ADA APA DENGAN RADIO RODJA & RODJA TV?
(Nasehat Syaikh Al-‘Allaamah Sholeh Al-Fauzaan hafizohullah agar para dai ahlus sunnah bersatu)
Akhir-akhir ini semakin marak dan tersebar dakwah sunnah di tanah air –dengan semata-mata karunia dan anugrah Allah-, terlebih-lebih dengan kemudahan menangkap siaran Radio Rodja dan RodjaTV di seantero tanah air. Kita hanya bisa memuji Allah atas segalanya…sama sekali tidak ada andil kita dalam tersebarnya dakwah Sunnah…semuanya dari Allah…lisan dan kata-kata tidak mampu untuk mengungkapkan kegembiraan di hati sebagian orang atas masuknya dakwah sunnah sampai di daerah-daerah terpencil. Bahkan beberapa waktu yang lalu saya mendengar kegembiraan salah seorang mahasiswa Universitas Islam Madinah yang berasal dari Sulawesi Utara, yang menceritakan bahwa masyarakat di kampung kelahirannya sangat jauh dari agama. Jika ia pulang kampung dan hendak sholat di masjid kampung, maka ia harus membersihkan terlebih dahulu mesjid yang kotor dan penuh dengan kotoran kambing-kambing yang masuk ke dalam masjid. Masjid ditinggalkan masyarakat. Diapun yang mengumandangkan adzan, lalu yang mengumandangkan iqomat, dan dia hanya bisa sholat sendirian tanpa jama’ah. Dialah sang muadzin, sang imam, dan sang makmum??!!
Kepulangan terakhirnya di kampungnya membahwa kebahagiaan tersendiri, tatkala ia melihat masyarakat di kampungnya ternyata menonton RodjaTV…ternyata masjid mulai terisi menjadi bersaf-saf…sungguh kegembiraan yang sulit ia ungkapkan dengan kata-kata.
Kisah-kisah yang seperti ini banyak, diantaranya kisah seorang preman yang bertaubat karena Rodja TV, silahkan lihat http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/24/preman-yang-taubat-nasuha-karena-stasiun-tv-498065.html, demikian juga pengakuan seorang dai, Al-Ustadz Ja’far Sholeh hafizohullah yang menyebutkan bahwa bibinya mengenal sunnah karena radio rodja. Beliau berkata : “Rodja besar sekali manfaatnya, khususnya di jabotabek dan sekitarnya, menembus setiap lapisan dari tukang ojek sampe istri pejabat, bibi ana juga dapat hidayah melalui Rodja. Jazahumullahukhairan” (lihat : http://www.facebook.com/siregardiapari/posts/135740426439096). Demikian pula saya sendiri pernah bertemu dengan seorang bekas pemain sinetron yang sadar karena Radio rodja. Saya juga bertemu dengan seorang sutradara yanga sadar, bahkan saya juga mengenal bos para preman di salah satu daerah Jadebotabek yang sadar karena Radio Rodja, bahkan –alhamdulillah- sekarang menjadi donatur tetap dakwah. Seseorang tatkala mendengar kisah-kisah yang seperti ini… …maka ia hanya bisa meneteskan air mata kegembiraan.
Tentu…RodjaTV atau Radio rodja hanyalah sebab…Allahlah yang membuka hati-hati mereka….
Namun akhir-akhir ini pula mulai muncul pernyataan-pernyataan kebencian terhadap RodjaTV dan Radio Rodja…
Jikalau para ahlul bid’ah semakin menunjukkan ketidaksukaannya dan kebencian bahkan permusuhan mereka -dan apa yang tersimpan dalam hati-hati mereka mungkin lebih parah-, maka ini adalah hal yang biasa dalam medan dakwah.
Akan tetapi yang menyedihkan jika kebencian dan permusuhan tersebut muncul dari sebagian dai yang dikenal sebagai dai ahlus sunnah ??!!!
Bahkan para ahlul bid’ah dengan serta merta segera mengupload bantahan dan tahdziran para da’i ahlus sunnah terhadap Rodja TV, perkataan para dai tersebut dijadikan dalil dan hujjah oleh musuh-musuh sunnah !!!
Kita hanya bisa menarik nafas panjang dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun…sungguh suatu musibah.
Sebelum saya lanjutkan, demi Allah tulisan ini bukan semata-mata untuk membela radio dan tv rodja, tetapi membela apa yang di dakwahkan oleh radio dan tv rodja dan yang semisal dengannya, yaitu berupa ajakan kepada mentauhidkan Allah Ta’ala, mendekatkan dengan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjauhkan kaum muslim dari kesyirikan dan bid’ah
Diantara alasan/hujjah para sahabat kita yang mentahdzir Radio/TV Rodja adalah :
PERTAMA : Alasan/hujjah yang menarik dan sepertinya meyakinkan, akan tetapi sesungguhnya merupakan dalil yang sangat aneh.
Dalil tersebut adalah bahwasanya Radiorodja itu jangan cuma bisa menyampaikan rojaa’ (harapan) saja, akan tetapi harus diseimbangkan dengan khouf (rasa takut), karena dakwah dan Islam itu dibangun diatas roja’ dan khouf. Silahkan dengar di KnpBenciRodja/rodja-ust-dzul-akmal.mp3
Ini tentunya dalil sangat lucu, bisa ditinjau dari dua perkara :
Pertama : Rodja itu artinya bukan artinya rojaa’ (berharap) akan tetapi singkatan dari RadiO Dakwah ahlus sunnah wal JAmaa’ah. Karenanya saya berhusnudzon bahwa sang ustadz yang berfatwa tentang sesatnya Radiorodja dan bahwasanya para pengisi di Radiorodja adalah para ahlul bid’ah, sang ustadz tersebut sedang bercanda. Tapi anehnya juga ia menukil fatwanya ini dari seorang Syaikh di Madinah. Tentu hal ini sangat aneh luar biasa.
Kedua : Tentunya kaidah yang terkenal bahwasanya yang menjadi penilaian bukanlah nama akan tetapi hakekat sesuatu. Riba dinamakan bunga atau faidah, akan tetapi nama tersebut tidak merubah hakekatnya sebagai riba yang merupakan dosa besar.
Demikian pula halnya, jika memang Radio Rodja artinya adalah Radio “Harapan”, maka tentunya kalau seseorang hendak menyesatkan radio ini maka ia harus mengetahui hakekat radio ini, apa yang didakwahkan oleh radio ini. Jangan hanya menilai dari namanya saja. Apakah Radiorodja hanya mendakwahkan rojaa’ (harapan) saja???.
Jika penilaian hanya berdasarkan nama, maka semua lembaga/yayasan/pondok, dll yang namanya “Rojaa”, atau “Rahmat”, atau “Bisyaaroh” dan nama-nama yang sejenis ini, akan dikatakan lembaga murji’ah !!!
KEDUA : Larangan Dai Untuk Muncul Di TV, karena video hukumnya haram
Permasalahan haram dan tidaknya video adalah permasalahan khilafiyah. Dan kita sekarang tidak sedang membahas tentang khilaf ulama tentang permasalahan ini. Akan tetapi barang siapa yang mengharamkan rekaman video maka silahkan dia tidak berdakwah melalui sarana televisi. Akan tetapi hendaknya dia sadar bahwasanya banyak para ulama yang telah meninggal ataupun yang masih hidup saat ini yang membolehkan berdakwah di televisi bahkan memotivasi hal ini.
Sebuah pertanyaan pernah ditujukan kepada Syaikh Bin Baaz rahimahullah:
الاستفادة من وسائل الإعلام الحديثة وبخاصة التي فيها صور الاستفادة منها في مجال الدعوة إلى الله كثير من أهل العلم يتحرجون من استخدامها فهل لكم رأي في هذا الموضوع الذي يعتبر مهما في عصرنا هذا؟
“Banyak dari ulama yang berat untuk memanfaatkan sarana-sarana komunikasi modern, khususnya yang ada video-video, bila dimanfaatkan untuk lahan-lahan dakwah kepada Allah. Lalu bagaimana pendapat Anda tentang permasalahan ini, yang di zaman kita sekarang ini dipandang penting?
الجواب:
نعم هناك من يتحرج من أجل التصوير الذي يكون لأجل المشاركة في التلفاز ومن نشر العلم في التلفاز وهذا يختلف بحسب ما أعطى الله الناس من العلم والإدراك والبصيرة والنظر في العواقب.
فمن شرح الله صدره لذلك واتسع أفق علمه ليعمل في التلفاز ويبلغ رسالات الله فله أجره وله ثوابه عند الله ومن اشتبه عليه الأمر ولم ينشرح صدره لذلك فنرجو أن يكون معذوراً.
Benar, memang ada orang yang berat (memanfaatkan sarana-sarana tersebut), karena adanya rekaman video yang harus ada untuk partisipasi di televisi, dan menyebarkan ilmu dengan televisi. Hukum masalah ini akan berbeda (antara orang yang satu dengan yang lainnya), berdasarkan ilmu dan pandangan yang diberikan oleh Allah kepada masing-masing, serta pandangannya terhadap efek yang ditimbulkannya.
Barang siapa yang Allah lapangkan dadanya untuk ikut partisipasi, dan luas cakrawala ilmunya untuk berdakwah di televisi dan menyampaikan risalah-risalah Allah, maka baginya pahala dan ganjaran di sisi Allah. Namun bagi orang yang melihat perkara itu masih syubhat dan dadanya tidak lapang untuk berpartisipasi di televisi, maka kami harap ia mendapat udzur”
(Lihat kitab Liqoo’aatii ma’a as-Syaikhoini, karya Prof DR Abdullah bin Muhammad At-Thoyyaar, Terbitan Maktabah Ar-Rusyd, al-Qism al-Awwal, hal 80-81, Liqoo ke 11, pertanyaan ke 3)
Bahkan Syaikh Bin Baaz yang memotivasi untuk berdakwah di TV. Beliau pernah ditanya :
ما هي الطرق الناجحة لديكم للقيام بالدعوة إلى الله في هذا العصر؟
“Apakah metode-metode yang berhasil -menurut Anda-, untuk menegakkan dakwah ke jalan Allah di zaman sekarang ini?”
Beliau –rahimahullah- menjawab :
أنجح الطرق في هذا العصر وأنفعها استعمال وسائل الإعلام، لأنها ناجحة وهي سلاح ذو حدين. فإذا استعملت هذه الوسائل في الدعوة إلى الله وإرشاد الناس إلى ما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم من طريق الإذاعة والصحافة والتلفاز فهذا شيء كبير ينفع الله به الأمة أينما كانت، وينفع الله به غير المسلمين أيضاً حتى يفهموا الإسلام وحتى يعقلوه ويعرفوا محاسنه ويعرفوا أنه طريق النجاح في الدنيا والآخرة.
“Metode yang paling berhasil dan paling bermanfaat adalah memanfaatkan sarana-sarana komunikasi, karena sarana-sarana tersebut sukses, dan ia adalah senjata yang memiliki dua mata. Jika sarana-sarana tersebut digunakan untuk berdakwah di jalan Allah dan untuk mengarahkan masyarakat kepada ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik melalui radio, koran-koran, dan televisi, maka ini merupakan perkara agung yang Allah jadikan bermanfaat bagi umat ini dimanapun mereka berada.
(Bahkan) ia akan memberi manfaat kepada orang-orang non muslim, untuk memahami Agama Islam, memikirkannya, mengetahui keindahan-keindahannya, dan bahwa Islam adalah jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
والواجب على الدعاة وعلى حكام المسلمين أن يساهموا في هذا بكل ما يستطيعون، من طريق الإذاعة، ومن طريق الصحافة، ومن طريق التلفاز ومن طريق الخطابة في المحافل، ومن طريق الخطابة في الجمعة وغير الجمعة، وغير ذلك من الطرق التي يمكن إيصال الحق بها إلى الناس وبجميع اللغات المستعملة حتى تصل الدعوة والنصيحة إلى جميع العالم بلغاتهم.
Dan wajib bagi para da’i dan para penguasa kaum muslimin untuk berpartisipasi dalam hal ini dengan seluruh kemampuan mereka, baik melalui sarana radio, koran-koran, dan televisi, serta melalui ceramah-ceramah, baik di acara-acara pertemuan, khutbah jum’at, maupun ceramah di selain khutbah jum’at.
Demikian juga metode-metode lainnya yang dapat menyampaikan kebenaran kepada seluruh umat, dan dengan semua bahasa yang digunakan, agar dakwah dan nasehat bisa sampai ke seluruh dunia dengan bahasa-bahasa mereka” (silahkan lihat : http://www.binbaz.org.sa/mat/1678)
Syeikh Muhammad Nashiruddin al Albani berkata :
التلفزيون اليوم لا شك أنه حرام، لأن التلفزيون مثل الراديو والمسجل، هذه كغيرها من النعم التي أحاط الله بها عباده كما قال: {وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها}، فالسمع نعمة والبصر نعمة والشفتان نعمة واللسان، ولكن كثيرا من هذه النعم تصبح نقما على أصحابها لأنهم لم يستعملوها فيما أحب الله أن يستعملوها؛ فالراديو والتلفزيون والمسجل أعتبرها من النعم ولكن متى تكون من النعم؟ حينما توجه الوجهة النافعة للأمة.
التلفزيون اليوم بالمئة تسعة وتسعون فسق، خلاعة، فجور، أغاني محرمة، إلى آخره، بالمئة واحد يعرض أشياء قد يستفيد منه بعض الناس. فالعبرة بالغالب، فحينما توجد دولة مسلمة حقا وتضع مناهج علمية مفيدة للأمة حينئذ لا أقول : التلفزيون جائز، بل أقول واجب.
Jawaban beliau, “Tidaklah diragukan bahwa hukum menonton televisi pada masa kini adalah haram. Televisi itu seperti radio dan tape recorder. Benda-benda ini dan yang lainnya adalah di antara limpahan nikmat Allah kepada para hamba-Nya.
Sebagaimana firman Allah yang artinya, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak bisa menghitungnya”
Pendengaran adalah nikmat Allah. Penglihatan juga merupakan nikmat. Dua bibir dan lidah juga nikmat. Akan tetapi, banyak dari berbagai nikmat yang menjadi sumber bencana bagi orang yang mendapatkan nikmat tersebut karena mereka tidak mempergunakan nikmat dalam perkara yang Allah inginkan.
Radio, televisi dan tape recorder adalah nikmat ketika dipergunakan untuk perkara yang mendatangkan nikmat bagi umat. Isi televisi pada masa kini 99 persen adalah kefasikan, pornografi atau porno aksi, kemaksiatan, nyanyian yang haram dan seterusnya.
Sedangkan hanya 1% saja dari tontonannya yang bisa diambil manfaatnya oleh sebagian orang. Sedangkan kaedah mengatakan bahwa nilai sesuatu itu berdasarkan unsur dominan dalam sesuatu tersebut.
Ketika ada negara Islam yang sesunggunnya lalu negara membuat program acara TV yang ilmiah dan bermanfaat bagi umat maka –pada saat itu- kami tidak hanya mengatakan bahwa hukum menonton TV adalah boleh bahkan akan kami katakan bahwa menonton TV hukumnya wajib” (Silahkan lihat : http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=37470)
Beliau rahimahullah juga berkata :
لو أن القائمين على التلفاز لا يُخرجون فيه إلا الجائز شرعاً فلا أرى بأساً بجواز إدخاله في البيوت
“Kalau seandainya pengurus televisi tidak menayangkan kecuali program yang dibolehkan oleh syari’at maka aku memandang tidak mengapa untuk memasukan televisi di rumah-rumah” (Lihat kitab Al-Imam Al-Albaani, duruus wa mawaaqif wa ‘ibar, karya DR Abdul Aziz As-Sadhaan, hal 108, Daar At-Tauhid, kitabnya bisa didownload di disini)
Para ulama kibar yang masih hidup sekarangpun banyak yang berdakwah melalui sarana televisi. Diantaranya adalah Mufti Kerajaan Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz Aalu Syaikh hafizohulloh, beliau berdakwah di TV, dan bisa di searching di youtube. (Diantaranya di http://www.youtube.com/watch?v=hzFWY7XGP-k),
Syaikh Al-‘Allaamah Sholeh Al-Fauzaan hafizohulloh, beliau juga berdakwah di TV, diantaranya silahkan lihat di
http://www.youtube.com/watch?v=V2mQv_2HdgU, lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=vyRVoc1nyRM, lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=QQtswcNhEas, dan masih banyak lagi, silahkan searching di youtube)
KETIGA : Radio rodja atau Rodja TV dipegang oleh para dai At-Turootsi.
Dalam alasan ini, akan banyak pertanyaan yang timbul:
Apakah maksudnya
(1) para dai yang mengisi di radio rodja menerima bantuan dari Yayasan Ihyaa’ At-Turoots??, atau maksudnya
(2) para dai At-Turoots berada di atas manhaj Ihyaa At-Turoots?, ataukah maksudnya
(3) para dai tersebut tidak menyatakan bahwa yayasan Ihyaa At-Turoots sebagai yayasan bid’ah?, ataukah maksudnya
(4) para dai tersebut tidak membid’ahkan orang-orang yang menerima bantuan dari yayasan Ihyaa At-Turoots??
Permasalahan mengenai Ihyaa At-Turoots telah saya bahas dengan panjang lebar, diantara perkataan saya ((…Demikian juga tatkala kita menghadapi permasalahan mengambil dana dari yayasan Ihyaa At-Turoots. Karena inilah yang menjadi permasalahan utama, bukan masalah apakah yayasan Ihyaa At-Turoots ini hizbi atau tidak, karena mayoritas yang ditahdziir dan dikatakan sururi adalah orang-orang yang tidak mengambil dana sama sekali, akan tetapi kena getahnya terseret arus tahdzir gaya MLM, yaitu barang siapa yang tidak mentahdziir si fulan maka dia juga sururi??!!. Jika kita sepakat bahwasanya Ihyaa At-Turoots adalah yayasan hizbi maka apakah yang mengambil dana otomatis menjadi sururi?,inilah permasalahannya.!!. lantas apakah orang yang tidak mengambil dana akan tetapi tidak mentahdzir orang yang mengambil dana juga dihukumi dengan hukum yang sama yaitu sururi??!! Inilah permasalahan kita, tahdzir gaya MLM yang telah dilakukan oleh saudara-saudara kita…)) silahkan baca kembali (Salah Kaprah Tentang Hajr (Boikot) Terhadap Ahlul Bid’ah (Seri 6): Tahdziir dan Tabdii’ Berantai Ala MLM (Awas Sururi!!))
Saya juga telah berkata ((Diantara mereka ada yang memvonis saudaranya Sururi, namun tatkala ditanya apakah yang dimaksud dengan Sururiyyah? Bagaimana ciri-cirinya? Maka ia terdiam seribu bahasa; atau ia berkata, “Pokoknya ia adalah Sururi sebagaimana kata ustadz Fulan….” Subhanallah, apakah demikian sikap seorang Ahlus Sunnah dalam membid’ahkan saudaranya tanpa dalil dan bayyinah? Hanya dengan taqlid buta? Bukankah kita mengenal manhaj Salaf karena lari dari taqlid? Lantas kenapa tatkala kita mengenal manhaj Salaf justru mempraktekan taqlid buta? Kalau taqlid dalam perkara hukum yang berkaitan dengan diri sendiri maka perkaranya masih ringan, namun taqlid dalam memvonis dan men-tabdi’ orang lain, sementara terdapat hukum-hukum yang berat yang dibangun di balik vonis tersebut, maka perkaranya adalah besar. Apakah yang akan ia katakan di Akhirat kelak jika dimintai pertanggung jawaban oleh Allah? Bagaimana mungkin seseorang memvonis orang lain dengan perkataan yang ia sendiri tidak paham maknanya? Pantaskah seseorang mengatakan orang lain sebagai musyrik jika ia sendiri tidak memahami makna syirik? Pantaskah seseorang mengatakan saudaranya ahli bid’ah, sementara ia sendiri tidak paham makna bid’ah? Dikhawatirkan justru dialah yang merupakan ahli bid’ah dengan pembid’ahan ngawur yang dilakukannya. Pantaskah seseorang mengatakan saudaranya Sururi, padahal ia tidak paham makna Sururiyyah? Jangan-jangan ia sendiri yang terjatuh dalam praktek Sururiyyah sedangkan ia tidak menyadarinya. Yang sangat disesalkan demikianlah kenyataannya, ternyata sebagian mereka justru terjatuh dalam praktek Sururiyyah, seperti melakukan demonstrasi –yang mereka namakan “menampakkan kekuatan”, tetapi substansinya sama saja-, mencela pemerintah di hadapan khalayak, dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri Sururiyyah.)), silahkan baca di (Muwaazanah… Suatu Yang Merupakan Keharusan…? Iya, Dalam Menghukumi Seseorang Bukan Dalam Mentahdzir !!)
Yang menyedihkan adalah sebagian mereka tidak malu-malu untuk berdusta, diantara tuduhan yang tersebar tentang radio rodja dan para dainya :
– Radio rodja dibiyai oleh hizbiyun.
– Radio rodja dibiyai oleh yayasan Ihyaa At-Turoots
– Para dai di Radio rodja setiap bulannya menerima gaji dari luar negeri
Sungguh tuduhan-tuduhan tanpa bukti….kedustaan yang sangat memalukan yang muncul dari sebagian saudara-saudara kita.
Sebagian saudara-saudara kita yang mulia dengan mudahnya menjatuhkan Radio rodja dengan perkataan yang singkat tapi sangat pedas.
Diantaranya perkataan al-Ustadz Al-Faadil Dzulqornain hafizohulloh. Tentunya kami sangatlah gembira tatkala melihat perubahan Al-Ustadz Dzulqornain semenjak kepulangan beliau dari Arab Saudi, setelah menimba ilmu dari Al-‘Allaamah Syaikh Sholeh Al-Fauzan, dimana al-Ustadz lebih banyak menjauh dari permasalahan-permasalahan tahdzir-tahdziran. Akan tetapi akhir-akhir ini –yang sangat menyedihkan- yaitu kami dikagetkan dengan pernyataan-pernyataan beliau yang cukup keras. Entah apa sebab yang menjadikan beliau hafizohulloh keras kembali?
Berikut pertanyaan yang ditujukan kepada beliau dan jawaban beliau hafizohulloh.
Tanya:
Bolehkah kita mendengarkan Radio atau melihat TV Rodja, yang mana mereka berdakwah mirip atau sama dengan Ahlussunnah??
Jawab:
“Saya tidak menasehatkan mendengarkan atau melihat TV Rodja, karena adanya orang-orang didalam radio ini, sebagian manhajnya tidak benar, dan sebagiannya tidak jelas, dan Alhamdulillah fasilitas untuk belajar agama sudah sangat banyak dimasa ini”
Silahkan dengar file suaranya di KnpBenciRodja/Hukum_Mendengarkan_Radio_atau_Menonton_Rodja-TV.mp3
Tentunya kita ingin mengetahui perincian dari sang ustadz,
Pertama : Siapa saja dai-dai yang menyimpang tersebut dan apa saja penyimpangan mereka?
Kedua : Siapa saja dai-dai yang tidak jelas manhajnya, dan apakah sebab ketidak jelasannya?
Sang al-Ustadz al-Faadhil Hafizohulloh juga berfatwa tentang Yayasan Ihyaa At-Turoots. Berikut pertanyaan dan jawaban :
Tanya:
Ustadz ana punya majalah yang di kelola oleh dai-dai ihya At-Turats, tapi dalam masalah ekonomi saja. Bolehkah mengambil ilmu ekonomi dari mereka?
Jawab:
“Ini Masalah mengambil ilmu dari ahlul Bid’ah atau orang-orang yang mendukung at-Turats, berada diatas pemikiran mereka, ini adalah dai-dai yang tidak berjalan diatas jalan Sunnah, maka tidak boleh seorang mengambil dari ilmu Sunnah dalam bidang apapun dari orang-orang yang tidak berada diatas sunnah, Bukan berartinya seluruh yang disebut ahlul Bid’ah itu pasti salah, tidak, tapi para Ulama Sepakat untuk memboikot ahlul bid’ah dan tidak menganjurkan manusia belajar, sebab mungkin saja ada hal-hal yang mereka masukkan disela-sela pembahasan mereka yang lain dianggap bagus.
Kemudian dari sisi yang kedua mengenai masalah ilmu ekonomi sekarang, semua orang ingin bicara masalah ekonomi, semuanya ngambil dari para ulama ahlussunnah, ngapain ngambil dari orang-orang yang bermasalah, ilmu apa saja ada dari kalangan para ulama ahlussunnah, ada diterangkan dan tidak perlu seseorang menjatuhkan dirinya kedalam bahaya“
Silahkan dengar file suaranya di : KnpBenciRodja/Hukum_Mengambil_Ilmu_dari_Da_i_Ihya__At-Turats.mp3
Majalah yang dimaksud oleh penanya tentunya majalah yang sudah tersohor, yaitu majalah “Pengusaha Muslim”. Apakah majalah tersebut dikelola oleh para dai Ihyaa At-Turoots??, tentunya ini sebuah kebohongan nyata di siang bolong. Majalah ini sama sekali tidak dibantu oleh yayasan Ihyaa At-Turoots, bahkan dibiayai oleh seorang sahabat saya, seorang pengusaha, yang tentu ia tidak ingin disebutkan namanya di sini. –semoga Allah menjaga keikhlasannya-
Sebuah pertanyaan pantas untuk diajukan kepada sang al-Ustadz al-Faadhil, bahwa para penyaji materi di majalah ini adalah para ahul bid’ah??, dimanakah letak bid’ah mereka??, sungguh berbahayakah menimba ilmu dari mereka??
Bukankah al-Ustadz Al-Fadil Dzulqornain hafizohulloh juga mengajarkan buku ahlul bid’ah?. Beliau telah mengajarkan buku al-waroqoot karya Imamul Haramain Abul Ma’ali Al Juwaini. Padahal kita tahu bersama bahwasanya Al-Juwaini adalah salah seorang ulama besar madzhab Asyaa’iroh !!!
(lihat di http://aboeshafiyyah.wordpress.com/2012/11/21/rekaman-kitab-al-qawaidul-kulliyyah-dan-kitab-al-waraqat-al-ustadz-dzulqarnain/)
Untuk menjawab fatwa al-Ustadz al-Faadil hafizohulloh maka cukup saya menukil fatwa dari guru beliau Al-‘Allamah Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzaan hafizohulloh (anggota Kibar Ulama/Ulama Besar Arab saudi dan juga anggota al-Lajnah ad-Daimah/dewan komite fatwa Arab Saudi), yang kebetulan saya bersama teman saya Doktor Hasan Ali dari Somalia sempat mengunjungi beliau di Daarul Iftaa’ pada hari Senin 4 Februari 2013.
Berikut Transkrip tanya jawab antara kami dan Syaikh hafizohulloh:
Fatwa Syaikh Sholeh Al-Fauzaan hafizohulloh
الدكتور حسن: المشكلة عندنا شيخنا هناك في البلد -الصومال- جماعة تسمت بالاعتصام بالكتاب والسنة والقائمون عليها من طلاب الجامعة الإسلامية، وبعضهم من جامعة الإمام ينشرون العقيدة والتوحيد لكن يحصل منهم أحياناً التعصب لجماعتهم وكذا. وفي المقابل جماعة آخرى يقولون نحن ضد هذه الجماعات والحزبيات ويشددون عليهم ويبدعونهم بل ويبدعوننا نحن لماذا تتعاملون معهم!!!
Penanya (DR Hasan Somali) : “Syaikhuna, yang menjadi permasalahan pada kami, adalah di negeri kami -Somalia- ada sebuah jama’ah yang bernama ‘Jamaa’ah Al-I’tishoom bil Kitaab was Sunnah’. Yang menjalankan jama’ah tersebut adalah para mahasiswa lulusan Universitas Islam Madinah, dan sebagiannya lagi lulusan Universitas Al-Imaam Muhammad bin Su’ud.
Jama’ah ini menyebarkan Sunnah dan Tauhid, hanya saja terkadang timbul dari mereka fanatik terhadap jama’ahnya. Selain mereka ada jama’ah lain yang mengatakan bahwa kami berlawanan dengan jama’ah-jama’ah dan kelompok-kelompok ini, mereka bersikap keras terhadap jama’ah (yang pertama) dan membid’ahkan mereka, bahkan mereka membid’ah kami, kenapa?, karena kami bermu’amalah dengan mereka (yakni ‘Jamaa’ah Al-I’tishoom bil Kitaab was Sunnah’)”
قال الشيخ: وهذه الآفة بين المسلمين
Syaikh Soleh al-Fauzaan berkata : “Ini adalah penyakit yang ada diantara kaum muslimin“
الدكتور حسن: فما موقفنا نحن كطلاب العلم إذا نزلنا إلى الساحة؟.
الشيخ: الموقف هو الإصلاح بين المسلمين. وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا، على كل الإصلاح، نحن كلنا مسلمون وكلنا هدفنا واحد فلماذا يعني الاختلاف, وعدونا متفق الآن خلونا نجتمع، خلونا على الكتاب والسنة.
Hasan : “Bagaimana sebaiknya sikap kami -sebagai penuntut ilmu-, jika kami terjun ke medan dakwah?
Syaikh berkata : “Sikap kalian adalah ishlaah (mendamaikan) diantara Kaum Muslimin. Allah berfirman (yang artinya):
“Jika ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang, hendaklah kamu damaikan antara keduanya”. (QS Al-Hujuroot : 9)
Bagaimanapun juga (pilih jalan) perdamaian, kita semua adalah muslim, kita semua tujuannya sama, lantas mengapa kita berselisih? Sementara musuh-musuh kita sekarang bersatu?, Hendaknya kita bersatu, hendaknya kita di atas al-Qur’an dan as-Sunnah !!
الدكتور حسن: هم يقولون: الكتاب والسنة بس الاختلاف الآن الوحيد هل يجوز إنشاء -مثلاً- جماعة, تأسيس جماعة مثلا تدعوا إلى الكتاب والسنة بما أنه ليس هناك دولة أو حاكم يهتم بهذا هل يجوز هذا؟
الشيخ: حسب الاستطاعة .ولكن مثل ما قلت، ترى التخاذل والانقسام هو الذي يفرح العدو, اسعوا بالاصلاح بين المسلمين، بين المسلمين الذين يقولون نحن مسلمون، أصلحوا بينكم خلوكم جماعة واحدة، وتعاونوا يكون لكم إن شاء الله دورا في بلدكم.
Hasan : “Mereka (Jama’ah al-I’tishoom) juga berpegang dengan Qur’an dan Sunnah, hanya saja satu-satunya perselisihan yang ada sekarang adalah “Apakah boleh mendirikan -misalnya- sebuah jama’ah yang menyeru kepada Qur’an dan Sunnah? Karena negara atau penguasa tidak memperhatikan urusan ini, apakah boleh (mendirikan jama’ah)?
Syaikh menjawab : “Itu sesuai kemampuan. Yang jelas sebagaimana yang aku katakan, kamu melihat sendiri adanya sikap saling meninggalkan dan berpecah belah, itulah yang membuat musuh gembira. Berusahalah untuk mendamaikan Kaum Muslimin, yakni mereka yang mengatakan kami muslim. Hendaknya kalian menjadi jama’ah yang satu, saling bekerja samalah kalian! Insyaa Allah hal ini akan menjadikan kalian bermanfaat bagi negeri kalian”.
الدكتور حسن: مثل هذه الجماعة يا شيخ هل بيدع كونهم أسسوا جماعة؟
الشيخ: بينوا لهم بينوا لهم (كلمة غير واضحة) والله ما يصلح التبديع ولا التفسيق هذا ما يصلح بين المسلمين، كلنا مسلمون وإن كان بعضنا عنده قصور أو عنده خطأ, ما يمنع أنه أخونا نتعاون نحن وإياه.
Hasan : “Ya Syaikh, apakah Jama’ah seperti ini bisa dikatakan jama’ah bid’ah, karena telah mendirikan jama’ah?”
Syaikh berkata: “Jelaskan kepada mereka… Jelaskan kepada mereka… (kalimat tidak jelas)… Demi Allah, sikap tabdi’ (membid’ahkan), dan tafsiiq (memfasikkan), tidaklah pantas dilakukan diantara Kaum Muslimin. Kita semua kaum muslimin, meskipun ada diantara kita yang memiliki kekurangan, atau memiliki kesalahan, maka itu tidak menghalanginya untuk tetap menjadi saudara kita, kita bisa bekerja sama dengan dia”
الدكتور حسن: هل يجوز أن نتعامل معهم في الدعوة إلى الله؟
الشيخ: ما هم مسلمين!!؟
الدكتور حسن: مسلمين بل ينقلون عن الشيخ محمد بن عبدالوهاب وابن تيمية وكتب العقيدة والطحاوية والواسطية.
الشيخ: مسلمون الحمد لله المسلم يقبل الخير، يقبل الحق.
Hasan : “Bolehkan kita bekerja sama dengan mereka (‘Jamaa’ah Al-I’tishoom bil Kitaab was Sunnah’) dalam rangka berdakwah di jalan Allah?”
Syaikh berkata: “Apakah mereka muslim?“
Hasan : “Mereka muslim, bahkan mereka biasa menukil dari Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan Ibnu Taimiiyah, begitu pula dari buku-buku aqidah, seperti At-Thohawiyah dan Al-Washithiyah”
Syaikh berkata : “Alhamdulillah mereka muslim, dan seorang muslim itu menerima kebaikan dan menerima kebenaran”
السائل : سؤال يتعلق بإندونيسيا، الحمد لله عندنا الآن قناتان تلفيزيونية على السنة، قبل السنة تقريباً، يشارك فيها الشيخ عبدالرزاق شيخي الشيخ العباد البدر، يلقي فيها كل الأسبوع مرتين
الشيخ : يروح إلى إندونيسيا؟
السائل : الشيخ عبد الرزاق ذهب إلى إندونيسيا مرتين، وكنت مترجما له في المرة الأولى، اجتمع تقريبا مائة ألف من الحاضرين، وللمرة الثانية تقريباً مائة وثلاثين ألف، وهذا أكبر تجمع في هذا المسجد له خمسة أدوار، يدل على الكثرة، وأن الناس الآن يعرفون السنة الحمد لله، والقناة لها دور كبير، وترجمنا أيضا مثلاً فتاواكم وفتاوى الشيخ ابن باز والشيخ العثيمين رحمهم الله.
Penanya (Firanda) : Pertanyaan berkaitan dengan Indonesia, Alhamdulillah sekarang kami memiliki dua stasiun televisi yang berada di atas Sunnah, sudah sekitar setahunan. Syaikh Abdur Rozzaq Al-Abbad Al-Badr -guru saya- juga berpartisipasi dalam stasiun televisi tersebut, dan memberi pengajian setiap pekan 2 kali.
Syaikh : Apakah syaikh Abdur Rozzaq selalu pergi ke Indonesia?
Firanda : Syaikh Abdur Rozzaq sudah dua kali pergi ke Indonesia, dan saya yang menjadi penerjemahnya saat kepergiannya yang pertama, dan yang hadir saat itu sekitar 100 ribu orang. Sedang pada kepergian beliau yang ke dua, ada sekitar 130 ribu orang yang hadir. Dan ini merupakan perkumpulan terbesar di mesjid ini, mesjid ini punya 5 lantai. Ini adalah jumlah yang banyak, yang menunjukkan bahwa masyarakat sekarang mengenal sunnah, Alhamdulillah. Dan stasiun TV ini punya andil yang besar (dalam dakwah ini), kami terjemahkan fatwa-fatwa Anda, fatwa Syaikh Bin Baaz, dan fatwa Syaikh Utsaimin –rahimahumulloh-.
ولكن الإشكال عندنا تعرف أن الإخوة كما حصل في كل مكان ينقسم إلى قسمين، بعضهم يحذر من القناة
الشيخ : مصيبة هذه
السائل : فيه من يتكلم في نفس القناة، وفيه من يتكلم في الدعاة الذين يخرجون في القناة، مع أن قلنا فيه الشيخ عبد الرزاق والشيخ إبراهيم الرحيلي أيضا يشارك أحيانا
الشيخ : إبراهيم بن عامر؟
السائل : نعم، أحيانا يشارك. المشكلة، واحد من إخواننا يتكلم في القناة وهو مشهور بأنه من طلابك الشيخ
الشيخ : من هو؟
السائل : هو اسمه ذو القرنين
الشيخ : معروف
السائل : وهو رجل ما شاء الله عنده علم
الشيخ : رجل طيب
Akan tetapi yang menjadi permasalahan pada kami -sebagaimana Anda tahu-; bahwasanya ikhwan sekalian -sebagaimana terjadi di seluruh tempat- terpecah menjadi dua, dan sebagian mereka memperingatkan (masyarakat) dari bahaya Stasiun TV tersebut.
Syaikh : Ini merupakan musibah.
Firanda : Ada yang menjelekan stasiun TV tersebut, dan ada yang membicarakan (mentahdzir) para dai yang muncul di stasiun TV tersebut, padahal sebagaimana yang kami katakan, dalam stasiun tersebut ikut serta Syaikh Abdur Rozzaq, dan sesekali juga Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili.
Syaikh : Ibrahim bin ‘Aamir?
Firanda : benar, sesekali beliau berpartisipasi (mengisi pengajian-pen). Yang jadi permasalahan, salah seorang dari saudara-saudara kami yang membicarakan (mentahdzir) stasiun TV tersebut, adalah orang yang terkenal sebagai murid Anda.
Syaikh : Siapa dia?
Firanda : Namanya Dzul Qornain.
Syaikh : Ma’ruuf (saya mengenalnya)
Firanda : Ia adalah seorang yang memiliki ilmu -masyaAllah-.
Syaikh : Ia seorang yang baik.
السائل : لكنه يتكلم في القناة ويحذر من مشاهدة القناة. نحن الآن ما نأخذ الدعم من أي جمعية ما نأخذ من جمعية إحياء التراث، ولا نأخذ من السعودية، المحسنين من إندونيسيا
الشيخ : تعاونوا مع ذي القرنين، هو رجل طيب وإن كان كما تقول أنه متشدد شوي
السائل : نحن ما نحذر منه
الدكتور حسن : القضية ليست معه، المسالة : هل يجوز مثلا خروج الداعية في القنوات؟ وتأسيس القناة الإسلامية تنشر الإسلام؟
الشيخ : ما معنا وسيلة غيرها
حسن : يستفاد منها
الشيخ : أي نعم، يستفاد منها
السائل : مثل هذا، الشيخ، ما نفعل بزميلنا هذا
الشيخ :أصلحوه واستصلحوا وتألفوا
حسن : بينوا له يكلم الشيخ صالح في الموضوع مثلاً
الشيخ : يكتب لي يكتب لي وأنا أرد عليه
Firanda : “Akan tetapi ia (Dzulqornain) membicarakan tentang (keburukan) Stasiun TV tersebut, dan memperingatkan masyarakat dari menonton stasiun TV tersebut.
Kami sekarang tidak mengambil bantuan dari yayasan manapun, kami tidak mengambil bantuan dari Yayasan Ihyaa Ut Turoots, dan kami pun tidak mengambil bantuan dari Arab Saudi, para donaturnya dari Indonesia”
Syaikh : “Bekerja-samalah dengan Dzulqornan, ia adalah orang yang baik, meskipun dia agak keras -sebagaimana kau katakan- “
Firanda : “Kami tidak mentahdzirnya”
Hasan : Permasalahannya bukanlah tentang dia, akan tetapi bolehkah -misalnya- seorang dai berdakwah melalui stasiun-stasiun televisi? Bolehkan mendirikan Stasiun Televisi Islami yang menyebarkan Islam?
Syaikh : Kita tidak punya sarana yang lain
Hasan : Sarana televisi itu boleh dimanfaatkan?
Syaikh : Iya, sarana televisi itu boleh dimanfaatkan.
Firanda : Ya Syeikh, pada kondisi demikian, apa yang harus kami lakukan terhadap sahabat kami ini (Dzulqornain)?
Syaikh : Berdamailah dengannya… Saling berdamailah dan saling bersatulah.
Hasan : Sampaikan kepada Dzulqornain, agar ia berbicara dengan Syaikh tentang permasalahan ini.
Syaikh : Hendaknya ia (Dzulqornain) menulis surat kepadaku, hendaknya ia menulis kepadaku, dan aku akan membalas suratnya.
السائل : مسألة جمعية إحياء التراث دائما إلى الآن سبب الخلاف بين الإخوة، مسالة جمعية إحياء التراث بالكويت
الشيخ : بالكويت، أيش فيها؟
السائل : فيه ناس قليل تعاونوا مع هذه الجمعية، أخذوا المساعدة من الجمعية، لكن غالبنا ما ياخذون. المشكلة ذو القرنين وأصحابه يحذرون من الجمعية ويبدعون الجمعية
الشيخ : أي جمعية؟
حسن : جمعية إحياء التراث بالكويت
الشيخ : الذي يساعدكم خذوا مساعدته وانتفعوا به
السائل : المشكلة الذين لا يتكلمون في الجمعية أيضا يبدعون
الشيخ : الرسول صلى الله عليه وسلم قبل الهدايا من الكفار، قبل من المقوقس، يقبل يقبل الهدية، الذي يعينكم خذوا
السائل : سيقولون سيشترطون وكذا ويوجهون في الدعوة
الشيخ : على كل حال تعاونوا، يقضى على قضية الانقسام يقضى عليه
السائل : يعني أكلم الشيخ ذو القرنين يراسلك
الشيخ : أي نعم
السائل : الله يبارك فيك
Firanda : “Permasalahan Yayasan Ihyaa At-Turoots, selalu menjadi sebab khilaf diantara ikhwan hingga sekarang, (maksudku) permasalahan Yayasan Ihyaa At-Turoots yang di Kuwait”
Syaikh : Yang ada di Kuwait? Ada apa dengan yayasan tersebut?
Firanda : Ada sedikit orang yang bekerja sama dengan yayasan ini, mereka mengambil bantuan dari yayasan ini, akan tetapi mayoritas kami tidak mengambil bantuan. Yang menjadi permasalahan adalah Dzulqornain dan para sahabatnya mentahdzir yayasan itu dan membid’ahkannya.
Syaikh : Yayasan apa?
Hasan : Yayasan Ihyaa At-Turoots dari Kuwait
Syaikh : “Yang membantu kalian, ambillah bantuannya dan manfaatkan bantuan tersebut“
Firanda : Yang menjadi permasalahan; orang-orang yang tidak mentahdzir yayasan itu juga di-tabdi’
Syaikh : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerima hadiah-hadiah dari orang-orang kafir, beliau menerima dari Raja Muqouqis, beliau menerima hadiah. Yang membantu kalian, maka ambillah (bantuannya)“
Firanda : Mereka akan berkata; “Yayasan akan memberi persyaratan… Akan ikut mengatur dakwah?”
Syaikh : “Bagaimanapun juga, hendaknya kalian saling bekerja sama, hilangkan perpecahan, hilangkanlah perpecahan”
Firanda : “Apa saya menyampaikan ke Syaikh Dzulqornain, agar mengirim surat kepada Anda?”
Syaikh : Iya
Firanda : Baarokallahu fiik”
(Demikian tanya jawab yang berlangsung antara kami dan al-‘Allaamah Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan hafizohulloh pada pagi hari senin tanggal 4 Februari 2013 di kantor kerja beliau di Daarul Iftaa’) silahkan dengar rekamannya disini: KnpBenciRodja/liqaa-fozan.mp3
Mengingat kedekatan Al-Ustadz Al-Fadil Dzulqornain dengan Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan maka kami sangat berharap Al-Ustadz Al-Faadil Dzulqornain mau bertanya langsung kepada Asy-Syaikh Sholeh Fauzan perihal berikut ini :
– Apakah Yayasan Ihyaa At-Turoots Al-Kuwaiti adalah yayasan hizbi dan yayasan mubtadi’ah?. Dan kalau Asy-Syaikh tidak mengetahui hakekat kesesatan Yayasan Ihyaa At-Turoots maka hendaknya Al-Ustadz Al-Fadil menjelaskan kepada beliau agar tidak ada tuduhan bahwasanya Asy-Syaikh berfatwa tanpa ilmu, memuji Ihyaa At-Turots karena Asy-Syaikh jahil tentang yayasan tersebut
– Jika Ternyata Asy-Syaikh menyatakan yayasan tersebut adalah yayasan Ahlus Sunnah maka selesailah perkaranya, dan tidak perlu kita beranjak kepada pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Akan tetapi jika Asy-Syaikh menyatakan bahwa yayasan tersebut adalah yayasan bid’ah atau yayasan sururi, maka tolong tanyakan lagi apakah boleh menerima bantuan dari yayasan tersebut?. Atau apakah yang menerima bantuan dana dari yayasan tersebut otomatis menjadi ahlul bid’ah, menjadi sururi??
– Jika ternyata Asy-Syaikh membolehkan mengambil bantuan dana, maka selesailah perkaranya. Akan tetapi jika Asy-Syaikh mengharamkan mengambil bantuan dana dari yayasan dan menyatakan bahwa yang mengambil dana otomatis menjadi ahlul bid’ah, maka tanyakanlah kepada beliau apakah apakah yang tidak membid’ahkan yayasan juga otomatis menjadi sururi?, yang tidak membid’ahkan yang mengambil dana juga otomatis jadi sururi?
Tolong pertanyaan dan jawaban di transkrip secara lengkap, dan jangan jawabannya saja. Dan kami sangat menantikan hal ini, karena jangan sampai seperti sikap salah seorang dari sebagian antum yang telah bertanya panjang lebar kepada Asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah tentang hukum jihad di Ambon lantas pertanyaan dan fatwa Asy-Syaikh disembunyikan dan tidak disebarkan !!!
RENUNGAN….
Beikut ini beberapa renungan yang saya tujukan kepada saudara-saudaraku terkhususkan para kawan-kawan yang suka mentahdzir sesama ahlu sunnah hanya karena permasalahan ijtihadiyyah
PERTAMA : Renungkanlah kembali sikap-sikap keras antum selama ini. Ya ikhwati… apakah demikian manhaj yang diajarkan oleh para ulama salafiyin yang telah diakui oleh semua pihak. Dalam hal ini terutama Syaikh Bin Baaz, Syaikh al-Utsaimin, dan Syaikh Al-Albani rahimahullah???
Apakah dakwah mereka seperti cara dakwah kalian??, adakah ceramah-ceramah mereka dan buku-buku mereka seperti gaya ceramah antum saat ini??. Saya mengajak kita bersama untuk bersikap jujur…
Tidak mengapa jika antum menyelisihi metode dakwah mereka bertiga, tidak mengapa juga antum merasa dan meyakini bahwa manhaj yang antum jalani adalah manhaj yang terbenar…, akan tetapi harus diakui bahwasanya metode dakwah mereka ternyata berbeda dengan metode dakwah kalian
KEDUA : Semua orang tahu, bahwasanya “Gaya seorang guru bisa dilihat dari gaya murid-muridnya”.
Ternyata yang ada, metode dakwah dari mayoritas murid-murid ketiga ulama besar tersebut, berbeda metode dakwah mereka dengan metode dakwah kalian. Bahkan antum menganggap banyak murid-murid senior ketiga para ulama tersebut adalah ahul bid’ah. Murid-murid senior Syaikh Al-Albani rahimahullah tidak selamat dari tahdziran dan lisan kalian…Terlebih lagi murid-murid syaikh Al-Utsaimin yang ada di kota al-Qosiim ??!!!
KETIGA : Saya juga ingin tahu, sebenarnya ulama/masyaikh salafy yang antum akui -sama diatas gaya dan metode antum dalam hal tahdzir dan tabdi’- yang ada di kerajaan Arab Saudi itu ada berapa?. Coba kita hitung…, (1) Syaikh Robii’ Al-Madkholi, (2) Syaikh Muhammad bin Haadi Al-Madkholi, (3) Syaikh Ubaid Al-Jaabiri, (4) Syaikh Abdullah Al-Bukhari, (5) Syaikh Ahmad Bazmuul….hafizohumulloh
Apakah masih ada para ulama atau masyaikh yang lain??, kalau ada berapakah jumlah mereka??, saya berbicara tentang masyaikh yang ma’ruf dan tersohor di Kerajaan Arab Saudi. Meskipun Asy-Syaikh Abdullah al-Bukhari dan Asy-Syaikh Ahmad Bazmuul tidak ma’ruf, akan tetapi tetap saya masukan karena keduanya dijadikan rujukan oleh kalian.
Nah sekarang apakah anggota kibar ulamaa, dan juga anggota lajnah daimah yang lainnya juga adalah salafy menurut kalian? Semanhaj dengan manhaj kalian?, saya ingin kejujuran antum!!!. Syaikh salafy yang ada di Riyadh ada berapa sih??
Apakah hanya syaikh Sholeh al-Fauzaan?? Itupun ternyata manhaj dan metode beliau tidak sama dengan manhaj kalian…
Demian pula, manakah para Imam Masjid Nabawi dan Masjid Haram yang menurut antum salafy (selain Syaikh Al-Hudzaifi hafizohullah)?. Demikian juga manakah dari dari pengajar-pengajar resmi di Masjid Nabawi yang antum anggap salafy 100 persen seperti antum selain Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad??, itupun Syaikh Abdul Muhsin manhajnya tidak sama dengan manhaj guluw antum dalam mentahdzir dan mentabdi’. Ini mau tidak mau harus diakui.
Puluhan ulama di Riyaad, puluhan ulama di Madinah, apakah manhaj dan metode dakwah mereka seperti metode dakwah kalian??
Tidaklah mengapa jika antum berkata, “Kebenaran tidak diukur dengan jumlah yang banyak…”. Saya hanya sekedar ingin agar antum mengakui bahwasanya manhaj antum tidak sama dengan manhaj Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al-Utsaimin, Syaikh Al-Albani dan juga kebanyakan para ulama dan masyayikh di Arab Saudi. Maksud saya dalam hal ini adalah manhaj guluw dalam mentahdzir dan mentabdi’ sesama dai ahlus sunnah.
KEEMPAT : Ternyata setelah saya dengarkan hujatan-hujatan antum terhadap radiorodja atau rodja TV yang ada bukanlah menyebutkan kesalahan…, akan tetapi hanya karena link-link (kerja sama) serta hubungan-hubungan dengan orang-orang yang dianggap sebagai ahlul bid’ah, yang kebanyakan link-link tersebut hanyalah dugaan dan prasangka. Jika ada link-link tersebut maka kami ingin buktinya, maka tolong sebutkan link-link para ustadz Radiorodja !!
Sebenarnya hukum bermu’amalah dengan ahlul bid’ah sudah dijelaskan panjang lebar oleh para ulama, diantaranya dijelaskan panjang lebar oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qoyyim rahimahumallahu. Demikian pula masalah hajr (memboikot) ahlul bid’ah yaitu dengan melihat dan menimbang antara maslahat dan mudhorot (silahkan baca kembali (Salah Kaprah Tentang Hajr (Boikot) terhadap Ahlul Bid’ah (Seri 2): Hajr Bukan Merupakan Ghoyah (Tujuan), Akan Tetapi Merupakan Wasilah)
Bahkan terkadang bekerja sama dengan ahlul bid’ah dianjurkan jika memang mendatangkan kemaslahatan
Ibnul Qoyyim rahimahulloh -tatkala menjelaskan faedah dari kisah perjanjian hudaibiyah-, mengatakan:
أن المُشْرِكين، وأهلَ البِدَع والفجور، والبُغَاة والظَّلَمة، إذا طَلَبُوا أمراً يُعَظِّمُونَ فيه حُرمةً مِن حُرُماتِ الله تعالى، أُجيبُوا إليه وأُعطوه، وأُعينوا عليه، وإن مُنِعوا غيره، فيُعاوَنون على ما فيه تعظيم حرمات الله تعالى، لا على كفرهم وبَغيهم، ويُمنعون مما سوى ذلك، فكُلُّ مَن التمس المعاونةَ على محبوب للهِ تعالى مُرْضٍ له، أُجيبَ إلى ذلك كائِناً مَن كان، ما لم يترتَّب على إعانته على ذلك المحبوبِ مبغوضٌ للهِ أعظمُ منه، وهذا مِن أدقِّ المواضع وأصعبِهَا، وأشقِّهَا على النفوس
“Sesungguhnya kaum musyrikin, ahlul bid’ah, dan ahlul fujur, serta para pemberontak dan orang-orang yang zholim, jika mereka menuntut sesuatu untuk mengagungkan salah satu dari syari’at-syari’at Allah, maka permintaan mereka itu dipenuhi dan ditunaikan, serta mereka dibantu, meskipun pada perkara-perkara lain (yang tidak merupakan syari’at Allah-pen) mereka tidak dipenuhi permintaannya. Jelasnya mereka dibantu pada perkara-perkara yang padanya ada pengagungan terhadap syari’at Allah, bukan ditolong dalam kekufuran dan kezoliman mereka, dan tidak dibantu pada perkara-perkara yang lain.
Maka setiap orang yang meminta pertolongan dalam perkara yang dicintai oleh Allah dan mendatangkan keridoannya maka permohonan bantuannya boleh dipenuhi siapapun orangnya. Selama tidak menimbulkan perkara yang dibenci oleh Allah yang lebih parah. Ini termasuk pembahasan yang paling detail, paling sulit, dan paling berat bagi jiwa” (Zaadul Ma’aad 3/303)
Diantara dalil yang menunjukan perkataan Ibnul Qoyyim ini adalah :
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لا يَسْأَلُونِى خُطَّةً يُعَظِّمُونَ فِيهَا حُرُمَاتِ اللَّهِ إِلا أَعْطَيْتُهُمْ إِيَّاهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, tidaklah mereka (kaum musyrikin Arab) meminta kepadaku sesuatu kondisi yang padanya mereka mengagungkan syari’at Allah, kecuali aku akan memberikannya kepada mereka” (HR Al-Bukhari no 2731)
Ini jelas, bahwasanya jika Kaum Musyrikin meminta bantuan Nabi untuk menegakkan hak dan syari’at Allah, maka Nabi akan memenuhi permintaan mereka.
Dalam Hilful Fudhul/Al-Muthoyyabin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda ;
مَا شهدتُ مِنْ حلف قُرَيْش إِلَّا حِلف المطيبين ، وَمَا أحب أَن لي حمر النعم ، وَإِنِّي كنت نقضته
“Aku tidak pernah menghadiri hilf (perjanjian kesepakatan) kaum Quraisy kecuali Hilful Muthoyyabin, dan aku tidak suka jika aku membatalkannya meskipun aku diberi onta merah” (Lihat takhriif hadits ini dalam Al-Badr Al-Muniir, karya Ibnul Mulaqqin 7/325-327).
Perjanjian ini adalah perjanjian yang dilakukan oleh orang-orang Kafir Quraisy dalam rangka untuk menolong seorang yang terzolimi, agar haknya dikembalikan dari orang yang telah menzoliminya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadirinya tatkala beliau belum diangkat menjadi seorang Nabi. Akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi mengenang perjanjian ini, bahkan beliau menyatakan jika beliau diajak oleh mereka dan beliau sudah menjadi seorang Nabi, maka beliau tetap akan menghadirinya.
Beliau berkata :
لقد شهدتُ فِي دَار عبد الله بن جدعَان حلفا ، لَو دُعِيْتُ بِهِ فِي الْإِسْلَام لَأَجَبْت
“Sungguh aku telah menghadiri Hilf (Al-Muthoyyabin) di rumah Abdullah bin Jad’aan. Kalau seandainya aku diajak saat sudah ada Islam (yakni setelah aku menjadi Nabi-pen), maka aku akan penuhi ajakan tersebut” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahih fiqh Shiroh, lihat juga penjelasan al-‘Umari dalam Shirah An-Nabawiyah As-Shahihah 1/111)
Kedua hadits ini menegaskan pernyataan Ibnul Qoyiim rahimahullah, akan bolehnya bekerja sama/membantu orang-orang yang menyimpang jika tujuannya untuk menegakkan syari’at Allah atau kebenaran. Dengan syarat tidak menimbulkan kemudorotan.
Sekarang marilah kita melihat link-link (kerja sama dengan ahlul bid’ah) yang dilakukan oleh para ulama dan para syaikh salafy, diantaranya :
(1) Bukankah sangat banyak ulama salafy yang memiliki link dengan yayasan Ihyaa At-Turoots di Kuwait. Seperti Syaikh Bin Baaz, Syaikh Utsaimin rahimahumulloh, Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, dan Syaikh Abdurrozzaq??
Bahkan sebagian mereka mengisi pengajian di yayasan Ihyaa At-Turoots. Lantas apakah mereka ahlul bid’ah??, apakah mereka sururi??. Apalagi sampai memuji yayasan??!!. Bukankah sikap mereka ini “menurut kacamata kalian” menyesatkan umat karena menjalin link dengan yayasan Ihyaa At-Turoots??. Kalau hanya seorang dai tingkat nasional yang berhubungan dengan yayasan Ihyaa At-Turoots sih masih mending, akan tetapi sangatlah berbahaya dan parah kalau yang berhubungan dengan yayasan tersebut para ulama kaliber dunia…sungguh sangat menyesatkan umat “menurut kacamata kalian” (Lihat pujian para ulama Asy-Syaikh Bin Baaz rahimahullah, Asy-Syaikh Utsaimin rahimahullah, Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan, Asy-Syaikh Al-Mufti Abdul Aziz Alu Syaikh, Mentri Agama Arab Saudi Asy-Syaikh Sholeh Alu Syaikh, dan Imam Al-Masjid Al-Haroom Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sudais hafzohumulloh di http://www.turathkw.com/topics/current/index.php?cat_id=13)
Al-‘Allaamah Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafizohulloh berkata tentang peran serta Asy-Syaikh Bin Baaz dan Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin dalam mengisi kajian di yayasan Ihyaa’ At-Turoots. Beliau berkata :
من أهل السنة في هذا العصر من يكون ديدنه وشغله الشاغل تتبع الأخطاء والبحث عنها، سواء كانت في المؤلفات أو الأشرطة، ثم التحذير ممن حصل منه شيءٌ من هذه الأخطاء، ومن هذه الأخطاء التي يُجرح بها الشخص ويحذر منه بسببها تعاونه مثلاً مع إحدى الجمعيات بإلقاء المحاضرات أو المشاركة في الندوات، وهذه الجمعية قد كان الشيخ عبد العزيز بن باز والشيخ محمد بن عثيمين رحمهما الله يُلقيان عليها المحاضرات عن طريق الهاتف، ويعاب عليها دخولها في أمر قد أفتاها به هذان العالمان الجليلان، واتهام المرء رأيه أولى من اتهامه رأي غيره، ولا سيما إذا كان رأياً أفتى به كبار العلماء
“Diantara ahlus sunnah di zaman ini ada yang kesibukannya -yang selalu menyibukannya- adalah mencari-cari kesalahan, apakah kesalahan-kesalahan yang ada di buku-buku ataupun yang di kaset-kaset. Setelah itu mentahdzir masyarakat akan bahaya orang yang terjerumus dalam sebagian kesalahan-kesalahan tersebut. Dan diantara kesalahan-kesalahan yang menyebabkan seseorang ditahdzir dan dijarh adalah orang tersebut bekerja sama dengan salah satu yayasan yaitu dengan mengisi pengajian atau ikut serta dalam seminar. Padahal yayasan tersebut dahulu Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan Asy-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahumallahu mengisi pengajian-pengajian melalui telepon. Demikian juga yayasan ini dicela karena ikut serta dalam suatu perkara yang kedua orang alim yang mulia ini berfatwa akan kebolehannya. Dan seseorang mencela pendapatnya sendiri lebih layak daripada mencela pendapat orang lain, terlebih lagi jika pendapat lain tersebut adalah pendapat yang difatwakan oleh para ulama kibar” (Silahkan baca kitab Rifqon Ahlas Sunnah hal 16)
(2) Syaikh Bin Baaz rahimahullah mendirikan lembaga Roobitoh al-‘AAlam al-Islaami. Sekarang kalau mau jujur, bukankah lembaga ini beranggotakan banyak dai dari seantero dunia?, lantas apakah semua anggotanya salafy??. Jawabannya : Tentu tidak, justru sebagian kecil saja yang bermanhaj salafy “menurut kacamata kalian”, itupun kalau ada??!!. Jika perkaranya demikian, lantas buat apa syaikh Bin Baaz mengumpulkan mereka?, bahkan memfasilitasi mereka???. Apakah syaikh bin Baaz tidak faham manhaj salafy???. Lembaga ini hingga saat ini masih eksis di Arab Saudi, lantas kenapa ia selamat dari tahdziran-tahdziran antum sekalian??
(3) Lembaga al-Majma’ Al-Fiqhi Al-Islaami (Komite Fikih Islam), yang beranggotakan banyak ulama dari berbagai negara-negara Islam. Ini adalah lembaga resmi. Lantas apakah seluruh para ulama tersebut bermanhaj salaf “ala salafy kalian”?. Tentu berdasarkan kacamata “salafy” kalian, kebanyakan mereka adalah ahul bid’ah, dan saya tidak tahu apakah ada satu saja yang salafy menurut kacamata kalian??. Lantas kenapa lembaga ini selamat dari tadhziran kalian??
(4) Bukankah Syaikh Muhammad bin Hadi, dan Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizohumallahu mengajar di Universitas Islam Madinah?. Beliau berdua berasal dari fakultas hadits. Coba antum tanyakan kepada mereka berdua, “Siapakah masyaikh salafy yang ada di Universitas Islam Madinah??” berapakah jumlahnya selain mereka berdua??’. Di fakultas hadits sendiri, siapakah syaikh salafy selain mereka berdua??.
Lantas buktinya mereka berdua masih tetap saja bisa satu fakultas dengan dosen-dosen yang bukan salafy (dalam kacamata kalian). Jika ternyata syaikh salafy di Universitas Islam Madinah hanya 3 atau 4 orang (dalam kacamata salafy kalian), lantas kenapa kedua syaikh ini masih betah mengajar di Universitas Islam Madinah??!!!
(5) Kerajaan Arab Saudi -melalui kementrian agama Arab Saudi- memberikan gaji bulanan kepada para dai-dai di seluruh dunia. Diantaranya dai-dai yang ada di Indonesia. Ternyata dai-dai tersebut kebanyakannya bukan dai salafy. Lantas apakah kementerian ini merupakan lembaga hizbi karena memfasilitasi para dai hizbi??, bukankah ini penyesatan yang nyata??, lantas kenapa antum tidak sibuk-sibuk menyesat-nyesatkan kementrian agama kerajaan Arab Saudi??. Kenapa antum tidak sibuk mentahdzir dan mentabdi’ Sang Menteri Agama Arab Saudi Syaikh Sholeh bin Abdil Aziz Aalu Syaikh??, apalagi beliau sering mencukur pendek janggut beliau hafizohulloh??. Kenapa juga antum tidak mentahdzir para ulama yang tidak mentahdzir beliau, bahkan berhubungan baik dengan beliau??!!. Kenapa hanya sibuk ribut dengan saudara-saudara antum yang tidak mengambil dana dari Ihyaa At-Turoots, hanya saja mereka tidak mau membid’ahkan yayasan itu???
(6) Bukankah kerajaan Arab Saudi juga setiap tahunnya mengadakan lomba hafalan dan tilawah al-Qur’an?. Bahkan sering lomba-lomba ini disiarkan langsung oleh Radio Al-Qur’an Arab Saudi. Yang jadi pertanyaan, “Dimanakah mereka mengadakan lomba tersebut??, apakah di markaz dan masjid Salafy?”. Lantas siapakah yang menjadi panitia lomba tersebut??, apakah salafy atau???, demikian juga para pesertanya???. Dan bisa jadi, atau bahkan banyak diantara antum yang menganggap lomba-lomba seperti ini adalah bid’ah yang menyesatkan??. Lantas kenapa antum tidak sibuk mentahdzir dan mentabdi’ mereka??. Lantas juga kenapa antum tidak mentahdzir para ulama kibar di Arab Saudi yang mendukung acara-acara seperti ini???
(7) Bukankah Universitas Islam Madinah setiap tahunnya mengadakan dauroh ilmiyah di Indonesia, bahkan juga di banyak negara-negara Islam. Bahkan di Indonesia selalu acara dauroh tersebut diadakan di markaz-markaz ahlul bid’ah, lantas kenapa antum tidak metahdzir dan mentabdi’ para masyayikh yang ikut serta dauroh tersebut??!!. Bukankah ini berarti mendukung markaz ahlul bid’ah??. Bahkan Syaikh Abdullah Al-Bukhari juga ikut serta dalam acara dauroh Universitas Islam Madinah sebagai pemateri??!!.
Sekalian saja antum menyatakan bahwa Universitas Islam Madinah jami’ah sesat dan menyesatkan???.
Masih lebih baik Radiorodja dan RodjaTV yang para da’i nya tidak bercampur dan beraneka ragam!!!
(8) Idzaa’atul Qur’an Al-Kariim yang merupakan radio dakwah Arab Saudi yang sangat didukung oleh para ulama. Cobalah kita renungkan, bukankah kebanyakan para pemateri dalam radio tersebut bukan salafy “menurut kacamata/standar” kalian?.
(9) Coba antum perhatikan link-link ceramah di televisi yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Al-Mufti Abdul Aziz Aalu Syaikh dan juga Asy-Syaikh Soleh Al-Fauzaan (yang telah saya cantumkan di atas). Bukankah mereka ceramah di stasiun televisi SaufiTV1 (المملكة العربية السعودية القناة الأولى), ternyata stasiun tersebut bukan stasiun TV dakwah murni, akan tetapi stasiun TV umum, dan program-program acaranya pun umum. Sehingga yang muncul di stasiun TV tersebut berbagai macam model. Lantas kenapa bisa kedua syaikh ini mau mengisi ceramah di stasiun TV yang seperti ini modelnya??!!
Jika kami mengikuti manhaj antum “manhaj MLM dalam mentahdzir dan mentabdi” maka kami katakan antum juga sebenarnya ahlul bid’ah, karena tidak membid’ahkan Robithoh al-‘Aaalam Al-Islaami, dan juga tidak membid’ahkan pemrakarsanya –yaitu Syaikh Bin Baaz rahimahullah-, antum juga tidak membid’ahkan al-Majma’ al-Fiqhi, antum juga tidak membid’ahkan para ulama yang bermu’amalah dengan yayasan Ihyaa At-Turoots, terlebih-lebih lagi para ulama yang memuji yayasan tersebut???.
Akan tetapi tentu kami tidak mau menggunakan manhaj tahdzir dan tabdi’ ala MLM antum ini !!!
KELIMA : Ketahuilah bahwa manhaj antum dalam tahdzir dan guluw sangat tipis perbedaannya dengan manhaj haddadiyah yang jika ada seorang yang salah sekali atau dua kali atau 10 kali lantas antum keluarkan dari ahlus sunnah sehingga menjadi ahlul bid’ah yang harus dijauhi.
Padahal para ulama telah menjelaskan dengan panjang lebar bahwasanya untuk menghukumi seseorang keluar dari ahlus sunnah tidaklah mudah, harus dilihat jenis kesalahannya, kemudian apakah kesalahannya banyak atau tidak….?
Karena kalau setiap ada yang salah lantas dikeluarkan dari ahlus sunnah (itupun kalau salah, bahkan bisa jadi merupakan kebenaran…) maka tidak seorangpun yang akan selamat.
(Silahkan baca kembali tulisan : Muwaazanah… Suatu Yang Merupakan Keharusan…? Iya, Dalam Menghukumi Seseorang Bukan Dalam Mentahdzir !!)
Antum tentu bukan bermanhaj haddadiyah yang menyatakan Ibnu Hajar dan An-Nawawi sebagai ahlul bid’ah dan buku-buku mereka hendaknya dibakar. Antum tentu memberi udzur kepada kedua imam ini, karena kebaikan mereka yang begitu banyak. Lantas kenapa antum tidak memberi udzur kepada saudara-saudara antum sebagai sesama dai ahlus sunnah?. Padahal kesalahan para dai tersebut belum tentu salah (karena merupakan permasalahan ijtihadiah), bahkan bisa jadi mereka yang benar. Jika merekapun salah maka bukan dalam permasalahan aqidah. Jika mereka salahpun kesalahan mereka tidak banyak, hanya tentang mengenai cara atau metode bermuamalah dengan orang-orang di luar ahlus sunnah. Kesalahan-kesalahan mereka sangat-sangatlah kecil dibandingkan kesalahan Imam An-Nawawi dan Ibnu Hajar rahimahumallah. Lantas kenapa antum tidak memberi udzur kepada mereka??
Syaikh al-‘Utsaimin telah menegaskan bahwasanya orang yang manhajnya seperti ini, yaitu hanya mengingat satu atau dua kesalahan dan melupakan banyak kebaikan adalah manhajnya para wanita. Beliau rahimahullah berkata : “Ibnu Rajab berkata dalam muqaddimah kitab Qawaa’id-nya, ‘Orang yang adil adalah orang yang memaafkan kesalahan seseorang yang sedikit karena kebenarannya yang banyak.’ Tidaklah seorang pun mengambil kesalahan dan lupa dengan kebaikan melainkan ia telah menyerupai para wanita. Sebab jika engkau berbuat baik kepada seorang wanita sepanjang zaman lalu ia melihat satu keburukan padamu niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali tidak melihat kebaikan pada dirimu.’ Tidak seorang lelaki pun ingin kedudukannya seperti ini, yaitu seperti wanita, yang mengambil satu kesalahan kemudian melupakan kebaikan yang banyak.” (Liqaa’ al-Baab al-Maftuuh, no (120), side A)
Berikut ini potongan-potongan dari perkataan Syaikh Al-‘Utsaimin tentang perselisihan yang terjadi diantara ahlus sunnah
“Apakah engkau Quthbi ataukah Jamiah? Ini semua tidak perlu….
Jika para pemuda dididik di atas manhaj seperti ini maka keesokan hari akan menimbulkan keburukan yang sangat besar….
Apakah termasuk keadilan jika seseorang mencela orang lain dan sama sekali tidak menyebutkan kebaiknnya?, manhaj seperti ini jelas salah” (ini hanya potongan-potongan perkataan syaikh Utsaimin, silahkan dengarkan file suaranya secara lengkap di KnpBenciRodja/utsaimin-2.mp3)
KEENAM : Antum tentu sangat paham bahwasanya permasalahan al-jarh wa at-ta’diil terhadap seorang rawi tertentu ternyata sangat banyak pula terjadi perselisihan diantara para ulama hadits. Ternyata permasalahan menta’dil atau menjarh adalah permasalahan ijtihadiah. Demikian pula praktek para ulama zaman sekarang, bisa kita lihat contohnya antara perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan para ulama dalam menghukumi seseorang. (silahkan lihat kembali Salah Kaprah Tentang Hajr (Boikot) terhadap Ahlul Bid’ah (Seri 5): Contoh Nyata Khilaf Ijtihadiah Diantara Para Ulama Tentang Menghukumi Seseorang)
Demikian pula bahwasanya permasalahan tentang yayasan Ihyaa At-Turoots juga merupakan permasalahan ijtihadiah. Dan hal ini juga tentu telah diakui oleh sebagian antum (silahkan lihat peryataan Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafizohulloh di KnpBenciRodja/03-M_Assewed-Tidak_Diterapkan_Sunnah-Tanya_Jawab.mp3)
Yang anehnya sebagian orang mengajak untuk bersikap keras dengan berdalil bahwasanya jika seorang berijtihad bisa benar dan bisa salah, bukan benar terus.
Kita katakan, ini merupakan perkara yang telah diketahui oleh orang awam salafy. Akan tetapi yang menjadi permasalahan “Bagaimanakah manhaj Ahlus Sunnah dalam menghadapi permasalahan khilaf ijtihadiyah??”
Apakah seseorang yang tidak ikut mentabdi’ yayasan Ihyaa At-Turots otomatis menjadi ahlul bid’ah? Apakah jika seseorang tidak setuju dengan hobi antum yang suka mentabdi’ maka iapun menjadi ahlul bid’ah??!!
Renungkanlah Fatwa Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah berikut ini:
السائل: البارحة تكلمتُ معكم ولديَ بعض الأسئلة
الشيخ ابن عثيمين: تفضل!
السائل: يا شيخ أنت تعلم ماذا يجري الآن مِن فتنة بين أهل السنة في هذه البلاد خاصة، وهذا الأمر تحوَّل عندنا إلى أمرٍ خطير، حتى إن كثيرا من المساجد تفرق الإخوة فيها!
فلديَّ سؤال؛ السؤال الأول -يا شيخ-: إذا اختلف بعض العلماء في بعض الدعاة في تجريح..
الشيخ ابن عثيمين -مقاطِعًا-: إيش.. إيش؟
السائل: إذا اختلف بعضُ الدعاة في تجريح شخصٍ أو تعديله؛ يعني: بعض الدعاة عدَّل والبعض الآخر جرَّح، هل يلزم من ذلك تجريحُ مَن عدَّل؟
الشيخ ابن عثيمين: لا، ما يلزم.
Penanya : Kemarin malam aku telah berbicara dengan Anda, dan saya memiliki beberapa pertanyaan.
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah : Silahkan
Penanya : Ya syaikh, engkau tahu apa yang terjadi sekarang tentang fitnah diantara ahlus sunnah di negara ini khususnya. Perkara ini di tempat kami telah menjadi perkara yang berbahaya, bahkan banyak masjid-masjid yang para ikhwah berpecah di dalamnya.
Maka saya memiliki pertanyaan. Pertama ya syaikh, jika sebagian ulama berbeda pendapat tentang (hukum) sebagian dai dalam menjarhnya (atau mentahdzirnya)
Syaikh : Apa? Apa?
Penanya : Jika sebagaian dai berbeda pendapat dalam menjarh (mentahdzir) atau menta’dil (merekomendasi) seseorang?, sebagian dai merekomendasi dan sebagian yang lain menjarh, apakah hal ini mengharuskan untuk menjarh dai yang merekomendasi?
Syaikh : Tidak harus demikian.
السائل: ما يلزم من ذلك..
الشيخ ابن عثيمين: لا، ما يلزم؛ لأن الذي عدَّل عدَّل على حسب اعتقاده، فإن أصاب فله أجران، وإن أخطأ فله أجر.
السائل: نعم، ولكن هو الذي عدَّل لا يلزم أنَّنا نجرِّحه؟
الشيخ ابن عثيمين-: قلتُ لكَ: لا، لا يلزم
السائل: نعم -شيخ-.
Penanya : Tidak harus demikian?
Syaikh : Tidak, tidak harus, karena orang yang merekomendasi, ia merekomendasi berdasarkan keyakinannya, jika ia benar maka ia mendapatkan dua pahala, dan jika ia salah maka ia mendapatkan satu pahala.
Penanya : Iya, akan tetapi apakah kita tidak wajib menjarh orang yang merekomendasi?
Syaikh : Aku telah katakan kepadamu, tidak wajib
Penanya : Iya syaikh.
طيب؛ نحن -الآن-شيخنا- نمر بمرحلة: أن كثير من المساجد -الآن- الإخوة أصبحوا يُطلقوا علينا أنَّنا مبتدِعة وأنَّنا ضُلَّال؛ لأننا لم نُبدِّع مَن أرادوا أن يُبدِّعوه، أو نجرِّح مِن أرادوا أن يُجرِّحوه.
الشيخ ابن عثيمين: إن كان ما قلتَه حقًا: فهؤلاء اتَّبعوا أهواءهم.
السائل: بارك الله فيك -يا شيخ-.
الشيخ ابن عثيمين: المسائل الاجتهادية ما يُجرَّح بها الإنسان إلا إذا خالف السَّلف.
Baik, ya syaikhunaa, sekarang kami sampai pada suatu tahapan dimana banyak dari masjid-masjid, yang para ikhwahnya sekarang menyebut kami sebagai mubtadi’ dan sesat, karena kami tidak membid’ahkan orang yang hendak mereka bid’ahkan, atau kami tidak menjarh orang yang mereka hendak jarh.
Syaikh : Jika apa yang kau katakan benar, maka sesungguhnya mereka telah mengikuti hawa nafsu mereka.
Penanya : Baarokallahu fiik ya syaikh.
Syaikh : Tidak boleh seseorang menjarh yang lain dalam permasalahan ijtihadiah, kecuali jika ia menyelisihi para salaf.
السائل: نعم. القضية هي مُتعلقة في عَين رجل -شيخ-، وهو -أتصوِّر تعرفه- الشيخ عدنان عرعورز
الشيخ ابن عثيمين: نعم. أنا أقول -بارك الله فيك-: لا يحل لنا أن نجعل أشخاصًا رموزًا -نوالي مَن والاهم، ونُعادي مَن عاداهم-؛ لأن الإنسان يُخطئ ويُصيب.
السائل: نعم. شيخ؛ نحن لدينا -هنا- دورات -أحيانًا- علميَّة، وندعو فيها أمثال الشيخ عدنان، فهل تنصحنا بدعوةِ الشَّيخ عدنان؟
الشيخ ابن عثيمين: مَن قال لكَ إنِّي أجرِّح عدنان؟
السائل: أنا ما قلتُ أنك تجرِّح..
الشيخ ابن عثيمين: هذا غلط منك! هل أنا أقول للناس: لا تدعون فلان ولا تدعون فلان؟،
!! اقْبَل الحق ولو مِن الشيطان. تعرف الشيطان ولا ما تعرف الشيطان؟!!
السائل: نعم – شيخ- نعم، حديث أبي هريرة.
شيخ؛ أنا أسأل هذا السؤال؛ لأن بعض الإخوة -في مناطق أخرى- قالوا أنكم تُجرِّحون الرجلَ، ولا تنصحون باستدعائه واستقدامِه لإلقاء محاضرات ودروس؛ هل هذا صحيح؟
الشيخ ابن عثيمين: هذا كذب علينا، وما أكثر ما يُكذب علينا!!
السائل: بارك الله فيك -يا شيخ- وهذا ظننا بكم.
Penanya : Iya syaikh, permasalahannya berkaitan dengan individu, saya rasa engkau mengenalnya, beliau Syaikh ‘Adnan ‘Ar’ur.
Syaikh : Iya (saya mengenalnya), saya katakan -baarokallahu fiik- : Tidak halal bagi kita, menjadikan sebagian orang sebagai simbol dalam berwala (loyal), yaitu loyal kepada orang yang loyal kepadanya, dan memusuhi orang yang memusuhinya, karena seseorang bisa benar dan bisa salah.
Penanya : Iya ya syaikh, kami kadang menyelenggarakan dauroh-dauroh ilmiyah dan kami mengundang dai seperti Syaikh Adnan, maka apakah anda menasehati kami untuk mengundang Syaikh Adnan??
Syaikh : Siapa yang menyampaikan kepadamu bahwa saya menjarh ‘Adnan?
Penanya : Saya tidak berkata bahwa engkau menjarhnya…
Syaikh : Ini adalah kesalahan, apakah aku mengatakan kepada masyarakat “Janganlah kalian mengundang si fulan dan sifulan?”, terimalah kebenaran meskipun dari syaitan. Apakah engkau tahu syaitan atau tidak?
Penanya : Iya, iya syaikh, hadits Abu Huroiroh. Syaikh, saya bertanya tentang pertanyaan ini karena sebagian ikhwah di daerah-daerah yang lain mengatakan bahwa Anda menjarh Syaikh Adnan, dan engkau tidak menasehatkan untuk mengundang dan mendatangkannya untuk menyampaikan pengajian-pengajian. Apakah ini benar?
Syaikh : Ini adalah dusta, dan betapa banyak kedustaan yang disandarkan atas nama kami.
Penanya : Baarokallahu fiik, itulah anggapan kami terhadap Anda
والسؤال الثالث -شيخ-؛ وهو مسألة التحاكُم بين الشيخ ربيع والشيخ عدنان؛ لماذا -يا شيخ- ما تحكموا أنتم في هذه المسألة، ونرتاح من هذه الفتنة العظيمة؟
الشيخ ابن عثيمين: نحن -الآن- نسعى في هذا، ونسأل الله أن يسهِّل.
السائل: طيب، وهل المشايخ يَقبلون..
الشيخ ابن عثيمين -مقاطعًا-: دعونا في هذا، وأسأل الله أن ييسر.
Pertanyaan ketiga wahai syaikh, tentang permasalahan tahaakum (pengadilan) antara Syaikh Robii’ dan Syaikh Adnan. Ya Syaikh, kenapa kalian tidak menghukumi dalam permasalahan ini, sehingga kami bisa bebas dari fitnah yang besar ini.
Syaikh : Kami sekarang sedang berusaha untuk ini, dan kami berdoa semoga Allah memudahkannya.
Penanya : Baik, apakah para masyayikh mau menerima?
Syaikh : Biarkanlah kami dengan usaha kami ini, aku mohon kepada Allah semoga Dia memudahkannya”
Silahkan dengar file suaranya di KnpBenciRodja/bin-othaimin-tajreeh.mp3
KETUJUH : Coba renungkanlah kembali kondisi antum sekarang ini…sudah menjadi berapakah kelompok antum sekarang ini…??, antum selalu berpecah belah…sahabat menjadi lawan.., guru menjadi musuh…, murid berbalik menyerang…??. Ini adalah hasil dari sikap antum yang ekstrim dalam mentabdi’.
Seorang syaikh yang dahulunya sering ke Indonesia menasehati kalian…bahkan mendamaikan kalian…sekarang harus menjadi mubtadi’ di mata sebagian kalian??. Apakah ini ciri ahlus sunnah wal jamaa’ah??
Sehingga akhirnya antum menjadi bahan tertawaan ahlul bid’ah yang mengatakan bahwa ciri alhul bid’ah (khususnya khawarij) adalah senantiasa berpecah belah.
Padahal antum sama-sama sepakat tidak mengambil dana dari yayasan Ihyaa At-Turoots, bahkan antum sepakat membid’ahkan yayasan…, bahkan membid’ahkan orang yang diam dan tidak mentahdziir…!. Lantas kenapa antum masih terus berselisih dan saling membid’ahkan…
Demi Allah… apa sih permasalahan-permasalahan yang menyebabkan antum saling membid’ahkan??, apakah permasalahan aqidah?, ataukah permasalahan sepele yang dibesar-besarkan??
Adapun kami, meskipun ada sedikit perselisihan akan tetapi tidak sampai pada tahapan membid’ahkan…, siapa sih yang tidak lepas dari kesalahan??
KEDELAPAN : Orang-orang yang antum tuduh sebagai sururi (Radiorodja, pondok Imam Al-Bukhari, Pondok Jamilurrahman, dll) apakah mereka pernah terjerumus dalam kesalahan-kesalahan sururiyah….setelah sekitar 15 tahun antum mentahdzir dan membid’ahkan…coba sebutkan kepada saya apa saja kesalahan-kesalahan mereka yang merupakan ciri-ciri sururiyah??
Bukankah justru antum yang pernah terjerumus dalam kesalahan-kesalahan sururiyah??, yang anehnya tatkala sementara antum terjerumus dalam kesalahan-kesalahan sururiyah antum masih sempat-sempatnya menuduh kami sururi??, bukankah ini yang disebut dalam pepatah “maling teriak maling..”??
Berikut pengakuan al-Ustadz Al-Fadhil Muhammad As-Sewed hafizohulloh tentang kesalahan-kesalahan kalian…
Beliau –hafizohulloh- berkata :
“Saat kami menjalani jihad di Ambon (Maluku) dan Poso (Sulteng), karena dalam jihad tersebut kami banyak terjatuh pada penyimpangan-penyimpangan lain yang tidak sejalan dengan Manhaj Salaf.
Tanpa terasa kami terjerumus ke dalam berbagai penyimpangan yang bermuara pada satu titik yaitu politik massa atau penggunaan potensi massa dalam perjuangan. Sungguh kesesatan seperti inilah yang terjadi pada Ahlul bid’ah dan hizbiyyun dari kalangan Ikhwanul Muslimin, Quthbiyyin (pengikut Sayyid Quthb) dan Sururiyyin (pengikut Muhammad Surur) dan lain-lain. Dengan penyimpangan yang kami jalani saat itu, muncullah tindakan-tindakan persis seperti yang dilakukan Ikhwanul Muslimin, diantaranya :
1. Sistem komando yang meluas menjadi organisasi yang digerakkan dengan sistim imarah dan bai’at.
2. Lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas dalam organisasi
3. Demonstrasi, unjuk rasa dan yang sejenisnya menjadi hal yang biasa
4. Mencari dukungan politis dari berbagai kelompok dengan tidak memperhatikan apakah mereka Ahlus Sunnah, orang awam atau Ahlul Bid’ah
5. Dari sinilah timbul ide untuk mengadakan Musyawarah Kerja Nasional. (Mukernas) dengan mengundang tokoh-tokoh politik dan Ahlul Bid’ah
6. Mulai menggampangkan dusta dengan dalih bahwa perang adalah tipu daya
7. Bermudah-mudahan dalam maksiat seperti fotografi dan ikhtilath
karena mengimbangi orang awam
8. Mengingkari kemungkaran dengan menggunakan gerakan massa dan kekerasan dan seterusnya…”
Demikian cuplikan perkataan Ustadz Muhammad As-Sewed hafizohulloh, sebagaimana bisa dilihat di (http://www.salafy.or.id/ruju/)
KESEMBILAN : Antum tentu paham bahwasanya bid’ah bertingkat-tingkat, tidaklah sama antara bid’ah dalam permasalahan mu’amalah dengan bid’ah yang berkaitan dengan aqidah. Tidak sama antara bid’ah yang tidak sampai pada kekufuran dengan bid’ah yang sampai pada kekufuran.
Demikian pula mensikapi para pelakunya juga tentu ada perbedaan. Yang jadi masalah, antum mengambil perkataan-perkataan salaf tentang kerasnya mereka terhadap ahlul bid’ah jahmiyah (yang merupakan bid’ah kekufuran) lantas antum terapkan pada orang-orang yang sama sekali tidak melakukan bid’ah… akan tetapi hanya tidak ikut-ikutan gaya antum yang tukang mentahdzir???
KESEPULUH : Apakah antum tidak bermu’amalah sama sekali dengan ahlul bid’ah??? Ataukah antum menimbang dengan dua timbangan…?, kalau antum yang bermu’amalah maka tidak mengapa??
(1) Apakah antum hanya mengisi pengajian di masjid-masjid salafy saja?. Ternyata banyak kajian antum yang dilaksanakan di masjid-masjid umum?. Bukankah takmir-takmir masjid tersebut tidak semuanya salafy?, lantas kenapa antum masih mau kerjasama untuk meminta izin kepada mereka??. Bukankah ahlul bid’ah juga ikut mengisi di masjid-masjid tersebut??
(2) Tentunya antum tahu, bahwasanya para salaf tatkala menyuruh untuk menghajr mubtadi’, adalah dengan menghajrnya secara total, bahkan dalam urusan dunia pun tidak boleh bermu’amalah. Lantas apakah antum sama sekali tidak pernah bermu’amalah dengan ahlul bid’ah??
Apakah antum tatkala belanja di pasar hanya membeli ke toko-toko salafy?, apakah antum tatkala umroh dan haji hanya naik pesawat salafy?
KESEBELAS : Mengingatkan kembali nasehat Syaikh Sholeh Al-Fauzan hafizohulloh agar kita bersatu dan bekerjasama, dan hendaknya adanya kekurangan diantara kita tidak menghalangi kita untuk saling bersaudara, tentu nasehat tetap berjalan diantara kita.
Sementara musuh-musuh kita bersatu….
Kita sekarang bisa melihat di tanah air kita…betapa giatnya dakwah syi’ah…betapa semarak dan berkembangnya dakwal liberal…kaum sufi pun tidak patah semangat untuk terus memfitnah dakwah salafiyah…
Sementara kita …sibuk…sibuk mencari kesalahan saudara-saudara sesama ahlus sunnah, sibuk mentahdzir…
Jikalau seandainya setiap kita memfokuskan energi dan memeras otaknya untuk membantah aliran-aliran sesat yang ada di tanah air maka sungguh akan banyak mendatangkan keberkahan dan perbaikan. Sungguh telah banyak waktu, energi, dan pikiran yang terkuras hanya karena untuk mencari-cari kesalahan saudara sendiri sesama Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah.
Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbaad hafizohulloh berkata :
وإن مما يؤسف له في هذا الزمان ما حصل من بعض أهل السنة من وحشة واختلاف، مما ترتب عليه انشغال بعضهم ببعض تجريحاً وتحذيراً وهجراً، وكان الواجب أن تكون جهودهم جميعاً موجهة إلى غيرهم من الكفار وأهل البدع المناوئين لأهل السنة، وأن يكونوا فيما بينهم متآلفين متراحمين، يذكر بعضهم بعضاً برفق ولين
“Sesungguhnya diantara perkara yang menyedihkan di zaman ini adalah pertikaian dan kerenggangan yang terjadi diantara ahlus sunnah. Hal ini menyebabkan sibuk saling mentahdzir, menghajr, dan saling menjatuhkan diantara mereka. Padahal yang wajib adalah memfokuskan energi dan kerja keras mereka seluruhnya untuk menghadapi selain mereka, dari kalangan orang-orang kafir dan para ahlul bid’ah yang memusuhi ahlus sunnah. Dan hendaknya mereka (ahlus sunnah) saling bersatu diantara mereka, saling merahmati diantara mereka, saling mengingatkan diantara mereka dengan lembut dan ramah” (lihat muqoddimah kitab Rifqon Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah)
Syaikh Soleh Al-Fauzaan hafizohullah berkata :
أنا أقول اتركوا الكلام في الناس اتركوا الكلام في الناس ، فلان حزبي … فلان كذا … اتركوا الكلام في الناس ابذلوا النصيحة وادعو الناس إلى اجتماع الكلمة ، وإلى تلقي العلم عن أهله ، وإلى الدراسة الصحيحة ، إما دراسة دينية وهذه أحسن ، أو دراسة دنيوية تنفع نفسك وتنفع مجمتعك ، أما الاشتغال بالقيل والقال ، فلان مخطىء ، وفلان مصيب ، وفلان كذا… هذا هو الذي ينشر الشر ، ويفرق الكلمة ، ويسبب الفتنة…إذا رأيتَ على أحدٍ خطأ ..تناصحه بينك وبينه مب تجلس في مجلس ، تقول فلان سوى كذا وفلان سوى كذا…تناصحه فيما بينك وبينه ..هذه النصحية أما كلامك في المجلس عن فلان هذه ليست نصيحة هذه فضيحة..هذه غيبة..هذه شر . نعم
“Aku katakan tinggalkan penghujatan kepada manusia, si fulan hizbi.., si fulan demikian dan demikian…, tinggalkanlah penghujatan kepada manusia, berikanlah nasehat, ajak masyarakat kepada persatuan dan menimba ilmu dari ahlinya, kepada belajar yang benar. Apakah belajar agama –dan ini yang terbaik- atau belajar ilmu dunia, memberi manfaat bagi dirimu dan bagi masyarakatmu. Adapun sibuk dengan qiila wa qoola (katanya..dan katanya…), si fulan salah, si fulan benar, si fulan demikian…inilah yang menebarkan keburukan dan memecahkan persatuan, dan menyebabkan fitnah. Jika engkau melihat ada seseorang yang salah maka nasehatilah dia antara engkau dan dia, bukan engkau duduk di majelis lalu engkau berkata, “Si fulan telah melakukan demikian…, si fulan telah melakukan demikian..”, engkau menasehatinya antara engkau dan dia. Ini adalah nasehat, adapun engkau membicarakannya di majelis tentang si fulan maka ini bukanlah nasehat, ini adalah pencemaran.., ini adalah gibah, ini adalah keburukan” silahkan dengar file suaranya di KnpBenciRodja/145_fozanKalam.mp3
KEDUA BELAS : Kita sangat mengkhawatirkan sebagian orang yang ikut-ikutan mentahdzir karena “takut” ditahdzir jika tidak mentahdzir. Atau takut menyapa saudara seberangnya karena “takut ketahuan” dan akhirnya ditahdzir juga.
Jangan sampai kita hanya ikut-ikut mentahdzir dan mentabdi’ tanpa ada keyakinan dan kepastian, akan tetapi karena takut dan mencari keridoan sahabat-sahabat kita yang tukang tahdzir dan tukang tabdi’. Atau seseorang ikut-ikutan mentahdzir dan bersikpa keras hanya karena takut ditabdi’ dan ditahdzir oleh gurunya jika tidak bersikap keras. Ketahuilah ini semua adalah bentuk beramal karena manusia dan bukan beramal karena Allah. Ini merupakan salah satu bentuk kesyirikan …!!!!
Sungguh kita sangat gembira tatkala mengetahui banyak saudara-saudara kita yang meskipun mengajinya di seberang akan tetapi ternyata juga hobi mendengarkan Radio rodja atau menonton Rodja TV. Mudah-mudahan ini merupakan langkah awal menuju persatuan di kemudian hari.
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 09-04-1434 H / 19 Februari 2013 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
Radio Rodja Dalam Pandangan Para Ulama
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh.
Alhamdulillah, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai akhir zaman.
Amma ba’du :
Radio Rodja adalah Radio Dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Radio ini di isi oleh Ustadz – Ustadz yang berkompeten di bidang nya, dari lulusan Universitas Islam Madinah, lulusan LIPIA dan lain nya.
Radio ini telah memberikan manfaat yang luas terkhusus kaum muslimin yang sulit menjangkau majelis ilmu, mereka bisa belajar melalui radio ini. Dibalik keberhasilan ini, ada beberapa kelompok yang hasad terhadap Radio ini. Mereka hanyalah para pencela, yang berpakaian seolah-olah seperti Ulama, padahal akhlak mereka jauh dari akhlak Ulama.
Mereka dengan mudah menyebarkan fitnah, tuduhan dan cacian terhadap radio rodja. Sehingga banyak masyarakat umum bingung, dengan keadaan radio ini, akibat fitnah dan tuduhan keji yang mereka lontarkan. Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka. Dan semoga Allah memperlihatkan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah.
Mudah-mudahan artikel yang singkat ini yang berjudul “Radio Rodja Didalam Pandangan Ulama” yang kami tulis dari rekaman para Ulama yang pernah mengisi kajian di Radio Rodja. Semoga artikel ini bermanfaat bagi mereka, bagi kaum muslimin yang sedang bingung tentang keadaan radio ini, dan bagi penulis tentunya. Semoga menjadi amal kebaikan bagi kami. Aamiin.
Berikut perkataan para Ulama –semoga Allah menjaga mereka- :
Syaikh DR.Sulaiman bin Saliimullah ar-Ruhaily hafizhullah (Dosen Jurusan Ushul Fiqih Fak Syariah di Universitas Islam Madinah), didalam sambutan nya beliau berkata :
“Segalapuji bagi Allah yang telah menghalalkan yang baik-baik dan yang telah mengharamkan yang buruk-buruk. Dia pula yang melindungi kita dari hawa nafsu dan syahwat. Tidak ada Sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang menghidupkan dan yang mematikan dan kita juga bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam yang datang kepada kita dengan membawa keterangan, bahwa beliau adalah seorang Rasul.
Kita mendapatkan bahwasanya sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala menyelamatkan kita dari segala macam hal-hal yang membinasakan kita dan bahwasanya kita juga berusaha memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan nama Allah dan sifat Nya, sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala telah memalingkan kita dari segala macam hal-hal yang membuat Allah murka kepada kita. Maka kita pun berusaha untuk mencari hal-hal yang membuat Allah ridha. Maka sebagaimana juga kita mendengarkan kepada Radio ini, semoga Allah memberkahinya. Maka saya memohon, agar Allah Subhanahu wa ta’ala memalingkan dari segala macam keburukan.”
Diakhir kajian Syaikh berkata :
“Dan penutupan dari saya adalah bahwa saya bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memuji Allah Subhanahu wa ta’ala diatas nikmat yang Allah berikan kepada kita ini. Demikian seperti hal nya Radio ini, yang begitu berusaha bersungguh-sungguh untuk menyebarkan kepada manusia kebaikan, bersungguh-sungguh untuk mengajak manusia kepada sunnah dan merealisasikan tauhid. Maka Aku mohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, agar Allah senantiasa membantu kita semua nya untuk selalu senantiasa meniti jalan yang Allah selalu bentangkan ini.”
[Rekaman Kajian Bahaya Fitnah Syahwat, Syaikh DR.Sulaiman bin Saliimullah ar-Ruhaily]
Syaikh Prof. DR.Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumais hafizhullah (Guru Besar Aqidah pada Program Pasca Sarjana Universitas Islam Muhammad bin Su’ud di Riyadh-Saudi Arabia) diawal kajian beliau berkata :
“Amma ba’du : sesungguhnya ini adalah saat-saat yang diberkahi. Dimana aku bisa mengunjungi radio ini. Dan yang membuat aku bahagia juga, bahwa aku bisa mengunjungi negeri ini. Yang merupakan negeri islam yang paling besar. Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, agar Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan tambahan kepada penduduk negeri ini dengan kebaikan, keberkahan dan tambahan pengetahuan tentang ke islaman.
[Rekaman Kajian Syirik Pembatal Keislaman (Pembatal – Pembatal Keislaman Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah), Syaikh Muhammad al-Khumais]
—oOo—
Syaikh DR.Sholeh Sa’ad as-Suhaimi hafizhullah (Dosen Fakultas Ushuluddin pada Program Pasca Sarjana Universitas Islam Madinah – Saudi Arabia dan Pengajar di Masjid Nabawi Madinah) diakhir kajian beliau berkata :
“Jazakallahu khairan, semoga Allah memberikan manfaat dengan radio ini kepada kaum muslimin dan kepada islam itu sendiri.”
[Rekaman Kajian Tujuh Golongan yang Mendapat Naungan, Syaikh DR.Sholeh Sa’ad as-Suhaimi]
—oOo—
Syaikh Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr (Guru Besar Aqidah di Universitas Islam Madinah dan Pengajar tetap di Masjid Nabawi) diawal kajian Syaikh berkata :
“Untuk mengamalkan hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam : “Tidaklah seseorang itu bersyukur kepada Allah kalau tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia”
Terima kasih kepada al-akhi Fawwaz dan kawan – kawan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa mengisi kajian di radio rodja. Semoga Allah memberkahi mereka dan memberkahi orang-orang yang memudahkan acara ini.” [Rekaman Kajian Syarah Hadits Niat, Syaikh Prof.DR.Abdur Razzaq al-Badr]
Syaikh Abdurrazaq juga berkata didalam kajian Sebab-Sebab Datangnya Kebahagiaan di Masjid Istiqlal, beliau berkata didalam sambutan nya :
“Kaum muslimin sekalian, ini merupakan waktu yang penuh barakah. Kita berkumpul pada saat ini di masjid istiqlal, yang insya Allah, Allah berikan untuk masjid ini. Dan semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan pahala dan ganjaran kepada pengurus masjid ini yang telah memberikan kesempatan bagi kita untuk berkumpul dalam rangka menuntut ilmu berkerjasama dengan radio rodja. Oleh karena itu semoga Allah Subhanahu wa ta’ala, memberkahi kru radio rodja dan pengurus masjid ini dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita semua.”
Pujian dan ucapan Syaikh Abdurrazzaq tentang radio rodja sangat banyak sekali. Silahkan dengar sendiri di rekam-rekaman kajian beliau, insya Allah akan ditemukan, pujian dan sanjungan Syaikh terhadap Radio Rodja, dan bahkan beliau rutin mengisi kajian di Radio Rodja, ini menunjukkan Radio ini berjalan diatas manhaj ahlus sunnah wal jama’ah, bukan seperti yang para pencela itu tuduhkan terhadap radio ini. Semoga Allah memberi hidayah kepada para pencela, dan menjaga kita dari perkataan mereka yang rusak dan tuduhan mereka yang kotor. Semoga Allah memperbaiki mereka dan memperbaiki orang seperti mereka.
Terakhir, semoga Allah merahmati mu, maka berhati-hatilah wahai saudara ku.
Semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah dan tuduhan yang keji. Aamiin.
Jambi, 11-10-2011
Alhamdulillah,,barakallah fiikum
Baarakallahu fiik.
Ahlusunnah Indonesia (juga seluruh dunia), bersatulah !!
barakallahufik ustadz
semoga Allah memberikan antum kemudahan untuk menyatukan dakwah salaf khususnya di Indonesia ini.
ana mohon do’anya agar Allah memberikan kemudahan kepada ana dalam menuntut ilmu, mengilmui, memahami, mengamalkan dan mengajarkannya minimal kepada keluarga ana
jazakallahu khoiron, semoga bisa menjadi suatu jembatan bagi kedua belah pihak, sebab sangat membingungkan ummat.
Assalamu’alaykum,
Jazzakumulloh khoiron, artikel ustadz sangat jelas sekali. Terus terang ana mengenal manhaj salaf ini dari forum/milis salafy yang sebagian asatidzah nya mengtahzir radio rodja (ana melihat dari tulisan2 admin milis tersebut). Selain radio rodja yg menjadi korban, bahkan ustadz dzulqornain (Dzulqornain bin Muhammad Sunusi) sendiri dalam beberapa postingan kena tahzir admin milis tersebut, juga tidak luput ustadz Muhammad Umar As-Sewed, Lukman Ba’abduh dan bahkan Syaikh Ali bin Hasan Al-Halaby terkena tahzir serupa dengan alasan terkait Ihya At-turots.
Inilah yang ana sedihkan, yg di tahzir adalah orang-orang yang berpegang teguh terhadap sunnah dan sangat keras menentang bid’ah begitu juga orang-orang yg mengtahzir juga sama.
Alangkah bahagianya ana kalau ada pihak yang memfasilitasi semua ustadz2 yg suka mengtahzir dan yg di tahzir islah/rujuk/berdamai di hadapan para masyaikh termasuk syaikh2 yg di sebutkan oleh Ustadz Firanda di tambah dengan syaikh2 dari Darul Hadits Dammaj.
Saya yakin kegiatan tahzir-mengtahzir ini hanyalah melalui kabar-kabar orang2 sekitar dan antara yg mengtahzir dan di tahzir tidak pernah saling bertemu.
Wallohu’alam
Barakallahu fikum ya Ustadz. Jazakallahu khoiran.
Do’akanlah yang terbaik untuk kaum muslimin ahlus sunnah wal jama’ah…
Sesungguhnya Allah Mendengar, Dekat, lagi Merperkenankan Doa..
Ya ALLAH berilah hidayah kepada orang orang yang memusuhi jalan jalan dakwah seperti radio rodja dan tvrodja,dan berilah keteguhan kepada dai2nya dalam berdakwa,jazakallah khoiron Ustadz,semoga artikel yang antum tulis bisa membuka pikiran mereka,dan ana berdoa agar radio rodja selalu dilindungi oleh Allah,barakallahufikum.
Semoga menjadi sebab persatuan salafiyin.
Ijin share di FB Ustadz
perkataan mereka tak perlu diperhatikan …
Alhamdulillah ada juga ulama Khibar ygg angkat bicara ttg radio rodja dan dakwahnya serta memperingatkan org yg gak suka dengannya
barakallahu fiikum …
jazaakallahu khoir ya ustadz,, al haq bagaiakan barang yg hilang , dimana dia temukan , akan diambilnya,,baaroakallhu fikum
Barakallahu fiikum…
Semoga Allah mempersatukan para da’i ahlussunnah hafidzhohulloh…
Walhamdulillah,,,,Pencerahan terhadap dakwah ini, dari dulu ana menunggu hal seperti ini,ustadz,,,, jazakumullohu khoiron wa hayyyaakumullohu wa bayyaaakum,,,semoga Alloh mempersatukan kita dalam manhaj yang haq ini,betapa bahagianya jika kita bersatu….
Dan Mohon maaf,ustadz,,,,Pengakuan Al-ustadz Muhammad Assewed ttg kesalahan beliau dulu dkk, itu persis sekali dgn apa yang dilakukan hari ini oleh salah satu Organisasi Masyarakat yang mengaku bermanhaj salaf,,,,Ana berdoa semoga mereka semua saudara-saudaraku diberikan taufik oleh Alloh tuk kembali pada ajaran yang shohih ini,,,,,amiiii,,n
barakallahufikum…
seneng bacanya,,
mumtaaz,,.. Baarakallu fiikum ya ustadz
Alhamdulillah, sangat senang dengan terbitnya artikel ini. RodjaTV sudah masuk di kampung halamanku (bone, sulawesi selatan).
Alhamdulillah, Sangat senang dengan terbitnya artikel ini. RodjaTV juga telah masuk di kampung halamanku (Bone, Sulawesi Selatan)
Walhamdulillah.
Syaikh al-‘Utsaimin telah menegaskan bahwasanya orang yang manhajnya seperti ini, yaitu hanya mengingat satu atau dua kesalahan dan melupakan banyak kebaikan adalah manhajnya para wanita. Beliau rahimahullah berkata : “Ibnu Rajab berkata dalam muqaddimah kitab Qawaa’id-nya, ‘Orang yang adil adalah orang yang memaafkan kesalahan seseorang yang sedikit karena kebenarannya yang banyak.’ Tidaklah seorang pun mengambil kesalahan dan lupa dengan kebaikan melainkan ia telah menyerupai para wanita. Sebab jika engkau berbuat baik kepada seorang wanita sepanjang zaman lalu ia melihat satu keburukan padamu niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali tidak melihat kebaikan pada dirimu.’ Tidak seorang lelaki pun ingin kedudukannya seperti ini, yaitu seperti wanita, yang mengambil satu kesalahan kemudian melupakan kebaikan yang banyak.” (Liqaa’ al-Baab al-Maftuuh, no (120), side A)
Alhamdulillah
barakaullahfikum ustad, penjelasannya yang details dan bagus….
jazakaullah khoiron
Untuk pendapat yg memperbolehkan berdakwah dgn televisi. Apakah yg menjadi landasan fatwa ini? Apakah tidak bentrok dengan larangan untuk melihat seseorang yg bukan mahromnya (bagi wanita). Apakah batasan2nya?
antum ga baca ya penjelasan syaikh bin baz (yg membolehkan) dan Syaikh Al-Albani (yang tidak membolehkan secara mutlak) di artikel ini ?
baiknya antum baca dengan seksama terlebih dahulu sebelum antum jadi bahan tertawaan.
Jika seseorang yg tidak tahu ingin bertanya tentang ILMU agama, sopankan jawaban antum kepada ana?
Ana cuma ingin tahu lebih detail tentang tata cara dan batasan2 dalam menonton televisi yg syar’i.
Apakah itu salah?
Bukankan yg tidak mengetahui, sebaiknya bertanya kpd yg berilmu?
Apakah antum telah ber-suuzhon kepana ana bahwa ana adalah termasuk orang2 yg keras atau hadadi?
Minta maaflah, atau perkara ini akan dihisab di akhirat kelak.
makanya sebelum bertanya baca dengan seksama, kasihan ustadz/admin menjawab pertanyaan yang seharusnya tidak perlu dijawab kembali
Baiknya antum Minta Maaf akhy… 🙂
Hukum melihat bagi wanita berbeda dengan pria, walaupun ada ikhtilaf dalam masalah ini. Coba ditanya aja langsung ke ustadz. Allahu a’lam.
Alhamdulillah…semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua untuk menegakkan sunnah ini,semoga kita bisa saling menyayangi di antara kita kaum muslimin…bersatulah tegakkan syiar tauhid,sebarkan qollallah wa qola rasul
maju terus
Assalammu’alaikum warrohmatullollhi wa barokatuh.
Terima kasih ustad atas penjelasannya, semoga dengan tulisan yang ilmiah ini saudara-saudara kita sadar akan kesatuan, agar menciptakan dakwah ahlussunnah untuk membendung dakwah syi’i bahkan para kaum liberal maupun suffi,. Barokallohu fiik
ahksan sebelum tulisan ini dibaca khalayak antum kirim dulu tulisan ini kpd ustad2 yg menurut antum berbeda dgn antum. krn kami juga ingin tahu jwban dr mereka itu bgmn.sehingga informasinya jadi berimbang. jadi jgnlah membuat opini. dgn membuat tulisan sprt ini secara tdk langsung antum juga ikut2an mentahdir. bhwa mereka keras,mereka ghuluw,manhaj mereka berbeda dgn ulama ahlu sunnah dll.. lalu apa bedanya antum dg mereka??
السائل : مسألة جمعية إحياء التراث دائما إلى الآن سبب الخلاف بين الإخوة، مسالة جمعية إحياء التراث بالكويت
الشيخ : بالكويت، أيش فيها؟
Firanda : “Permasalahan Yayasan Ihyaa At-Turoots, selalu menjadi sebab khilaf diantara ikhwan hingga sekarang, (maksudku) permasalahan Yayasan Ihyaa At-Turoots yang di Kuwait”
Syaikh : Yang ada di Kuwait? Ada apa dengan yayasan tersebut?
Ini bukti bahwa tidak semua ulama (hatta yg masih hidup sekarang) mereka tahu hakekat jum’iyah ihya atturots. Maka kaidah “aljarhul mufassar muqaddamun ‘alat ta’dil” berlaku di sini. Masyayikh (ulama) yg lebih tahu hakekat sepak terjang ihyaut turots lebih didahulukan dalam permasalahan ini. Wallaahu a’lam
Afwan akhi, Mana yang lebih parah dengan kisah muamalah Rasulullah yang menerima hadiah dari orang-orang kafir berupa pakaian?
Ini jelas-jelas dari orang kafir sementara Masalah bermuamalah dengan Ihyaa At-Turoots hanyalah masalah ijtihadiyah dari kalangan ulama yang tentunya tidak lebih parah dari orang kafir.
Wallahu a’lam
akhi baiknya antum jangan suka berprasangka aja, tidak baik. apa manhaj antum dibangun atas dasar dugaan-dugaan saja ?
Syaikh Shaleh Alfauzan mengatakan tersebut bukanlah menandakan bahwa beliau tidak mengetahui tentang yayasan tersebut.
baca tulisan ini dengan hati yang lapang walau terasa pahit.
akhi abi yazid.. kata2 antum terlalu kasar kepada orang bertanya blog ini..
cerminkan lah sifat salafushalih.. yg memberikan arahan kepada orang yg ingin mencari kebenaran.. gunakan kan lah bahasa yg baik baik..
Hal tersebut untuk memastikan saja pemahaman yang syaikh dapatkan dari pertanyaan ust Firanda, oleh karena itu syaikh balik bertanya kepada Ust Firanda, hal ini kaidah bahwa memahami pertanyaan dari penanya adalah perlu dan memastikan adalah niat beliau (Syaikh Fauzan) yang baik. Hal tsb juga dilakukan agar Syaikh tidak salah dalam menghukumi sesuatu.
Bukti bahwa syaikh paham dan mengetahui sepak terjang ihya ut-turots adalah bahwa syaikh bertanya (kalimat beliau) “itu Yang ada di Kuwait?”
Dan kalimat pertanyaan dari syaikh yang kemudian “ada apa dengan yayasan tsb ?”
Kalau sekelas syaikh fauzan antum katakan tidak mengerti fitnah yang melanda ummat, aduhai sungguh indahnya perkataan antum. Bukankah Syaikh Fauzan adalah syaikh yang digadang-gadang sama Ust Dzul ? yang beliau banyak memuji syaikh tsb. Kenapa perkataan antum bersebrangan dengan perkataan dan persaksian Ust Antum ? ataukah Ust Dzul yang salah dalam menilai Syaikh Fauzan.
Ana nukilkan sedikit perkataan syaikh tentang Ust Dzul Syaikh : “Bekerja-samalah dengan Dzulqornan, ia adalah orang yang baik, meskipun dia agak keras -sebagaimana kau katakan- “
maka berlemah lembutlah ahlu sunnah kepada sesama ahlu sunnah, kenapa berlemat lembut kepada yang belum menjadi ahlu sunnah ? tapi keras kepada yang (insyaAllah) udah mendakwahkan tauhid dan sunnah ? bukankah ini terbalik ? bukankah kita ingin kerjasama ?
Allahu’alam. Barakallahufiik….
alhamdulillah……
saya yang awam ini sedikit lebihnya menjadi tau bahwa yang di lontarkan orang tentang radio rodja selama ini..ternyata mereka salah….
baarakallahu fiykum…. semoga ahlussunnah cepat bersatu…. jujur ana sedih juga membacanya, ana suka ndengerin para asatidz baik dr yg di rodja, maupun ustadz dzulqarnaen pun ana suka sekali… nasihat mereka sangat bermanfaat… apalagi ana termasuk baru mengenal dakwah sunnah ini, setelah sekian lama berkecimpung dalam IM… yah, alhamdulillah dengan adanya rodja ana dan kluarga jd bisa 100% kluar dr IM… termasuk dg kajian2 di internet diantarany jg web nya ust dzulqarnaen hafidzahullah… ana smentara ngajinya via udara sih, krn dkwah sunnah blum mnyebar kedaerah ana… yah, harapan ana skali lagi mudah2an ahlussunnah cepat bersatu… mohon doa saudara skalian agar ana dan kluarga bisa tetap istiqamah…..
Bismillah…
Ahlu sunnah bersatulah…jangan berpecah belah
ahsantum ya ustadz.. barokallohu fiik
assalamualaikum waroh matullahi wabarakatuh,inilah yg mengherankan saya dari mereka,mereka mendahulukan perpecahan di atas persatuan,apakah mau kita di adu domba, na’ujubillah,
kalau perpecahan,alangfkag senangnya yahudi dan nasharo ,gak usah di apa apain hancur sendiri,masyaallah alangkah lemahnya yg demikian ?
Ya Allah rahmatilah saudara saudara kami yg setuju dan yg tidak setuju untuk bersatu menegakkan ahlussunah waljamaah
Alhamdulillah,,Barakallahu Fik Ustadz…
Semoga ini jadi titik awal untuk bersatunya para Salafiyyun di Indonesia…
Betul apa yang di katakan Al Ustadz Abu Yahya Badussalam -Hafizhahullah- ketika di tanya tentang permasalahan Fitnah ini,,”Jika kita mempunyai Ilmu,,maka kita akan tau mana yang benar” (kurang lebih bgitu kata2nya)
smoga ustadz tidak terbawa emosi juga. kita nurut nasihatnya syaikh fauzan aja ustadz…berdamai 🙂
semoga Allah merahmati da’i-da’i Ahlussunnah di RodjaTV dan Radio Rodja. Semoga diberi kekuatan dan kesabaran.
Semoga Allah membuka hati kaum muslimin (umumnya dan ana khususnya) untuk menerima dakwah Ahlussunnah.
Allahumma Aamiin.
Ana sangat bersyukur dengan keberadaan stasiun RodjaTV dan Radio Rodja.
Barokallahufiikum Ustad
Semoga Allah memberikan kemudahan buat Ustad Firanda dan ustad lainnya, radio rodja dan TV Rodja untuk menyampaikan dakwah. Dan semoga Ustad Dzulkarnain dan ustad2 lainnya dilembutkan hatinya dalam berdakwah dan dibukakan hatinya Aamiin.. Ana termasuk orang yg senang dapat kenal lebih jauh tentang dakwah salaf melalui radio rodja dan tv rodja. Begitu juga ana senang ibu dan teman ana sudah belajar mengenal dakwah salaf dari tv rodja dan radio rodja. Syukron semoga Alllah melindungi antum dan ustad lainya di rodja dan dakwah salaf lainnya.
bismillah
barakallahu fiik ya ustad, smg mereka {salafy.or.id} membaca risalah ilmiah ant ini..
bismillah
smg mrk { AsSyariah n al-madinah } mbc risalah ilmiah ant ini..
Jangan sampe muncul hizb Rodjai dan hizb Dzulqornaini.
Assalammu’alaik um warrohmatulloll hi wa barokatuh.
Syukran katsiran Ustadz,pembahasan yang sangat menarik dan sangat menyentuh serta memiliki bobot yang mengagumkan, saya berdoa semoga kita selalu dianugerahkan keikhlasan oleh Allah ta’ala, Amiin.
Izin share ustadz ya.
Barakallahu fiik…
bismillah…
Assalaamu’alaikum. apa kabar ustadz? ustadz…ada sebagian ikhwah fesbuk yang menginginkan saya untuk bertanya kepada Al-‘Allaamah Syaikh Abdullah Al-Ghunaiman hafizhahullah perihal Radio Rodja serta pengisi-pengisinya, kebetulan saya juga duduk bermajlis kepada Syaikh Al-Ghunaiman setiap hari sabtu habis isya’ di pelajaran Mukhtashor Shahih Muslim, apa nasehat antum???
oya ustadz…nomer antum masih yang lama kan???
syukron wa jazakallohu khoiron
terimakasih ustad, atas penjelasannya. maju terus radio rodja dan rodja tv. didaerah saya sumatera barat pada lagi fans rodja
barokallahufiik..
alhamdulillah yang ditunggu-tunggu akhirnya
diposting juga.. mudah-mudahan jadi wasilah pemersatu ahlussunnah wal jamma’ah..
barokallahufiik..
ini yangvditungu-tunggu..
masyaAlloh.. mudah-mudahan menjadi wasilah pemersatu ahlusunnah wal jamaah assalafiyah.. Aamiin….
jazakallah khairan ustadz, sangat mendetail dan jelas, izin share.
ingat ikhwah disamping kiri kanan kita bahkan keluarga dekat kita masih sangat banyak yang awam tentang tauhid,syrik dan bid’ah.apakah sibuk mentahzir merupakan dakwah yang lebih afdhol dari hal itu?jangan lupakan tujuan utama dakwah kita
tulisan yg tdk berbobot. Coba perhatikan, berapa byk dalil yg disampaikan? hanya berisi nukilan/perkataan orang… Bahkan lbh banyak pemikiran sendiri, dan permasalahan yg disampaikan “masih ada yg disembunyikan”. Jujurlah wahai Firanda! Bukankah diantara para masyayikh yg engkau sebutkan, telah ada yg menyebutmu sbg pendusta? apakah engkau akan menyatakan bahwa engkau lebih baik dibandingkan syaikh yg menyebutmu sbg pendusta? Allahul musta’an.. Allahu yahdik..
[quote name=”ummu muhammad”]tulisan yg tdk berbobot. Coba perhatikan, berapa byk dalil yg disampaikan? hanya berisi nukilan/perkataan orang… Bahkan lbh banyak pemikiran sendiri, dan permasalahan yg disampaikan “masih ada yg disembunyikan”. Jujurlah wahai Firanda! Bukankah diantara para masyayikh yg engkau sebutkan, telah ada yg menyebutmu sbg pendusta? apakah engkau akan menyatakan bahwa engkau lebih baik dibandingkan syaikh yg menyebutmu sbg pendusta? Allahul musta’an.. Allahu yahdik..[/quote]
Subhanallah….
Beginilah jika orang yang tidak berilmu dan penuh hawa nafsu berbicara. Mengira telah membela sunnah, padahal ia membela dirinya sendiri. Dengan mudahnya menuding al-Ustadz Firanda bahkan dengan bahasa yang “indah” berbumbu su’udzon dan tajassus. Wa na’udzu billahi min dzalik. Hati2lah dgn perkataan anda wahai ummu muhammad, karena lisan dapat menjatuhkan sesorg ke jurang neraka.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy
radhiyallahu anhu, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau bersabda,’Wahai kaum wanita bersedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya,’Mengapa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami… (HR.Bukhari)
Astaghfirullah…
smg orangnya yg asli tdk suka melaknat… kunyah yg indah, tp RUSAK oleh mulut yg rusak.. smg saja nama ini adalah orang lain, yg hasad n dengki… bukan yg rajin mengaji… klo memang trnyata perkataan RUSAK ini bersumber dari LISAN yg busuk milik Ummu Muhammad yg asli… maka benar2 memprihatinkan… TAQLID BUTA
Alhamdulillah, terimakasih penjelasannya, makin cinta sama Radio dan TV Rodja. Untuk info Radio dan TV Rodja sdh masuk di wilayah Kalimantan, Alhamdulillah juga sdh banyak saudara2 sy yg tune di stasiun tsb. Semoga kita di beri Allah kekuatan dan pertolongan berpegang teguh pd Sunnah. Aamiinnn
teladan buruk bagi umat. para ustadz selalu memberikan kajian bahwa perpecahan harus dihindari, tapi ironisnya mereka sendiri saling berpecah belah, saling mentahdzir. andai Umar bin Khaththab masih hidup mungkin para ustadz itu bakal diperangi karena mengaku sebagai pengikut salafushsholeh tapi malah saling menghujat, menghardik, dan mencerca.
Mudah-mudahan Ustadz Firanda atau Ustadz Dzulqornain atau Ustadz yang lainnya bisa mengundang Syaikh Al-‘Allaamah Sholeh Al-Fauzaan Hafizohullah ke indonesia. Aamiiinn…
Hayakumullah ya ustadz…
Tulisan yang sangat berfaedah, mudah2an saudara-saudara kita semanhaj yang masih dibelenggu subhat ghuluw, bisa terbuka dengan tulisan ini.
Mudah-mudahan, ustz. Dzulqarnain, bisa ruju’ terlebih setelah mendapatkan keterangan ini dari guru beliau sendiri
Dan mudah-mudahan, ustadzuna pengasuh acara radio Rodja maupun Rodja TV senantiasa diberikan kekuatan untuk terus mendakwahkan dakwah ilallah ini.
Aamiin ya Rabb…
Ahsan tulisannya dicabut saja ustadz, agar tidak semakin bias dan jauh dari nasehat Syaihk fauzan untuk berdamai, ustadz dzulkarnaen sendiri bersedia untuk berdamai, sebagaimana diakhir jawaban beliau : “Tulisan ini hanyalah sedikit jawaban. Kalau Ustadz Firanda mencabut tulisannya untuk melanjutkan nasihat Syaikh Shalih Al-Fauzan, insya Allah tulisan ini juga akan Saya cabut”.
Semoga Alllah melembutkan hati-hati kita dan memudahkan untuk bersatu…Allohumma aamin
http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html
Bismillah…Barokallahu Fiik,atas Kedatangan Ustadz Firanda di Kota Gorontalo pd tgl 14,15,16 Januari 2013 u/memberikan Dauroh dan Alhamdulillah ana Jemput/antar di Bandara Jalaluddin dan mendampingi selama di Gorontalo,cuma ana sedih jg krn,banyaknya Ahlusunnah yg tdk mau menghadiri Kajian/Dauroh Ustadz Firanda….dng alasan macam2,ana hanya bilang ke saudara kita Ta bayyun dulu lah,krn ana juga baru mengenal Salaf dan pernah di Hisbi IJ atau di Ormas Islamx (LD….)selama 29 tahun.Alhamdulillah Radio Rodja dan Rodjatv di Gorontalo hampir merata semua di Putar siaranx oleh Masyarakat dan mendapat Sambutan Baik,Alhamdulillah Banyak sekali Faedahnya Radio Rodja dan Rodjatv di Gorontalo.Semoga Allah Menetapkan Hidayah kita semua Amiiin. Syukron……..
berikut jawaban dari Al Ustadz Dzulqarnain :http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html
berikut adalah -potongan transkrip —ana sebenarnya mau muat semuanya tapi kolom komentarnya tidak mengizinkan- hasil percakapan ana dengan seorang ikhwa di facebok terkait tulisan ust. firanda dan jawaban dari ust. dzulqarnain —- yang huruf kapital adalah perkataannya dan yang dalam kurung adalah perkataan ana—
RIBUT KARENA HAWA NAFSU YANG DIATASNAMAKAN AGAMA (ana gak tahu siapa yang di maksud RIBUT apakah ust. dzul atau ust. Firanda atau yang lainnya… meski lisan halnya adalah ust. dzul yang RIBUT MEMBANTAH HANYA KARENA HAWA NAFSUNYA)
SETELAH SAYA BACA…SANGGAHAN-SANGGAHAN (maksudx sanggahan ust. dzul)…INI URUSAN PRIBADI YANG DIATASNAMAKAN AGAMA….TOBATLAH (itu artinya Ust. Dzul telah berbuat dosa karena di suruh tobat)…IKHLASLAH (celaan bahwa beliau tidak iklhlas) …..JIKA MEMANG TIDAK SALAH….SABARLAH (celaan bahwa beliau tidak sabar)…..MAAFKANLAH…..MALU MASA USTADZ KABIR….SEPERTI ITU…. (ust. gak merasa atau gak punya malu)
KETIKA SEORANG BERKATA UMUM, KEMUDIAN YANG TERSINGGUNG MERASA BAHWA PEMBICARAAN UMUM ITU MAKSUDNYA UNTUK DIRINYA….MAKA ASAL MULANYA ADALAH SU’UZHON….KEMUDIAN…MERASA TIDAK TERIMA…. (bahwa bantahan ust. dzul hanya timbul karena sifat su’uzhon beliau)
SAYA TIDAK MEMBELA SALAH SATU DARI KEDUA KUBU…TAPI INI SEBUAH PENYAKIT HASUD…TIDAK IKHLAS…. (ini -yakni sifat hasad dan tidak ikhlash- entah ditujukan kepada siapa, kepada ana atau kepada ust. dzul)
INI MASALAH INDIVIDU YANG DIATAS NAMAKAN AGAMA..YANG TIMBUL DARI HASAD… (sekali lagi tuduhan/celaan tak kenal ampun bahwa bantahan itu hanya timbul dari rasa hasad)
AKHI…AKHI..AKHI…ITULAH SU’UZHAN…KETIKA KALIMAT UMUM DICERNA DENGAN MU’AYAN…..PERTENGKARAN DAN PERSELISIHAN INDIVIDU BIASANYA DIHASILKAN DARI SIFAT HASAD…. (sekali lagi tuduhan su’uzhon, sifat hasad)
BUAKN…BUKAN MALASAH AGAMA…INI MASALAH INDIVIDU..CUMA PAKE DALIL AGAMA….BERLINDUNG DI ATAS AGAMA… (celaan bahwa ust. dzul menulis bantahannya hanyalah berkedok agama padahal itu adalah masalah prtibadi)
Apakah ini perlu disampaikan disini akh?
Memang statement2 ikhwah di facebook tersebut tidak jelas, karena tidak rinci mana perkataan2 g dimaukannya yg masalah pribadi atau umum. Sehiingga kita jg tidak bisa menjelaskan kesalahannya.
Barokallohufiykum.
—– meskipun ana percaya bahwa bukan maksud dia untuk mencela tapi silahkan pembaca yang lain menyimpulkan sendiri apakah di atas itu celaan atau bukan, apakah perbuatan/perkataan di atas bukan ghibah dan ada niat unruk mengislahi… silahkan di cerna sendiri —–
Ustadz…
Ada jawaban dari ustadz Dzulqarnain dilink berikut..
http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html
Baarokallohu fiik ya ustadz atas pejelasanya,smoga Alloh ta’ala mejaga dan memberkahi ilmu antum beserta keluarga.Smoga ahlussunnah bersatu tidak saling mentahdzir,agar da’wah sunnah di indonesia khususnya lebih tersebar keseluruh penjuru tanah air.Aamiin…
Ditunggu kesiapan ust firanda dlm menjawab ust dzuqarnain di http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html
Article yang sangat baik, semoga bisa menjadi wasilah untuk bersatunya manhaj Salaf. Bagi saya pribadi, yang pernah terjebak dalam akidah khawarij, Alhamdulillah, saya banyak mendapat manfaat dalam ilmu agama yang disampaikan baik dari ustadz Firanda maupun ustadz Dzulqurnain, karena beliau berdua, baik ustadz Firanda maupun ustadz Dzulqurnain pernah membahas tentang aliran khawarij yang pernah saya ikuti.
Semoga para Asatidz lebih fokus dalam mengembangkan dakwah manhaj Salaf, jikalau perlu, duduk bersama di hadapan para masayikh untuk menyelesaikan perbedaan diantara mereka.
Saya merindukan bersatunya manhaj Salaf.
Barokallohu Fiykum
bandingkan gan, http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html
kalo jujur mau bersatu, bertemulah dihadapan Syaikh Al-Fauzan & bertobat bagi yg bersalah…
Memang kalau berdakwah kurang ikhlas bawaannya jadi hasad atas kesuksesan dakwah orang lain.. na’udzubillah.
Jangan lupa dengarkan siaran langsung tanya jawab problema muslim bersama Ust. Dzulqarnain di annashradio.com setiap hari kamis pkl 20:00 WIB. Dan pelajaran Shohih Al-Bukhari setiap hari Sabtu pkl 20:00 WIB. Bisa didengar di :
ANNASHRADIO.COM
untuk android app bisa diunduh di https://play.google.com/store/apps/details?id=com.annashradio.player&hl=en
an khawatir kalau dakwah salaf semakin pecah belah.
Bismillah,
afwan ustadz Firanda hafizokulloh, menurut ana yang dhaif ini seharusnya hal ini langsung disampaikan saja ke ustadz Dzulqornain hafizohulloh dan diselesaikan ditingkat asatidzah saja, tidak perlu dipublikasikan ke dunia maya, krn hal ini bisa menambah bara api perselisihan baik di tingkat asatidzah lebih-lebih dikalangan penuntut ilmu yang masih awam seperti kami ini. Semoga antum dan para asatidzah salafy semua hafizokumulloh selalu dirahmati & diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Semoga Allah mempersatukan para da’i ahlussunnah hafidzhohulloh, amin.
Sesuatu yang sangat mengharukan bahwa saat ini pendengar Radio Rodja maunpun pemirsa Rodja TV banyak yang dari luar jawa, terbukti banyaknya pertanyaan dari Aceh, Papua, Kalimantan, Palembang, bahkan mengalahkan yang dari Jabotabek. Ternyata bagi daerah yang tidak bisa menerima siaran tv kecuali dengan antenna parabola, menjadi berkah tersendiri. Mereka bisa menonton TV Rodja via satelit, sungguh wasilah dakwah yang sangat baik, sehingga dakwah bisa tersebar seluruh nusantara.
Ta’ban juga nich urusan…ga abis2..Syiah dah berkembang pesat..yang ini masih gitu2 aja…Mudah2an ana ga kejebak….Wallahu mustaaan
BISMILLAH,Takutlah pada Allah,afwan ana bukanlah orang yang berilmu tapi ana sebagai saudara dari kalian wahai yang membenci radio rodja atau yang menuduh yang mengisi diradio tsb ahlul bid’aa,kalau mau menasehati temuilah secara empat mata,bukan dengan berkuar2 didepan murid murid antum,ini adalah aklag iblis laknatulah,kenapa kalian tidak datang dan bermusawarah,kalau begini kita jadi malu,apa ini yang antum cari sekolah tinggi2 ditimur tengah pulang2mencelah anu,sianu fulan,fulana,apa artinya kalian sekola tinggi2 tersebut,saya harap cepat bertobat dan berdamai dimuka forum agar kami masyarakat luas tahu,aku berlindung dari godaan setan yang terkutuk.jubail,ksa muhamad,ali bn muhamad.arsyad kerja di samsung engineering
Ustadz Dzulqarnain menulis:
Banyak orang, dari kalangan awam atau orang-orang yang baru belajar, menanyakan kepada Saya secara pribadi tentang mendengar Radio Rodja dan melihat Rodja TV, dan Saya tidak melarangnya.
silakan dirujuk di:
http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html#.USQwJgjQjL8.facebook
kenapa dibedakan antara orang awan dan penuntut ilmu? kenapoa orang awam boleh dan penuntut ilmu tidak boleh? ini lucu sekali…seharusnya yang dilarang adalah penuntut ilmu bukannya orang awam
Bukannya ustadz dzul berkata demikian?
ana juga baca bantahan ust dzul di link berikut http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+IconSalaf+%28Icon+Salaf+%3A%3A+Agregator+Situs+Sunnah%29
smoga ahlussunnah dipersatukan alloh..
Alhamdulillah.. jawaban ini yang ana tunggu dari dulu.. ana sempat bimbang dengan permasalahan ini..
Saya juga merindukan bersatunya manhaj Salaf.
Barokallohu Fiykum
Bismillah
Barakallahu fiik Ustadz
Ana berdoa kepada Allah Azza wa Jalla
Semoga antum dan ustadz Dzulqornain serta keluarga antum berdua senantiasa dijaga oleh Allah Allah Azza wa Jalla.
Ana juga berdoa kepada Allah agar mempersatukan hati antum berdua, karena “…Dia lah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dengan para mu’min dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang eriman)…”
Jazaakallahu khairan yaa Ustadz
Alhamdulillah Ustadz Firanda, ana sudah membaca jawaban dari Ustadz Dzulqornain, dan ana menilai ini adalah sebuah kesalahpahaman. http://dzulqarnain.net/ada-apa-dengan-radio-rodja-dan-rodja-tv-siapkan-anda-mendengar-jawaban.html
Ana hanya bisa berharap agar akhi bisa bertemu langsung dengan Ustadz Dzulqornain dan Syaikh Fauzan untuk meluruskan masalah ini, sehingga persatuan ahlusunnah di Indonesia ini bisa terwujud, InsyaAllah..
ini tulisan yg sangat tidak berbobot. Orang spt antum inilah yg memecah belah umat. Sepertinya masalahnya gak beres2, masalahnya ada di antum sendiri yaa Fianda! kalo ditanyakan kenapa gak boleh denger radio rodja? krn salah satu pengisinya adalah antum! antum nerjemahin bahasa arab aja masih salah dan mengakibatkan salah makna, gimana nerjemahin kajian syeikh yg antum mengaku dekat dengannya? sebenarnya dialog antum dengan syeikh fauzan itu udah cukup jadi “senjata makan tuan” bagi antum sendiri!! Bekerjasamalah dengan ustadz Dzulqarnain duhai Firanda, kau mencelanya, sedangkan syeikh fauzan sendiri memujinya…. Allahul musta’an… Allahu yahdik….
amsik ‘alaiki lisanak ya ukhti……
mungkin anti lbh baik dlm menterjemahkan, namun bukan tempatnya di sini membicarakan hal tsb..jk ini nasehat tuk ust scr pribadi…bknkh menasehati itu scr empat mata …via inbox ke bliau mungkin..
somehow, kita msh harus byk belajar dan sikap hilm lebih didahulukan dalam berdakwah
setelah melihat BANYAK para ulama yg berlapang dada (dan tidak mempermasalahkan)utk:
1.bekerja sama dgn yayasan2 yg dianggap bid’ah (oleh sebagian pihak).
2.bahkan MENGAJAK agar tetap bekerja sama & berdakwah di tempat2 tsb.
3.membolehkan bekerjasama walaupun thdp org2 kafir & ahli bid’ah, demi tersebar dakwah (walaupun jiwa membencinya – spt. kt Ibnu Qoyyim diatas).
Juga spt fatwa syaikh bin Baaz yg membolehkan bekerjasama dgn ahlu bid’ah dlm kebaikan2 yg mereka miliki, & saling menasehati pada penyimpangan yg ada pada mereka (artikel ust http://www.ustaris.com)
berdasarkan hal2 tsb diatas sy sangat yakin akan KEBENARAN islam yg sesui dgn apa yg dibawa oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yg dengannya islam menciptakan KASIH SAYANG diantara manusia baik muslim maupun kafir (apalagi ahlu bi’dah yg msh terkategori muslim.
barakallahu fiyk ust.firanda..insyaallah ana sdh baca balasan ats artikel ustad..smoga dngn kejadian ini menambah komunikasi dgn ustad dzul..smoga allah menjaga antum ber2,saya mencintai kalian berdua krn allah ta’ala
wahai para ustadz yg dirahmati ilmu oleh Allah SWT, tidakkah Allah menyuruh kita untuk bersabar dlm setiap cobaan dan Allah jg menyuruh kita untuk menutup aib saudara kita sdri???jika ada permasalahan atau salah paham aan kembalikan pd Alquran dan hadist. lebih baik pula jika keduanya bertatap muka langsung agar tdk meluas dan menimbulkan banyak fitnah dan suudzon. Rasulullah selalu sabar dlm berdakwah walaupun Dia dihina, dikatakan gila bahkan diludahi tetapi beliau org pertama yg mendatngi org yg meludahnya tsbur. mohon dpt diambil pelajarannya bhwa Rasulullah menyuruh kita untuk tetap berbaik dangka kpd siapapun, tidak menyebarkan kesalahannya dan tetap mjg silaturrahmi.
Kami sebagai umat yang awam sangat sedih melihat hal seperti ini. Ustadz2 yang kami cintai berdebat didunia maya.. apakah tidak lebih baik saling bertemu untuk berdiskusi dan menyambung persaudaraan. Ya ustadz,ingatlah anda dicintai dan dicontoh oleh umat.. Ya Alloh… lapangkanlah dada Ustadz2 kami
Ya admin web ini, tolong hapus segera agar tidak timbul fitnah kepada dakwah yang indah ini.
sesama Islam, bahkan yang sama-sama mengklaim sebagai pengikut generasi yang paling dekat dengan Nabi, yang melihat Nabi secara langsung, kelakuannya seperti ini? menyedihkan sekaligus menyebalkan melihat orang2 ini. selalu memberi taklim kepada umat untuk mengutamakan persatuan, jangan pecah belah, tetapi mereka sendiri, mereka yang paham ilmu syar’i malah mengedepankan syahwat berupa gengsi mereka sehingga tetap berpecah belah.
kenapa harus terus berpecah belah?
barokallahu fiikuma ust.firanda & ust.dzul semoga Allah menjaga kalian berdua, kami sadar kalian dan asatidzah yg lain adalah manusia biasa yg tidak maksum, sehingga tak luput dari kesalahan, karena yang maksum hanya Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam. semoga kesalahan kalian terhapus dengan kebaikan-kebaikan kalian. kami tetap akan menimba ilmu dari kalian, ilmu yang mengajak bertauhid dengan menegakkan sunnah dengan pemahaman para salaful ummah
Semoga Allah menjagamu senantiasa Ustadz. Saya hanya ingin mengutip dari tulisan ini yang saya ambil dari tulisan di atas.
“Pertanyaan ketiga wahai syaikh, tentang permasalahan tahaakum (pengadilan) antara Syaikh Robii’ dan Syaikh Adnan. Ya Syaikh, kenapa kalian tidak menghukumi dalam permasalahan ini, sehingga kami bisa bebas dari fitnah yang besar ini.
Syaikh : Kami sekarang sedang berusaha untuk ini, dan kami berdoa semoga Allah memudahkannya.
Penanya : Baik, apakah para masyayikh mau menerima?
Syaikh : Biarkanlah kami dengan usaha kami ini, aku mohon kepada Allah semoga Dia memudahkannya”
Saya mohon kepada para Ustadz, jika dimungkinkan tolong selesaikanlah permasalahan diantara kalian cukup pada kalian. Website antum berdua dibaca oleh sekian orang yang bisa membaca dari sejumlah sisi pandang yang berbeda dan dapat menimbulkan fitnah baru bagi kepada dakwah tauhid ini. Afwan jika kurang berkenan…
Ya Allah, persatukan ustadz Firanda dan Ustadz Dzulqarnain dalam kebenaran, lembutkan lah hati mereka, jauhkan mereka dari syaithon, Ya Allah yang Maha Agung, Maha Pemberi Rahmat dan Kasih Sayang. Aamiin…
ana juga udah baca sanggahan dzulqarnain tapi mala kayaknya dia mau menantang membeberkan kesalahan2 radio rodja,ahlak apa ini ngak ada tanda2 untuk RUJUK,Ustad firanda cuma mewakili saja dari radio rodja dan mau menjelaskan pada umat,agar paham,sedangkan dzulqarnain,melarang orang mendengar radio rodja,dan mencela rodja,siapa yang memulaikan dzulqarnain sendiri kok masi ngeyel,takutlah dengan azab Allah umat terdahulu diazab karena banyak ngeyel pada nabinya,itulah yang membuat ALLAH melaknat mereka.
Alhamdulillah, sudah ada pernyataan ustadz dzul bahwa beliau tidak melarang tuk menonton tv rodja dan mendengarkan radio rodja. jadi, permasalahannya sudah selesai.
Masalah rodja sudah tidak perlu diperdebatkan lagi manfaatnya di kalangan masyarakat.
Yang Ustadz Dzul maksudkan adalah untuk orang-orang awam yang tidak mengenal manhaj, adapun orang-orang yang memahami manhaj, maka beliau tidak menyarankan mendengarkannya. Mohon tidak sepotong-sepotong dalam memahami ucapan beliau.
Tapi saya pribadi berharap mudah-mudahan perselisihan di antara ahlus sunnah terhenti. Wallaahu a’lam.
bukankah yang lebih berbahaya bagi orang awam yang tidak paham untuk menonton (kalau memang rodja berbahaya?) dari pada orang yang berilmu, mereka jelas sudah bisa membedakan yang mana yang syubhat dan bukan, bukannya kaidah ini jadi terbalik?
Wallaahu a’lam. Silahkan tanyakan sendiri ke ustadz dzul,….
numpang senyum sejenak…
berarti saya boleh kan ngedengerin rodja..?
saya kan orang awam…?
Nah itulah yang aneh akh..mengapa dibedakan antara orang2 awwam dan para penuntut ilmu..pakah memang demikian, apabila penuntut ilmu maka haram hukumnya, tapi kalau orang awam maka boleh?? Bukankah yang benar malah sebaliknya, justru penuntut ilmu yang tidak mengapa karena bisa membedakan antara yang haq dan bâthil, sedangkan orang awam tidak begitu mengerti dan tidak bisa membedakan yang benar dan salah
Apakah kajian Ustâdz Dzûlqornain tersebut (tatkala beliau mentahdzir dari mendengarkan Radio Rodja) itu hanya dihadiri khusus para penuntut ilmu, ataukah juga dihadiri orang awam??
Jika memang hanya dihadiri orang khusus, bukankah rekamannya tersebar kemana-mana bahkan turut disebarkan oleh ahlul bid’ah pembenci dakwah salafiyah?!!
yaaa.. begitulah..
saya yang awam pun bisa menilai keanehan statemen tersebut..
assalamualaikum ya ustadz,
saya sangat bersedih melihat dan membaca perselisihpahaman antara ustadz dzulkarnain dan ustadz Firanda. Sungguhkan ustadz mengetahui? akan banyak pula umat yang bersedih menyaksikan hal ini.
kami mencintai ustadz berdua karna Allah, kami berharap ustadz berdua bisa melanjutkan perdamaian dan melanjutkan perjuangan dakwah tauhid.
bukankah seharusnya sesama muslim saling mencintai, saling memahami dan saling merangkul.
seperti Rasulullah yang selalu penuh cinta.
mohon kesalahpahaman ini bisa segera diselesaikan. agar umat melihat contoh para ulamanya yang berbesar hati. Agar musuh2 islam tidak bertepuk dada.
Barokallahu fiik
Kami ada pertanyaan berkaitan dengan manhaj salaf dalam Tahdzir, Tabdi’, Tafsiq.
Apabila melihat praktek di lapangan, orang yang “hobinya” mentahdzir, tabdi’, tafsiq diantara sesama ahlussunnah, apakah penerapan manhaj-nya yang berbeda, ataukah (memang) manhajnya yang berbeda?
assalamualaikum ya ustadz,
saya sangat bersedih melihat dan membaca perselisihpahaman antara ustadz dzulkarnain dan ustadz Firanda. Sungguhkan ustadz mengetahui? akan banyak pula umat yang bersedih menyaksikan hal ini.
kami mencintai ustadz berdua karna Allah, kami berharap ustadz berdua bisa melanjutkan perdamaian dan melanjutkan perjuangan dakwah tauhid.
seharusnya sesama muslim saling mencintai, saling memahami dan saling merangkul.
seperti Rasulullah yang selalu penuh cinta.
mohon kesalahpahaman ini bisa segera diselesaikan. agar umat melihat contoh para ulamanya yang berbesar hati. Agar musuh2 islam tidak bertepuk dada.
Barokallahu fiik
Melihat praktek tahdzir, tabdi’, tafsiq di lapangan yang dilakukan oleh orang yang “hobinya” mentahdzir, mentabdi’, mentafsiq, apakah penerapannya benar sesuai dengan manhaj salaf? ataukah memang manhaj (dalam tahdzir, tabdi’, tafsiq)nya berbeda dengan yang diajarkan dalam manhaj salaf?
Di radio rodja, Ust. Badrusalam selalu mengingatkan kepada penanya agar tidak menyebutkan nama, kelompok, atau organisasi dengan jelas. Semoga adab yang mulia ini bisa diamalkan.
Dan ini juga masukan untuk Ust. Firanda untuk menghapus nama Ust. Dzulqornain dari artikel ini. Dan juga tidak pula membawa nama radio rodja. Seolah2 sekarang radio rodja lah yang berkelit dengan yang lain.
saya hanya memberi saran.. agar bisa melihat mana musuh dan mana teman… musuh kita adalah syetan.. yang menginginkan kita berpecah.. kalau sudah faham akan tabiat syetan tapi masih mau berpecah.. maka syetan itu dari jin dan manusia…
cek yg satu ini:
http://abusalma.wordpress.com/2013/02/20/catatan-kecil-terhadap-tulisan-al-ustadz-dzulqornain-hafizhahullah/#more-1173
Sebagai referensi, mungkin bisa dibaca ini ustadz, tolong dihentikan balas-balasnya. Bisa-bisa kalau dilanjutkan akan jadi cikal bakal perpecahan ahlus sunnah lagi
http://abusalma.wordpress.com/2013/02/20/catatan-kecil-terhadap-tulisan-al-ustadz-dzulqornain-hafizhahullah/
seperti tulisan yang dibuat al akh Abu Salma, ‘fatwa’ ustadz Dzul itu khan tidak bisa khususon buat orang yang ngaji saja, sementara yang mendengar ‘fatwa’ tersebut, ada yang awam, dan baru ngaji…
juga terasa aneh kalau dibilang ust. Firanda menyulut api, bukantah api sudah disulut dengan keluarnya ‘fatwa’ itu terlebih dahulu
alangkah bagusnya jika ust Dzulqarnain segera mengklarifikasi sikapnya ke guru beliau
wallahu ta’ala a’lam
Afwan. Bukankah lebih baik kalo artikel ini dipending dulu. Menunggu ust.Dzulqornain menghubungi Syaikh Al-‘Allaamah Sholeh Al-Fauzaan hafizohullah . ana kira saling “bersabar” untuk tidak terburu-buru dalam mengupload artikel seperti ini jauh lebih mudah daripada “bersabar” dalam menghadapi api yang berkobar sesama ahlus sunnah nantinya. afwan.
Sesuatu yang sangat menyedihkan ketika hari ini beban dakwah yang begitu berat, musuh-musuh ahlu sunnah mengepung ummat ini dari segala penjuru, makar orang-orang kuffar (yahudi dan nasrani), orang-orang syi’ah, JIL, sekularisme, liberalisme dan paham2 sesat lainnya. belum lagi ditambah banyaknya orag awam dinusantara ini yang tak paham akan agamanya. disisi lain para da’i, Ustadz yang membawakan dakwah ahlu sunnah begitu sedikitnya namun diantara mereka ada yang saling berselisih. Ya Allah satukanlah hati-hati kami dan mereka dalam manhaj yang lurus ini.
Semoga persatuan Ahlu sunnah dimanapun mereka berada segera terwujud di atas aqidah yang haq tentunya. Walaupun saya orang awam yang mengaji di Wahdah Islamiyah, namun kami mencintai dan memuliakan al-Ustâdz Firanda hafizhahullâhu dan al-ustadz-dzulqornain-hafizhahullah, semoga secepatnya ada jalan keluar yang mendamaikan.
Kalau mengenai Radio Rodja walaupun kami di sulawesi, Alhamdulillah hampir setiap hari selalu mendengarkan melalui streaming.
Bismillah.
mari simak jawaban dari Ust. Dzulqarnain pada link berikut ini.
http://an-nashihah.com/?p=275
Tanggal 20 Februari 2013 kemarin, ana dengar via streaming radio IQ FM di http://www.salafybpp.com/, di sesi tanya jawab sehabis ta’lim ba’da magrib, Ust. Askary ditanya seputar Da’i yang da’wah di TV, misal Ust.Firanda di Rodja TV, setelah menjelaskan mengenai hukum gambar makhluk bernyawa, siaran langsung TV, khilaf seputar hukum video, dll, beliau sedikit menyinggung ttg Rodja, beliau mengatakan bahwa (secara makna) diantara sebab beliau tidak menasehatkan untuk mengikuti rodja diantara alasannya adalah adanya beberapa tokoh yg ditayangkan adalah da’i bermasalah, beliau mencontohkan salah satunya Syaikh Al-Arify, yg mana diantara kesalahannya adalah saat kasus kreasi “surat tufahah” dlm menasehati misionaris yg dikawatirkan masuk bab meng-olok2 ayat Allah, juga kesalahan yg lain saat menjelaskan hadits tentang perintah utk mendengar & taat pada penguasa, yg hanya dibatasi terhadap penguasa yg asalnya adil, tapi terkadang dzolim pd sebagian perkara, bukan terhadap penguasa yg asalnya dzolim. Hal-hal yg demikian dikawatirkan mempengaruhi agama bagi yang mengikuti rodja, sehingga beliau berpendapat tidak menasehatkan utk mengikutinya.
Semoga hal-hal seperti ini bisa dipertimbangkan oleh ikhwah/asatidz pengelola Rodja, sehingga manfaat yg sudah bisa dirasakan, akan lebih meluas lagi dirasakan semua fihak tanpa ada ke-khawatiran akan syubhat dlm dakwahnya.
Alhamdulillah, setidaknya ust dzulqornaen sudah punya niatan utk meminta nasehat kpd Syaikh Shalih Al-Fauzan terkait Rodja, semoga kebaikan & keberkahan untuk semua fihak. amin
Baarakallahu fiik, justru ini perlu di publikasikan walau cuma di dunia maya, jazakallahu kahyran, ustad atas tulisannya, semoga kami dapat mengambil faedahnya.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kepada Al Ustadz Firanda hafidzahullahu yang kami sayangi, ada seseorang hamba Allah Ta’ala yang meminta kepada saya untuk menitipkan amanah ini. Kami berharap Al Ustadz untuk membaca surat ini atau admin untuk menyampaikan kepada Al Ustadz.
Kami memandang ustadz mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Syaikh Sholeh Al Fauzan hafidzahullahu. Beliau menyarankan jika ustadz bertemu kembali dengan As Syaikh dan tolong menyampaikan permintaan kami berikut.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh wahai Syaikh Sholeh Al Fauzan hafidzahullahu yang kami hormati. Kami meminta syaikh untuk datang ke Indonesia dan langsung menemui ustadz Dzulqornain dan kawan-kawan (dkk) dan ustadz Firanda dkk di rumah ustadz Dzulqornain. Kami kira Syaikh tidak perlu untuk menunggu surat yang dikirim dari ustadz Dzulqornain. Kami berharap agar Syaikh menjadi penengah dan menasihati para Salafiyun di Indonesia yang telah lama hidup dalam fitnah yang berkepanjangan dalam masalah tahdzir mentahdzir. Kami memandang anda wahai Syaikh adalah seorang yang dihormati dan disegani baik dari ustadz Dzulqornain dkk dan ustadz Firanda dkk. Kami melihat tidak ada penyelesaian dari dahulu sampai dengan sekarang, padahal sudah banyak cara-cara yang dilakukan agar hal ini bisa selesai. Kami memandang bahwa Syaikh harus datang dan hadir di Indonesia sebagai solusi.
Kami kira ini mudah-mudahan ini suatu kebaikan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saja pernah keluar untuk menemui para Shahabat dari Muhajirin dan Anshar yang sedang bertikai tanpa menunggu orang yang bertikai untuk datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ketika kami berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ikut pula bersama beliau orang-orang dari kaum Muhajirin sehingga (jumlah) mereka sangat banyak. Di antara kaum Muhajirin itu ada seorang laki-laki yang senang bergurau, terus dia memukul pantat seorang laki-laki Anshar dengan tangannya, maka orang Anshar itu sangat marah sehingga memanggil teman-temannya, ia mengatakan, “Wahai kaum Anshar.” Sementara orang Muhajir pun memanggil, “Wahai kaum muhajirin.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dan berkata, “Kenapa ada seruan ahli jahiliyah?”, kemudian beliau bertanya, “Kenapa mereka?” Beliau pun diberitahu tentang apa yang dilakukan orang Muhajir itu terhadap orang Anshar tersebut, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggalkan itu karena itu sungguh buruk.” (Hadits Bukhari 3258 Bab “Bukan dari golongan kami siapa yg memukul-mukul pipi, merobek baju & menyeru dgn seruan jahiliyyah (meratap kematian) .”)
Mungkin saja anda wahai syaikh sedang dalam keadaan sibuk tetapi bukankah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan para Shabatnya Ridwanallahu alaihim jamian adalah orang lebih sibuk daripada kita? Akan tetapi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan para Shabatnya Ridwanallahu alaihim jamian senantiasa menyempatkan waktunya dari hal-hal yang kecil sampai dengan yang besar. Apalagi menyatukan barisan kaum muslimin merupakan perkara yang diwajibkan Allah Jalla Jala Luhu sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” [Ali-Imran ; 103]
Sekiranya Syaikh dapat mempertimbangkan permintaan kami agar insyaallah mudah-mudahan jalan kebaikan akan Allah Ta’ala buka untuk kaum muslimin di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya.”
Sekian surat yang kami titipkan untuk Syaikh lewat ustadz Firanda. Sebaiknya kunjungan Syaikh ke Indonesia juga ditemani oleh ulama yang lain yang dihormati dan disegani di antara dua pihak (yang mentahdzir radio Rodja dan yang ditahdzir) seperti Syaikh Abdul Muhsin atau yang lainnya.
Jika ada kendala pada biaya, saya menyarankan agar dibuka penggalangan dana melalui radio Rodja dan Rodja TV kepada para muhsinin yang mau untuk berinfaq dijalan Allah Ta’ala untuk persatuan kaum muslimin dan sekaligus sebagai undangan kepada seluruh asatidzah di antara kedua kubu di wilayah Indonesia.
Jika ada kegiatan yang kelak menyibukkan kepada pihak asatidzah di Indonesia, sebaiknya membatalkan semua kegiatan tersebut demi untuk hal ini. Karena banyak manfaat yang kita bisa petik insyaallah dari kunjungan Syaikh Sholeh Al Fauzan dan ulama yang lainnya.
Mari kita sambut dengan tangan terbuka As-Syaikh Sholeh Al Fauzan dan ulama lainnya yang insyaallah jika permintaan ini dipenuhi.
Atas perhatiannya, kami mengharapkan agar al ustadz Firanda mau menanggapi surat ini.
Terima kasih banyak, Barakallahu fiikum.
Hamba Allah Azza wa Jalla
BArokallohufik USt Firanda
Semoga perselisihan ini cepat selesai shg tidak memecah belah ahllussunnah di indonesia.
SEmoga Alloh TA’ala memebri jalan agar dimudahkan dalam menyelesaikan masalah ini.
salafi harus bersatu…insya allah
alhamdulillah, jazakalloh ustadz Firanda. semoga Ustadz senantiasa dijaga Alloh dan memberikan ilmu2 yg bermanfaat untuk kami-kami ini yg masih belajar untuk secara total menjadi ahlus sunnah.. terimakasih byk tadz.. dan semoga para ustadz salafy di Indonesia bersatu. sedih bgt, masa dr jaman ane bru kenal dakwah salafy 8-9 thn lalu, hingga saat ini, kog masih ribut trz masalah ini.. 🙁 bener2 bikin orang bingung apalagi yg masih belajar..
sedih sekali membaca artikel ini. Semoga Allah satukan hati da’i-da’i sunnah di negeri ini, amin
orang indonesia ini terlalu suka dengan gosip2, bahkan berita gosip punya rating tertinggi iklan-nya (menurut berita yg saya dengar), tidak terkecuali dengan para ustadz-nya, banyak sekali ustadz yang suka bergosip, mereka tidak melalukan cross cek terhadap berita yang berkembang, mereka hanya mendengar dan menyampaikannya lagi (bergosip lagi), saya sendiri maklum dengan “kedangkalan ilmu” mereka, apakah nabi pernah bergosip??, apakah sahabat pernah bergosip?apakah tabit tabi’in pernah bergosip?, kalau tidak kenapa mereka bergosip?, jalan siapa yang mereka ikuti?, saya harus mempertanyakan jalan mereka yang mengaku sebagai salafiyyin dan bermanhaj salaf, WALLAHU’ALAM
Setelah melihat perjalanan panjang “perselisihan” antara beberapa ‘kubu” du’at salafiyuun khususnya pada 3 tokoh yakni al- Ustadz Abu Karimah Asykary Jamal al- Bugisi, al- Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi al- Makassary dan al- Ustadz Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja Hafizhohumullah ada kesamaan yang saya rasa mungkin jarang diperhatikan oleh sebagian ikhwah, yakni mereka bertiga memiliki darah “Sulawesi Selatan”, walaupun Ust. Firanda lebih di Nisbatkan pada as-Soronji (Sorong)ternyata ayahanda beliaupun adalah orang Bugis. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa darah orang selatan “cenderung panas” sebagaimana saya yang juga punya darah selatan. Akan tetapi harapan saya perselisihan diantara mereka bukanlah karena faktor “darah panas” tersebut.
Kalau kita melihat dan membaca tulisan berseri yang berisi artikel “Bantah-bantahan dari 3 atau 4 situs salafybpp.xxx, firanda.com, salafy.xx.xx dan dzulxxxx.net dengan hati yang bersih tentunya ikhlas semata-mata karena Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah niscaya antum akan tahu mana yang menulis dengan hati dan mana yang menulis dengan “berapi-api”
Demikian Wallahu Ta’ala a’lam bish showaab
ustadz firanda kayaknya perlu kembali membaca prinsip prinsip salaf,,,dan lebih mendengarkan ulama salaf
pesatuan umat Islam lebih utama dari segalanya
hadeuh…tukaran bae