh fatwa dan kitab-kitab syari’ah empat madzhab??!!! Sunnguh sangat a’lim Habib Munzir ini?, bahkan ana rasa mungkin tidak ada seorang yang lebih ‘alim dari Habib Munzir di zaman ini.
Pantas saja jika beliau digelari dengan al-‘Allaamah al-Fahhaamah (silahkan lihat http://assajjad.wordpress.com/2009/03/05/biografi-habib-munzir-al-musawa/)
Bisa jadi seseorang tidak memiliki sanad akan tetapi ia adalah seorang yang ‘alim. Sebaliknya….
– Percuma punya banyak sanad jika masih saja meriwayatkan hadits-hadits yang lemah, apalagi tidak mengerti tentang ilmu takhriij.
– Percuma punya isnad sampai Imam As-Syafii tapi berdusta atas nama Imam As-Syafii dan juga berdusta atas nama Ibnu Hajar
– Percuma punya isnad kalau membolehkan kesyirikan beristighootsah kepada mayat
– Percuma punya banyak isnad kalau sering keliru dalam membicarakan ilmu hadits
– Percuma punya banyak isnad kalau tukang mencela para ulama, karena ini bukan akhlaknya orang yang mempunyai sanad.
– Percuma punya banyak isnad kalau menuduh para ulama sebagai pendusta tukang menggunting perkataan ulama (padahal dia sendiri yang tukang gunting)
– Percuma punya banyak isnad kalau menuduh para ulama wahabi tidak punya isnad (yang ini merupakan kedustaan yang sangat nyata..!!!!)
KESEBELAS : Tidak semua orang yang memiliki sanad dan meriwayatkan hadits maka otomatis aqidahnya merupakan aqidah yang lurus. Ini merupakan perkara yang sangat mendasar dan diketahui oleh semua orang yang baru belajar ilmu mustholah al-hadits.
Karenanya para ulama ahli al-jarh wa at-ta’diil menyebutkan (dalam kitab-kitab Ad-Du’afaa’ dan kitab-kitab yang secara spesifikasi membicarakan tentang para perawi yang lemah) bahwasanya banyak perawi hadits yang memiliki pemahaman bid’ah, baik bid’ah khawarij, bid’ah syi’ah, bid’ah irjaa’, bid’ah qodariyah dan lain-lain yang menyebabkan riwayat para perawi tersebut tertolak. Dan masih banyak sebab-sebab lain yang menyebabkan periwayatan seseorang yang memiliki sanad tertolak
Sementara kesan yang dibangun oleh Habib Munzir bahwasanya jika seseorang telah memiliki sanad yang bersambung kepada Nabi maka melazimkan seakan-akan ia adalah orang yang ma’sum yang tentunya aqidahnya lurus. Tentu hal ini merupakan kelaziman yang tidak lazim.
KEDUA BELAS : Kelaziman dari hal ini, maka seluruh dai dan ulama yang tidak bersanad tidak diterima perkataan dan fatwa mereka, dan fatwa mereka dihukumi sebagai fatwa yang batil. Saya rasa sebaiknya Habib Munzir memberi masukan kepada Majelis Ulama Indonesia yang selama ini tatkala berfatwa tidak mencantumkan sanad mereka !!! yang menunjukkan bahwa fatwa-fatwa mereka selama ini adalah fatwa yang batil.
Demikian juga masukan kepada ribuan dai yang di Indonesia, bahkan masukan kepada jutaan dai yang ada di dunia agar berhenti berdakwah dan hendaknya mencari sanad dahulu agar perkataan dan fatwa mereka bisa diterima dan tidak bernilai batil !!!
Dari dua belas sisi bantahan di atas maka jelas bahwasanya perkataan Habib Munzir : “Orang yang tidak bersanad fatwanya batil dan tertolak” adalah kesalahan yang fatal !!!
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 24-12-1432 H / 20 November2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
Assalamualaikuym..
Coba sekali-kali yang belajar di MR habib mundzir menanyakan salah satu kitab hadits yg dihafalkan oleh sang habib, setelah itu Tanyakan salah satu hadits dari kitab yg dihafalkannya beserta perawi2 nya tanpa melihat buku. yah sekedar untuk menguji dan membuktikan perkataannya… hayok mulai sekarang wahai ikhwan para pengaggum habib bukalah hati dan pikiran antum untuk memilah dan membedakan antara haq dan yg bathil jgn mudah terpengaruh dengan omongan2 tanpa bukti yg sharih…waktu terus berlalu dan tidak bisa di mundurkan, jadi ingatlah dan selamatkanlah akidah kita agar kita mendapatkan kehidupan yang di inginkan di akhirat kelak yaitu surgaNya,dan selamat dari tertolaknya amalan… mari sama kita belajar secara Ilmiah. BArakallahufikm..
Jazakallah khair ustad
Alhamdulillah, kabut yang menyelimuti pemahaman sebagian kaum muslimin di tanah air semakin terkuak…Jazakallah khoiron ustadz
bismillah. alhamdulillah. semakin jelas kebenaran. semoga kita selalu diberi petunjuk shirotol mustaqim..
pintu taubat masih terbuka untuk kita yang masih bernafas..sebelum nyawa di kerongkongan..
wallohu a’lam.
Alhamdulillah, Jazzakallaahu khair Ustadz,..akhirnya syubhat terkait sanad keguruan yang biasa dijadikan senjata oleh Habib Mundzir beserta para pengikutnya yang fanatik dalam menyudutkan para ulama ahlus sunnah dan menipu umat terjawab,..
Assalamu’alaikum utadz Firanda, mohon dibuat dalam buku saja bantahan semacam ini, supaya semua orang tau, soalnya sayang kalau tidak diketauhi semua orang, termasuk penggemarnya yang kebanyakan masih ABG-ABG dan muda2, kasihan mereka hanya termakan dengan sanad..
Kalau memang sanad Habib Mundzir sampai kepada Rasulullah dan tidak melewati para penyusun kitab hadist tolong sampaikan kpd kita 5 hadist saja beserta sanadnya yang tidak terdapat di kitab-kitab hadist para ulama. Dan kalau memang saat ini sanad dijadikan syarat dalam mengambil Ilmu seperti keyakinan Pak Habib maka seharusnya dia tidak boleh hanya menyebut rawahu bukhari, namun harus juga menyebut sanadnya.
jazakallahukhoiro ustadz… alhamdulillah semoga diberi kemudahan untuk membuat lebih banyak lagi artikel bantahan tentang islam jama’ahnya…
Alhamdulillah telah terjawab sudah syubhat2 mereka dalam masalah “mangkul”. Jazakumullah khairan ya,,,ustadaz.
Insya Allah makalah ini dan yg sejenisnya akan ana perbanyak utk kaum muslimin.
Ustadz, tolong bantah juga perkataannya tentang: “SISA SISA HADITS YG TIDAK MENCAPAI 10% DARI HADITS YG ADA DIMASA ITU” .
Jadi Habib Mundzir menganggap kitab-kitab hadits yang ada saat ini sebagai sisa-sisa hadits yang tidak ada 10%.
Lalu 90% berarti ada di sisi Habib Mundzir? Hebat juga ya… bisa mengalahkan para penulis kitab-kitab hadits!!!
yang lebih tepat pak habib suruh menulis kitab sisannya yang 90% itu biar ummat islam seluruh dunia tahu bahwa ada yang katanya keturuna nabi yang ada di indosia itu bisa mengungkap hadist yang disembunyikan oleh wahabi. kutunggu kabarnya pak habib hadist itu biar ummat seluruh dunia bisa sepurna beribadah.
@Akhi Duriroxy
Sebenarnya sudah dijelaskan oleh Ustadz Firanda pada artikel http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/204-habib-munzir-berbicara-tentang-ilmu-hadits-seri-2 pada sanggahan pernyataan ke-empat. Barangkali antum bisa dibaca kembali,…
Jazakallahu khoiron ya ustadz atas penjelasannya yang begitu luas dan gamblang. semoga antum dan keluarga dijaga oleh Allah dan terus berdakwah diatas manhaj yang hak ini. barakallahu fiikum
Bukan Nur Hasan yang duluan punya sanad sampai ke Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tapi jamaahnya AL Fatah , cuma kurang berkembang maka si Nur Hasan bikin kreasi sendiri dan keluar dari bae;atnya al Fatah.
Yang semisal Nur Hasan dan Habib banyak di Indonesia , dan akan semakin sedikit , insya Allah , pengagumnya dengan banyaknya kebenaran yang dibawa oleh para ustad yang berjalan diatas sunnah beneran , bukan yang asal ngomong seperti si habib ini.
Semoga ada yang memberitakan bloq ini kepada para pengagum kebodohan itu.
STIGMA netagif yg ditujukan kpd salafiyyun,
bahwa, ustadz2 nya salafy gak hapal 10 hadits pun….
bahwa, kajian salafy bisanya cuman baca terjemahan bahasa indonesia…..
adalah cara2 orang kehabisan ide untuk membantah argumen.. makanya, begitulah cara mereka membuat lari umat dari kebenaran… dengan cara memberi stigma netagif, agar masyarakat meragukan keilmuan asatidzah bahkan ulama’ yg di atas manhaj salaf…
padahal kalo mau mereka meluangkan waktu untuk membaca tulisan2, dan mendengar kajian2 asatidzah salafiyyun.. insyaAllah akan takjub akan kedalaman ilmu mereka..
lha, wong saya ada tahu seorang akhi di indonesia ni yg belum pernah belajar ke Luar, namun penelaahannya terhadap ilmu hadits sangat dalam…
dari situ saja sudah nampak, berkah ilmu yg didakwahkan Syaikh Al Albani dan Murid2 beliau rahimahullah..dibandingkan dengan guru2nya para Sufi
Insya Allah, mereka masih disebut sebagai muslim karena masih menjaga shalat maktubah. Mari berlaku lemah lembut kepada saudara kita, meskipun kita mengetahui bahwa yang haq telah jelas dan yang bathil pun telah jelas pula. Semoga Allah membuka pintu taubat kepadanya, dan seluruh pengikutnya dan semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka. Karena jangan sampai kaum kufar memanfaatkan perbedaan ini sebagai alat untuk memfitnah Ahlus Sunnah seperti halnya di Dammaj. Na’udzubillah. Barokallahu, wasyukron jazakallah ustadz.
[quote name=”Abuhas”]Insya Allah, mereka masih disebut sebagai muslim karena masih menjaga shalat maktubah. Mari berlaku lemah lembut kepada saudara kita, meskipun kita mengetahui bahwa yang haq telah jelas dan yang bathil pun telah jelas pula. Semoga Allah membuka pintu taubat kepadanya, dan seluruh pengikutnya dan semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka. Karena jangan sampai kaum kufar memanfaatkan perbedaan ini sebagai alat untuk memfitnah Ahlus Sunnah seperti halnya di Dammaj. Na’udzubillah. Barokallahu, wasyukron jazakallah ustadz.[/quote]
Pengepungan di Dammaj dilakukan oleh syi’ah rafidhoh terhadap pendukung sunnah. Momentum ini kiranya menjadi pelajaran untuk kita, dan hendaknya mulai mewaspadai setiap manuver syiah ditanah air. Mulailah memetakan, yayasan,organisasi,perkumpulan yg ber afiliasi kepada syiah yg ada disekitar anda. InsyaAlloh kelak data dan informasi itu akan bermanfaat. Karena suatu saat jihad terhadap syiah akan berlangsung juga di tanah air kita. Wallohu a’lam
Bismillah. Mudah2 Alloh slalu mjaga ust. Firanda bserta keluargany. Dan mudh2an Alloh mkuatkan hujjah2 bliau trutama dlm mbantah kbatilan dan para pelakunya… Amin..
Bagi org2 pcari kbenarn, jauhkanlah dr sifat taqlid buta, dengki, dan hasad. Bacalah semua sumber pkataan habib mundzir dan ust. Firanda, manakah yg sesuai dg al Qur’an dan as Sunnah serta knyataan? Siapakh dr keduany bdusta dan pkataanny y tdk ilmi’ah?Trutama tuduhn dr habib mundzir thd para ulama wahabi???
Palg tudhn ilmu hadistnya dangkal??MasyaALLOH!!Allohu Akbarr..palg maslh hafaln.Coba antm tanyakn pd habib mundzir sdh hafal brp juz alQur’anny,brp hadits hafalanny beserta sanadny.Alhamdulillah kbanyakn pr ulama y dtuduh tanp bukti ma habib mundzir mrk hafal al Qur’an sblm baligh,bhkn mrk da yg hafal hadits kutubus sittah yg jlas beserta sanadny.Allohu al Musta’an…Tp mang bnr:”Brgsiapa yg disesatkan oleh Alloh mk tdk ada yg bisa memberi hidyh kpd nya”tp kita tetp mdoakn mrk smu trutama habibny
Walaupun sy msh keturunan Ahlul Bait,tapi sy sangat takut untuk menghina para Ulama Besar yg sudah diakui dunia akan kebenarannya,sy pikir ini adlh suatu kesombongan yg sdh diluar pikiran normal, Ya akhi Fillah,dimata Allah hanyalah orng2 yg bertaqwalah yg diterima disisiNya,Orang belajar Agama bukannya belajar Hadist/Fiqih duluan, belajar alqur’an,baru belajar Hadist&Fiqih InsyaAllah qt akan diberikan jalanya, dan ana yakin 1000% Ente tdk hafal Juz Amma,Apalagi Surat Al Baqarah dg Bacaan yg fasih dan benar, qt masih satu rumpun, tlngdan Arjuk ente bertobatlah Nashuhah,sebelum Alam ini melumatkan kita serta sdh berapa banyak orang yg salah dlm mengikuti ajaran ente yg ngawur ini akan dibawa hingga Yaumul Hisab. ( Mungkar Multi Level)
lebih sulit meluruskan orang islam dari pada mengislamkan orang kafir.
setuju di buat buku aja akh, semua yang bantahan dalam “penipuan” abu salafy dan kolom bantahan-bantahan antum.
sehingga dapat dilakukan uji keshahihan baik secara ilmiah maupun nash2 naqli.
barokalloohu fiykum ustadz. semoga Alloh menambahkan ‘ilmu bagi Anda untuk kemaslahatan ummat.
Barokallahu fiik ustadz… Terima kasih atas artikelnya. Semoga Allah memudahkan dakwah ustad,,, dan semoga saudara-saudaraku di majelis rasulullah dan habib munzir diberikan hidayah ke jalan yang benar.
Jazakallah khair ustadz dan juga semoga Allah subhana wa ta’ala menjaga anda sekeluarga dan mengokohkan kita di atas kitabullah dan as-sunnah serta menambahkan ilmu yang bermanfaat..allahumma aamiin.
Bantahan-bantahan seperti ini yang sebenarnya diperlukan ummat..untuk menangkis syubhat-syubhat yang dilemparkan oleh orang-orang jahil.
ust. firanda
terima kasih banyak atas artikelnya, jazakalloh khoiron.
dan seyogyanya ustad juga memahami resiko besar jika berani mengkritik Habib Munzir + NU, krn kita tahu sendiri di tv2 dan dijalan2 pengikut Habib Munzir cukup banyak, terutama anak2 muda + ABG + orang awam yg belum tahu banyak tentang Perselisihan aliran2 dalam tubuh umat Islam (jadi masih sangat punya semangat besar dalam membela suatu kelompok/habib), apalagi didukung oleh Kyai2 NU (yg memang terkenal fanatik dan mengakar di Indonesia), maka ini akan membuka lembar lama tentang perselisihan antara NU dan salafi, dulu hanya tertutup di pesantren2, sekarang dibuka di jalur publik (internet). Kita lihat di situs yg anti wahabi, mereka juga menggunakan bahasa2 yg sangat vulgar dan kasar dalam mencela ulama2 salafi, sepertinya mereka memang siap PERANG ilmu di internet (seperti kata habib munzir), dgn orang2 salafi
dan saya lihat, ust. firanda menjadi terdepan, karena yg dikritik bukan lawan sembarangan yaitu habib munzir. lha wong partai2 Islam saja pada mendekati habib ini, krn saking banyak massanya, tentunya mereka (aktivis partai) hanya cari simpati massa saja, contoh PKS
ust. firanda, Semoga antum diberi kesabaran dan ketabahan dalam membawa beban resiko yg menurut saya cukup berat ini……..amin
[quote name=”abu anas”]ust. firanda
terima kasih banyak atas artikelnya, jazakalloh khoiron.
dan seyogyanya ustad juga memahami resiko besar jika berani mengkritik Habib Munzir + NU, krn kita tahu sendiri di tv2 dan dijalan2 pengikut Habib Munzir cukup banyak, terutama anak2 muda + ABG + orang awam yg belum tahu banyak tentang Perselisihan aliran2 dalam tubuh umat Islam (jadi masih sangat punya semangat besar dalam membela suatu kelompok/habib), apalagi didukung oleh Kyai2 NU (yg memang terkenal fanatik dan mengakar di Indonesia), maka ini akan membuka lembar lama tentang perselisihan antara NU dan salafi, dulu hanya tertutup di pesantren2, sekarang dibuka di jalur publik (internet). Kita lihat di situs yg anti wahabi, mereka juga menggunakan bahasa2 yg sangat vulgar dan kasar dalam mencela ulama2 salafi, sepertinya mereka memang siap PERANG ilmu di internet (seperti kata habib munzir), dgn orang2 salafi
dan saya lihat, ust. firanda menjadi terdepan, karena yg dikritik bukan lawan sembarangan yaitu habib munzir. lha wong partai2 Islam saja pada mendekati habib ini, krn saking banyak massanya, tentunya mereka (aktivis partai) hanya cari simpati massa saja, contoh PKS
ust. firanda, Semoga antum diberi kesabaran dan ketabahan dalam membawa beban resiko yg menurut saya cukup berat ini……..amin[/quote]
Benar akhi, sejalan dengan makin banyaknya ummat yang mulai mengenal sunnah akan semakin membuat gerah orang-orang tdk suka dengan dakwah ini baik dari kalangan pengikut bid’ah maupun hawa nafsu. Ditambah banyak tokoh di kalangan mereka yang kemudian bertobat dan kemudian menulis buku. Mereka makin gerah ternyata masjid yang sudah lama mereka tinggalkan sekonyong-konyong banyak dimakmurkan dengan shalat berjama’ah oleh orang2 berjenggot, bahkan sebagian dari kita menjadi pengurus maka makmurlah masjid tersebut dengan sunnah dan kajian ilmiah. Merekapun tersentak akhirnya dengan segala upaya ingin menghidupkan bid’ah-bid’ah. Dan ancaman fisik saat ini makin nyata. Di sekolahan sd anak saya yang bermanhaj salaf insya Allah dicoret-coret dengan cacian terhadap wahhabi. Bahkan di tembok-tembok perumahan ditulis anti wahhabi. Dan nasehat dari ustadz-ustadz kita adalah tetap sabar dan tetap berbuat baik kepada mereka. Semoga kita tetap diberikan kesabaran dan tetap istiqomah tehadap manhaj yang haq ini. wallahu a’alam.
[quote name=”Abu Ziyad2007″][quote name=”abu anas”]…Dan ancaman fisik saat ini makin nyata. … di tembok-tembok perumahan ditulis anti wahhabi. Dan nasehat dari ustadz-ustadz kita adalah tetap sabar dan tetap berbuat baik kepada mereka. Semoga kita tetap diberikan kesabaran dan tetap istiqomah tehadap manhaj yang haq ini. wallahu a’alam.[/quote]
Allahul musta’an
[quote name=”abu anas”]ust. firanda
terima kasih banyak atas artikelnya, jazakalloh khoiron.
dan seyogyanya ustad juga memahami resiko besar jika berani mengkritik Habib Munzir + NU, krn kita tahu sendiri di tv2 dan dijalan2 pengikut Habib Munzir cukup banyak, terutama anak2 muda + ABG + orang awam yg belum tahu banyak tentang Perselisihan aliran2 dalam tubuh umat Islam (jadi masih sangat punya semangat besar dalam membela suatu kelompok/habib), apalagi didukung oleh Kyai2 NU (yg memang terkenal fanatik dan mengakar di Indonesia), maka ini akan membuka lembar lama tentang perselisihan antara NU dan salafi, dulu hanya tertutup di pesantren2, sekarang dibuka di jalur publik (internet). Kita lihat di situs yg anti wahabi, mereka juga menggunakan bahasa2 yg sangat vulgar dan kasar dalam mencela ulama2 salafi, sepertinya mereka memang siap PERANG ilmu di internet (seperti kata habib munzir), dgn orang2 salafi
dan saya lihat, ust. firanda menjadi terdepan, karena yg dikritik bukan lawan sembarangan yaitu habib munzir. lha wong partai2 Islam saja pada mendekati habib ini, krn saking banyak massanya, tentunya mereka (aktivis partai) hanya cari simpati massa saja, contoh PKS
ust. firanda, Semoga antum diberi kesabaran dan ketabahan dalam membawa beban resiko yg menurut saya cukup berat ini……..amin[/quote]
Dengan adanya artikel2 yg disampaikan secara ilmiah (berdasarkan hujjah dan tidak sekedar menuduh dan fitnah) insyaAlloh akan membuka cakrawala berfikir mereka. Setidaknya berawal dari remaja/ABG mereka yg mengakses internet. Ayo kita sebarluaskan kajian2 ust Firanda, dengan niat lillahi ta’ala akan ada perbaikan pemahaman ummat kedepan. Dan bukan untuk sekedar menang2an. Menyampaikan yg haq itu selalu beresiko. Kita bisa cari cara meminimalisir ekses tanpa harus mundur untuk menyampaikannya. “qulil haq wa law ka na murran”
Assalamualaikum Wr. Wb.
Teman2, dalam hal ini kita jangan langsung percaya terhadap ajaran tambahan yang telah ada ditakutkan itu merupakan hal yang mengada2 / salah. Karena sekarang ini banyak orang yang ingin menjadi no. 1, seperti nabi Muhammad, dengan segala cara. Cara untuk mengetahui yang benar adalah dengan mempelajari langsung dari sumber, cari sampai akar2nya, dan bandingkan dengan ilmu yang telah anda dapat. Mana yang paling baik, kita ambil. Saya percaya Allah tidak akan menyesatkan kita semua. Jangan sampai kita mencela yang benar, lebih baik pikirkan dulu sebelum bertindak. Jangan mencela saudara kita sesama islam, kalo dia tersesat ayo kita beritahu jalan yang benar. ^_^
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Assalamu ‘alaikum ustadz, mainkan terus ustadz, jangankan seluruh Indonesia, seluruh dunia memusuhi kita karena memperjuangkan tauhid, kita tidak akan gentar, tidak masalah kita akan meninggal kapan, Insya Allah kita meninggal di atas tauhid Lailahaillallah, asalkan jangan mati sebagai penyembah kuburan. Insya Allah ustadz kami-kami para penuntut ilmu akan ikut terus berjuang dalam menegakkan tauhid dan kebenaran dalam islam, tetapi dengan cara-cara yang baik dan tidak melanggar hukum syariat. Insya Allah, Allah akan membeli kita, amiiin….
Insya Allah mata hati umat Muslim akan semakin banyak yang terbuka, amiiin…..
semoga ALLOH TAALA membalas antum dengan kebaikan yang banyak. Amiiiin
Semoga Alloh mengampuni dan melindungi di dalam kebaikan dunia wal akhirat keatas Habib Munzir dan Ustz Firanda
Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaaatuh.
SubhaanAllah ustadz, baarakAllahu fiik. Ustadz, mohon rangkaian artikel untuk menjawab Habib Munzir ini dibuat bentuk bukunya, ustadz, supaya menjadi jelas untuk ummat. Dan juga, mohon dibuat bentuk PDF-nya yang bisa dibaca dan disebarkan dengan mudah.
InsyaaAllah akan menjadi jalan petunjuk untuk banyak ummat yang masih awam dan akan amal jariah untuk ustadz. InsyaaAllah.
Sekali lagi, mohon dibuat bukunya, Ustadz. Semoga Allah mudahkan.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Semoga menjadi artikel yang bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan khalayak yang dituju, diwaktu dimana tidak ada yang lebih bermanfaat kecuali amal yang ikhlas dan ittiba’
Al-Hamdulillah, sejak saya keluar dari jajaran aswaja tahun 77 , hati say semakin legak, kini saya seorang da’i yang tidak pernah percaya atas klaim habi, bahkan sering mengkaunter merela dengan berbagai cara
Habib Munzir berkata :
“Beliau (*Albani) itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini…”
Habib Munzir berkata lagi :
“Sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil. berkata para Muhadditsin, “Tiada ilmu tanpa sanad” maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu’.
apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.
Saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong. (lihat :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=22466#22466
Pada hakekatnya yg menipu ummat adalah diri sang habib, ia hanya mengandalkan embel-embel memiliki sanad keturunan Rosululloh saw. & menjual hal tsb untk tendensi-tendensi pribadinya.
kemudian perkataan sang habib “Beliau (*Albani) itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini…”
mengindikasikan dirinya bukanlah seorg ahli hadits karena perkataan beliau sendiri “karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini…” Sang habib sendiri tidak melakukan apa yg ia katakan, ia tidak mencari & mengumpulkan hadits dari perawi hadits, & kembali kepada perkataan beliau “tiada ilmu tanpa sanad, maka fatwa tanpa sanad adalah batil”, perkataan tsb jg berlaku untuk dirinya, krn sanad ilmu beliau tdk bersambung dari ahli hadits hanya belajar dari kitab-kitab yg ada.
Assalamualaikum ustadz firanda..
Ustadz kami mohon sudi kiranya artikel bantahan yang sarat dengan ilmu ini di bukukan mengingat propaganda dusta dari orang yang mengaku habib ini sudah keterlaluan, kasihan kaum muslimin dan pemuda yang jahil tertipu dengan orang ini dengan doktrin “sanad ilmu dan sanad nasab” (tanpa bukti) dan caci makinya terhadap ulama ahlussunnah wal jamaah..mengapa harus dibukukan? karena maslahatnya sangat besar ustadz tidak sedikit bahkan banyak orang bertobat dari kesesatan dan kebathilan lantaran membaca buku yang sarat dengan ilmu disamping itu juga bisa dijangkau oleh masyarakat kaum muslimin secara luas.. Mohon dipertimbangkan ustadz
perlu di tes emang sekali sekali si Habib Ini.. bener ga dia dah hafal hadits beserta rijal sanadnya,.. ana rasa innamal a’malu binniaat saja ga hafal jalur periwayatannya..
bahkan yang lebih mendasar tes hafalan qur’an, karena sudah sering tulisan tulisan beliau ini mengatakan ulama Wahabi tidak hafal hadits, dsb, cobalah muridnya bertanya langsung tentang suatu ayat,.misal kita tanya, saya membaca tafsir surat almaidah ayat 4, namun yang kita sebutkan tafsir surat ayat 10(sekedar tes apakah paham bener dengan alqur’an) jika paham tentu akan membetulkan perkataan kita,.
begitupun hadits,kita sebutkan sebuah hadits dan kita bilang hadits tersebut lafazhnya diriwayatkan oleh Imam Bukhari, tetapi sebenernya hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim,atau jika kita hafal sanadnya, kita balik sanadnya,jika benar dia hafal beserta rijalnya, maka nukilan kita akan dibantahnya dan dibetulkan..tes sederhana untuk seseorang yang mengaku berilmu tinggi(baca muhaddits).. mungkin jika ada pengikutnya yang membaca, silahkan di tes guru anda yang selalu gembar gembor hafal ribuan hadits, ga tanggung2, sama rijal sanadnya juga..semakin hari akan semakin terbuka insyaAllah,. walaupun pahit perjalanannya..
dan terakhir,.. ini sebuah komentar sedikit dari bukunya beliau.. kenalilah aqidahmu,. :
“ada bagian yang menyatakan soal perbedaan mazhab, yaitu soal wudhu,. dikatakan di buku itu, bahwa mazhab imam Syafi’i kalo wudhu,. maka ketika sampai tangan membasuh(mengusap) tangan adalah bagian dari wudhu, sedangkan di Mazhab Imam Ahmad hanya menyiram saja(tanpa membasuh/mengusap), (bisa dicek, mungkin kurang atau lebih perkataan ana)..setahu ana, 4 mazhab tidak ada perbedaan soal ini, hanya tambahan pada mazhab imam Malik adalah ad dalk(mengusap setiap bagian wudhu dengan sungguh2/ bahasa gampangnya niat banget membasuhnya,seolah-olah sedang menghilangkan najis)..
jika ana salah mungkin ustadz bisa membetulkannya,. poin ana soal ini adalah, inikah seorang muhaddits?ahli fiqh?mengklaim mengetahui perbedaan 4 mazhab?tapi apa yang diberikan??
Assalamu’alaikum.
Ustad, ada baiknya dan sangat banyak maslahatnya Ustad Firanda membuat buku “Membongkar kebobrokan-kebobrokan Habib Munzir” agar semua kalangan mengetahui siapa ia sebenarnya.
Sudah 13 seri artikel yang ditulis Ustadz, sudah cukup untuk buku keCil, tinggal minta izin usatdz untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
Terus kita dukung perjuangan Dakwah Ust.Firanda didalam mendebat para ahli bid’ah.
assalamu’alaikum. ustadz ahsan artikel bantahan antum di bukukan. karena mereka sudah berani membuat bantahan2 berbentuk buku yang dijadikan pegangan dalam membantah pemahaman ahlu sunnah (salafy).
dan mudah2an artkel2 yang sudah duetrbitkan buku menjadi bahan ilmu dan informasi yang haq dan ilmiah. dan menjadi amal sholeh bagi kita semua. amiin
WAHABI ko di Dukung Aneh bin Nyata bin keliatan..
ada lagi yg ngucap Gurunya di Ragukan.. ente liat dulu Guru ente sapa..? Diatas Guru ente sapa..?? di atas guru, guru ente sapa..?? dan setrusnya…
Mereka Habib Minzir telah memberitahu Beliau berguru kpd Habib Umar, kemudia Habib Umar berguru lg, berguru dan seterusnya…
Otak yg dangkal kalian,,..
ukuran kebenaran itu kolalAllah kolarrosul dan ijmak sahabat. bukan guru-guru anda. kalau anda ingin membantah pakai dalil jangan pakai perkataan guru-guru anda. malu-maluin, entar kelihatan bodohnya
Saya nggak habis pikir sama kaum Asjam (Asy’ariyyah Jahmiyyah), kurang jelas apa coba artikelnya? Sanad Mekkah/Madinah dengan sanad Yaman bagus mana? Sanad itu bukan dari Yaman doang, itu cuma percikannya saja, pusatnya ya di Mekkah/Madinah.
memang pantas anda memakai nama “bid’ah” komentar ente sangat “berbobot”
[quote name=”Bid ah Hasanah”]WAHABI ko di Dukung Aneh bin Nyata bin keliatan..
ada lagi yg ngucap Gurunya di Ragukan.. ente liat dulu Guru ente sapa..? Diatas Guru ente sapa..?? di atas guru, guru ente sapa..?? dan setrusnya…
Mereka Habib Minzir telah memberitahu Beliau berguru kpd Habib Umar, kemudia Habib Umar berguru lg, berguru dan seterusnya…
Otak yg dangkal kalian,,..[/quote]
Assalamualaiku, wrwrb.
Seorang muslim sebaiknya mengucapkan salam dulu kepada saudaranya, gaya bahasa anda ga ada sopan santunnya, seperti tidak berilmu,, enta-ente, klo boleh saya tanya, siapa gurunya habib munzir, lalu siapa gurunya habib umar? sebutkan sampai buyut buyut buyut buyut gurunya habib umar,, kalo memang pengetahuan anda tidak terbatas tentang guru2nya habib munzir.. emang anda tahu? menyebut org lain otaknya dangkal seolah-olah anda paling pandai dan berilmu. semoga Allah merahmati anda, dan menunjukan jalan yang benar *bukan konvoi ugal2an dijalanan, dan beli jaket ekslusif.
wallohua’lam bisshowab
wass.
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Akhi, kalo hanya bersandar pada guru, gurunya guru, gurunya gurunya guru terus ke atas, maka saya rasa ahlul bid’ah & orang kafir pun punya silsilah guru-guru. Yang harus kita perhatikan adalah: apa yang mereka wariskan secara turun temurun itu? Karena seperti halnya KEBENARAN, KEBATILAN pun ada yang diwariskan secara TURUN-TEMURUN.
Oleh karena itu, tugas kita sebagai seorang muslim dalam menilai kebenaran tentu saja dengan kembali kepada Al-Qur’an al kariim, As-sunnah, ijma’ para ulama, sesuai pemahaman salafusshalih.
Nah, selain melihat siapa orang-orang yang mewariskan (guru-guru) & bagaimana latar belakang mereka, tentu kita juga harus melihat apakah yang diwariskan secara turun-temurun tersebut sesuai dengan Al-Qur’an al kariim, As-Sunnah, ijma’ para ulama, sesuai pemahaman salafusshalih?
Jika IYA, maka itulah KEBENARAN, itulah yang wajib kita ikuti, itulah jalan selamat. Jika TIDAK, maka itulah KEBATILAN, wajib kita ingkari & tinggalkan, serta berusaha untuk kembali kepada kebenaran.
Semoga penglihatan, pendengaran dan hati yang Allah Ta’ala karuniakan kepada kita semua, dapat kita manfaatkan untuk menggapai hidayah & pertolongan Allah, aamiin yaa mujibassaa’iliin
~Wallahu a’lam~
Sudah 3 tahun saya belajar/mengaji (hadist, Dzikir dan membaca Maulid khususnya perilaku yang luhur dari Guru Kami yang mulia Habibana Munzir Al Musawa. Tak satupun beda dengan apa yang saya dapat dari guru-guru kami yang mulia seperti : Habib Umar bin Ahmad Al Hamid, KH. Abdussalam, KH. Drs.Moh.Hidayat, MBA, KH. Muh.Yusuf. SH…semuanya tidak ada beda. Jadi STOP Sebarkan fitnah !!! Lakum dinnukum walyadin ajha…
[quote name=”yadi dao”]Jadi STOP Sebarkan fitnah !!! Lakum dinnukum walyadin ajha…[/quote]
lakum diinukum walyadin….emangnya agama ente apa??
kalimat haq dipake secara bathil…
yad! ente ini malu maluin ane. katanya ngarti sanad lo, LAKUM DINUKUKUM WALIYADIN itu untuk orang kafir yad! mareka itu kan masih saudaramu seiman… yang berusaha menasehati… kok malah keluar kalimat yg pantesnya buat org kapir.. ck,ck,ck Ane curiga ni yad, ente ini jangan jangan tanpa sadar berubah jadi siluman sufi yang takfiri yad…! ngarti kagak takfiri…? gak butuh sanad yad kalo cuma pengen tau apa takfiri… buktinya ente sudah mulai tuh ngatain LAKUM DINUKUM WALIYADIN. ingat dosa yad, orang yang ngatain sodaranya kapir padahal tidak maka titel kapir itu kembali ke tuannya yad…!
sama enggak yang diajakan habibuna rosulullah ibadah-ibadah yang anda perintahkan oleh guru-guru anda ? jangan taklik buta. ibadah semua itu hak Allah bukan guru-guru anda. apakah guru anda ingin menyaingi Allah ?, sehingga guru2 anda membuat-buat ibadah baru yang rosulullah tak pernah ajarkan.
itu Lakum dinnukum walyadin bknnya utk perbedaan antara Islam dan kaum kuffar?? masa dipakai sesama Islam??? harus dikaji tuh surat, mengenai isinya, kandungannya… jgn asal pakai utk menutupi kebathilan….
Lakum dinnukum walyadin ajha…[/quote] mungkin maksudnya “Lana ‘amaluna walakum ‘amalukum” kalo ayat ini yg antum pake, msh logis. kan ente muridnya uama besar, ahli hadits, (katanya) keturunan Rasul, memiliki karomah, yang tangannya (wajib) dicium-cium. masak nukil ayat sepenggal aja salah tempat????
to #Bid ah Hasanah#
yang jadi dasar/ukuran/pijakan/tolok ukur dalam agama bukanlah GURU SAYA BERKATA INI DAN ITU…, tetapi ALLAH BERKATA, NABI BERKATA, SAHABAT BERKATA (yg tidak menyelisihi nash)… itu satu2nya jalan keselamatan….
kalau anda menjadikan perkataan guru anda “mengalahkan” perkataan Allah & RasulNya, siap2lah anda dicap TAQLID TANPA ILMU….dan ini (taqlid) sangat dilarang dalam islam!!
@ mas yadi, bukankah kita sama2 muslim, bukankah nabi & kitab sama, lalu apkah yg mnjadikan anda merasa berbeda dgn kaum muslimin yg lain, knapa ayat yg jelas2 ditujukn pada orng kafir, knapa dilemparkn kpd kaum muslimin, bawa ayat tp salah sasarn sasaran, bukankah kita agar saling nasehat menasehati dlm kebaikan (al-asr)
@ yadi dao, taukah anda? salafi adlh nama penisbahan bagi org yg mengamalkn agama ini sesuai dgn pemahan salafusholeh. maka siapa saja seorng muslim yg berusaha mengamalkn agama ini dgn amalan salafsholeh, maka hukum asalnya ia adlh salafi. mngapa kita hrs brpemhaman sperti salfusholeh? krn mrka yg pertma kali mmpraktekan agama ini, kalo seorng muslim enggan disebut salafi, maka ini adlh 1 prtanyaan besar , siapakah yg ikuti dan org2 yg ia cintai .apkh anda enggan disebut salafi? salafi ,muslim adlh sama
yadi…yadi ente bikin malu aja, tp juga bkin geli, anak skolah madrsah ibtidaiyah (stingkat SD) aja tau makna kisah ayat yg anda bawakn, yad…ini yg 3 th anda dpatkn blajar dr habib anda, apkh stiap habib anda bawa ayat bawa hadis, langsung diterima…dilihat dulu yad, tepat ga ayat ma hadis tu pd tempatnya, jgn malu2 yad utk mnerima kbenaran, akui kalo anda keliru,dulu diartikel yg lain, kalo tdk salah,anda juga prnah bawa komenter yg sama, smoga ALLOH,bukakan pintu hati anda dan brikan anda petunjuk
gini nih klo ngaji cuman sanad doang yg di pentingin tapi isi di kesampingin,
lagian emang yang dilakuin tuh habib di ajarin sama nabi klo emang bener sanad mrk nyambung??
Ya sudahlah…lakukan apa yg kamu anggap benar, yg jelas tdk akan saya lakukan dan sebaliknya. Bagimu amalmu, dan bagiku amalku…!!! Stop penghasutan/ghibah/Fitnah yang tidak berdasar terhadap guru kami…!!! Katanya saudara??? klo saudaranya salah ya tegur langsung donk, jangan diceritain kemana2…jadi fitnah tuh…!!! JANGAN DI TAG TULISAN INI JIKA ADMIN FIRANDA TAKUT, UDAH SERING BALASAN SAYA TIDAK DIMUAT…KENAPA???
Ya sudahlah nak Yadi, saya akan katakan juga :
Stop penghasutan/ghibah/Fitnah yang tidak berdasar terhadap Syaikh As Sudais dan Syaikh Al Albani…!!! Katanya sesama muslim saudara??? Klo memang belum bertatap muka dan mengenal mereka ya jgn diceritain yg ngga2 dong…jadi fitnah tuh…!!!
SEMOGA TULISAN INI MENJADI BAHAN RENUNGAN BAGI ANAKKU YADI DAO -SEMOGA ALLAH TA’ALA SELALU MENJAGANYA-
ane coba rujuk ente2 ke blog yg lebih bagus dr firanda..ibnu-alkatibiy.blogspot.com
assalamualaykum..@yadi dao
antum rupanya sudah benar2 taqlid buta..bukti-bukti dan hujjah ilmiah sudah dijelaskan seperti malam yg terang benderang spt siangnya aneh bin ajib antum masih saja membeo kpd sang Habib Munzir..antum sudah baca blum tulisan ust.Firanda (http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/207-habib-munzir-mencela-imam-masjidil-haram-syaikh-dr-abdurrahman-as-sudais-#comment-2989) yg dinukil langsung dari websitenya Majelis Rosululloh.apa tanggapan antum??
IMam Masjid sekelas Abdurrahman assudaisiy dicela ..??Allohul Musta’an….
Semoga Alloh Ta’ala selalu memberikan hidayah-NYA kepada anta..
nah lo yad! udah mengakui ustad firanda bahkan memuji bagus buktinya to baca baik2 kata2 yadi “coba rujuk ente2 ke blog yg lebih bagus dr firanda”..aartinya ustadz firanda bagus kan…!!!!
[quote name=”yadi dao”]ane coba rujuk ente2 ke blog yg lebih bagus dr firanda..ibnu-alkatibiy.blogspot.com[/quote]
[quote name=”yadi dao”]ane coba rujuk ente2 ke blog yg lebih bagus dr firanda..ibnu-alkatibiy.blogspot.com[/quote]
tokan loe yad udah ngaku klo ustadz fiarand bagus,,udahlah belajar az yang benar kembali ke jln salaf
alhamdulillah bantahannya bagus dibarengi dengan ilmu insyaallah bukan cuman sekedar bisa mencaci maki,bukan cuman bisa ngomong fulan dajjal fulan kadzdzab. barokallahu fiikum ustadz..
Assalaamu’alaikum dari ana yang awam nih..
Kenapa juga fulan membela habib ini, saudara nggak..temen juga nggak.
dikasih makan juga nggak..
apa lagi ya??
yang jelas sang habib telah memberikan pendapat yang bisa dibilang ngawur terhadap para ulama ahlus sunnah…
ngapain juga dibela???
Setelah saya berdiskusi dengan orang2 Asya’iroh, ternyata yang dimaksud sanad di sini adalah sanad dzikir sufi. Hehehe, ya jelas aja Wahabi gak punya. Tambah kacau aja nih, sanad keguruan nggak sah kalau nggak punya sanad dzikir sufi.
Lihatlah artikel bib munzir…menukil dan tanpa sanad…katanya harus bersanad…
lihat link dibawah ini:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=368&Itemid=1
Mau tau kesesatannya yang aqlany (secara akal menafsirkan ayat dan hadits)….
kemudian membawakan riwayat2 tanpa sanad dan menukil kitab hadits…
Diantara fatwa sesatnya (berdasarkan SANAD yang ada padanya adalah di artikel link:”http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=368&Itemid=1″, yaitu sebagai berikut:
“Diperbolehkan ada hubungan antara lelaki dan wanita yang bukan mahram dengan syarat tidak melanggar syariat, sebagaimana dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak para sahabat yang berbicara dan bertanya kepada ummul mu’minin, dan banyak wanita yang berdagang di pasar namun tetap menjaga norma-norma kesopanan dan tidak melanggar syariat. Jadi boleh saling kirim sms namun jangan sampai melewati batas dan mulai masuk pada hal-hal yang buruk, seperti mengajak untuk bertemu dan lainnya karena hal itu mendekati pada perbuatan zina yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana firman-Nya: (Surat Al-Isra’:32)”
Dari mana sanad dari Nabi yang membuat habib munzir menghasilkan FATWA ini…Wahai Habib..Tunjukkan Sanadmu yang membuatmu memberikan natijah FATWA SESAT ini…
Dan sudah jelas kalau Si Habib Munzir ini berfatwa dengan akal dan hawa nafsu, dan Klaim Sanad Tanpa Bukti…!!!!
Bagaimana bisa dia menyamakan hubungan laki perempuan jaman sekarang dengan sms-annya dengan para shahabat yang bertanya sesuatu yang bermanfaat kepada ummul mu’minin dibalik hijab…Apakah hubungan laki perempuan jaman sekarang itu disamakan dengan bertanyanya sahabat kepada ummul mu’minin min waraa’il hijaab….haihata haihata limaa tu’aduun wahai murid habib “Sesat” Mundzir…
Woi munzir, sms-an itu harus tahu nomor telpon hp, kalau begitu harus minimal si laki nanya sama temennya si cewek, temenya itu kan cewek, itu aja udah mendekati zina, sms-annya aja udah mendekati zina,…itu semua adalah bisikan syaithon alias talbis…berapa banyak kemaksiatan dan kemungkaran yang terjadi berawal dari sms…apakah itu ilmu yang kau peroleh dari sanad-sanadmu…Bahkan salah satu yang mengaku muridmu pernah berdebat denganku dengan mengharamkan kelinci dan mengkafirkan sahabat nabi selain 5 orang…apakah itu juga hasil dari ilmu sanadmu itu?????
Wal ‘iyaadzu billah min habib munzir dan muqollidnya….
hmm.. beginilah salah satu contoh wahabi, tidak begitu memiliki sopan santun jika sudah terbawa esmosi. Watch out!
sorryy…gw orang sunnnii yg anti WAHABIIII sorry yahh. di tahun2 belakangan ini si wahabi berkedok mau jadi orang sunni di indonesia! waspadalah. wahabi bukan sunni, melainkan orang kafir buatan inggris! liat aja teroris semua orang wahabi bok. wasalam
wahai saudaraku, hendaklah kita semua takut kepada Alloh, dan telitilah terlebih dahulu semua kabar yang kita terima. Bukankah kita diberi akal untuk bisa memilih mana yang baik dan batil? Tentu saja akal yang tunduk kepada Qur’an dan Sunnah, bukan akal yang tunduk kepada hawa nafsu. Darimana antum mendapat sumber sampai menyebutkan kalau wahabi adalah kafir dan teroris? Telitilah terlebih dahulu, supaya hujjah antum menjadi jelas.
[quote name=”kilo”]sorryy…gw orang sunnnii yg anti WAHABIIII sorry yahh. di tahun2 belakangan ini si wahabi berkedok mau jadi orang sunni di indonesia! waspadalah. wahabi bukan sunni, melainkan orang kafir buatan inggris! liat aja teroris semua orang wahabi bok. wasalam[/quote]
Astaghfirullah..
anta menuduh kaum yang menisbatkan diri kepada salaf sebagai kaum kafir?
maka ketahuilah..ITU AKAN BERBALIK KEPADA ANDA !
Jangan didengar ucapan-ucapan yang tanpa ilmu dan bukti ini akhi… tetapkan kita pada sunnah ini… semoga ustadz-ustadz sunnah di Indonesia diberi keistiqomahan dan bertambahnya ilmu yang haq dan bermanfaat.. amin
Salafisme hanya berjalan atas Tiga kompsisi yaitu : SYIRIK, BID’AH DAN HARAM.
Jadi Waspadalah
wow….
emang lo g tau kalo Alqur’an juga bahas mengenai syirik lawan tauhid, hadist Rasulullah memperingati kita dr bahaya bid’ah dan halal haram dlm agama islam?….
g pernah belajar agama islam ya…ato taunya salawatan aja…n nyanyian dan MUSRIK (baca musik).
wahabi=yahudi dalam bentuk akidah Islam
alhamdulillah !!!!!!
makasih ust.firanda setelah berbulan2 saya mencari jawaban atas tuduhan syeikh albany yang tidak memiliki sanad !!akhirnya ketemu juga pas baca2 artikel ini . . . ..
terus lanjutkan perjuanganmu wahai ustazuna kami mendukungmu . . . .
jazakumullah
encang munzir dan pengikut2 setianye..!!! Aye kaga ngarti sanat-sanatan. Tapi kalo aye bawain salah satu ayat Alqur’an atau hadits shoheh dari kitab Shahih Bukhari, antum terima ga..???
habib munzir dan pengikut2 setianye..!!! Aye kaga ngarti sanat-sanatan. Tapi kalo aye bawain salah satu ayat Alqur’an atau hadits shoheh dari kitab Shahih Bukhari, antum terima ga..???
asslmkum sobat sekalian!!!
syukran kpd utadz kita yang telah memberikan wawasan kpd kita tentang Sanad hadits, tapi biasalah kalo orang sudah benci terhadap suatu golongan pasti mereka mencari2 kesalahan’y spt Habib mundzir(semoga ALLAH memberikan Hidayah kpd’y) itu.
dan semoga guru2 kita RAHIMAHUMULLAH spt Syaikh Utsaimin, syaikh ‘Abdullah bin Bazz dll mendapatkan Fahala yang melimpah.
aamiin
Assalaamu’alaikum. Mungkin sudah menjadi sunnatulloh, bahwa ahlulbid’ah jika semakin banyak bicara maka akan semakin banyak kebohongannya dan semakin tampak pula kebodohannya. Karena biasanya jika satu ma’siat (bid’ah dkk) kita kerjakan maka minimal satu hasanah akan kita tinggaljan.
Baarokalloh fiekum.
Wassalam.
ini website org2 “WAHABI” yg ada di indo ya.. ??!!
[quote name=”simkuring”]ini website org2 “WAHABI” yg ada di indo ya.. ??!![/quote]
__________________________________________
ini websitenya orang muslim yang beragama sebagaimana agamanya Rosulullah Shallallaahu’alaihi wasallam yang kemudian di ikuti oleh generasi Shohabah Rodiyallaahu’anhum jamii’an, serta generasi berikutnya.. hingga sekarang. Maka Jayalah Islam sebagaimana islamnya Rosulullah Shallallaahu’alaihi wasallam dan para Shohabah dan orang2 yang mengikutinya.
Aamiin..
Walhamdulillah…
salapi dimana2 sama aja … ngaku2 sunnah
Assalamu’alaikum. Saya termasuk awam dan tidak mengerti apa yang terjadi. Saya sering dengar atau baca caci maki tentang Wahabi. Sehingga menggelitik rasa penasaran apa itu Wahabi. Lalu, saya temukan lagi caci-maki untuk Salafi sehingga saya cari juga apa itu Salafi.
Saya menyukai bacaan ilmiah dan bacaan ilmiah selalu punya referensi. Seperti halnya yang saya pelajari di dunia kampus dahulu setiap kutipan harus dicantumkan pemiliknya.
Kembali kepada pencarian saya tentang Wahabi dan Salafi, saya menemukan banyak yang menentang manhaj ini sampai-sampai rasanya manhaj ini dikucilkan oleh seluruh paham-paham agama Islam yang ada di Indonesia.
Tetapi yang menarik adalah selalu saya temukan penjelasan ustadz-ustadz dari situs-situs Salafi sangat dalam pembahasannya, ilmiah, otentik, hati-hati, terkonsep, argumentatif, tidak asal menukil dalil-dalil, santun.
Ini baru ustadz-ustadznya loh (apalagi nanti kalau saya langsung baca kitab ulama-ulamanya?)
Sementara situs-situs yang anti-wahabi malah kebalikannya. Memang ada beberapa ustadz yang kajiannya ilmiah, tetapi ustadz yang sama juga saya temukan kajian yang lainnya menukil dalil-dalil yang tidak semestinya. Bahkan, dipaksakan dalil tersebut cocok dengan pendapatnya. Bahkan, Ada juga memakai dalil yang tidak sahih untuk mendukung argumentasinya.
Yang lebih kentara perbedaannya adalah sopan santun pengikut-pengikutnya. Anti-wahabi kebanyakan suka berkomentar ngawur, dangkal, buta, fanatik (bahkan lebih parah dalam penghujatan kepada wahabi). Ini sangat berbeda dengan pengikut-pengikut Salafi atau Wahabi yang adem.
Namun, terlepas dari itu semua, saya sebagai pencari ilmu agama harus tetap berpegang pada Al-Quran dan As-Sunnah. Prinsipnya cuma itu karena itu sudah sempurna. Tidak ada lagi agama atau ibadah yang perlu ditambah-tambahkan (bid’ah) selain apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. (bukan berarti “tidak perlu ditambah-tambahkan” artinya tidak perlu ijtihad ulama seperti saya temukan di situs anti-wahabi’ridiculous’ :D)
iya akhi.. terus istiqomah dan perdalam ilmu yang haq ini..
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Habib mengklaim bahwa dia mempunyai sanad sampai Nabi, timbul pertanyaan :
Sampai perawi manakah dari sanad gurunya timbulnya amalan2 sbb :
1. Tahlilan kematian
2. Tawasul kepada mayat
3. Istighoosah kepada mayat
Padahal kita tahu Nabi tidak mencontohkan amalan2 diatas.
Mungkin ada perawi matruq pada sanad gurunya ?
Wassalam
Kampret tenan.emang kalian-kalian para wahabi pinter banget memutar balikkan fakta ya…….dulu2 menghukumi kegiatan orang NU bid’ah baru2 ini kayaknya udah condong mengkafirkan….sekarang terbukti siapa yang ndak tau sanad
Buktikan kalau memang kelompok yang anda sebut “wahabi” itu memutarbalikkan fakta? Jangan asal ngomong aja akh…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”.
[Bukhari no. 6018, Muslim no. 47]
[quote name=”#ibnu saqib”]Kampret tenan.emang kalian-kalian para wahabi pinter banget memutar balikkan fakta ya…….dulu2 menghukumi kegiatan orang NU bid’ah baru2 ini kayaknya udah condong mengkafirkan….sekarang terbukti siapa yang ndak tau sanad[/quote]
Saudaraku Ibnu Saqib semoga Allah memberi Hidayah-Nya kepada antum.
Ana akan ikut antum dalam hal Tahlilan Kematian dan Tawasul n Istighoosah kepada mayat kalau antum bisa sampaikan dalil sahih dan sharih tentang amalan-amalan tersebut. Dugaan antum benar sekali, ana memang nggak tau sanad tentang amalan-amalan itu.
Ana tunggu ya pencerahan dari antum.
Wassalam.
Gini aja kalo sampean mati, nanti di tahlilin trus, sampean bilang kpd yang tahlil apa tahlilnya nyampe nga…
knapa kita sring dituduh wahabi…lha baca buku syaikh abdul wahab (ayah syaikh muhammad) ga pernah, bukankah yg kita baca kitab2 syaikh muhammad, kan hrsnya kita kan dikatakn muhammadi…..
saudraku yg sring katakn kami wahabi…kalo penisbahan aja antum plesetkan, pastinya ayat2 alqur’an ma hadist juga antum plesetkn,
jangan ikut2 an akhi…yg ilmiah dong?????
Semoga Allah mencerahkan pemahaman antum agar tidak tertipu oleh hawa nafsu antum sendiri
hujah yang bagus..
Agama Islam yang murni/shokheh. Islam itu tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Islam.Islam itu logis, masuk akal dan ilmiah. Cocok untuk siapapun yang mencari kebenaran dan tidak bersikap sombong. Semoga kita semua yang sudah mendapat hidayah dalam Islam ini juga mendapatkan taufiq, kekuatan untuk mengamalkannya secara istiqomah, Yaa Allah, yang membolak-balikkan hati manusia tetapkanlah hatiku untuk selalu tetap dijalanmu yang kau ridhoi, Amien.
teruskan perjuanganmu ustad firanda….
mana yang kita pahami kebenarannya, laksanakan dengan sebaik mungkin tanpa harus menganggap orang lain salah kaprah. Toch, masing-masing memiliki dasar. Imam Syafii:”العلم مقدّم على العمل”
miliki ilmu untuk mengamalkannya (bukan untuk menvonis pihak lain). Mari kita teladani kehidupan ulama 4 madzhab fiqih. Berbeda-beda pendapat tanpa harus menghujat. Nabi kita, Baginda Muhammad saw tidak pernah mengatakan sesuatu pun kecuali hal-hal yang baik dan dengan cara yang baik pula.
Wallahu a’lam bisshawab
tercium aroma nadj…
rupanya nadj mania pada ngumpul..
Alahmdulillah…kita diberikan hidayah oleh Allah untuk tegar diatas ajaranNya yang Haq ini melalui lisan Rasululullah Shollahu ‘alihi wa sallam, dan di lanjutkan oleh para Ulama kita yang Tsiqoh sehingga terjagalah DIIN ini dari orang2 jahil yang ingin merusak Diin ini…
Qita juga perlu bersyukur karena Allah membuka kedok “Ahlul ahwa” dan “Ahlul Bid’ah” sehingga dengan begitu qita lebih mudah untuk menghindari syubhat mereka…
Semoga Allah mengampuniku, ke2 orang tuaku, keluargaku, Ustadz2ku dan segenap kaum muslimin…Allah maha penerima taubat…
Assalamu’alaykum,,,
dahulu saya seorang yg sangat suka sekali dengan maulid dan Tahlil, namun seiring waktu, saya belajar banyak ke majlis-majlis ilmu, baik yang mengajarkan maulid maupun yang mengatakan bahwa Maulid bid’ah. Karena kewajiban kita untuk berguru dengan banyak guru itu lebih baik. Awal ketika saya mendengar tentah ilmu usul fiqih ustaz abu yahya, rasanya “hati panas”, namun dari hadist, ayat yang beliau sampaikan sangatlah sahih, dan dari situ saya mulai banyak membaca tentang buku2 Islam, alhamdulillah Allah memberikan hidayahNya kepada saya. Saya juga kadang datang ke kajian ketua FPI Habib Rizik , ketika itu ada pertanyaan dari seorang ibu (dr kalangan ahlul bait), mengnai Tahlil,, habib menjawab, sesungguhnya Rasulullah Sallahu’alyhi wassalam tdk pernah melakukan tahlil dan juga para sahabat-sahabat, itu baru dilakukan belakangan saja, itu spt sebuah tradisi atau adat istiadat,,, lalu sang ibu bertanya lagi :’lalu habib, kita boleh tidak melakukannya’?, sang habib menjawab, kalau itu terserah ibu, krn hukum islamnya tdk ada, tp itu sekedar adat, kalau ibu mau melakukannya silahkan saja. Andai saja habib bilang itu jgn dilakukan niscaya smua yg hadir akan mengikutinya.
Mohon untuk yg terbiasa membaca maulid, coba telaah lagi arti-arti dari maulid tersebut,, kalau kamu faham artinya pasti kamu tdk akan melakukannya. dan lagi coba lihat salah satu keluarga dari ustaz atau habib yang melakukan maulid tersebut apakah ada yang gila??.
semoga Allah Yang Maha Perkasa senantiasa menjaga ustad Firanda dalam membela agamanya Allah. Amiin
Assalamu’alaikum Ustadz,,
Sungguh sebuah karya yang luar biasa, dijadikan buku za Ustadz, biar bisa lebih tersebar dan banyak dibaca penuntul Ilmu,,,
kapan ustadz mau mengadakan diskusi bersama dengan habib munzir. sy harap bisa d hadiri oleh smua orang+ditayangkan di tv. agar umat ini tercerahkan. krn slma ini sy blum liat ulama salafy & para habib berada dlm satu majlis utk mmbahas brsama prmslahan2 agama.
adakah ikhwah2 atw ust2 salafy yg pernah diskusi lngsung dgn habib munzir ??. mohon d share pnglmannya !
Menurut saya, anda memahami sanad yang dimaksud Habib Munzir dengan cara yang salah. Sy yakin karena anda mungkin tidak mau mempelajari tarikat (mempelajari tidak harus menjadi pengikutnya). Yang identik dengan kaum sufi, yang anda sesatkan. Dalam tarikat sanad yang dimaksud tidak berarti benar-sebenar benar benar benar… Logika tarikat, siapa yang tidak kenal imam bukhari? beliau menuliskan shahih karena mungkin tidak banyak umat berikut yang bisa merangkum hadist seperti dirinya. Beliau hafal dan berilmu sehingga dapat menyusun shahih yang dipakai sampai sekarang. Bila beliau menyertakan suatu hadist pada kitab shahih, maka ilmu beliau (bukan hanya ilmu cek dan ricek) mencukupi untuk menentukan hal itu (ingat beliau hafal, bukan disimpan di database lalu di filter lagi). Nah, tentunya seseorang dari muridnya mengenal betul beliau, belajar dari beliau, bukan hanya kitabnya, tapi personanya, pemahamannya, lalu dia sampaikan lagi kepada muridnya begini begitu yang saya pelajari dari guru saya sampai pada ulama masa kini. Jadi sanad yang dipakai oleh para Mursyid bukan sanad perawi hadist lagi, tapi sanad tarikat. Membagi ijazah yang dilakukan oleh Habib Munzir bukan berarti yang diijazahi lantas menjadi master tarikat (mursyid). Itu hanya memberikan khabar bahwa kita di jangkauan/wilayah ajaran tarikat yang diijazahi. Tapi pasti anda akan berdalil lagi karena bagi anda lebih penting meributkan perkara-perkara itu daripada mengamalkan dzikr seperti apapun bentuknya. Logika anda kacau sekali, ini artinya anda tidak pernah melakukan konfirmasi terhadap Habib Munzir langsung menjudge. Sy bukan jamaah majelis rasulullah, tapi anda, memalukan sebagai mahasiswa.
Habib Mundzir sendiri telah salah dalam memahami maksud SANAD yang sering didengung-dengungkan oleh ulama salaf.
SANAD bagi mereka sangat jauh pengertiannya dengan SANAD yang dimaksud oleh Habib Mundzir. bagi ulama salaf, SANAD itu adalah jalan periwayatan suatu khobar, sehingga dengan SANAD inilah suatu khobar dapat diidentifikasi shahih atau tidaknya.
akan tetapi SANAD yang diinginkan oleh Habib Mundzir memang seperti yang antum katakan di atas. Ustadz Firanda bukan salah dalam memahami SANAD yang dimaksud oleh Habib Mundzir. Ustadz Firanda sudah paham dan dari situ beliau tahu bahwa Habib Mundzir lah yang salah dalam memahami SANAD yang dimaksud oleh ulama salaf.
habib munzir mengambil istilah sanad dari segi bahasa, bukan istilah sanad dalam mustholah hadits.
yaa akhii kalau kita belajar sama seorang guru, tentunya kita harus tahu juga siapa gurunya guru kita, kmudian siapa gurunya guru guru kita, dst yang bersambung kepada generasi salaf, dst sampai rosululloh saw. inilah yang dimaksud habib munzir dengan sanad keilmuan.
ini adalah bentuk kehati-hatian, jangan sampai guru menjelaskan ilmu agama dengan pemahaman dan penafsirannya sendiri yang bertentangan dengan pemahaman generasi salaf.
misalkan saya ngaji kitab ushul fiqh syeikh utsaimin kepada seorang guru. tentunya guru saya ini harus bersambung sanad keilmuannya kepada guru,guru,guru,dst yg bersambung kepada syeikh utsaimin. Kenapa harus bersambung ??, untuk menghindari jangan sampai guru saya menjelaskan kitab menurut pemahaman sendiri yang bertentangan dengan pemahaman syeikh utsaimin.
karena banyak orang bisa baca kitab, tapi belum tentu mereka tahu arti yang dibaca. banyak yang tahu arti, tapi blm tentu paham mksudnya. banyak yg paham mksud mnurut prsepsinya, tpi brtentangan dgn mksud penulis kitab.
walloohu a’lam
jika antum katakan bahwa Habib Mundzir mengambil kata SANAD hanya dari segi bahasa saja, lantas kenapa beliau berhujjah dengan atsar2 ulama salaf untuk menjelaskan pentingnya SANAD, padahal SANAD yang beliau maksud sangat jauh berbeda pengertiannya dengan SANAD yang dimaksud oleh ulama salaf tersebut?
dan ulama salaf manakah yag mendahului perkataan antum “misalkan saya ngaji kitab ushul fiqh syeikh utsaimin kepada seorang guru. tentunya guru saya ini harus bersambung sanad keilmuannya kepada guru,guru,guru, dst yg bersambung kepada syeikh utsaimin.”?
adakah ulama salaf yang menuntut keharusan seperti itu?
Anda katakan adakah ulama salaf yang menuntut keharusan seperti itu? Tidak. Tapi demikian yang diajarkan ulama-ulama bahwa tidak ada yang tidak cela pengajarannya.
Tapi apa anda tahu manhaj dan pola pikir seperti anda adalah khas Euclid yang Aksiomatik, apakah Euclid seorang ulama Muslim? Itupun masih mending Euclid karena beliau tidak hanya mengambil aksioma, definisi dan proposisi (dalil) tanpa pengetahuan menyeluruh. Sedangkan banyak artikel “ilmiyah” manhaj anda hanya mengambil dalil sesuai kehendak misi (nafsu) untuk meruntuhkan satu premis yang sudah ditentukan di awal saja. Itu manhaj anda.
[quote name=”Adi-lagi”]
Tapi apa anda tahu manhaj dan pola pikir seperti anda adalah khas Euclid yang Aksiomatik, apakah Euclid seorang ulama Muslim? Itupun masih mending Euclid karena beliau tidak hanya mengambil aksioma, definisi dan proposisi (dalil) tanpa pengetahuan menyeluruh. Sedangkan banyak artikel “ilmiyah” manhaj anda hanya mengambil dalil sesuai kehendak misi (nafsu) untuk meruntuhkan satu premis yang sudah ditentukan di awal saja. Itu manhaj anda.[/quote].
mas adi mau tanya mas barometer anda mengatakan “sedangkan banyak artikel” ilmiyah “manhaj anda hanya mengambil dalil sesuai kehendak misi (nafsu)… dst itu apa? bisa tolong diberikan contoh?
Darimana anda katakan khas Euclid?kenapa anda bisa bandingkan dengan dia(beliau kalo kata anda),
ana tidak tahu adakah ulama salaf yang menuntut keharusan seperti itu. dan ana belum menemukan satupun dalil yang mengharuskan kita berguru kepada guru yang bersanad. tidak ada halangan bagi kita untuk menuntut ilmu dari siapa pun selama punya kompetensi keilmuan.
pendapat orang yang menganjurkan berguru kepada guru yang bersanad menurut ana mungkin bentuk kehati-hatian, jangan sampai seorang guru menjelaskan kitab misalnya dengan pemahaman/penafsiran yang bertentangan dengan maksud penulis kitab. atau jgn sampai menjelaskan hadits rasul saw yang bertentangan dengan makna/maksud beliau saw.
yang akhirnya banyak orang yang berdusta atas nama rasul saw, yakni bukan berdusta teks haditsnya tapi berdusta dalam penafsiran/pemahamannya.
Assalammu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh
Akh Ibnu Abi Irfan Sanad dikalangan Sufi jelas beda dengan yang kita pahami. Mereka mendapatkan ilmu bisa melalui mimpi, kasyaf, ilham dan berbagai macam klaim lainnya.
Bicara soal Islam dengan kalangan Sufi sudah pasti nggak bakalan nyambung, karena kita orang biasa yang masih terikat Syariat, sedangkan mereka orang khusus. Oleh karena mereka orang-orang khusus, maka cara mereka mendapatkan ilmu juga berbeda. Bagi kita sanad adalah penentu shahih atau batilnya ilmu. Sanad yang lolos jar wa ta’dil dan matan yang shahih dan sharih itulah agama. Sedangkan mereka apabila sudah mengikuti tarikat, maka itulah agama mereka. Apa kata Mursyid mereka itulah hukum. Ingat kedudukan Mursyid dengan Murid adalah seperti “mayat dengan orang yang memandikan mayat”. Apalagi mereka yang sudah mencapai derajat Ma’rifat dan Hakikat.
Sedikit pembuktian dari apa yang ana singgung diatas, ana kutip pernyataan Mas Adi-Lagi : “sanad yang dipakai oleh para Mursyid bukan sanad perawi hadist lagi, tapi sanad tarikat”. Dari penyataan ini terbukti bahwa cara mereka mengambil ilmu berbeda dengan umat Islam pada umumnya, apalagi dengan Salafus Saleh. Mereka mempunyai jalur khusus atau jalan tol sendiri, tetapi entah dari mana asalnya ?!?!. Yang jelas Nabi diutus Allah tidak membawa ajaran Sufi !!!.
Wassalam.
Begini mas ibnu Abi Irfan, Habib Mundzir tidak sedang berbicara sanad dari ilmu hadist. Lalu kenapa firanda.com mengkounter dengan pengertian sanad yang terakhir.
Ini indikasi tidak adanya konfirmasi/triangulasi data, maksudnya dalam hal ini adalah kesepahaman arti kata sehingga konklusi yang diperoleh juga tidak shahih. Sy percaya firanda.com tidak ingin melakukan kaidah ini dan hanya bermaksud mendebat.
Ini hanya untuk mendebat, dan tidak ada keuntungan sama sekali, bila benar premis “seburuk itu Habib Mundzir”, maka ini hanya untuk memperburuk keadaan dan tidak mendatangkan mashlahat.
Sedikit konfirmasi dari Awam, dan sy bukan Habib Mundzir jadi hanya bersifat induktif. Sanad yang dimaksud Habib Munzir adalah jalur keguruan, ini menyerang “Orang” yang mengucap Fatwa, bukan hadist ini shahih ini tidak. Artinya bila hadist Shahih pun bila yang memahami “Orang” yang tidak bersanad keguruan tidak menjadi fatwa. Ini kaidah Ilmiyah. Logika proposisi.
Assalammu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh
Sedikit ana kritik antum, seperti antum katakan bahwa Antum Awam namun antum bisa mengkritik Calon Doktor (S3) dalam bidang Islam (maaf ana nggak tau spesialisasi Ustadz Firanda) sebagai berikut :
1. “Habib Mundzir tidak sedang berbicara sanad dari Ilmu Hadits”. Padahal perkataan habib : a. “tunjukkan satu saja seorang ulama wahabi yg punya sanad kepada Muhadditsin”, b. “…Wahabi dan kelompoknya yg mereka itu tak hafal 10 hadits pun berikut sanad dan hukum matannya”, jadi antum sudah baca apa belum artikel diatas dan mengertikah antum maksud Muhadditsin ?
2. “Ini indikasi tidak adanya konfirmasi/tria ngulasi data, maksudnya dalam hal ini adalah kesepahaman arti kata sehingga konklusi yang diperoleh juga tidak shahih”, antum mungkin belum membaca atau belum paham konteks artikel, sehingga antum salah paham.
3. “Sy percaya firanda.com tidak ingin melakukan kaidah ini dan hanya bermaksud mendebat.”, ya Habib Mundzir menuduh Salafy begini begitu dan dijawab salah satu Ustadz Salafy, kok hal seperti ini antum nggak paham.
4. “Sanad yang dimaksud Habib Munzir adalah jalur keguruan, ini menyerang “Orang” yang mengucap Fatwa, bukan hadist ini shahih ini tidak.”, coba antum jelaskan maksud perkataan antum, susah dicerna.
5. “Artinya bila hadist Shahih pun bila yang memahami “Orang” yang tidak bersanad keguruan tidak menjadi fatwa”, hebat antum Umat Nabi Muhammad hanya yang punya sanad keguruan aja baru bisa paham ya, antum belajar dimana ?
Kalau antum merasa awam, maka ada baiknya antum belajar dulu, sehingga nggak asal nuduh dan ngawur lagi. Orang awam nonton aja.
Sebagai masukan kepada antum tentang sanad keguruan yang diagung-agung Habib sebenarnya terputus. Datuk Moyangnya Ahmad Isa Al-Muhajir berfaham Ahlus Sunah, sementara keturunannya yakni Muahmmad Faqih Muqqodam sampai dengan Habib Mundzir berfaham Sufi. Jadi sanadnya putus nggak nyambung kepada Nabi.
Nggak masuk akal ajaran sufi nyambung ke faham Ahlus Sunah, itu artinya penyimpangan.
Ya Mas Adi-Lagi belajar lagi ya biar bisa membantah Doktor Bidang Agama. Semoga dapat menjadi bahan introspeksi.
Wasalammu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh.
[quote name=”Adi-lagi”
Ini indikasi tidak adanya konfirmasi/triangulasi data, maksudnya dalam hal ini adalah kesepahaman arti kata sehingga konklusi yang diperoleh juga tidak shahih. Sy percaya firanda.com tidak ingin melakukan kaidah ini dan hanya bermaksud mendebat.
Ini hanya untuk mendebat, dan tidak ada keuntungan sama sekali, bila benar premis “seburuk itu Habib Mundzir”, maka ini hanya untuk memperburuk keadaan dan tidak mendatangkan mashlahat.
Sedikit konfirmasi dari Awam, dan sy bukan Habib Mundzir jadi hanya bersifat induktif. Sanad yang dimaksud Habib Munzir adalah jalur keguruan, ini menyerang “Orang” yang mengucap Fatwa, bukan hadist ini shahih ini tidak. Artinya bila hadist Shahih pun bila yang memahami “Orang” yang tidak bersanad keguruan tidak menjadi fatwa. Ini kaidah Ilmiyah. Logika proposisi.[/quote]
saya bertanya lagi karena sepertinya anda layak ditanya (ilmune okeh = ilmunya banyak kt Wong jowo) maksud kalimat terakhir apa ya? bila hadits shahih pun bila yang memahami… dst sampai ini kaidah Ilmiyah. kaidah Ilmiyah ini barometer / acuan nya pendapat siapa ya mas? ijma ulama ahlul hadits? ijma ahli fiqh? ijma ahlul thoriqat, atau siapa?
lalu kedua, sudah baca artikel pdfnya ust Mundzir? mengenai kenalilah aqidah mu? dia bantah siapa ya? apa ada kroscek /tabayyun? atau bertujuan apa?
percuma ngomon doang dsini nggak bakalan kebuka semuanya adalah lebih baik menerima ajakan mereka untuk debat terbuka toh selama ini banyak dari kalangan mereka yang minta untuk debat terbuka mungkin bisa di siarkan di stasiun TV sekalian itu jauh lebih gentelmen dari pada koar2 di belakang kalau memang benar kenapa mesti takut ,seperti orang munafik saja
assalamu’alaikum ustadz..ustadz firanda yang saya cintai karena Allah Ta’ala…saya minta izin untuk mengcopy artikel2 yang ada di websitenya ustadz…
syukron…jazakumullahukhairan
Udah keliatan kan siapa yg berdaesar dan yg tidak berdasar, yg berilmu dan yg tidak berilmu…
Kesalahan Fatal manusia yg yg demikian adalah menginkari kebenaran yg diungkapkan tetapi tidak bisa menunjukkan dasar dari kebenaran yg diyakininya…
Semoga Alloh selalu melindungi hamba2-Nya yg memurnikan tauhid dan menegakkan sunnah…
assalamualaikum ustadz . yang saya tanyakan,kok perkembangan di seluruh Indonesia yang pesat duluan kok Islam Jama’ah ya? apa nunggu ustadz-ustadz Roja lulus S3 dulu dari universitas Islam Madinah ya? soalnya kesan saya selama ini kami sudah ngaji Qur’an Hadist, ya tidak ngamalkan tahlilan dll, ya bertauhid sebatas yang kami ketahui. jaza kallahu khoiron ustazd.
hahahaahaha aku ketawa saja membaca komen pendukung habib, saya orang awam, tapi saya bisa membedakan mana jawaban yang ilmiah dan mana yang ngawur.
syukron ilmunya ustadz..
jazakillah khoiran..
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Afwan ustadz, bantahan ilmiah terhadap ahlul bid’ah harus terus dilakukan. Semoga umat ini tidak tertipu oleh pengakuan kamuflase Habib yang tidak menunjukkan hujjah dan bukti ilmiah akan kebenaran Islam. Kita sangat takut dengan subhat dazzal yang beredar di akhir zaman ini. Jazakallah khoiran.
Assalamu ‘alaikum ustadz, Alhamdulillah dengan adanya website antum ini atas izin Allah, banyak fakta fakta di sekitar kita menjadi jelas kebenarannya.
Ane saran, kalo bisa antum juga menyebar dakwah (kajian) ke mana mana. Soalnya ane cukup prihatin dengan saudara saudara ane yang banyak tidak tahu akan hal hal seperti itu, sehingga tidak sedikit dari mereka yang malah ikut ikutan ke dalam golongan tersebut.
Syukron. Jazakallaahu Khoir
alhamdulillah juga, dipengajian kami, makanya dilarang mengaji lewat buku2 karangan maupun internet krn tidak ada mutawariknya, harus berguru, supaya sanadnya tidak terputus dan ilmunya sah. sah diamalkan dan sah pula kalau mengajarkan ke orang lain
Assalamu’alaikum,
Membaca artikel ini, saya melihat malah bukan bantahan tapi justeru lebih ke caci makian dan bahkan cenderung ke arah penghinaan. mohon maaf penulis, hanya sedikit saran, saya tidak menganggap tulisan ini sebagai tulisan seorang ustadz, ada baiknya sebelum menulis kita mengkonfirmasi dulu apakah yang dituduhkan itu benar kepada yang bersangkutan. maaf dalam hal ini saya tidak membela siapa pun, saya hanya merasa sedih melihat umat islam saling menfitnah. apakah penulis memahami makna apa yg dimaksud sanad oleh habib munzir?, pahamkah makna peng Ijazahan atas ilmu yang di ajarkan oleh habib munzir?, kenapa saya menganggap tulisan ini dilandasi hawa nafsu bukan berniat untuk membenarkan aqidah dan mendirikan syariat Islam, ini salah satu contohnya :
penulis menyampaikan hadist Rasulullah juga bersabda :
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ
“Semoga Allah menerangi wajah seseorang yang mendengar sebuah hadits dariku lalu ia menghafalkannya hingga menyampaikannya. Bisa jadi seorang membawa fiqih (ilmu) lalu ia sampaikan kepada yang lebih faqih daripadanya, dan bisa jadi seseorang membawa fiqih (ilmu) akan tetapi ia bukanlah seorang yang faqih” (HR Abu Dawud no 3662, At-Thirmidzi no 2656, Ibnu Maajah no 230), dan penulis secara tidak langsung membantah hadist diatas, yaitu :Lantas apakah jika orang tersebut telah diberi ijazah oleh Habib Munzir berarti ia telah menguasai seluruh qiro’ah sab’ah al-qur’aan dan juga menguasai seluruh fatwa dari empat madzhab, seluruh riwayat hadits dari imam saba’ah??!!! . Sementara orang yang meminta tersebut siapakah dia?, seorang alimkah dia?!! Belajar di mana?? Tahu nawhu shorof atau tidak?, menguasai ilmu ushul fiqh atau tidak?, menguasai ilmu mustolah hadits atau tidak?, menguasai fikih empat madzhab atau tidak??,
hal diatas hanya sedikit contoh landasan nafsu penulis untuk mencaci maki (Bukan Membantah). sahabat-sahabat muslim mohon dalam membaca artikel-artikel seperti ini benar2 dicermati. dan berdoa kepada ALLAH untuk diberikan petunjuk akan jalan yang lurus.
mudah2an Firanda diampuni dosa2nya si Manusia penebar fitnah dizaman ini
Tulisan berdasarkan hawa Nafsu…
Saksikanlah Ya Allah… Saya tidak ikut menjelek-jelekan Habib Munzir, saya tidak ikut menjelekan Ulama. Ilmu saya masih rendah, Ampuni aku ya Rabb…
[quote name=”agus salebu”]Tulisan berdasarkan hawa Nafsu…
Saksikanlah Ya Allah… Saya tidak ikut menjelek-jelekan Habib Munzir, saya tidak ikut menjelekan Ulama. Ilmu saya masih rendah, Ampuni aku ya Rabb…[/quote]
ada beda antara menjelek-jelekkan (ghibah) dengan menjelaskan kesalahan/kekeliruan. cobalah bersikap fair. Habib Mundzir lah yang suka mencela ulama seperti Al Albani, Ibnu Baz, As Sudais dll.
Nyimak maklum awam