Seorang dai berkata :
“Sesungguhnya musuh-musuhku pada hakekatnya merupakan rahasia sebab keberhasilanku…
Pengalamanku bersama kalian wahai para musuhku memberikan banyak pelajaran bagiku…. Yang semuanya tidak mungkin aku dapati hanya sekedar teori…
Terima kasih wahai musuh-musuhku, kalianlah yang telah membiasakan aku untuk menerima kritikan-kritikan yang menikam…dan bagaimana aku tetap terbiasa bisa berjalan tanpa keraguan. Sungguh kritikan-kritikan tersebut sangat pahit dan menyakitkan ketika pertama kali menerpa…namun tatkala aku bisa menahan diri maka selanjutnya aku pun terbiasa dengan kritikan-kritikan menikam tersebut.
Terima kasih banyak wahai musuh-musuhku…kalianlah sebab yang menjadikan diriku bisa berhasil mengontrol diriku dan tidak terpedaya dengan pujian orang-orang yang setuju dan mendukung diriku…sehingga akupun terjauhkan dari penyakit ujub. Aku tidak bisa membayangkan jika semua orang memujiku dan mendukungku…sungguh betapa banyak penyakit hati yang akan menyerangku…
Terima kasih wahai para musuhku…kalian telah membela kebenaran dan menjelaskan kebatilan yang aku lakukan tanpa aku sadari…dengan kritikan-kritikan tajam kalian aku sadar bahwasanya aku tidak terlepas dari kesalahan…
Meskipun kebanyakan kritikan kalian adalah bukan pada kesalahanku akan tetapi itupun menjadikan aku lebih hati-hati dalam bertindak dan lebih memperindah sikap dan dakwahku.
Terima kasih wahai musuh-musuhku…kalian telah mengajari aku bagaimana cara bersabar yang baik…dan bagaimana membalas keburukan dengan kebaikan, dan bagaimana sikap berpaling/cuek dengan celaan dan kritikan yang hanya sekedar ingin merusak diriku…
Terakhir aku katakan….sebenarnya kalian adalah para sahabatku…kalian adalah guru-guruku…terlalu banyak pelajaran yang telah kudapati sebab kalian…semoga Allah mengampuniku dan mengampuni kalian, karenanya aku katakan “Terima Kasih Wahai Para Sahabatku…”
afwan ustad,,klo mau bertanya lewat email bisa dikirim ke mana..?bisa ana tau?
Jazakallah…:)
Bismillah.
Afwan, komentar kami di luar tema. Kami redaksi Mading MA As-Sunnah sebenarnya tidak bermaksud untuk berkomentar. Kami mengusulkan agar Ust. Firanda bisa menerbitkan tulisan tentang indigo menurut pandangan Islam. Syukran wa juziitum khairan.
adakah dai seperti diatas , ustad ?
biasanya kalo ada yang mengkritik – akan senantiasa dibalas dengan yang semisal – meskipun kadang bahasanya lebih sopan
bismillah……..
ustad,bagaimana bisa musuh2 kita adalah teman kita,padahal mereka selalu menghina kita dengan hinaan klasik yaitu”WAHABI”?bagi ana sendiri itu bukan kritikan tapi sebuah pelecehan,yang sebabnya orang2 awam yang tak tahu apa2 menjadi ikut-ikutan menghina,bagaimana pendapat ust.firanda sendiri??????????????
sukron atas nasehat& infonya…..