Judul yang beredar di internet :
((Kabar Gembira Untuk Salafiyyin di Indonesia …. Nasehat Al-’Allamah Rabi’ tentang Masalah Manhajiyyah di Indonesia)). (lihat http://dammajhabibah.net/2013/09/26/kabar-gembira-untuk-salafiyyin-di-indonesia-nasehat-al-allamah-rabi-tentang-masalah-manhajiyyah-di-indonesia/)
Ternyata fatwa Syaikh Robii’ Al-Madkholi telah lama dinanti-nanti, sehingga dianggap kabar gembira. Ternyata mereka –para tukang tahdzir- menyatakan kegembiraan mereka dengan ditahdzirnya Radiorodja. Allahul Musta’aan.
Berikut Pernyataan Syaikh Robi tentang Radiorodja
1. Asy-Syaikh Rabi’ berkata, “Barangsiapa yang masih menghormati manhaj dan aqidahnya maka hendaknya dia tidak mendengar mereka (radio Rodja), adapun barangsiapa yang tidak menghormati manhaj dan aqidahnya, maka silakan dia mendengarkannya.”
2. Asy-Syaikh Rabi’ berkata, “Aku nasehatkan kepada ikhwah agar menjauhkan diri dari mendengarkan radio Rodja.”
3. Kemudian beliau (asy-Syaikh Rabi’) mengingatkan kami dengan atsar dari Ayyub as-Sakhtiyani dan Muhammad bin Sirin tentang sikap tidak mau mendengar ucapan ahlul bid’ah, yaitu tatkala ada seorang ahlul bid’ah mengatakan kepadanya, “Aku akan bacakan kepadamu satu ayat.” Maka keduanya menjawab, “Tidak.”
4. Kitab-kitab salaf sudah mencukupi kita dari mendengarkan radio Rodja dan segala isinya.
5. Radio Rodja menyebabkan terjadinya perselisihan antar salafiyyin. maka beliau memerintahkan untuk meninggalkannya.
6. Ihyaut Turats, ‘Ali Hasan, dan Abul Hasan, adalah di antara pihak-pihak yang paling keras permusuhannya terhadap ahlus sunnah.
7. Orang-orang awam tetap harus diperingatkan dari bahaya radio Rodja. Karena salaf dulu juga mentahdzir orang awam dari bahaya ahlul bid’ah.
8. Tentang Yazid Abdul Qadir Jawwas, salah satu tokoh besar Rodja
Asy-Syaikh Rabi’ menyatakan bahwa Yazid hanya sekedar memakai baju salafiyyah.Beliau tidak ridho kalau dikatakan Yazid adalah salafi, ataupun salafi goncang.
9. Tentang Turut Andilnya asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq di radio Rodja
Asy-Syaikh Rabi’ menegaskan bahwa hal ini tidaklah menjadi justifikasi (pembenaran) untuk mendengarkan Rodja.Kata beliau, asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq tertipu dengan mereka (para turatsiyyin).
10. Tentang Para Pengisi di Radio Rodja
Ketika disebutkan, bahwa para pengisi Rodja menetapkan manhaj salaf, maka asy-Syaikh Rabi’ menjelaskan bahwa urusan mentabdi’ seseorang tidak musti bahwa semua yang ada pada diri si mubtadi‘ bertentangan dengan manhaj salaf, dan kondisinya jelas seratus persen ibarat matahari seperti Safar, Salman, ‘Ali Hasan, dan Abul Hasan. Ya’qub bin Syaibah dibid’ahkan oleh para ‘ulama hanya karena satu perkara. Seseorang terkadang keluar dari salafiyyah karena satu perkara!!
SANGGAHAN
PERTAMA : Pendengar Radiorodja Tidak Menghormati Manhaj dan Aqidahnya !!
Asy-Syaikh Robi’ Al-Madkholi berkata :
الَّذِي يَحْتَرِمُ مَنْهَجَهُ وَعَقِيْدَتَهُ لاَ يَسْمَعُ لِهَؤُلاَءِ (أصحاب الإذاعة)، وَالَّذِي لاَ يُبَالِي يَسْمَعُ
“Barang siapa yang masih menghormati manhaj dan aqidahnya tidak mendengar mereka (radiorodja), yang tidak perduli maka silahkan mendengarkan radiorodja”
Ini sungguh pernyataan yang sangat berani dari Asy-Syaikh Robi’. Dengan beraninya dia menghukum bahwa yang mendengar radiorodja tidak menghormati manhajnya, dan tidak menghormati aqidahnya !!!. Berarti sungguh ratusan ribu orang tidak menghormati manhaj mereka dan tidak menghormati aqidah mereka??.
Jika hukum ini berlaku bagi yang mendengarkan, lantas bagaimana lagi dengan yang mengisi materi di Radiorodja??!!, lebih-lebih lagi tidak menghormati manhaj dan aqidah !!
Kemungkinan Syaikh Robi’ tidak mengetahui hakekat Radiorodja sehingga dengan mudah berfatwa demikian…, menghukumi banyak orang dengan tidak menghormati manhaj dan aqidah !!!. Ini merupakan hal sangat wajar, karena beliau tinggal di Mekah, dan tentu tidak pernah mendengar radiorodja (lagian beliau tidak mengerti bahasa Indonesia). Informasi tentang kesesatan radiorodja semua kembali kepada para sumber berita (para ustadz yang mulia) yaitu :
– Al-Ustadz Al-Fadhil Luqman Baa’abduh
– Ustadz Qomar Su’aidi
– Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi
– Ustadz Usamah Mahri
– Ustadz Ayip
– Ustadz Abdus Shamad Bawazir
Meskipun kita menyalahkan para nara sumber ini –entah informasi apa yang telah mereka sampaikan kepada Syaikh Robi?- , akan tetapi bagaimanapun seharusnya Syaikh Robi tidak asal langsung berfatwa. Bukankah ia bisa bertanya kepada Asy-Syaikh Abdurrazaq, atau Syaikh Sholeh as-Suahaimi, atau Asy-Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili tentang Radiorodja…, hanya tinggal menelpon mereka saja, perkaranya sangatlah mudah.
KEDUA : Radiorodja Menyebabkan Sebab Perselisihan Diantara Salafiyin
Demikianlah fatwa yang juga keluar dari Asy-Syaikh Robi’ !!. Coba kita renungkan pernyataan Asy-Syaikh Robi’ ini…, dan ini sering dijadikan senjata “tumpul” oleh sebagian orang yang memaksakan pendapat mereka. Sehingga mereka selalu berusaha memilih pendapat yang paling keras !!
Seringkali kita mendengar perkataan orang-orang yang memaksakan pendapat mereka “Lebih baik tidak menerima dana dari Ihyaa At-Turots agar tidak berselisih” !!! (padahal banyak fatwa ulama kibar yang membolehkan menerima bantuan Ihyaa At-Turoots)
Nah sekarang mereka kembali bersuara “Lebih baik tinggalkan dan tahdzir radiorodja agar tidak terjadi perselisihan”?
Apakah begini jalan keluarnya?, dengan memaksakan pendapat?, (yaitu pendapatnya Syaikh Robi’?”).
Lantas bagaimana kalau dibantah dengan perkataan “Lebih baik tinggalkan fatwa Syaikh Robi’ dan mengikuti Fatwa Ulama yang lebih kibar yaitu Syaikh Fauzan, agar tidak timbul keributan”??
Siapakah Sumber Perselisihan Sebenarnya ??
Kalau kita menggunakan logika berfikir kan sebenarnya
– Yang lebih sedikit harusnya ngalah…demi yang banyak
– Yang lebih junior (Syaikh Robi’) harusnya ngalah kepada yang lebih kibar (Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad dan Syaikh Sholeh Al-Fauzaan)??
Inilah logika yang lebih masuk akal. Akan tetapi yang tidak mendengar dan mentahdzir rodja –dengan jumlah yang sedikit- ingin agar seluruh masyaratkat di nusantara para pemirsa Rodja untuk meninggalkan rodja agar tidak terjadi perselisihan??, justru sikap memaksakan pendapat inilah yang merupakan sumber perselisihan.
Jalan keluar dari perselisihan bukanlah dengan MEMAKSAKAN PENDAPAT, akan tetapi dengan MENGERTI MANHAJ AHLUS SUNNAH DALAM MENGHADAPI PERSELISIHAN, MEMAHAMI FIKIH IKHTILAF !!!
KETIGA : Orang-Orang Awam Harus Dilarang Mendengar Radiorodja
Demikianlah pula pernyataan dari Asy-Syaikh Robi al-Madkholi. Saya terus terang bingung menghadapi fatwa beliau ini.
– Apakah maksud beliau lebih baik orang awam diatas bid’ah dan syirik daripada mendengar Radiorodja??
– Apakah Syaikh Robi’ menyangka orang-orang awam Indonesia semuanya sudah menjadi salafy sehingga untuk menjaga dan menghormati manhaj dan aqidah mereka akhirnya mereka dilarang untuk mendengar radiorodja?
– Ataukah kalau mau jadi salafy hanya harus mendengarkan Syaikh Robi’ dan para pengikutnya saja??
Fatwa yang membingungkan akan tetapi dianggap sebagai kabar gembira oleh para pengikut Syaikh Robii’.
KEEMPAT : Muwazanah Dalam Memvonis adalah Manhaj Yang Terlupakan !!
Yang cukup aneh adalah Asy-Syaikh Robi’ Al-Madkholi bersikeras untuk menyesatkan dan membid’ahkan radiorodja, padahal telah disampaikan bahwa para pemateri radiorodja juga menjelaskan tentang aqidah salaf.
Dalam fatwa tahdziran Radiorodja –yang ditulis oleh Kholid Dhofiri- disebutkan
لما ذُكر للشيخ بعض المحاضرين فيها وأنهم يقررون مذهب السلف وضَّح الشيخ أن التبديع لا يلزم أن يكون كل ما في المبتدع ضدَّ منهج السلف، وأن يكون كذلك مائة في مائة واضح كالشمس، كسفر وسلمان وعلي حسن وأبي الحسن، وأن يعقوب بن شيبة بدّعه العلماء لشيء واحد، فقد يخرج الرجل عن السلفية بشيء واحد
((Ketika disebutkan, bahwa para pengisi Rodja menetapkan manhaj salaf, maka asy-Syaikh Rabi’ menjelaskan bahwa urusan mentabdi’ seseorang tidak musti bahwa semua yang ada pada diri si mubtadi’ bertentangan dengan manhaj salaf, dan kondisinya jelas seratus persen ibarat matahari seperti Safar, Salman, ‘Ali Hasan, dan Abul Hasan. Ya’qub bin Syaibah dibid’ahkan oleh para ‘ulama hanya karena satu perkara. Seseorang terkadang keluar dari salafiyyah karena satu perkara!!))
Demikian juga mengenai fatwa Syaikh Robi’ tentang Al-Ustadz Yazid Abdul Qodir Jawas, disebutkan
ذكر الشيخ أنه مجرد يلبس لباس السلفية ولا يرضى الشيخ أن يقال بأنه سلفي سلفي مزعزع
“Asy-Syaikh Rabi’ menyatakan bahwa Yazid hanya sekedar memakai baju salafiyyah. Beliau tidak ridho kalau dikatakan Yazid adalah salafi, ataupun salafi goncang”
Sanggahan :
Pertama : Manhaj Para Ulama Kibar dalam Memvonis adalah dengan Muwazanah !!!
Para ulama kibar tidak serta merta memvonis seorang ahlus sunnah menjadi mubtadi’ dan dikeluarkan dari sunnah hanya karena satu atau dua kesalahan. Apalagi kesalahan tersebut hanya masalah furu’ dan bukan masalah usul dan aqidah, apalagi hanya karena permasalahan ijtihadiyah.
(Silahkan baca kembali artikel “Muwaazanah… Suatu Yang Merupakan Keharusan…? Iya, Dalam Menghukumi Seseorang Bukan Dalam Mentahdzir !!“)
Al-Imam adz-Dzahabi berkata, “Kalau saja setiap orang yang keliru dalam ijtihad, sementara keimanannya benar dan selalu berusaha mengikuti kebenaran, kemudian kita “habisi” dia dan kita nyatakan bahwa ia adalah ahli bid’ah, maka sangat sedikit Imam yang akan selamat….” (Siyar A’lam an-Nubalaa’ (XIV/376), pada biografi Ibnu Khuzaimah)
Beliau juga berkata, “Kalau setiap kali seorang Imam bersalah pada ijtihadnya pada sejumlah masalah dengan kesalahan yang ia dimaafkan, lantas kita menyikapinya dan membid’ahkannya serta meng-hajr-nya, maka tidak akan ada yang selamat dari kita, tidak juga Ibnu Nashr –yaitu Muhammad bin Nashr Al-Marwazi-, tidak juga Ibnu Mandah, tidak juga yang lebih besar dari keduanya…, maka kita berlindung (kepada Allah) dari hawa nafsu…” (Siyar A’lam an-Nubalaa’ (XIV/40), pada biografi Muhammad bin Nashr Al-Marwazi.)
Beliau berkata pada biografi Qatadah rahimahullah, “Mungkin saja Allah memberi udzur kepada orang-orang yang semisal Qatadah, dimana mereka terjatuh dalam perkara bid’ah dengan niat mengagungkan dan mensucikan Allah, sementara ia telah berupaya dan berusaha (untuk mencari kebenaran, pen)… kemudian apabila seorang Imam besar dari kalangan ulama, jika banyak kebenaran padanya, diketahui bahwa ia selalu berusaha mencari kebenaran, ilmunya luas, tampak kecerdasannya, dikenal keshalihannya, sifat wara’-nya dan peneladanannya terhadap Sunnah Nabi `, maka kesalahan-kesalahannya dimaafkan. Kita tidak menyatakan bahwa ia sesat, tidak membuangnya dan tidak melupakan kebaikan-kebaikannya. Kita tidak mengikutinya dalam kebid’ahan dan kesalahannya, dan kita berharap ia bertaubat dari hal tersebut.” (Siyar A’lam an-Nubalaa’ (V/271), pada biografi Qatadah bin Di’amah As-Sadusi)
Manhaj muwaazanah dalam menghukumi seseorang telah dijelaskan oleh para ulama kibar, diantaranya :
Pertama : Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata ((“Jika seseorang ingin memberikan penilaian (taqwim) kepada suatu pihak, maka wajib baginya menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan keburukan-keburukannya. Sebab Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Maa-idah: 8)
Oleh karena itu, tatkala para ulama mereka membicarakan keadaan seseorang maka mereka menyebutkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukannya.
Adapun jika engkau sedang berada pada posisi membantah kesalahan-kesalahannya, maka janganlah engkau menyebutkan kebaikan-kebaikannya…. Sebab jika engkau menyebutkan kebaikan-kebaikannya maka akan lemah sisi bantahanmu kepadanya. Bisa jadi orang lain terpukau dengan kabaikan-kebaikannya sehingga ia pun melupakan kesalahan-kesalahan orang tersebut….
Namun jika engkau berbicara tentang orang ini dalam majelis apa saja, lalu engkau melihat bahwa menyebutkan kebaikan orang tersebut ada faedahnya, maka tidaklah mengapa engkau menyebutkannya. Namun jika engkau khawatir timbulnya mudharat maka janganlah engkau menyebutkannya….” Liqaa’ al-Baab al-Maftuuh, no (128).))
Beliau juga berkata ((“Ibnu Rajab berkata dalam muqaddimah kitab Qawaa’id-nya, ‘Orang yang adil adalah orang yang memaafkan kesalahan seseorang yang sedikit pada kebenarannya yang banyak.’ Tidaklah seorang pun mengambil kesalahan dan lupa dengan kebaikan melainkan ia telah menyerupai para wanita. Sebab jika engkau berbuat baik kepada seorang wanita sepanjang zaman lalu ia melihat satu keburukan padamu niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali tidak melihat kebaikan pada dirimu.’ Tidak ada seorang lelaki pun yang ingin kedudukannya seperti ini, yaitu seperti wanita, yang mengambil satu kesalahan kemudian melupakan kebaikan yang banyak.” (Liqaa’ al-Baab al-Maftuuh, no (120), side A)))
Kedua : Syaikh Al-Albani rahimahullah :
Syaikh al-Albani berkata, “Terjatuhnya seorang ulama dalam bid’ah tidaklah secara otomatis menjadikannya sebagai seorang ahli bid’ah. Jatuhnya seorang ulama dalam perbuatan haram –yaitu menyatakan bolehnya sesuatu yang haram dikarenakan hasil ijtihad-nya- tidaklah berarti ia telah melakukan perbuatan yang haram. Aku katakan, atsar Abu Hurairah yang nashnya menyebutkan bahwa beliau berdiri pada hari Jum’at sebelum pelaksanaan shalat Jum’at untuk memberi nasehat dan mengingatkan orang-orang layak menjadi contoh yang baik bahwa suatu bid’ah terkadang dilakukan oleh seorang ulama, namun bukan berarti ia adalah seorang ahli bid’ah. Sebelum kita lebih dalam lagi untuk menjawab pertanyaan ini, maka aku katakan: Pertama, yang dimaksud dengan ahli bid’ah adalah orang yang kebiasaannya melakukan bid’ah dalam agama. Bukanlah termasuk ahli bid’ah orang yang (hanya) melakukan satu bid’ah, meskipun pada kenyataannya ia melakukan bid’ah tersebut bukan karena lupa, tetapi karena hawa nafsu. Meskipun demikian yang seperti ini tidaklah dinamakan ahli bid’ah. Contoh yang paling dekat dengan hal ini adalah seorang hakim yang zhalim terkadang berbuat adil pada beberapa keputusan hukum, namun tidak dikatakan bahwa ia seorang hakim yang adil. Sebagaimana halnya seorang hakim yang adil terkadang berbuat zhalim dalam bebarapa keputusan hukumnya, namun tidak dapat dikatakan bahwa ia adalah seorang hakim yang zhalim. Hal ini menguatkan kaidah fiqh Islam bahwa “seseorang itu dihukumi berdasarkan perkara yang dominan padanya, baik berupa kebaikan maupun keburukan.”
Jika kita sudah mengetahui hakikat tersebut, maka kita mengetahui siapakah yang disebut ahli bi’dah, dimana ada dua persyaratan agar seseorang dikatakan sebagai ahli bid’ah:
- Ia bukanlah seorang mujtahid, namun seorang pengikut hawa nafsu.
- Berbuat bid’ah merupakan kebiasaannya.
Jika kita mengambil dua syarat tersebut, kemudian kita aplikasikan pada atsar Abu Hurairah sebelumnya, niscaya kita dapati bahwa kedua syarat ini tidaklah terdapat dalam diri Abu Hurairah. Kita katakan, perbuatan beliau benar merupakan bid’ah, karena ia menyelisihi Sunnah –dan akan datang penjelasannya-, namun kita tidak katakan bahwa Abu Hurairah sebagai seorang ahli bid’ah.” (Silsilah al-Huda wan Nuur, kaset no. 785)
Ketiga : Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad
Beliau berkata, “Tidak semua orang yang melakukan bid’ah secara otomatis menjadi ahli bid’ah. Hanyalah dikatakan ahli bid’ah bagi orang yang telah jelas dan dikenal dengan bid’ahnya. Sebagian orang sangat berani dalam pembid’ahan sampai-sampai men-tabdi’ orang yang memiliki kebaikan dan memberi manfaat yang banyak bagi masyarakat. Sebagian orang menyebut setiap yang menyelisihinya sebagai ahli bid’ah.” (Sebagaimana yang beliau sampaikan di masjid Nabawi pada malam Rabu, tanggal 12 September 2005, tatkala menjelaskan Sunan at-Tirmidzi.)
Kami sangat berharap Asy-Syaikh Robi’ dalam menghukumi Radiorodja juga mengikuti manhaj para ulama kibar, yaitu dengan menerapkan kaidah muwazanah menimbang antara kebaikan dan keburukan. Karena jika manhaj muwazanah tidak diterapkan maka akhirnya akan menimbulkan tabdi’ yang membabi buta tanpa kendali, sebagaimana yang terjadi pada saudara-saudara kita pengagum dan pengikut Syaikh Robi al-Madkholi. Akhirnya…
– Merekapun saling mentahdzir dan mentabdi’ hanya karena permasalahan sepele. Sehingga berulang-ulang mendatangkan syaikh dari luar negeri untuk berdamai, namun akhirnya terulang lagi
– Bahkan akhirnya syaikh merekapun mentabdi’ murid-muridnya..
– Dan muridnya pun tidak mau kalah, akhirnya syaikhnyapun ia balas tahdzir
– Demikian juga timbul tahdzir dan tabdi’ berantai yang mengakibatkan tali persaudaraan terputus, nilai ukhuwwah ternodakan, gembira jika saudaranya ditahdzir… (baca kembali artikel “Salah Kaprah Tentang Hajr (Boikot) Terhadap Ahlul Bid’ah (Seri 6): Tahdziir dan Tabdii’ Berantai Ala MLM (Awas Sururi!!)”)
Kedua : Penganalogian Syaikh Robi’ terhadap Dua Hal yang Berbeda (Qiyaas Ma`al Faariq)
Syaikh Robi’ menjadikan dalil untuk mentabdi’ hanya karena satu kesalahan dengan sikap para ulama terhadap Ya’qub bin Syaibah. Sehingga hal ini dijadikan kaidah untuk menghantam dan membid’ahkan Radiorodja !!!.
Adapun sebab Ya’qub bin Syaibah dinyatakan sebagai mubtadi’ adalah karena bid’ah yang ia lakukan berkaitan dengan bid’ah aqidah dan menyangkut iman atau kufur. Yaitu Ya’qub bin Syaibah melakukan bid’ah waqf (tawaqquf) dalam masalah al-Qur’an, dan ia melakukan bid’ah ini di zaman fitnah Kholqul Qur’an yang disebarkan oleh Jahmiyah bahwasanya al-Qur’an adalah makhluq. Dan jahmiyah dikafirkan karena pernyataan mereka al-Qur’an adalah makhluq. Sementara Ya’qub bin Syaibah tidak tegas membantah Jahmiyah dan juga tidak tegas menyatakan pernyataan Ahlus Sunnah bahwa Al-Qur’an Firman Allah bukan makhluq.
Adz-Dzahabi berkata dalam pada biografi Ya’qub bin Syaibah bin As-Sholt Al-Bashri (wafat 270 H) :
وقَالَ عَبْد الرَّحْمَن بن يحيى بن خاقان: أمر المتوكل بمسألة أَحْمَد بْن حنبل عمّن يتقلّد القضاء. قَالَ: فسألته، حَتَّى قلت: يعقوب بْن شَيْبَة؟ فقال: مبتدع صاحب هوى.
قَالَ أبو بَكْر الخطيب: وصفه بذلك لأجل الوقف، يعني يقف فِي القرآن فلا يقول: مخلوق ولا غير مخلوق.
“Abdurrahman bin Yahya bin Khaqoon berkata : Al-Mutawakkil (kholifah) memerintahkan untuk bertanya kepada Ahmad bin Hambal tentang siapakah yang pantas menjadi Hakim. Akupun bertanya kepadanya hingga aku berkata : “Ya’qub bin Syaibah?”. Imam Ahmad berkata, “Ia adalah mubtadi’, pengikut hawa nafsu”
Abu Bakr Al-Khothiib (Al-Baghdaadi) berkata : Al-Imam Ahmad mensifatinya demikian dikarenakan sikap tawqqufnya, yaitu ia tawaqquf dalam permasalahan al-Qur’an, sehingga ia tidak berkata : Al-Qur’an makhluq dan juga tidak mengatakan Al-Qur’an bukan makhluq” (Taarikh Al-Islaam 6/451, lihat juga Taarikh Bagdaad 16/410)
Tentunya merupakan hal yang keliru jika kita menyamakan semua bid’ah dalam satu manzilah/kedudukan. Lantas, sekarang marilah kita menerapkan fatwa (berita gembira) dari Syaikh Robii’ ini terhadap Radiorodja.
– Bid’ah apakah yang telah dilakukan oleh Radiorodja??!!
– Apakah bid’ah tersebut berkaitan dengan aqidah??!!
– Apakah kalau seandainya bid’ah dalam aqidah maka apakah aqidah yang prinsip/pokok seperti permasalahan penciptaan Al-Quran?, ataukah tidak sampai pada permasalahan pokok ??!!
Ketiga : Ustadz Yazid hanya jubahnya yang salafi
Disebutkan dalam fatwa :
ذكر الشيخ أنه مجرد يلبس لباس السلفية ولا يرضى الشيخ أن يقال بأنه سلفي سلفي مزعزع
“Asy-Syaikh Rabi’ menyatakan bahwa Yazid hanya sekedar memakai baju salafiyyah. Beliau tidak ridho kalau dikatakan Yazid adalah salafi, ataupun salafi goncang”
Begitu kerasanya Asy-Syaikh Robi’ sehingga beliau tidak rido jika Al-Ustadz Yazid dikatakan sebagai salafy goncang !!!. Padahal “salafy goncang” itu sudah merupakan celaan yang keras, ternyata itupun tidak diridoi oleh Asy-Syaikh Robi??. Lantas vonis terhadap ustadz Yazid apakah yang diridoi oleh Asy-Syaikh al-‘Allaamah Imam al-Jarh wa At-Ta’dil Robi’ al-Madkholi??
Kalau para ustadz pemateri Radiorodja ditabdi’ oleh Asy-Syaikh Robi’, maka bagaimana lagi dengan tokoh Rodja Yazid bin Abdil Qodir Jawas??.
Apakah syaikh Robi’ pernah melihat Ustadz Yazid Jawas??, mendengar ceramahnya?…tentunya vonis dari Asy-Syaikh Robi’ ini berdasarkan informasi dari para nara sumber yaitu para ustadz yang mulia (Al-Ustadz A-Fadhil Luqman Ba’abduh cs), Allahul Musta’aan. Semua perkataan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Bukan hanya orang awam yang akan disidang oleh Allah pada hari kiamat, para ustadz nara sumber, dan sang mufti tentunya juga akan disidang…apalagi fatwa yang menimbulkan keresahan (meskipun menggembirakan para nara sumber)!!!
KELIMA : Syaikh Abdurrozaq Ditipu Ataukah Syaikh Robi’??
Dalam fatwa disebutkan :
ما يتعلق بإشراف الشيخ عبد الرزاق البدر على الإذاعة
ذكر الشيخ أنه لا يكون مبررا للاستماع إليها وأنه مخدوع لهؤلاء (التراثيين)
“Yang berkaitan dengan Asy-Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr yang mengawasi/membimbing Radiorodja.
Asy-Syaikh Rabi’ menyebutkan bahwa hal ini tidaklah menjadi pembenaran untuk mendengarkan Rodja. Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq tertipu dengan mereka (para turatsiyyin)”
Syaikh Abdurrzzaq sudah hampir 4 tahun memberi ceramah di Radiorodja dua kali dalam seminggu, dan beliau juga sudah 3 kali ke Indonesia memberi ceramah langsung di Indonesia. Saya rasa sungguh bodoh sekali jika dalam waktu yang lama seperti ini dengan seringnya pengisian yang lumayan banyak, ternyata Syaikh Abdurrazzaq masih saja tertipu !!!.
Saya tidak tahu apakah para ustadz Rodja dan para krunya yang pandai berbohong ataukah Asy-Syaikh Abdurrozzaq yang kebangetan terlalu mudah sekali dibohongi.
Mengatakan Asy-Syaikh Abdurrazzaq ditipu selama bertahun-tahun, saya rasa ini adalah tidak pantas. Kenapa Asy-Syaikh Robi’ tidak langsung saja memvonis bahwa Syaikh `Abdurrozzaq adalah Turotsi dan/atau manhajnya berbeda (menyimpang)?
Yang saya kawatirkan adalah sebaliknya justru Asy-Syaikh yang telah tertipu, antara lain oleh pengikutnya !!
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 3-12-1434 H / 8 Oktober 2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com
Alhamdulillah,….kritis dan mencerahkan !!
Padahal baru aja SEmalam Kawan Bilang Klo Radio Rodja & Ustd Yazid termasuk Salafi Garis Keras jd Kudu harus Hati2 (Kata kawan) Memang Sempat Ragu jg sih mendengar Perkatan Kawan,Apalagi Kawan Tau klo Sy lg Baca2 Buku karyanya
Ustd. Yazid
Dan Alhamdulillah Dapat Penjelasan dari Ustd.Firanda
Jazakalloh Khoiron Katsiron ya Ustd (Like This).
alhamdulillah….mantappp bgt… keraguan dan penasaran di hati sdh terobati
Apa semua ahlu sunah harus ikut fatwanya satu imam ahlu sunah saja ? imam safii saja, imam hambali saja. apa harus nurut fatwa Syaikh itu dan ini saja. Model paksaan pernah lho menerpa LJ tahun 2000an. Syaikh itu berfatwa fardhu ‘ain ya harus fardhu ‘ain.. fatwa syaikh utsaimin, fatwa syikh muhsin jangan disebarkan.. Dan ente- ente harus ikutan fatwa ini…. ga.. ikutan… hizbiyyun. Katanya mantan- mantan panglima, .. wakilnya, komandannya,. pasukannya…dah pada merenung..ee tanpa sadar … siapa tahu nanti muncul LJ jilid 2..
5. Apa semua ahlu sunah harus ikut fatwanya satu imam ahlu sunah saja ? imam safii saja, imam hambali saja. apa harus nurut fatwa Syaikh itu dan ini saja. Model paksaan pernah lho menerpa LJ tahun 2000an. Syaikh itu berfatwa fardhu ‘ain ya harus fardhu ‘ain.. fatwa syaikh utsaimin, fatwa syikh muhsin jangan disebarkan.. Dan ente- ente harus ikutan fatwa ini…. ga.. ikutan… hizbiyyun. Katanya mantan- mantan panglima, .. wakilnya, komandannya,. pasukannya…dah pada merenung..ee tanpa sadar … siapa tahu nanti muncul LJ jilid 2..
sebagai orang awam yg baru kenal sunnah. Saya cuma ingin bilang Alhamdulillah, Allah subhanahu wata’ala telah memberikan hidayah kepada saya melalui radio rodja.
Bismillah, tubuh yg lemah akan rentan sekali terhadap penyakit,jika tidak ada obat maka sakit lah ia. namun dengan obat ia akan sembuh insyaallah, seiring waktu maka kekebalan tubuh meningkat meski penyakit datang bertubi tubi tubuh akan bisa mengatasi nya,
orang awam laksana tubuh yg lemah,
ilmu/penjelasan laksana obat,
Barang siapa di beri kebaikan oleh Allah maka ia akan di paham kan agama nya
Ya Allah tambahkan lah aku ilmu dan pemahaman
Semoga Allah segera mengangkat fitnah dan perselihan yang menimpa dakwah salafiyah dari muka bumi. Amin.
Bismillah.
Assalaamualaikum
allahamdulillah….. peneningnya pikiran dan panasnya telinga ini akhirnya terobati…
Barakallahufiikum
terobati sudah
Alhamdulillah sudah ada penjelasan yang ILmiah
semoga allah menjaga ust.firanda
barokallahu fikum
Lanjutkan ya ustadz, semoga syaik Rabi’ menyadari kekeliruannya, akibat narasumber yang mengikuti hawa nafsu.
ALLAAHU AKBAR
bismillah, ust firanda yang mulia ketahuilah saya juga merupakan pendengar radio rodja dan saya yakin syaikh robi’ yang ditipu, akan tetapi menurut kacamata saya ustadz dalam menulis tampak sedikit emosi, khawatirnya justeru ustadz merendahkan syaikh robi’, dan menjadi bumerang untuk ustadz. kalau boleh usul, coba ustadz layangkan surat kepada syaikh robi’ atau berdiskusi langsung dan mengingatkan seandainya beliau ada kelasahan, dan ustadz saya nilai terlalu cepat menulis tantang syaikh robi’. afwan kalau ana salah. wallahu a’lam bishowab
Alhamdulillah ‘ala kulli hal….
Semoga Alloh segera menghentikan perselisihan ini. Maju terus radio Rodja.
Afwan, kalo ana perhatikan fatwa Syaikh Robii’ Al-Madkholi tsb kok banyak kejanggalan
1- Jika dibandingkan text arabnya d terjemahan banyak yg ditambah-tambahkan.
2- Itu bukan perkataan syaikh secara langsung tapi kesimpulan yg ane belom tau siapa yg menulis, meski di nyatakan dibacakan telah dibacakan di hadapan syaikh.
3-Kebanyakan menggunakan kata ganti/dhamir,
sehingga kalo kita tidak tau pertanyaan apa yg sebenarnya diajukan maka kita juga tidak bisa tahu konteks apa dan siapa yg sebenarnya dibicarakan.
Alhamdulillah…
lanjutkan ustadz….
keturunan ustadz pendiri laskar jihad ini memang dari dulu gak berubah…
pendirinya udah diam, keturunannya tetep aja. Dakwah salaf terus bersatu, sedang mereka terus bercabang seperti akar serabut…
Alhamdulillah…saya setuju dengan judul diatas bahwa benar ini “kabar gembira” Bagi para pengikut sunnah bagi mereka yang benar-benar diatas manhaj salaf bagi mereka yang setia mendengarkan kajian melalui Radio Rodja & TV Rodja dan Radio lain yang semisal, Karena Fatwa ini telah membuat terang siapa yang sesungguhnya yang menyebabkan perselisihan, siapa sesungguhnya yang mentahdziir membabibuta, siapa yang salah menerapkan Tahdziir (saya sependapat dengan Al Ustadz Firanda sebagaimana yang telah beliau jelaskan diatas “kalaupun benar Rodja menerima dana dari bantuan Ihyaa At-Turoot dan sebagian ulama telah berfatwa bolehnya menerima bantuan tsb. dan seandainya itu salah tentulah ini bukan masalah pokok sehingga tidak otomatis mengeluarkan rodja dari manhaj Salaf)
– Semoga Allah membuka mata hati Syaikh Robii’ Al-Madkholi yang telah berfatwa demikian saya berhusnuzon bahawa beliau berfatwa demikian hanya dari informasi sepihak dari para ustadz yang memang tidak senang dengan Radio & TV Rodja
-Terakhir semoga Allah mempersatukan kembali kita semua diatas Manhaj Salaf..
Barakallahufiikum
Semakin ngawur perkataan mereka saya berharap manusia semakin tahu hakikat dakwah mereka.
Dan manusia semakin menjauh dr cara berdakwah yg ngawur spt ini dg cr mencaci maki dg membabi buta.
Allahul Musta’an
Semoga Allah memberkahi Ust Firanda yg telah lebih menggamblangkan sumber fitnah dakwah salafiyah di Indonesia yang telah muncul sejak Laskar Jihad (Ust) Ja’far Umar Thalib sampai hari ini.
Kita memohon kepada Allah untuk menyelesaikan fitnah ini.
Penjelasan yang sangat gamblang ust.
jujur ana selalu mendapat faedah dari ust firanda baik dalam bentuk tulisan,kajian langsung, rekaman mp3, dan video ceramh2 pendek maupun full.
Barakallahu fikum ust.
1. Kenapa kita tidak bertanya kepada mereka yg menuduh Radio Rodja adalah Hisbi.
Padahal mereka menggunakan Masjid Fatahillah yg notabene milik DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA…padahal DDII adalah :
1. Bukan organisasi milik pemerintah.
2. Para pengurusnya tidak semuanya bermanhaj Salaf…berarti mereka juga berkumpul kumpul dengan umat islam yg masih mempertahankan bid’ah. Mungkin saja sebagian dari pengurus DDII setuju apabila ATTUROTS memberi dana kpd mereka ??
subhannallah
barakallahufiikum
Dulu saya pernah anti terhadap Radio Rodja maupun pengisinnya, sekarang Alhamdulillah semakin mencintainya, celaan terhadapmu menjadikan aku ingin mendengarkannya, teruslah mengudara Radio Rodja dan Rodja Tv, siaranmu dinanti banyak orang, jangan takut celaan sang pencela, pada saatny nanti kebenaran akan Alloh tampakkan.
Jazakallahu khairan, bantahan yang mencerahkan ustadz, agar orang awam tidak tertipu. semoga para jama’ah tahdzir segera bertobat terhadap kesalahannya.
“Baarokallohu fiikum..!”
Sy ucapkan bagi Antum semua yg berharap & berdoa agar perselisihan di antara Salafiyyiin segera berakhir..
Baarokallohu fiik Syaikh Abu Abdul Muhsin.
Alhamdulillah jadi tercerahkan terhadap tuduhan mengenai radio rodja.
Mudah-mudahan Alloh memberikan kepada antum ilmu yang bermanfaat dan diberikan kemudahan untuk mendakwahkannya kepada umat.
Alhamdulillah. Jazakumullahukhairan kami sampaikan kpd Ustadz Firanda atas penjelasan ilmiyahnya.
Sebenarnya kita sudah tahu siapa biang kerok kekisruhan di antara dai salafi. Cuma kita tidak bisa memberikan argumen ilmiyah sbgmn Ustadz.
Di hati kami cuma berharap semoga Allah tampakkan kebenaran, dan angkat serta lindungi siapa-siapa yang di atas kebenaran.
Satu hal yang bisa kita jadikan pelipur hati kita bhw “semua perkataan akan dimintai pertanggung jawabannya”, maka para pembisik Syaikh Robi’ bersiaplah utk mempertanggungjawabkan akibat ulah lisan kalian kelak di persidangan Allah Ta’ala.
Kpd para pembisik Syakh Robi’, ingatlah bhw krn rasa hasad lah yang menjerumuskan syaithon ke neraka. Hendaknya kalian lebih mendalami tazkiyatun nufus dan mempraktekkannya, bukan cuma sibuk mengajarkannya, agar rasa hasad kalian thd sesama dai salafi berkurang sedikit demi sedikit.
Walaupun kalian berlabel ustadz, namun syaithon yang meniupkan hasad ke dada kalian brgkali adalah syaithon kelas canggih selevel ustadz atau selevel syaikh sehingga kalian masih bisa tertipu dan akhirnya menuruti nafsu hasad kalian.
Bertaqwalah kpd Allah wahai para ustadz pembisik Syaikh Robi’.
Itu yang suka tahdzir2an hidupnya di hutan kali ya ?? apa ga liat kuburan uje jadi tempat minta2, apa ga liat manusia2 syi’ah sudah mulai merangsek indonesia ?? sekali2 kayaknya rodja harus ngundang syaikh rabi di dampingi syaikh abdurrazaq, biar syaikh rabi ga ketipu terus sama ‘narasumber’ …
alhmamdulillah.., tulisan yg bisa menjadi penyeimbang.
sebaiknya beberapa ust. senior(ust. Jawa, ust. Aun, ust.jaenal….) dan sut. Firanda, ust. Abu qotadah, ust. Badru… , menyempatkan diri untuk meminta klarifikasi atas fatwa syaikh Rabi’. Tidak tertutup kemungkinan telah terjadi salah informasi atau berita tak berimbang yang masuk kepada syaikh Rabi’. Atau telah terjadi fatwa palsu atas nama syaikh Rabi’
Alhamdulillah… artikel yang mencerahkan ustadz,lanjutkan dakwahmu RadioRodja yang mentahzir cuma seorang ulama dan segelintir pengikutnya,mereka menganggap kalau ngaji sama mereka baru dikatakan salafy.
استوصوا بأهل السنة خيرا فإنهم غرباء
Sungguh kiranya hanya kepedihan dalam hati saya pribadi tatkala mendengar radio rodja sampai dikatakan demikian, saya jujur tidak mengerti karena kurangnya ilmu agama saya, akan tetapi saya hanya bisa menilai dengan apa yang saya rasakan manfaatnya,
Saya mengenal Islam lengkap beserta sunnahnya salah satunya ya dari radio Rodja (tentunya dengan Taufiq dari ALlah), cukup lama saya bergelimang dengan keburukan dan kerusakan yang saya anggap baik karena butnya mata saya dari Agama Allah sehingga saya tak mengenal kata halal dan haram, perintah dan larangan, sehingga ya wajar shalatpun cuman setahun sekali kalo pas lebaran (Semoga Allah mengampuni saya dan saya memohon pada Allah agar Dia menjauhkan saya dari ketergelinciran yang serupa), Tapi Alhamdulillah saya di beri kesempatan oleh Allah untuk sekali mendengarkan radio rodja, ketika saat itu iman saya sedang hancur”nya, dan setelah saya mendengar beberapa kali radio rodja (Dengan Izin Allah) Alhamdulillah akhirnya sinaran hidayah itu menerpa hati kelam saya. belum pernah selama saya hidup saya bisa menangis sangat keras sampai” teman” di kosan saya menganggap saya telah gila akan tetapi nyatanya tangisan itu membuat hati saya menjadi seakan menemukan muara dan peraduannya, sejak saat itu saya mulai kembali menyusun bangunan hidup sayayang telah luluh lantah dengan harapan agar Allah mengampuni saya dan menjadikan saya orang yang di terima taubatnya.
ini adalah penialain saya terhadap rodja yang saya timbang dari apa yang saya rasakan, saya tidak tendensi dengan tahdzir dll karena memang nyatanya saya tidak mengerti apa itu tahdzir dsb,(semoga dengan berjalannya waktu saya bisa memahaminya)
Mereka telah menyetir fatwa Syaikh Rabi’, dengan informasi dusta ttg Radio Rodja
manusia akan mendapat ujian fitnah.Dan orang-orang yang berilmu pun juga diuji oleh fitnah.
Bertobatlah wahai asatidzah yg hobi mentahdzir, jgn kalian ikuti hawa nafsu kalian. Ikutilah ulama kibar dan jangan kalian pilih2 ulama yg cocok dengan hawa nafsu kalian. Takutlah akan dosa pemecah belahan umat krn ulah kalian
masya allah…ternyata hasad itu bisa menerpa tanpa pandang bulu dari orang biasa sampai ulama. kalau rodja udah diboikot siapa lagi yang akan menjelaskan kesyirikan, bid ah dan bahanya syiah.dahwah mundur lagi 15 tahun.maju terus…
Assalamu’alaikum..
Maaf, saya mau komentar sedikit, tapi dari sisi yang berbeda, yaitu berdasarkan tulisan ustadz firanda tersebut, mengenai berfatwa untuk semua umat, tetapi sumber fatwanya tersebut tidak mengetahui atau tidak melihat secara langsung dari kondisi umat itu sendiri, tetapi hanya gambaran dari beberapa orang saja, apalagi beliau tidak bisa berbahasa Indonesia. Menurut saya atau logika yang sehat, itu tidak cerdas tidak punya pemikiran yang matang, tidak punya nalar yang baik dan membuat sekat-sekat atau kelompok dalam islam, karena beliau berfatwa atas dasar pendapat kelompoknya sendiri. Apalgi beliau mengatakan orang awam tidak boleh mendengarkan radio rodja. Pertanyaannya lagi, apakah beliau ingin menghilangkan atau tidak ridho terhadap hidayah yang diberikan Allah kepada orang-orang, yang kebetulan melalui perantara ceramah ustadz-ustazd di radio rodja, yang saya tau orangnya banyak sekali, yang dulunya begitu rusak aqidahnya termasuk syirik, rusak moralnya, dsb, hingga sekarang menjadi baik. Kalau menurut saya, masih banyak ladang dakwah yang perlu ditanamkan dimasyarakt Indonesia ini, mungkin hampir seratus persen yang belum mengenal sunnah, termasuk banyaknya ustadz2 yg menyerukan kepada kesyirikan, lantas kenapa radio rodja yang didakwahi. Saya tidak membahas benar atau salahnya radio rodja, masalah itu ada diartikelnya ustadz firanda. mohon maaf kalau ada yang salah.
Yaa Allah selamatkan Syaikh Rabi bin Hadi hafizhahullah dari makar pak Luqman CS, Yaa Allah bongkarlah makar Pak Luqman Had**diy perusak dakwah ahlussunnah..Yaa Allah hancurkan barisan haddadiyah pak Luqman..aamiiin..
mantaap…..
Smoga Allah tampakkan yg haq dan yg bathil
Dan siapa orang2 yg menyembunyikan yg haq
alhamdulillah
yaallah berilah kecintaan dalam hati kami kepada keimanan dan hiasilah hati kami dengannya dan berilah kedalam hati kami kebencian terhadap kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan, sesungguhnya Engkau lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus.
amin…
Subhanallah….baarakallaahu fiik, hafidzakallaahu.
Barakallahufiik yaa ustad.
Semoga Allah selalu memberikan keluasan ilmu, kesabaran, kesehatan dalam berdakwah.
good job Ust.Firanda,jazakallahikhoir
Yth.Al-Ustadz Al-Fadhil Luqman Baa’abduh
Jika ada hal yang dinilai menyimpang dari Rodja. alangkah baiknya jika diutarakan kepada
tim/ustadz di rodja. sehingga dapat dilakukan koreksi,yang demikian lebih produktif dibanding proaktif menebar berita profokatif
meruncingkan perselisihan.
Semoga pengikut sunnah bersatu sebagaimana Salafusshalih..
itulah manhaj mereka. manhaj tahdzir. tiap hari kerjaannya tahdzir sana sini, apa kajian begini yang harus diikuti? apa dengan dakwah seperti itu orang awam menjadi tertarik pada manhaj salaf? ingat setiap jarh (tahdzir)dapat di terima/menjadi hujjah. contoh tahdzir yang tidak bisa diterima ya seperti ini. tahzir berlandaskan benci dan membabi buta (ngawur)
Model tahdzir serampangan menyebabkan kebingungan banyak orang tapi mungkin juga membingungkan mereka sendiri :
1. Dulu ada model jihad tanpa bendera pemerintah, mereka sangat pede jihadnya syar’i, karena ada fatwa dari syaikh ( bisa jadi informasi ke syaikh waktu itu tidak menyeluruh sehingga syaikh berfatwa fardhu ‘ain, hati- hati loo meminta fatwa tanpa tahu global permasalahan). Yang tidak bergabung bahkan mengkritik mereka adalah hizbiyyun, sururiyyun. Lho sekarang beliau- beliau panglimanya, wakilnya, Ketua Dewan, anggota dewannya, komandannya satu suara jihad harus dengan pemerintah…. Ya biar ga ketahuan dulu- dulunya.. Dah seperti ini sempat- sempatnya nuduh- nuduh sururi , bingung semua kan?
2. Dulu dengan pedenya berdemo syar’i di depan istana Negara bawa- bawa senjata. Tanya aja sama beliau- beliau panglimanya, wakilnya, Ketua Dewan, anggota dewannya, komandannya, pasukannya mereka masih sehat ko sekarang. Yang tidak bergabung bahkan mengkritik mereka adalah hizbiyyun, sururiyyun. Sekarang beliau – beliau getol wanti- wanti sama orang – orang jangan demo jangan cela pemerintah muslim ( dengar tuh ceramah ustadz gresik yang ngisi masalah demo- demoan di pendopo banjarnegara.. karena pernah jadi saksi hidup.. ). Ya biar ga ketahuan dulu- dulunya.. Dah ketika dulu mereka pada demo sempat- sempatnya nuduh- nuduh sururi pada da’I yang tidak demo, bingung semua kan?
Dari awal sy perhatikan jama’ah tahdzir
Sejak saat itu saat lbh baik menghindari mereka
Toh, faidah apa yg bs sy petik illa wa illa tahdzir faqath, seperti Ust. Askari Al-Bughisi hafizhahullah pas sy download ceramahnya ternyata lg bahas tahdzir Ust. Yazid hafizhahullah, maka bkn’y dpt faidah malah hampir terbawa isi ceramah, alhamdulillah ada slh satu Ust. Almuni Mesir Murid Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini yg menjelaskan dg ‘adil. Dan sy lbh pro pd beliau hafizhahullah krn latar belakangnya bkn Saudi bkn pula Yaman
Maka semenjak itu sy baru sdar kubu salaf terpecah. Meskipun beliau diragukan manhajnya olh sebagian asatidz yg blm mengenalnya.
Namun alhamdulillah kredibilitas beliau dpt dipercaya dg manhaj salafnya yg haq.
Pd akhirnya sikap keras yg tdk pd tempatnya tdk akan diperhatikan umat, terlebih lg masa ini sdh masuk tahap akhir zaman, dmn manusia lbh byk yg rusak dr sisi aqidah.
Sy tetap dukung Rodja krn faidah’y sgt bermanfaat sekali bagi keluarga dan kerabat sy. Jangkauan’y luasa & mudah & acara’y ilmiah.
Kadang suka terbetik suu’zhan thd jama’ah tahdzir, apakah mereka khawatir kehabisan mad’u atau ingn’y rakyat RI jd mad’u-nya mereka sja yah !!! Wallahu a’lam wal Musta’aan.
ada juga nih stad blog yang membantah mereka
http://predatortukpencarialhaq.wordpress.com/
Model tahdzir serampangan menyebabkan kebingungan banyak orang tapi mungkin juga membingungkan mereka sendiri :
1. Dulu ada model jihad tanpa bendera pemerintah, mereka sangat pede jihadnya syar’i, karena ada fatwa dari syaikh ( bisa jadi informasi ke syaikh waktu itu tidak menyeluruh sehingga syaikh berfatwa fardhu ‘ain, hati- hati loo meminta fatwa tanpa tahu global permasalahan). Yang tidak bergabung dengan mereka adalah hizbiyyun, sururiyyun. Lho sekarang beliau- beliau panglimanya, wakilnya, Ketua Dewan, anggota dewannya, komandannya satu suara jihad harus dengan pemerintah…. Ya biar ga ketahuan dulu- dulunya.. Dah seperti ini sempat- sempatnya nuduh- nuduh sururi , bingung semua kan? Bersambung …
Model tahdzir serampangan menyebabkan kebingungan banyak orang tapi mungkin juga membingungkan mereka sendiri :..
2. 2. Dulu dengan pedenya berdemo syar’i di depan istana Negara bawa- bawa senjata. Tanya aja sama beliau- beliau panglimanya, wakilnya, Ketua Dewan, anggota dewannya, komandannya, pasukannya mereka masih sehat ko sekarang. Yang tidak bergabung dengan mereka adalah hizbiyyun, sururiyyun. Sekarang beliau – beliau getol wanti- wanti sama orang – orang jangan demo jangan cela pemerintah muslim ( dengar tuh ceramah ustadz gresik yang ngisi masalah demo- demoan di pendopo banjarnegara.. karena pernah jadi saksi hidup.. ). Ya biar ga ketahuan dulu- dulunya.. Dah ketika dulu mereka pada demo sempat- sempatnya nuduh- nuduh sururi pada da’I yang tidak demo, bingung semua kan? Bersambung…
Model tahdzir serampangan menyebabkan kebingungan banyak orang tapi mungkin juga membingungkan mereka sendiri :..
3.3. Kata mereka ; “Awal jihad kami dalam koridor syar’i tapi lama kelamaan banyak timbul kesalahan- kesalahan”. Ehmm..Dari awal sudah jihad tanpa pemerintah, mau jihad demo dulu bukankah dari awal langkahnya ga syar’i, tapi dengan pedenya mengaku syar’i, bingungkan ? sudah gitu sempat- sempatnya mereka lempar handuk sururi kepada da’I yang tidak ikut- ikutan. Mbingungi khan? tanya aja ma ustdadz dari gresik yang ceramah di pendopo banjarnegara tentang jihad syar’i. Bersambung….
Model tahdzir serampangan menyebabkan kebingungan banyak orang tapi mungkin juga membingungkan mereka sendiri :
4. 4. “Demikian pula kami mengharapkan arahan dari fadilatus Syaikh tentang pendirian stasiun Televisi milik kami, karena ikhwan-ikhwan kami dan para pecinta kami memiliki kemampuan untuk mendirikan stasiun televisi”. Mbok yao.. mau bikin TV dakwah ahlu sunah.. jangan cari- cari fatwa tuk membunuh tv ahlu sunah lainnya lainnya, .. kelihatan ..irinya lho Kalau mau barengan kan enak. Saling melengkapi, saling berbagi sebagaimana sayap pesawat walaupun tidak harus satu tempat tapi sayap- sayap itu sangat diperlukan. Gimana kalau sayap sebelah ngiri dan ngeyel ; “ tolong sayap sebelah sana bongkar aja biar saya saja yang jadi sayap di sini”. Ee.. sayap ini egois banget emang dia aja bagian dari pesawat. Emang dia aja yang paling benar jadi sayap peawat? Saya yang paling jitu jadi sayap, sayap lainya ga panteslah. masa pesawat sayapnya hanya satu sisi. Ya njomplang lah.. hancur tuh pesawat kalau ada sayap model model gini. Kalau mau buat radio biar dapat di dengar penduduk bumi .. ya buat aja.. ngapain yang dah ada.. dan bagus.. disuruh mundur.. . jangan jangan nanti ada si dai anu ustadz fulan yang konsen sama ahlu sunnah dan punya pesawat terbang bawa haji ke mekkah.. dicari deh.. fatwa kesana kesini…supaya pesawat terbang itu hizbi… kurang kerjaan aajaa..
Maafin ana ya kalau banyak omong. Ahlu sunah bersatulah.. itu harapan dan doa ana.. semua dah ada yang ngatur.. Sabar dan tawakallah.
assalamualaikum, saya penggemar radiorodja dan rodja tv. alhamdulillah sekarang saya mengetahui manhaj dan aqidah yang benar karena adanya rodja.
jazakallah khoir wa barokallahu fiik….
alhamdulillah….mudah mudahan segera Allah angkat fitnah ini.
bagi yg baru kenal da’wah salafiyyah mungkin akan terkecoh dg tulisan ilmiah ala firanda ini,tapi bagi yg mengenal da’wah ini di awal ’90 an insyaolloh tdk mdh terkecoh!!! karena kami bener2 kenal siapa dan seperti apakah manhaj yazid jawwas dan bersama siapakah dia bersekutu dlm da’wah nya.lalu seberapa byk kedustaan yg selama ini telah dilakukan oleh turostiun yg di saudi dg segala kelicikan nya telah byk berhasil menipu para ulama di sana…lalu bagaimana yg di sini dari mereka itu…???apakah pantas untuk dianggap stiqoh mereka ini ataukah para pemberi informasi ke syekh robi’ dari ust luqman ba’abduh bersama yg lain(yg tdk ada catatan dusta pada mereka karena informasi yg diberikan berupa bukti 2 data terekam dan falid)yg lbh stiqoh?org 2 berakal akan mudah membedakan nya!!!
Bicara yang jelas dan dengan fakta, uraikan saja fakta2 cuplikan2 ceramah, yg menjadi referensi antum tentang bhw antum tau betul siapa ustadz Yazid thn 90an. Janganlah membuat statement tanpa fakta, dgn hanya memberikan opini, itu namanya fitnah. [quote name=”abu sarah”]bagi yg baru kenal da’wah salafiyyah mungkin akan terkecoh dg tulisan ilmiah ala firanda ini,tapi bagi yg mengenal da’wah ini di awal ’90 an insyaolloh tdk mdh terkecoh!!! karena kami bener2 kenal siapa dan seperti apakah manhaj yazid jawwas dan bersama siapakah dia bersekutu dlm da’wah nya.lalu seberapa byk kedustaan yg selama ini telah dilakukan oleh turostiun yg di saudi dg segala kelicikan nya telah byk berhasil menipu para ulama di sana…lalu bagaimana yg di sini dari mereka itu…???apakah pantas untuk dianggap stiqoh mereka ini ataukah para pemberi informasi ke syekh robi’ dari ust luqman ba’abduh bersama yg lain(yg tdk ada catatan dusta pada mereka karena informasi yg diberikan berupa bukti 2 data terekam dan falid)yg lbh stiqoh?org 2 berakal akan mudah membedakan nya!!![/quote]
SubhanAlloh, hebat benar ya Abu Sarah ini. Ulama Saudi banyak yang tertipu dengan Turostiun sedangkan Abu Sarah dan konco-konconya tidak bisa ditipu. Kalau gitu, mereka lebih alim daripada para Ulama Saudi karena mereka tidak mudah tertipu. Menurut mereka, Ulama Saudi itu jahil karena tidak pandai mencari informasi yang valid. Sungguh luar biasa! Lihat pula pensucian Abu Sarah ini terhadap ustadz-ustadznya dengan mengatakan “tidak ada catatan dusta pada mereka …”. Ternyata ustadz mereka adalah manusia2 suci yang tidak mungkin berdusta. Dibela-belain sampai segitunya.
Makin tampak wajah mereka yang sesungguhnya.
untuk #abu sarah, saya katakan: Alhamdulillah, saya telah mengenal dakwah salfiyyah sejak tahun 1989, dg bimbingan para ustadz tercinta. Mengalami awal-awal dakwah salafiyah di masa itu, masa-masa perpecahan, masa-masa mubahalah di Tengaran, masa-masa laskar jihad,… alhamdulillah semakin jelas bagi saya untuk tidak tertipu dengan cara-cara berdakwah yang serampangan dan hajr sana-sini, gampang menggerakkan lidah untuk mencela bahkan lidah digerakkan untuk julukan kekafiran kpd sesama muslim yg dinilai salah atau menyimpang dari manhaj spt: al-Quraidzhi, Dajjal..dll.
Jadi apakah mereka ini jamaah tahdzir atau jamaah takfir? Wallahu’alam.
wahai firanda dan org yg mengikutix,,takutlah kepada Allah Ta’ala,,atas kelancangan kamu terhadap ulama yg hampir seluruh ulama kibar mengakui keilmuanya,,apakah kamu lupa wahai firanda dan para pengikutmu bahwa daging para ulama itu adalah racun..sungguh wahai firanda dan pengikutmu kalian telah menelan racun itu yg nanti akan mengantarkan kalian kepada kematian,,yaitu matix kalbu kalian,,siapa kamu wahai firanda ??
Segeralah bertaubat ya akhi, semoga Allah memberikan hidayah kepada antum. Mengapa cuma pake nama fake ‘ambonis’? [quote name=”ambonis”]wahai firanda dan org yg mengikutix,,takutlah kepada Allah Ta’ala,,atas kelancangan kamu terhadap ulama yg hampir seluruh ulama kibar mengakui keilmuanya,,apakah kamu lupa wahai firanda dan para pengikutmu bahwa daging para ulama itu adalah racun..sungguh wahai firanda dan pengikutmu kalian telah menelan racun itu yg nanti akan mengantarkan kalian kepada kematian,,yaitu matix kalbu kalian,,siapa kamu wahai firanda ??[/quote]
Mr.Abu,
Bukankah walaupun siapa dia kalau perkataanya menyelisihi kebenaran, kita harus tinggalkan dia walaupun dia ulama kibar, kita harus memilih alloh dan rasulnya.
Kamu lah wahai Mr.Abu yang harus takut kepada alloh untuk menjaga diri dari sifat fanatik terhadap sosok tertentu, dan akhirnya kamu sudah tanpa disadari melakukan pemujaan terhadap ulama tertentu dan telah terjatuh mengikuti para ahlul bid’ah
Hati-hati !!! hati yang keras itu sudah di susupi oleh syaiton
Hahaha… ana tertawa melihat komentar dari akh “ambonis” ini. Perkataannya sama persis dengan apa yang telah disinggung sama Akh Abul-Jauzaa dalam artikelnya. Ini alamatnya:
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2013/10/standar-ganda.html
Silakan bandingkan sendiri!!!
firanda jahil
Kami mencintai Syaikh Robi dan kami pun mencintai Ust Firanda dan Radio rodja, tapi kebenaran lebih kami cintai.
Setuju..
Setuju Abu Muhammad al jawi, kasihinilah kami…. ini, alangkah bahagia kami kalau seandai semua bias saling memaafkan… karena semua muslim itu bersaudara…
@ jamaah tahdzir,apakah hanya syaikh rabi’ hafizhahullah yang beracun dagingnya sementara daging ulama lain halal dan lezat,kalian rendahkan dan remehkan mereka seolah tidak ada kebaikan sama sekali(copy artikel seorang ustadz )
bismillah ……..ustad apakah ada ulama salaf yg mengajarkan Mentanzir apa lagi secara hantam kromo
abu ari Balikpapan
astaghfirullah…kenapa kalian yg berseberangan mudah skali mengeluarkan kata2 kasar, kotor… rasulullah, sahabat, para salafus salih, ahlussunnah tdk pernah mengeluarkan cemoohan, kata2 kotor, cacian dan makian. akan terlihat siapa sebenarnya yg tdk benar…. knp antum membenci? tdk suka? ditambahi perkataan kotor,penghinaan..apakah antum org yg mulia? kcuali antum sengaja membuat kacau situasi, yg brati antum bukan dr golongan ahlussunnah atau org yg membenci ahlussunnah.
ada yang lucu di kota purwokerto, basis besar jamaah tahdzir. mereka sering sekali dalam kajiannya mentahdzir radio rodja secara keras dan juga mentahdzir ustadz radio rodja, kajian ini disiarkan langsung oleh radio komunitas mereka “radio al-faruq” dengan gelombang 88.4 FM
tapi anehnya radio al-faruq 88.4 FM ini setiap pagi dan sore memutar rekaman dzikir pagi dan petang milik radio rodja.
ini bukan fitnah tapi kenyataan karena ana tinggal di purwokerto dan kadang mendengar siaran radio mereka. dan ana tau persis doa dzikir pagi petang itu 100% asli punya radio rodja.
mereka meludah tapi ternyata kena muka mereka sendiri…
Lukman cs, dulu dipuja skrg kabuuur ah…abis tambah ngawurrrrr sehh..