Uwais bin ‘Amir Al-Qoroni adalah tabiin terbaik sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim[1] dari Umar bin Al-Khotthob ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِيْنَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ ((Sebaik-baik tabi’in adalah seorang yang disebut dengan Uwais dan ia memiliki seorang ibu… )). Berkata An-Nawawi, “Ini jelas menunjukan bahwa Uwais adalah tabi’in terbaik, mungkin saja dikatakan “Imam Ahmad dan para imam yang lainnya mengatakan bahwa Sa’id bin Al-Musayyib adalah tabi’in terbaik”, maka jawabannya, maksud mereka adalah Sa’id bin Al-Musayyib adalah tabi’in terbaik dalam sisi ilmu syari’at seperti tafsir , hadits, fiqih, dan yang semisalnya dan bukan pada keafdlolan di sisi Allah”[2]
Berikut ini kami menyampaikan sebuah hadits yang berkaitan dengan kisah Uwais Al-Qoroni yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalah shahihnya[3]. Namun agar kisahnya lebih jelas dan gamblang maka dalam riwayat Imam Muslim ini kami menyelipkan riwayat-riwayat yang lain yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadroknya, Abu Ya’la dan Ibnul Mubarok dalam kedua musnad mereka.
Dari Usair bin Jabir berkata, “Umar bin Al-Khotthob, jika datang kepadanya amdad dari negeri Yaman maka Umar bertanya mereka, “Apakah ada diantara kalian Uwais bin ‘Amir ?”, hingga akhirnya ia bertemu dengan Uwais dan berkata kepadanya, “Apakah engkau adalah Uwais bin ‘Amir?”, ia berkata, “Iya”. Umar berkata, “Apakah engkau berasal dari Murod[4], kemudian dari Qoron?”, ia berkata, “Benar”. Umar berkata, “Engkau dahulu terkena penyakit baros (albino) kemudian engkau sembuh kecuali seukuran dirham?” ia berkata, “Benar”. ((Pada riwayat Abu Ya’la[5]: Uwais berkata, “Dari mana engkau tahu wahai Amirul mukminin?, demi Allah tidak seorang manusiapun yang mengetahui hal ini.” Umar berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kami bahwasanya aka ada diantara tabi’in seorang pria yang disebut Uwais bin ‘Amir yang terkena penyakit putih (albino) lalu ia berdoa kepada Allah agar menghilangkan penyakit putih tersebut darinya, ia berkata (dalam doanya), “Ya Allah sisakanlah (penyakit putihku) di tubuhku sehingga aku bisa (selalu) mengingat nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku”…”)) Umar berkata, “Engkau memiliki ibu?”, ia menjawab, “Iya”, Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ((Akan datang kepada kalian Uwais bin ‘Amir bersama pasukan perang penolong dari penduduk Yaman dari Murod dari kabilah Qoron, ia pernah terkena penyakit albino kemudian sembuh kecuali sebesar ukuran dirham, ia memiliki seorang ibu yang ia berbakti kepada ibunya itu, seandainya ia (berdoa kepada Allah dengan) bersumpah dengan nama Allah maka Allah akan mengabulkan permintaannya. Maka jika engkau mampu untuk agar ia meohonkan ampunan kepada Allah untukmu maka lakukanlah)), oleh karenanya mohonlah kepada Allah ampunan untukku!” ((Dalam suatu riwayat Al-Hakim[6] : “Engkau yang lebih berhak untuk memohon ampunan kepada Allah untukku karena engkau adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”)), lalu Uwaispun memohon kepada Allah ampunan untuk Umar. Lalu Umar bertanya kepadanya, “Kemanakah engkau hendak pergi?”, ia berkata, “Ke Kufah (Irak)”, Umar berkata, “Maukah aku tuliskan sesuatu kepada pegawaiku di Kufah untuk kepentinganmu?”, ia berkata, “Aku berada diantara orang-orang yang lemah lebih aku sukai”.
((Dalam riwayat Al-Hakim[7] : Kemudian Uwaispun mendatangi Kufah, kami berkumpul dalam halaqoh lalu kami mengingat Allah, dan Uwais ikut duduk bersama kami, jika ia mengingatkan para hadirin (yang duduk dalam halaqoh tentang akhirat) maka nasehatnya sangat mengena hati kami tidak sebagaimana nasehat orang lain. Suatu hari aku (yaitu Usair bin Jabir) tidak melihatnya maka aku bertanya kepada teman-teman duduk (halaqoh) kami, “Apakah yang sedang dikerjakan oleh orang yang (biasa) duduk dengan kita, mungkin saja ia sakit?”, salah seorang berkata, “Orang yang mana?”, aku berkata, “Orang itu adalah Uwais Al-Qoroni”, lalu aku ditunjukan dimana tepat tinggalnya, maka akupun mendatanginya dan berkata, “Semoga Allah merahmatimu, dimanakah engkau?, kenapa engkau meninggalkan kami?”, ia berkata, “Aku tidak memiliki rida’ (selendang untuk menutup tubuh bagian atas), itulah yang menyebabkan aku tidak menemui kalian.”, maka akupun melemparkan rida’ku kepadanya (untuk kuberikan kepadanya), namun ia melemparkan kembali rida’ tersebut kepadaku, lalu akupun mendiamkannya beberapa saat lalu ia berkata, “Jika aku mengambil rida’mu ini kemudian aku memakainya dan kaumku melihatku maka mereka akan berkata, “Lihatlah orang yang cari muka ini (riya’) tidaklah ia bersama orang ini hingga ia menipu orang tersebut atau ia mengambil rida’ orang itu”. Aku terus bersamanya hingga iapun mengambil rida’ku, lalu aku berkata kepadanya, “Keluarlah hingga aku mendengar apa yang akan mereka katakan!”. Maka iapun memakai rida’ pemberianku lalu kami keluar bersama. Lalu kami melewati kaumnya yang sedang bermasjlis (sedang berkumpul dan duduk-duduk) maka merekapun berkata, “Lihatlah kepada orang yang tukang cari muka ini, tidaklah ia bersama orang itu hingga ia menipu orang itu atau mengambil rida’ orang itu”. Akupun menemui mereka dan aku berkata, “Tidak malukah kalian, kenapa kalian menggangunya (menyakitinya)?, demi Allah aku telah menawarkannya untuk mengambil rida’ku namun ia menolaknya!”))
Pada tahun depannya datang seseorang dari pemuka mereka[8] dan ia bertemu dengan Umar, lalu Umar bertanya kepadanya tentang kabar Uwais, orang itu berkata, “Aku meninggalkannya dalam keadaan miskin dan sedikit harta” ((Dalam riwayat Ibnul Mubarok[9] : orang itu berkata “Ia adalah orang yang jadi bahan ejekan di kalangan kami, ia dipanggil Uwais”)). Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ((Akan datang kepada kalian Uwais bin ‘Amir bersama pasukan perang penolong dari penduduk Yaman dari Murod dari kabilah Qoron, ia pernah terkena penyakit albino kemudian sembuh kecuali sebesar ukuran dirham, ia memiliki seorang ibu yang ia berbakti kepada ibunya itu, seandainya ia (berdoa kepada Allah dengan) bersumpah dengan nama Allah maka Allah akan mengabulkan permintaannya. Maka jika engkau mampu untuk agar ia memohonkan ampunan kepada Allah untukmu maka lakukanlah)), maka orang itupun mendatangi Uwais dan berkata kepadanya, “:Mohonlah ampunan kepada Allah untukku”, Uwais berkata, “Engkau lebih baru saja selesai safar dalam rangka kebaikan maka engkaulah yang memohon ampunan kepada Allah untukku”, orang itu berkata, “:Mohonlah ampunan kepada Allah untukku”, Uwais berkata, “Engkau lebih baru saja selesai safar dalam rangka kebaikan maka engkaulah yang memohon ampunan kepada Allah untukku”, Uwais berkata, “Engkau bertemu dengan Umar?”, Orang itu menjawab, “Iya”. ((Dalam riwayat Al-Hakim[10] : Uwais berkata, “Aku tidak akan memohonkan ampunan kepada Allah untukmu hingga engkau melakukan untukku tiga perkara”, ia berkata, “Apa itu?”, Uwais berkata, “Janganlah kau ganggu aku lagi setelah ini, janganlah engkau memberitahu seorangpun apa yang telah dikabarkan Umar kepadamu” dan Usair (perowi) lupa yang ketiga)) Maka Uwaispun memohon ampunan bagi orang itu. Lalu orang-orangpun mengerti apa yang terjadi lalu iapun pergi[11]. Usair berkata, “Dan baju Uwais adalah burdah (kain yang bagus yang merupakan pemberian si Usair) setiap ada orang yang melihatnya ia berkata, “Darimanakah Uwais memperoleh burdah itu?”[12]
assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
afwan mau tanya kalau ebook kok tulisan arabnya kosong? bagai mana cara isinya. jazakumullah
Dlm hadits diceritkan bahwa ummat (sahabat) adalah ummat terbaik. Tp kalau mengkaji sejarah, menelaah alquran dan hadits justru banyak sahabat yg tidak baik (melenceng), hanya sedikit saja yg masih ttp mengikuti ajaran Rasulullah. Dan saya gembira ktk membaca Tabi’in yg terbaik ini, masih ada peluang bg kita menjd ummat terbaik.
akhi gun yg dirahmati alloh subhanahu wata ala ,, sesungguhnya alloh tlh mengatakan umat terbaek adl 3 generasi , para sahabat ,taiin n tabiut tabiin , jg tak mgk tabiin melebihi para sahabt ,walaupun tabiin bnyk beramal ,pd saat umar bin abdul aziz mnjd khalifah , bliau sgt byk beramal mamperluas madinah, tp para sahabat ,amalan sahabat bgaikan debu dlm hidung yg berjihad dijalan alloh lbh tinggi /mulia amalnnya , moga qt bs mncontoh / mentauladani para sahabat , dlm beribadah , beramal at dlm akhlaknya .barokallohu fiik
allohumma sholli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad
Subhaanallah, sungguh terinspirasi sekali
asslmu’alaikum akh gugun, semoga ALlah memberi hidayahNya kepada kita semua. sesungguhnya perkataan antum “Tp kalau mengkaji sejarah, menelaah alquran dan hadits justru banyak sahabat yg tidak baik (melenceng), hanya sedikit saja yg masih ttp mengikuti ajaran Rasulullah” ana rasa perkataan yang perlu dicek kembali. karena kami yang belajar khusus masalah agama dan sering mengkaji al-Qur’an dan hadits2 Nabi malah mendapati bagaimna sikap luar biasa para sahabat yang sangat tinggi iman mereka
jadi kalau maksud antum bahwa antum telah mengkaji al-qur’an dan hadits-hadits nabi…., maka ana agak heran, maksud antum ayat2 mana dalam al-qur’an yang menunjukan para sahabat melenceng??
kalau maksud antum hadits-hadits nabi, maka terlalu banyak hadits2 nabi yang menunjukan keutamaan para sahabat. sebgai contoh misalnya dalam shahih Al-Bukahori ada bab khusus tentang keutamaan para sahabat.
Yang lebih menganehkan lagi perkataan antum bahwa “Hanya sedikit yang tidak melenceng dari para sahabat”
Ataukah antum adalah orang yang suka menelaah sejarah?, maka alhamdulillah, hanya saja ana mengingatkan bahwa kebanyakan sejarah yang berkaitan dengan para sahabat -terutama yang disampaikan oleh orang-orang syi’ah- maka sejarah tersebut tidak benar adanya. maka riwayat sejarah apapun yang menceritakan tentang kejelekan para sahabat maka harus diteliti terlebih dahulu sanadnya, apakah shahih atau tidak.
terlebih lagi Allah telah memunji para sahabat dalam Al-Qur’an, apalagi pujian nabi terhadap mereka sangatlah banyak.
baarokallhu fiik
Sebagaimana yang dikatakan ustadz. Uwais Al-Qarni adalah Tabi’in terbaik, tapi bukan manusia terbaik dari umat Muhammad. Karena Nabi sholallahu Alaihi wa sallam pernah berkata bahwa Umat terbaik adalah yang hidup bersama beliau (yakni sahabat), dan sahabat terbaik adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq
@ INA
wa’alaikumussalam warahmatullahi wa baraakatuh
Tulisan arab yang tidak tertampil biasanya disebabkan krn perbedaan encoding solusinya gunakan encoding yang standar spt utf-8, utk kasus di atas mungkin bisa dicoba cara ini, tulis karakter arabnya kemudian copy paste ke notepad->save as (beri nama file) -> pada kolom paling bawah pilih utf-8
Alhamdulillah… tambah khazanah islam. Semoga terus update….
luar biasa,,,,menyimak dan menambah keyakinan
Assalamu’alaikum
Ustadz,ana minta izin mengcopy dan/atau menyebarluaskannya.
ustadz mengenai pasukannya bgmn ? ceritanya ada kelanjutannya ngak ? afwan ana penasaran. mengenai sabda rasululah diatas tentan pasukan yang dibawa oleh uwais ra. mohon dilanjut. kalau sudah ada lanjutannya tolong kabari via e-mail
Assalamualaikum Ustadz? benar gak sih kalau negara ini menggunakan UUD itu bisa dikatakan togut? soalnya ana sering baca tulisa2 di facebook mereka banyak yg menghujat pemimpin yg ada dinegara kita ini.
alhamdulillah sangat bermanfaat
yang ana tahu semua imam dari empat madzhab begitu memuliakan para sahabat, hanya orang syiah rofidoh yang membenci mereka.kalau ada orang muslim indo yang benci para sahabatya paling kelompok mereka. maklum sekarang di indonesia banyak pengikut mereka.
Apakah ada buku yang membahas mengenai Uwais al qurni secara lengkap dan terperinci? kalau ada mohon konfirmasinya. Sukron
sungguh sangat membuka hasanah Islam,lanjut kami tunggu…………Jazakallahu khair
As salamu’alaikum wr, wb
Baarakallahufikum
Kepada Ustadz Firanda,
Alhamdulillah setelah saya mendengarkan syiar2 Ustadz di radio roja dan tulisan2 Ustadz di website, saya sangat tertarik olehnya. maka dari itu dengan segala hormat boleh kiranya saya di bimbing dalam rangka pemenuhan kewajiban saya sebagai hamba Allah SWT ang sedang taraf belajar dalam mendapatkan ilmu2 yang bermanfaat dan tentunnya tidak lain guna menghidupkan kembali sunnah2 Rosululloh SAW.
Demikian yang dapat saya sampaikan sebelum dan sesudahnya diucapkan terima kasih.
Jazzaakallahu khairan
Wassalamu’alaikum wr,wb
Hormat saya,
Irawan