Bukti-Bukti Cinta Kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam

3235

1. Membenarkan kabar yang disampaikan dalam hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam

Diantara keimanan yang sangat urgen adalah meyakini bahwa Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam maโ€™sum (terjaga) dari kedustaan dan kebohongan, yang konsekuensi dari hari hal ini adalah pembenaran kepada semua yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam, baik khabar berita tentang masa silam, masa sekarang, ataupun berita di masa mendatang. Allah berfirman;

๏ดฟูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุฌู’ู…ู ุฅูุฐูŽุง ู‡ูŽูˆูŽู‰ู…ูŽุง ุถูŽู„ู‘ูŽ ุตูŽุงุญูุจููƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽุง ุบูŽูˆูŽู‰ ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุทูู‚ู ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู‡ูŽูˆูŽู‰๏ดพ (ู„ู†ุฌู…:1-4)

Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. 53:1-4)

๏ดฟูˆูŽู…ูŽุง ุขุชูŽุงูƒูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ููŽุฎูุฐููˆู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ู†ูŽู‡ูŽุงูƒูู…ู’ ุนูŽู†ู’ู‡ู ููŽุงู†ู’ุชูŽู‡ููˆุง ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุดูŽุฏููŠุฏู ุงู„ู’ุนูู‚ูŽุงุจู๏ดพ (ุงู„ุญุดุฑ: ู…ู† ุงู„ุขูŠุฉ7)

Apa yang datang dari Rasul kepada kalian maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. 59:7)

Lihatlah kepada derajat yang sangat tinggi yang diraih oleh Abu Bakar As-Siddiq yang beriman kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dengan keimanan yang sesungguhnya.Ia membenarkan seluruh perkataan dengan tanpa keraguan sedikitpun.

ุนู† ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง ู‚ุงู„ุช ุซู… ู„ู…ุง ุฃุณุฑูŠ ุจุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ุฃู‚ุตู‰ ุฃุตุจุญ ูŠุชุญุฏุซ ุงู„ู†ุงุณ ุจุฐู„ูƒ ูุงุฑุชุฏ ู†ุงุณ ู…ู…ู† ูƒุงู† ุขู…ู†ูˆุง ุจู‡ ูˆุตุฏู‚ูˆู‡ ูˆุณุนู‰ ุฑุฌุงู„ ู…ู† ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ุฅู„ู‰ ุฃุจูŠ ุจูƒุฑ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ูู‚ุงู„ูˆุง ู‡ู„ ู„ูƒ ุฅู„ู‰ ุตุงุญุจูƒ ูŠุฒุนู… ุฃู†ู‡ ุฃุณุฑูŠ ุจู‡ ุงู„ู„ูŠู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุจูŠุช ุงู„ู…ู‚ุฏุณ ู‚ุงู„ ุฃูˆ ู‚ุงู„ ุฐู„ูƒ ู‚ุงู„ูˆุง ู†ุนู… ู‚ุงู„ ู„ุฆู† ู‚ุงู„ ุฐู„ูƒ ู„ู‚ุฏ ุตุฏู‚ ู‚ุงู„ูˆุง ุฃูˆ ุชุตุฏู‚ู‡ ุฃู†ู‡ ุฐู‡ุจ ุงู„ู„ูŠู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุจูŠุช ุงู„ู…ู‚ุฏุณ ูˆุฌุงุก ู‚ุจู„ ุฃู† ูŠุตุจุญ ูู‚ุงู„ ู†ุนู… ุฅู†ูŠ ู„ุฃุตุฏู‚ู‡ ู…ุง ู‡ูˆ ุฃุจุนุฏ ู…ู† ุฐู„ูƒ ุฃุตุฏู‚ู‡ ููŠ ุฎุจุฑ ุงู„ุณู…ุงุก ููŠ ุบุฏูˆุฉ ุฃูˆ ุฑูˆุญุฉ ูู„ุฐู„ูƒ ุณู…ูŠ ุฃุจุง ุจูƒุฑ ุงู„ุตุฏูŠู‚ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡

Dari โ€˜Aisyah, beliau berkata, โ€œTatkala Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam isroโ€™ (dijalankan oleh Allah) menuju ke Masjdil Aqsho, maka dipagi harinya orang-orang membicarakan hal itu. Orang-orang yang tadinya beriman kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan membenarkannya murtad (keluar dari Islam). Beberapa orang dari kaum musyrikin menemui Abu Bakar dan berkata kepadanya, โ€œTidakkah engkau menemui sahabatmu (yaitu Rasulullah), dia menyangka bahwa dirinya tadi malam dijalankan ke Baitul Maqdis (Masjidil Aqsho)?โ€. Abu Bakar berkata, โ€œApakah dia mengatakan demikian?โ€, mereka berkata, โ€œIyaโ€. Abu Bakar berkata, โ€œJika ia memang mengatakan demikian maka dia telah jujur!โ€. Mereka berkata, โ€œApakah engkau membenarkan perkataannya bahwa dia tadi malam pergi ke Baitul Maqdis kemudian tiba kembali (ke Mekah) sebelum subuh?โ€, Abu Bakar berkata, โ€œIya, (bahkan) saya membenarkannya pada perkara yang lebih (aneh) dari pada perkara ini. Saya membenarkannya tentang berita yang ia terima dari langit di pagi hari atau di sore hariโ€. Oleh karena itu Abu Bakar dinamakan As-Siddhiq (yang selalu membenarkan)โ€[1]

ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุตู„ุงุฉ ุงู„ุตุจุญ ุซู… ุฃู‚ุจู„ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ ูู‚ุงู„ ุจูŠู†ุง ุฑุฌู„ ูŠุณูˆู‚ ุจู‚ุฑุฉ ุฅุฐ ุฑูƒุจู‡ุง ูุถุฑุจู‡ุง ูู‚ุงู„ุช ุฅู†ุง ู„ู… ู†ุฎู„ู‚ ู„ู‡ุฐุง ุฅู†ู…ุง ุฎู„ู‚ู†ุง ู„ู„ุญุฑุซ ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุงุณ ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡ ุจู‚ุฑุฉ ุชูƒู„ู… ูู‚ุงู„ ูุฅู†ูŠ ุฃูˆู…ู† ุจู‡ุฐุง ุฃู†ุง ูˆุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ูˆุนู…ุฑ ูˆู…ุง ู‡ู…ุง ุซู… ูˆุจูŠู†ู…ุง ุฑุฌู„ ููŠ ุบู†ู…ู‡ ุฅุฐ ุนุฏุง ุงู„ุฐุฆุจ ูุฐู‡ุจ ู…ู†ู‡ุง ุจุดุงุฉ ูุทู„ุจ ุญุชู‰ ูƒุฃู†ู‡ ุงุณุชู†ู‚ุฐู‡ุง ู…ู†ู‡ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุงู„ุฐุฆุจ ู‡ุฐุง ุงุณุชู†ู‚ุฐุชู‡ุง ู…ู†ูŠ ูู…ู† ู„ู‡ุง ูŠูˆู… ุงู„ุณู‘ูŽุจูุนู ูŠูˆู… ู„ุง ุฑุงุนูŠูŽ ู„ู‡ุง ุบูŠุฑูŠ ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุงุณ ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡ ุฐุฆุจ ูŠุชูƒู„ู… ู‚ุงู„ ูุฅู†ูŠ ุฃูˆู…ู† ุจู‡ุฐุง ุฃู†ุง ูˆุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ูˆุนู…ุฑ ูˆู…ุง ู‡ู…ุง ุซูŽู…ู‘ูŽ

Dari Abu Hurairoh berkata, โ€œRasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam sholat subuh kemudian beliau menghadap para jemaah sholat lalu berkata, โ€œTatkala seseorang menggembala seekor sapi, kemudian diapun menunggangi sapi tersebut dan memukul sapi tersebut. Sapi itupun berkata, โ€œSesungguhnya aku tidaklah diciptakan untuk ini (untuk ditunggangi), namun aku hanyalah diciptakan untuk membajak.โ€ Orang-orangpun berkata, โ€œMaha suci Allah, sapi berbicara??โ€. Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œSesungguhnya aku beriman terhadap hal ini, demikian juga Abu Bakar dan Umar beriman.โ€ Berkata Abu Hurairah, โ€œDan tatkala itu Abu Bakar dan Umar sedang tidak ada (tidak bersama mereka sholat subuh-pen)โ€. Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œDan tatkala seorang penggembala sedang menggembalakan kambing-kambingnya tiba-tiba datang serigala dan membawa lari seekor kambingnya. Maka sang penggembalapun mengejar serigala tersebut dan sepertinya dia berhasil membebaskan kambing tersebut dari cengkraman serigala. Sang serigala tersebut berkata kepada sipenggembala, โ€œEngkau telah membebaskan kambing itu dariku, maka siapakah yang akan menunggui (memperhatikan) kambing ini selain aku pada hari dimana singa datang mengambil kambing ini?[2]โ€ Orang-orangpun berkata, โ€œMaha suci Allah, serigala berbicara?โ€, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œSesungguhnya aku beriman terhadap hal ini, demikian juga Abu Bakar dan Umar berimanโ€. Berkata Abu Hurairah, โ€œTatkala itu Abu Bakar dan Umar sedang tidak hadirโ€[3]

Berkata Ibnu Hajar, โ€œKemungkinan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam mengatakan demikian (padahal Abu Bakar dan Umar tatkala itu tidak hadir-pen) karena Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam tahu akan besarnya keimanan mereka berdua dan kuatnya keyakinan merekaโ€[4]. Beliau juga berkata, โ€œโ€ฆDan kemungkinan juga beliau berkata demikian karena mereka berdua akan membenarkan khabar tersebut jika mereka mendengarnya dengan tanpa keraguanโ€[5]

Coba seandainya kita sampaikan hadits ini kepada orang-orang yang mengagungkan akal mereka, tentu kita akan dapati banyak diantara mereka yang menolak hadits ini. Mungkin diantara mereka akan ada yang berkata โ€œBagaimana hewan bisa berbicara?, mana akalnya?โ€, ataupun diantara mereka ada yang mengatakan โ€œHadits ini lemah karena tidak masuk akal, meskipun dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari!!.โ€[6]

Padahal Allah mampu untuk melakukan semuanya, jangankan hewan yang masih memiliki otak dan lisan bahkan tangan dan kakipun serta kulit yang tidak berotak dan tidak berlisan akan berbicara pada hari kiamat sebagaimana firman Allah:

๏ดฟุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู†ูŽุฎู’ุชูู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽูู’ูˆูŽุงู‡ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุชููƒูŽู„ู‘ูู…ูู†ูŽุง ุฃูŽูŠู’ุฏููŠู‡ูู…ู’ ูˆูŽุชูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽุฑู’ุฌูู„ูู‡ูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ๏ดพ (ูŠู‘ู€ุณ:65)

โ€œPada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.โ€ (QS. 36:65)

๏ดฟูˆูŽู‚ูŽุงู„ููˆุง ู„ูุฌูู„ููˆุฏูู‡ูู…ู’ ู„ูู…ูŽ ุดูŽู‡ูุฏู’ุชูู…ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุฃูŽู†ู’ุทูŽู‚ูŽู†ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูŽู†ู’ุทูŽู‚ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ู…ูŽุฑู‘ูŽุฉู ูˆูŽุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุชูุฑู’ุฌูŽุนููˆู†ูŽ๏ดพ (ูุตู„ุช:21)

Dan mereka berkata kepada kulit mereka:”Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami”

Kulit mereka menjawab:”Allah yang telah menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. 41:21)

Apakah mereka menolak ayat-ayat ini karena menurut mereka tidak masuk akal??

Berkata Ibnul Qoyyim, โ€œMaka adab yang paling tertinggi terhadap Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam adalah pasrah menerima apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam, mematuhi dan menjalankan perintahnya, menerima dan membenarkan berita yang datang dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam tanpa mempertentangkannya dengan khayalan yang batil yang dinamakan โ€œmasuk akalโ€ atau menolaknya karena syubhat atau ragu atau mendahulukan pendapat orang-orang dan kotoran-kotoran otak mereka diatas berita yang datang dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamโ€ฆโ€[7]

Di zaman sekarang ini banyak orang yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dengan alasan bertentangan dengan akal. Apakah mereka lupa bahwa Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam tidaklah berbicara kecuali dengan bimbingan Allah?? Apakah akal mereka yang lemah itu hendak mereka gunakan untuk menimbang kebenaran berita yang datang dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam??.

Penolakan terhadap hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam semakin banyak jika hadits-hadits tersebut berkaitan dengan perkara-perkara goib. Mereka yang menentang hadits-hadits Nabi tersebut mengukur kebenaran hadits Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dengan akal mereka yang lemah. Mereka mengqiaskan (mengukur) perkara yang ghoib dengan hal-hal yang mereka lihat di alam nyata. Tentunya ini adalah kesalahan yang sangat fatal karena akal yang sehatpun tidak menerima bahwa alam ghaib disamakan dengan alam nyata. Inilah yang telah menimpa para pendahulu mereka dari kalangan orang-orang musyrik yang menolak dengan akal mereka berita isroโ€™nya Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho dalam satu malam. Demikianlah syaitan senantiasa menggelincirkan umat ini dari jalan kebenaran.

Lihatlah perkataan Umar bin Al-Khottob yang telah dijamin masuk surga, yang syaitan tidak berani bertemu dengannya, yang telah diberi oleh Allah kecerdasan dan ilmu yang tinggi, lihatlah perkataan beliau:

ู‚ุงู„ ูŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู†ุงุณ ุงุชู‡ู…ูˆุง ุงู„ุฑุฃูŠ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏูŠู† ูู„ู‚ุฏ ุฑุฃูŠุชู†ูŠ ุฃุฑุฏ ุฃู…ุฑ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุจุฑุฃูŠูŠ ุงุฌุชู‡ุงุฏุง ููˆุงู„ู„ู‡ ู…ุง ุขู„ูˆ ุนู† ุงู„ุญู‚ ูˆุฐู„ูƒ ูŠูˆู… ุฃุจูŠ ุฌู†ุฏู„ ูˆุงู„ูƒุชุงุจ ุจูŠู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุฃู‡ู„ ู…ูƒุฉ ูู‚ุงู„ ุงูƒุชุจูˆุง ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… ูู‚ุงู„ูˆุง ุชุฑุงู†ุง ู‚ุฏ ุตุฏู‚ู†ุงูƒ ุจู…ุง ุชู‚ูˆู„ ูˆู„ูƒู†ูƒ ุชูƒุชุจ ุจุงุณู…ูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ูุฑุถูŠ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุฃุจูŠุช ุญุชู‰ ู‚ุงู„ ู„ูŠ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุชุฑุงู†ูŠ ุฃุฑุถู‰ ูˆุชุฃุจู‰ ุฃู†ุช ู‚ุงู„ ูุฑุถูŠุช

โ€œWahai manusia sekalian, curigailah pemikiran kalian dalam permasalahan agama[8]. Sungguh aku telah membantah perintah Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dengan pendapatku (pemikiranku) karena aku berijtihad. Demi Allah aku bersungguh-sungguh (berijtihad dengan pemikiranku itu) untuk menuju kepada kebenaran. Hal itu terjadi pada waktu kejadian Abu Jandal[9], tatkala buku di antara Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dan penduduk Mekah (yaitu orang-orang musyrik), lalu Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œTulislah Bismillahirrohmanirrahim!โ€, mereka berkata, โ€œApakah engkau mengira kami telah membenarkan engkau (adalah utusan Allah)?, tapi engkau tulis saja โ€œBismikallahummaโ€. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam rela dengan hal itu, adapun aku tidak setuju, hingga Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata kepadaku โ€œEngkau melihat aku telah ridha (setuju) lantas engkau enggan?โ€. Umar berkata, โ€œMaka akupun relaโ€[10]

Ungkapan seperti ini juga diucapkan oleh para sahabat yang lain, diantaranya Sahl bin Hunaif, beliau berkata:

ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู†ุงุณ ุงุชู‡ู…ูˆุง ุฃู†ูุณูƒู… ูุฅู†ุง ูƒู†ุง ู…ุน ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠูˆู… ุงู„ุญุฏูŠุจูŠุฉ ูˆู„ูˆ ู†ุฑู‰ ู‚ุชุงู„ุง ู„ู‚ุงุชู„ู†ุง ูุฌุงุก ุนู…ุฑ ุจู† ุงู„ุฎุทุงุจ ูู‚ุงู„ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃู„ุณู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุญู‚ ูˆู‡ู… ุนู„ู‰ ุงู„ุจุงุทู„ ูู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ูู‚ุงู„ ุฃู„ูŠุณ ู‚ุชู„ุงู†ุง ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ ูˆู‚ุชู„ุงู‡ู… ููŠ ุงู„ู†ุงุฑ ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ู‚ุงู„ ูุนู„ุงู… ู†ุนุทูŠ ุงู„ุฏู†ูŠุฉ ููŠ ุฏูŠู†ู†ุง ุฃู†ุฑุฌุน ูˆู„ู…ุง ูŠุญูƒู… ุงู„ู„ู‡ ุจูŠู†ู†ุง ูˆุจูŠู†ู‡ู… ูู‚ุงู„ ูŠุง ุจู† ุงู„ุฎุทุงุจ ุฅู†ูŠ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆู„ู† ูŠุถูŠุนู†ูŠ ุงู„ู„ู‡ ุฃุจุฏุง ูุงู†ุทู„ู‚ ุนู…ุฑ ุฅู„ู‰ ุฃุจูŠ ุจูƒุฑ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ู…ุซู„ ู…ุง ู‚ุงู„ ู„ู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‚ุงู„ ุฅู†ู‡ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆู„ู† ูŠุถูŠุนู‡ ุงู„ู„ู‡ ุฃุจุฏุง ูู†ุฒู„ุช ุณูˆุฑุฉ ุงู„ูุชุญ ูู‚ุฑุฃู‡ุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‰ ุนู…ุฑ ุฅู„ู‰ ุขุฎุฑู‡ุง ูู‚ุงู„ ุนู…ุฑ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃูˆ ูุชุญ ู‡ูˆ ู‚ุงู„ ู†ุนู…

โ€œWahai manusia sekalian, curigailah diri kalian, sesungguhnya kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam pada waktu terjadi perjanjian Hudaibiyah[11] dan jika menurut kami adalah berperang maka kami akan berperang. Lalu datanglah Umar bin Al-Khottob dan berkata, โ€œWahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas kebenaran dan mereka berada di atas kebatilan?โ€, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam menjawab, โ€œTentu sajaโ€. Umar berkata, โ€œBukankah orang-orang yang terbunuh diantara kita (jika kita memerangi mereka) masuk surga dan orang-orang yang terbunuh dari mereka masuk neraka?โ€, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam menjawab, โ€œTentu sajaโ€. Umar berkata, โ€œJika demikian, lantas mengapa kita bersikap merendah pada agama kita?, apakah kita kembali ke Madinah padahal Allah belum memutuskan perkara antara kita dengan mereka?โ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œWahai Ibnul Khottob, sesungguhnya aku adalah utusan Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan aku selamanyaโ€. Lalu Umar pergi ke Abu Bakar dan ia berkata kepadanya apa yang telah dikatakannya kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam, Abu Bakarpun berkata kepaanya, โ€œSesungguhnya ia adalah utusan Allah dan Allah tidak akan menyia-nyiakannya selamanyaโ€. Lalu turunlah surat Al-Fath dan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam membacakannya kepada Umar hingga akhir surat, lalu berkata Umar, โ€œWahai Rasulullah, apa itu adalah Al-Fath (kemenangan kita di Mekah kelak)?โ€, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam menjawab, โ€œIyaโ€[12]

Ali bin Abi Tholib berkata,

ู„ูˆ ูƒุงู† ุงู„ุฏูŠู† ุจุงู„ุฑุฃูŠ ู„ูƒุงู† ุฃุณูู„ ุงู„ุฎู ุฃูˆู„ู‰ ุจุงู„ู…ุณุญ ู…ู† ุฃุนู„ุงู‡ ูˆู‚ุฏ ุฑุฃูŠุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠู…ุณุญ ุนู„ู‰ ุธุงู‡ุฑ ุฎููŠู‡

โ€œJika seandainya agama itu (hanya sekedar) bersandar dengan akal maka bagian bawah khuf lebih utama untuk diusap (tatkala wudlu-pen) daripada bagian atas khuf. Sungguh aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam mengusap bagian atas kedua khufnyaโ€[13]

Sungguh indah perkataan Ibnu Taimiyah[14],

ููŠุง ู„ูŠุช ุดุนุฑู‰ ุจุฃูŠ ุนู‚ู„ ูŠูˆุฒู† ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ูุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู† ุงู„ุฅู…ุงู… ู…ุงู„ูƒ ุจู† ุฃู†ุณ ุญูŠุซ ู‚ุงู„ ุฃูˆ ูƒู„ู…ุง ุฌุงุกู†ุง ุฑุฌู„ ุฃุฌุฏู„ ู…ู† ุฑุฌู„ ุชุฑูƒู†ุง ู…ุง ุฌุงุก ุจู‡ ุฌุจุฑูŠู„ ุงู„ู‰ ู…ุญู…ุฏ ู„ุฌุฏู„ ู‡ุคู„ุงุก

โ€œSeandainya saya tahu dengan dengan akal siapakah hendak ditimbang Al-Qurโ€™an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam?, Semoga Allah meridhai Imam Malik bin Anas tatkala beliau berkata, โ€œApakah setiap datang orang yang lebih pandai bedebat daripada orang yang lain lantas kita tinggalkan apa yang diturunkan Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wa sallam karena kepandaian debat mereka??โ€[15]

2. Mengagungkan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan tidak menentangnya dengan pendapat sendiri

Diantara bukti yang paling kuat yang menunjukkan kecintaan seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam yaitu pengagungan terhadap sabda-sabda dan wejangan-wejangan beliau dan tidak menentang keputusan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam. Inilah yang telah direalisasikan oleh para sahabat dan para imam kaum muslimin sepeninggal para sahabat.

Allah berfirman:

๏ดฟูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูู…ูุคู’ู…ูู†ู ูˆูŽู„ุง ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุฉู ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุถูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑุงู‹ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฎููŠูŽุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ุตู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุถูŽู„ู‘ูŽ ุถูŽู„ุงู„ุงู‹ ู…ูุจููŠู†ุงู‹๏ดพ (ุงู„ุฃุญุฒุงุจ:36)

Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang muโ€™min dan tidak (pula) bagi perempuan yang muโ€™min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. 33:36)

๏ดฟู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูุณู’ูˆูŽุฉูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŒ ู„ูู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฑู’ุฌููˆ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽ ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูƒูŽุซููŠุฑุงู‹๏ดพ (ุงู„ุฃุญุฒุงุจ:21)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)

๏ดฟูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูุทููŠุนููˆู‡ู ุชูŽู‡ู’ุชูŽุฏููˆุง ูˆูŽู…ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽู„ุงุบู ุงู„ู’ู…ูุจููŠู†ู๏ดพ (ุงู„ู†ูˆุฑ: ู…ู† ุงู„ุขูŠุฉ54)

โ€œDan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.Dan tiada lain kewajiban rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan terangโ€ (QS 24:54)

๏ดฟููŽู„ู’ูŠูŽุญู’ุฐูŽุฑู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุฎูŽุงู„ููููˆู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ูŠูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ๏ดพ (ุงู„ู†ูˆุฑ: ู…ู† ุงู„ุขูŠุฉ63)

maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. 24:63)

๏ดฟุฃูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆุง ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูุญูŽุงุฏูุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ููŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ู†ูŽุงุฑูŽ ุฌูŽู‡ูŽู†ู‘ูŽู…ูŽ ุฎูŽุงู„ูุฏุงู‹ ูููŠู‡ูŽุง ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุฎูุฒู’ูŠู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู๏ดพ (ุงู„ุชูˆุจุฉ:63)

Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasannya barangsiapa menentang Allah dan Rasuil-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itulah adalah kehinaan yang besar. (QS. 9:63)

Berkata Al-Humaidi, โ€œKami sedang bersama Imam Asy-Syafiโ€™i, lalu datanglah seseorang dan bertanya tentang suatu permasalahan. Maka As-Syafiโ€™i berkata, โ€œRasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam telah memutuskan permasalahan ini dengan hukum demikian dan demikianโ€. Orang itu berkata kepada Imam As-Syafiโ€™i, โ€œBagaimana menurut pendapat Anda?โ€, maka Imam As-Syafii berkata,

ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡!! ุชุฑุงู†ูŠ ููŠ ูƒู†ูŠุณุฉุŸ! ุชุฑุงู†ูŠ ููŠ ุจูŠุนุฉุŸ! ุชุฑู‰ ุนู„ู‰ ูˆุณุทูŠ ุฒูู†ู‘ูŽุงุฑู‹ุงุŸ! ุฃู‚ูˆู„ ู„ูƒ ู‚ุถู‰ ููŠู‡ุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฃู†ุช ุชู‚ูˆู„: ู…ุง ุชู‚ูˆู„ ุฃู†ุชุŸ!

โ€œMaha suci Allah, apakah engkau sedang melihatku di gereja?!, apakah engkau sedang melihatku di tempat ibadah orang-orang yahudi?!, apakah engkau melihat di pinggangku ada zunnar (yaitu sabuk yang dipakai oleh orang-orang Nasrani)?!. Aku katakan kepadamu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam memutuskan perkara ini dengan hukuman demikian dan demikian lantas engkau berkata โ€œBagaimana menurut pendapatmu?โ€?![16]

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ ุจู’ู†ู ู…ูุบูŽูู‘ูŽู„ู : ู†ูŽู‡ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุฐู’ูู ูˆูŽู‚ูŽุงู„((ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ู„ุงูŽุชูŽุตู’ุทูŽุงุฏู ุตูŽูŠู’ุฏู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู†ู’ูƒูŽุฃู ุนูŽุฏููˆู‹ุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุชูŽูู’ู‚ูŽุฃู ุงู„ู’ุนูŽูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽูƒู’ุณูุฑู ุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽ)) ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ : ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุฃู’ุณู ู‡ูŽุฐูŽุงุŸ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูุญูŽุฏู‘ูุซููƒูŽ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุชูŽู‚ููˆู’ู„ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุงุŸ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู„ุงูŽุฃููƒูŽู„ู‘ูู…ููƒูŽ ุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง

Dari Abdullah bin Mugoffal bahwasanya Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam melarang khadzf (mengutik dengan kerikil tatkala berburu untuk melukai hewan buruan-pen) dan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, โ€œSesungguhnya khadzf (kutikan) itu tidaklah menghasilkan hewan buruan, juga tidak mematikan musuh, namun hanya membutakan mata dan mematahkan gigiโ€. Orang itupun berkata kepada Abdullah, โ€œMemangnya kenapa dengan khadzf?โ€, maka Abdullah berkata, โ€œSaya menyampaikan kepada engkau hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam lalu engkau berkata demikian?, demi Allah saya tidak akan berbicara denganmu selamanya!โ€.[17]

Imam An Nawawi berkata, โ€œHadits ini menunjukan pemboikotan terhadap ahlul bidโ€™ah dan pelaku kefasikan dan penentang sunnah setelah dijelaskan kepadanya, dan boleh memboikotnya secara terus menerus. Adapun larangan dari memboikot seorang muslim lebih dari tiga hari hanyalah berlaku pada orang yang bersalah karena kepentingan pribadi atau karena persoalan kehidupan dunia. Adapun para ahlul bidโ€™ah dan semisal mereka maka pemboikotan terhadap mereka dilakukan secara terus menerus.[18] Padahal disebutkan dalam riwayat Muslim bahwa pria yang diboikot oleh Abdullah tersebut merupakan kerabat keluarga beliau.

Berkata Ibnu Hajar, โ€œHadits ini menunjukan akan bolehnya memboikot orang yang menyelisihi sunnah meninggalkan berbicara dengannya, dan hal ini tidak termasuk dalam larangan dari memboikot (saudara sesama muslim) lebih dari tiga hari, karena larangan tersebut hanyalah jika berkaitan dengan pemboikotan karena perkara pribadiโ€[19]

Dari Salim bin Abdillah, bahwasanya Abdullah bin Umar berkata:

ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู : ((ู„ุงูŽุชูŽู…ู’ู†ูŽุนููˆุง ู†ูุณูŽุงุกูŽูƒูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ ุฅูุฐูŽุง ุงุณู’ุชูŽุฃูŽู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง)). ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุจูู„ุงูŽู„ู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ : ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู†ูŽู…ู’ู†ูŽุนูู‡ูู†ู‘ูŽ.

ููŽุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ ููŽุณูŽุจู‘ูŽู‡ู ุณูŽุจู‘ู‹ุง ุดูŽุฏููŠู’ุฏู‹ุง ู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ุชูู‡ู ุณูŽุจู‘ูŽู‡ู ู…ูุซู’ู„ูŽู‡ู ู‚ูŽุทูŒ, ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฃูุฎู’ุจูุฑููƒูŽ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณูู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุชูŽู‚ููˆู’ู„ู : ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู†ูŽู…ู’ู†ูŽุนูู‡ูู†ู‘ูŽ

Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, โ€œJanganlah kalian melarang wanita-wanita kalian pergi ke mesjid-mesjid jika mereka telah meminta idzin kepada kalianโ€ Lalu berkatalah Bilal bin Abdullah bin Umar (yaitu putra Abdullah bin Umar-pen), โ€œDemi Allah kami akan melarang mereka (ke mesjid)โ€. Maka Abdullah bin Umarpun menghadap kepadanya lalu mencelanya dengan celaan yang sangat keras yang saya sama sekali tidak pernah mendengar ia mencela seperti itu, lalu berkata, โ€œSaya mengabarkan kepadamu hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam lantas engkau berkata โ€œDemi Allah kami akan melarang merekaโ€??โ€[20] Dalam satu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Muslim ููŽุถูŽุฑูŽุจูŽ ูููŠู’ ุตูŽุฏู’ุฑูู‡ู โ€œMaka Abdullahpun memukul dadanyaโ€

Imam Nawawi berkata, โ€œHadits ini menunjukan hukuman terhadap orang yang protes terhadap sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan yang membantah sunnah dengan pemikirannya. Hadits ini juga menunjukan (bolehnya) hukuman seorang bapak kepada anaknya walaupun sang anak telah dewasaโ€[21]

Berkata Ibnu Hajar[22], โ€œTidaklah Abdullah mengingkari putranya Bilal dengan pengingkaran yang sangat keras karena Bilal secara langsung menyelisihi hadits, namun kalau seandainya Bilal berkata misalnya โ€œSesungguhnya zaman sudah berubah, dan sebagian wanita terkadang nampak dari mereka keinginan pergi ke mesjid namun ternyata mereka punya maksud yang lainโ€ maka yang nampak Abdullah bin Umar tidak akan mengingkarinya (sedemikian rupa) sebagaimana yang diisyaratkan oleh Aisyah[23]โ€

Beliau juga berkata, โ€œDan diambil (faedah) dari pengingkaran Abdullah kepada putranya yaitu pemberian hukuman dan pelajaran kepada orang yang menentang sunnah Nabi dengan berlandaskan pikirannya dan kepada orang alim namun mengikuti hawa nafsunya, dan bolehnya seorang bapak memberi hukuman dan pelajaran kepada anaknya walaupun sang anak telah besar dan dewasa jika ia mengucapkan suatu perkataan yang tidak pantas, serta bolehnya memberi hukuman dengan menghajr (memutuskan hubungan). Telah datang riwayat dari jalan Ibnu Abi Najiih dari Mujahid pada Musnad Imam Ahmad ููŽู…ูŽุง ูƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽู‡ู ุนูŽุจู’ุฏูุงู„ู„ู‡ู ุญูŽุชูŽู‰ ู…ูŽุงุชูŽ (Maka Abdullah bin Umar tidak pernah berbicara kepada anaknya (Bilal) hingga wafat)[24]. Jika riwayat ini shahih maka ada kemungkinan bahwa salah satu dari keduanya tidak lama kemudian meninggal setelah terjadinya kisah ini.โ€[25]

ุนู† ุนุทุงุก ุจู† ูŠุณุงุฑ : ุฃู† ุฑุฌู„ุง ุจุงุน ูƒูุณุฑุฉ ู…ู† ุฐู‡ุจ ุฃูˆ ูˆุฑู‚ ุจุฃูƒุซุฑ ู…ู† ูˆุฒู†ู‡ุงุŒ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุฃุจูˆ ุฏุฑุฏุงุก : ุณู…ุนุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„: ((ูŠูู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู’ ู…ูุซู’ู„ู ู‡ูŽุฐูŽุง ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู…ูŽุซูŽู„ุง ุจูู…ูŽุซูŽู„ู)). ูู‚ุงู„ ุงู„ุฑุฌู„: ู…ุง ุฃุฑู‰ ุจู…ุซู„ ู‡ุฐุง ุจุฃุณู‹ุง. ูู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุฏุฑุฏุงุก : ู…ู† ูŠุนุฐุฑู†ูŠ ู…ู† ูู„ุงู†ุŸุŒ ุฃุญุฏุซู‡ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆูŠุฎุจุฑู†ูŠ ุนู† ุฑุฃูŠู‡ุŒ ู„ุง ุฃุณุงูƒู†ู‡ ุจุฃุฑุถ ุฃู†ุช ุจู‡ุง

Dari โ€˜Ato bin Yasar, ada seseorang yang menjual sepotong (sebongkah) emas atau perak dengan harga yang lebih berat dari berat bongkahan tersebut. Maka Abu Dardaโ€™pun berkata kepadanya, โ€œSaya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata ((Dilarang dari yang seperti ini kecuali sama beratnya )antara emas atau perak yang di jual (di tukar) dengan perak atau emas yang di jadikan sebagai pembayar)). Orang tersebut berkata, โ€œMenurut saya tidak mengapaโ€. Maka Abu Dardaโ€™pun berkata kepadanya, โ€œSiapa yang menghalangiku dari orang ini?, aku sampaikan kepadanya hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam lantas dia menyampaikan kepadaku pendapatnya (yang menentang hadits). Saya tidak akan tinggal di tempat yang kamu berada di situโ€[26]

ุนู† ุงู„ุฃุนุฑุฌ ู‚ุงู„ : ุณู…ุนุช ุฃุจุง ุณุนูŠุฏ ุงู„ุฎุฏุฑูŠ ูŠู‚ูˆู„ ู„ุฑุฌู„: ุฃุชุณู…ุนู†ูŠ ุฃุญุฏุซ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃู†ู‡ ู‚ุงู„: ((ู„ุงูŽ ุชูŽุจููŠู’ุนููˆู’ุง ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ูŽุงุฑูŽ ุจูุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ูŽุงุฑู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูุฑู’ู‡ูŽู…ูŽ ุจูุงู„ุฏู‘ูุฑู’ู‡ูŽู…ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู…ูŽุซูŽู„ุง ุจูู…ูŽุซูŽู„ูุŒ ูˆูŽ ู„ุงูŽ ุชูŽุจููŠู’ุนููˆู’ุง ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุนูŽุงุฌูู„ุงูŽ ุจูุขุฌูู„ู)) ุซู… ุฃู†ุช ุชูุชูŠ ุจู…ุง ุชูุชูŠุŸุŒ ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ุงูŠุคูˆูŠู†ูŠ ูˆุฅูŠุงูƒ ู…ุง ุนุดุช ุฅู„ุง ุงู„ู…ุณุฌุฏ!”

Dari Al-Aโ€™roj berkata, โ€œSaya mendengar Abu Said Al-Khudri berkata kepada seseorang, โ€œTidakkah engkau mendengarkan perkataanku?, aku sampaikan kepadamu hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bahwasanya ia bersabda ((Janganlah kalian menjual dinar dengan dinar atau dirham dengan dirham kecuali jika sama sama berat timbangannya, dan janganlah kalian menjualnya dengan tidak kontan)), kemudian engkau berfatwa dengan fatwamu (yang menyelisihi hadits)??. Demi Allah kita tidak akan berada di bawah satu atap selama hidupku kecuali di mesjidโ€[27]

Berkata Al-Hakim, :โ€Saya mendengarnya โ€“yaitu Abu Bakar As-Shibgi (wafat pada tahun 342 H)- tatkala dia sedang berbicara dengan seorang ahli fikih, dia berkata, โ€œSampaikanlah kepada kami riwayat hadits dari jalan Sulaiman bin Harb!โ€. Maka ahli fiqh itu berkata, ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฏูŽุนู’ู†ูŽุง ู…ูู†ู’ โ€œTinggalkan kami dari perkataan ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง (Telah menyampaikan kepada kami), ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุชูŽู‰ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูˆูŽ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุงsampai kapan terus (kita sibuk dengan) ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง dan ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง (Telah mengabarkan kepada kami)??. Maka Abu Bakar As-Sibgi berkata, ูŠุง ู‡ุฐุง ู„ุณุช ุฃุดูู…ู‘ู ู…ู† ูƒู„ุงู…ูƒ ุฑุงุฆุญุฉ ุงู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ูุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุญูู„ู‘ู ู„ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชุฏุฎู„ ุฏูŽุงุฑูŠ โ€œWahai fulan, saya tidak mencium dari perkataanmu bau kaimanan, dan tidak halal bagi engkau memasuki rumahkuโ€. Kemudian diapun memboikot ahli fikh tersebut hingga dia wafat.[28]

Abul Husain At-Thobsi berkata, โ€œSaya mendengar Abu Saโ€™id Al-Ashthikhri berkata โ€“dan tatkala itu datang seseorang kepadanya dan bertanya kepadanya, โ€œApakah boleh beristinjaโ€™ dengan tulang?- maka ia (Abu Saโ€™id) menjawab, โ€œTidak bolehโ€. Orang itu berkata, โ€œKenapa tidak boleh?โ€, ia berkata, โ€œKarena Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda ((ู‡ููˆูŽ ุฒูŽุงุฏู ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ููƒูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฌูู†ู‘ู)) โ€œDia adalah bekal (makanan) saudara-saudara kalian dari golongan jinโ€. Orang itu menimpali, โ€œBukankah manusia lebih mulia daripada jin?โ€ ia berkata, โ€œTentu manusialah yang lebih muliaโ€. Orang itu berkata, โ€œJika demikian, lantas mengapa boleh beristinjaโ€™ dengan air, padahal air adalah minuman manusia?โ€, iapun menerjang orang itu dan memegang lehernya dan berkata โ€œWahai zindik (munafik), engkau menentang sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam??. Lalu ia (Abu Saโ€™id) mencekik orang itu, kalau tidak segera saya cegah mungkin ia telah membunuh orang ituโ€[29]

Ibnul Qoyyim berkata, โ€œApakah ada diantara para sahabat yang tatkala mendengar hadits Nabi lantas memabantahnya dengan qiyasnya?, atau dengan perasaannya?, atau dengan pendapatnya?, atau dengan akalnya?, atau dengan siasat politiknya???…apakah ada diantara mereka yang lebih mendahulukan akal atau qiyas atau perasaan atau politik atau taklid dari pada hadits Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam ??… Sungguh Allah telah memuliakan dan mensucikan dan menjaga mata mereka dari melihat wajah orang yang demikian halnya (yang menentang hadits Nabi dengan akal atau perasaannya) atau membiarkan ada orang seperti ini dizaman mereka.

Umar bin Khottob telah memberi hukuman pedang kepada orang yang mendahulukan pendapatnya dari pada hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dengan berkata, โ€œini adalah pendapatkuโ€.

Ya Allahโ€ฆ bagaimana jika Umar melihat apa yang kita lihat sekarang ini?? Jika Umar menyaksikan musibah yang menimpa kita berupa sikap mengedepankan pendapat si fulan dan si fulan dari pada perkataan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam yang terjaga dari kesalahan?? Bagaimana jika Umar melihat penentangan orang-orang yang menampilkan pendapat-pendapat mereka dan lebih mengedepankan pendapat dan pemikiran mereka daripada perkataan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam?? Hanyalah Allah tempat meminta pertolongan, Dari Dialah kita diciptakan dan kepadaNyalah kita kembaliโ€.[30]

Allah berfirman:

๏ดฟูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ุง ุชูŽุฑู’ููŽุนููˆุง ุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชูŽูƒูู…ู’ ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุตูŽูˆู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูˆูŽู„ุง ุชูŽุฌู’ู‡ูŽุฑููˆุง ู„ูŽู‡ู ุจูุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู„ู ูƒูŽุฌูŽู‡ู’ุฑู ุจูŽุนู’ุถููƒูู…ู’ ู„ูุจูŽุนู’ุถู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุญู’ุจูŽุทูŽ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ููƒูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู„ุง ุชูŽุดู’ุนูุฑููˆู†ูŽ๏ดพ (ุงู„ุญุฌุฑุงุช:2)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dam janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. 49:2)

Berkata Ibnul Qoyyim mengomentari ayat ini, โ€œMaka Allah memperingatkan orang-orang mukmin dari terhapusnya amalan mereka jika mereka mengeraskan suara mereka di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam sebagaimana mereka mengeraskan suara mereka diantara mereka.

Dan terhapusnya amalan dalam permasalahan ini bukanlah dikarenakan kemurtadan tetapi dikarenakan kemaksiatan yang bisa menghapuskan amal padahal pelakunya tidak merasa. Bagaimana pula dengan orang yang mengedapankan perkataan, petunjuk, dan jalan selain Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam diatas perkataan, petunjuk, dan jalan Rasulullah??, bukankah orang seperti ini juga telah menghapus amalannya dan dia dalam keadaan tidak sadar??[31]

3. Tidak mengedapankan perkataan siapapun diatas perkataan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam

As-Syaโ€™bi berkata kepada seseorang, ู…ูŽุง ุญุฏู‘ูŽุซููˆูƒ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูุฎุฐ ุจู‡ ูˆู…ุง ู‚ุงู„ูˆู‡ ุจุฑุฃูŠู‡ู… ููŽุฃูŽู„ู’ู‚ูู‡ู ููŠ ุงู„ุญูุดู‘ู โ€œApa saja yang mereka sampaikan kepadamu dari Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam maka ambillah dan apa saja yang mereka katakan dari pendapat mereka maka buanglah di jamban (tempat buang air)[32]

Berkata Umar bin Abdilaziz, ู„ุงุฑุฃู’ูŠูŽ ู„ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ุน ุณู†ุฉู ุณู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุฑุณูˆู„ู ุงู„ู„ู‡ โ€œTidak dilihat pendapat siapapun jika telah ada sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamโ€[33]

Imam As-Syafiโ€™I berkata, ุฃูŽุฌู’ู…ุนูŽ ุงู„ู†ุงุณู ุนู„ู‰ ุฃู†ู‘ูŽ ู…ู† ุงุณุชุจุงู†ุชู’ ู„ู‡ ุณู†ุฉูŒ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู„ู… ูŠูƒู† ู„ู‡ ุฃู†ู’ ูŠูŽุฏูŽุนูŽู‡ุง ู„ูู‚ูˆู„ ุฃุญุฏ ู…ู† ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณ โ€œManusia telah sepakat bahwasanya barangsiapa yang telah jelas baginya suatu sunnah dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam maka tidak boleh baginya untuk meninggalkan sunnah tersebut karena mengikuti perkataan (pendapat) seseorangโ€. Dan telah sah bahwasanya beliau juga pernah berkata, ู„ุง ู‚ูˆู„ ู„ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ุน ุณู†ุฉู ุฑุณูˆู„ู ุงู„ู„ู‡ โ€œTidak dilihat pendapat siapapun jika telah ada sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamโ€[34]

Berkata Ibnu Khuzaimah, , ู„ุง ู‚ูˆู„ ู„ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ุน ุฑุณูˆู„ู ุงู„ู„ู‡ ุฅูุฐูŽุง ุตูŽุญู‘ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุจูŽุฑู ุบู†ู‡ โ€œTidak dipandang perkataan siapapun jika telah sah sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamโ€[35]

Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, โ€œNabi berhaji tamattuโ€™[36], maka Urwah bin Az-Zubair berkata, โ€œAbu Bakar dan Umar melarang tamattuโ€™โ€. Ibnu Abbas menimpali perkataannya, ุฃูุฑูŽุงู‡ูู… ุณูŽูŠูŽู‡ู’ู„ูŽูƒููˆู’ู†ูŽุŒ ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ: ู†ูŽู‡ูŽู‰ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽ ุนูู…ูŽุฑู โ€œAku melihat mereka akan binasa, aku menyampaikan kepada mereka โ€œNabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda demikianโ€, namun mereka berkata โ€œAbu Bakar dan Umar melarang.โ€[37]

Dalam riwayat yang lain beliau berkata, ูŠููˆู’ุดููƒู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู†ู’ุฒูู„ูŽ ุญูุฌูŽุงุฑูŽุฉูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกูุŒ ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุชูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูุŸุŸ! โ€œHampir saja menimpa kalian hujan batu dari langit, aku berkata โ€œRasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata demikianโ€ lantas kalian berkata, โ€œAbu Bakar dan Umar berkata demikian dan demikianโ€[38]

Berkata Syaikh Ibnu Al-Utsaimin, โ€œAbu Bakar dan Umar adalah orang yang paling terbaik dari umat ini, dan yang paling dekat kepada kebenaran. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam telah bersabda ุฅูู†ู’ ูŠูุทููŠู’ุนููˆุง ุฃูŽุจูŽุง ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ ูŠูŽุฑู’ุดูุฏููˆุง โ€œJika mereka patuh kepada Abu Bakar dan Umar maka mereka akan mendapat petunjukโ€[39], dan diriwayatkan juga dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda ุงูู‚ู’ุชูŽุฏูŽูˆู’ุง ุจูุงู„ู‘ูŽุฐูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ ุฃูŽุจููŠ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ โ€œTeladanilah dua orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar!โ€[40]. Beliau shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ุชููŠ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠูู‘ูŠู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ ุชูŽู…ูŽุณู‘ูŽูƒููˆู’ุง ุจูู‡ูŽุง ูˆูŽุนูŽุถู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุฌูŽุฐููŽ โ€œWajib atas kalian untuk mengikuti sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rosyidin yang mendapat petunjuk sepeninggalku. Berpegangteguhlah dengannya dan gigitlah dengan geraham-geraham kalianโ€[41]. Dan tidak pernah diketahui dari Abu Bakar dan Umar bahwasanya keduanya menyelisihi hadits yang sangat jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dengan akal mereka berdua. Maka jika ada orang yang menghadapkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dengan perkataan Abu Bakar dan Umar maka dikawatirkan akan turun hujan batu dari langit bagaimana lagi dengan orang yang menentang hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dengan membawakan perkataan orang yang jauh di bawah derajat mereka berdua?? Padahal perbedaan antara orang tersebut dengan Abu Bakar dan Umar seperti bedanya langit dan bumi??, tentunya hukumannya lebih parah lagi.[42]โ€

Berkata Salim bin Abdillah,

ุฅู†ูŠ ู„ุฌูŽุงูŽู„ูุณูŒ ู…ุน ุงุจู† ุนู…ุฑ ููŠ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุฅุฐ ุฌุงุกู‡ ุฑุฌู„ ู…ู† ุฅู‡ู„ ุงู„ุดุงู… ูุณุฃู„ู‡ ุนู† ุงู„ุชู…ุชุน ุจุงู„ุนู…ุฑุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ุญุฌุŸ ูู‚ุงู„ ุงุจู† ุนู…ุฑ : ุญุณู† ุฌู…ูŠู„. ูู‚ุงู„: ูุฅู† ุฃุจุงูƒ ูƒุงู† ูŠู†ู‡ู‰ ุนู† ุฐู„ูƒุŸ ูู‚ุงู„: ูˆูŠู„ูƒ! ูุฅู† ูƒุงู† ุฃุจูŠ ู‚ุฏ ู†ู‡ู‰ ุนู† ุฐู„ูƒ ูˆู‚ุฏ ูุนู„ู‡ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฃู…ุฑ ุจู‡ุŒ ูุจู‚ูˆู„ ุฃุจูŠ ุชุฃุฎุฐ ุฃู… ุจุฃู…ุฑ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ุŸ ู‚ุงู„ ุจุฃู…ุฑ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡. ูู‚ุงู„ : ูู‚ู… ุนู†ูŠ

โ€œAku sedang duduk bersama Ibnu Umar di masjid tiba-tiba datang seseorang dari penduduk negeri Syam, lalu dia bertanya kepada Ibnu Umar tentang umrah bersama haji?, maka Ibnu Umar berkata, โ€œ(Ini adalah perkara yang) baik dan bagusโ€. Orang itu berkata, โ€œTapi ayahmu (yaitu Umar bin Al-Khottob) dulu melarang perkara ini?โ€. Ibnu Umar berkata, โ€œCelaka engkau, jika ayahku telah melarang perkara ini dan perkara ini telah dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dan telah memerintahkannya maka perkataan ayahku yang kau pegang ataukah perintah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam?!โ€. Orang itu berkata, โ€œPerintah Nabiโ€. Ibnu Umar lalu berkata, โ€œMenyingkirlah dariku!!โ€.[43]

Berkata Abu As-Saib, โ€œKami berada bersama Imam Wakiโ€™ lalu beliau berkata kepada seseorang yang termasuk ahlu roโ€™yi ุฃูŽุดู’ุนูŽุฑูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู โ€œRasulullah berbuat isyโ€™ar[44]โ€. Orang itupun menimpali, โ€œTapi Abu Hanifah berpendapat bahwa isyโ€™ar itu adalah mutslah (penyiksaan dengan mencincang)โ€. Kemudian orang itu melanjutkan perkataannya, โ€œTelah datang dari Ibrahim An-Nakhoโ€™i bawhasanya dia berkata, โ€œIsyโ€™ar itu mutslahโ€. Maka akupun melihat Imam Wakiโ€™ marah besar dan berkata: ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู„ูŽูƒ ูŒูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุชูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูุŸุŸ ู…ูŽุง ุฃูŽุญูŽู‚ู‘ูŽูƒูŽ ุจูุฃูŽู†ู’ ุชูุญู’ุจูŽุณูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู„ุงูŽุชูŽุฎู’ุฑูุฌูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽู†ู’ุฒูุนูŽ ุนูŽู† ู‚ูŽูˆู’ู„ููƒูŽ โ€œAku berkata kepadamu Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda demikian lantas engkau berkata Ibrahim berkata demikian..!!, engkau sungguh sangat pantas untuk dipenjara kemudian tidak keluar dari penjara tersebut hingga engkau mencabut perkataanmu ini!โ€[45]

Berkata Imam Ahmad:

ุนุฌูุจุชู ู…ู† ู‚ูŽูˆู…ู ุนุฑูŽููˆุง ุงู„ุฅุณู†ุงุฏูŽ ูˆูŽุตูุญู‘ูŽุชูŽู‡ู ูŠุฐู‡ุจูˆู† ุฅู„ู‰ ุฑูŽุฃู’ูŠู ุณูููŠุงู†ูŽ ูˆุงู„ู„ู‡ู ูŠู‚ูˆู„ : ๏ดฟููŽู„ู’ูŠูŽุญู’ุฐูŽุฑู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุฎูŽุงู„ููููˆู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ูŠูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ๏ดพ (ุงู„ู†ูˆุฑ: ู…ู† ุงู„ุขูŠุฉ63). ุฃุชุฏุฑูŠ ู…ุง ุงู„ูุชู†ุฉุŸ ุงู„ูุชู†ุฉ ุดุฑูƒุŒ ู„ุนู„ู‡ ุฅุฐุง ุฑุฏู‘ูŽ ุจุนุถูŽ ู‚ูˆู„ู‡ ุฃูŽู† ูŠู‚ุนูŽ ููŠ ู‚ู„ุจู‡ ุดูŠุก ู…ู† ุงู„ุฒูŠุบ ููŽูŠู‡ู’ู„ููƒ

โ€œAku heran terhadap sauatu kaum yang mereka mengetahui tentang isnad dan shohihnya isnad tersebut lantas mereka mengikuti pendapat Sufyan (At-Tsauri yang menyelisihi hadits Rasulullah-pen), padahal Allah telah berfirman: โ€œMaka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.โ€ (QS. 24:63). Tahukah engkau apa yang dimaksud dengan fitnah dalam ayat ini?, maksudnya adalah keyirikan, karena ia jika menolak sebagian hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam maka akan masuk dalam hatinya suatu penyimpangan lalu ia celakaโ€[46]

Namun yang sangat menyedihkan apa yang terjadi pada kaum muslimin, banyak dari mereka yang terlalu berlebihan dalam mengagungkan imam madzhab mereka, guru-guru mereka, kiyai-kiyai mereka sampai-sampai mereka lebih mendahulukan pendapat imam-imam mereka daripada hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam.

Ibnu Sirin menyampaikan hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam kepada seseorang lalu orang itu berkata, โ€œSi fulan dan si fulan telah berkata ini dan itu..โ€, maka Ibnu Sirinpun berkata ุฃูุญูŽุฏู‘ูุซููƒูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูˆูŽุชูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ููู„ุงูŽู†ูŒ ูˆูŽููู„ุงูŽู†ูŒ ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽูƒูŽุฐูŽุงุŸุŒ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู„ุงูŽุฃููƒูŽู„ู‘ูู…ููƒูŽ ุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง โ€œAku menyampaikan kepadamu hadits dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam lantas engkau berkata, โ€œSi fulan dan si fulan telah berkata ini dan ituโ€?, demi Allah aku tidak akan berbicara denganmu selamanyaโ€[47]

4. Berhukum kepada sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam jika terjadi perselisihan dalam permasalahan apapun

Allah berfirman

๏ดฟูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูู…ูุคู’ู…ูู†ู ูˆูŽู„ุง ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุฉู ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุถูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑุงู‹ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฎููŠูŽุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ุตู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุถูŽู„ู‘ูŽ ุถูŽู„ุงู„ุงู‹ ู…ูุจููŠู†ุงู‹๏ดพ (ุงู„ุฃุญุฒุงุจ:36)

Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang muโ€™min dan tidak (pula) bagi perempuan yang muโ€™min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. 33:36)

๏ดฟูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฃูŽุทููŠุนููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฃูŽุทููŠุนููˆุง ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ูŽ ูˆูŽุฃููˆู„ููŠ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽู†ูŽุงุฒูŽุนู’ุชูู…ู’ ูููŠ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุฑูุฏู‘ููˆู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุชูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ุขุฎูุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ุชูŽุฃู’ูˆููŠู„ุงู‹๏ดพ (ุงู„ู†ุณุงุก:59)

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. 4:59)

Firman Allah ุดูŽูŠู’ุกู โ€œsesuatuโ€, dalam ayat ini mencakup seluruh perselisihan baik dalam masalah usul maupun masalah furuโ€™[48]

๏ดฟููŽู„ุง ูˆูŽุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ู„ุง ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูŽูƒู‘ูู…ููˆูƒูŽ ูููŠู…ูŽุง ุดูŽุฌูŽุฑูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ู„ุง ูŠูŽุฌูุฏููˆุง ูููŠ ุฃูŽู†ู’ููุณูู‡ูู…ู’ ุญูŽุฑูŽุฌุงู‹ ู…ูู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุถูŽูŠู’ุชูŽ ูˆูŽูŠูุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹๏ดพ (ุงู„ู†ุณุงุก:65)

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. 4:65)

Berkata Ibnu Taimiyah, โ€œSemua yang keluar dari sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan syariโ€™atnya (tidak berhukum dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam) maka Allah telah bersumpah dengan Dzatnya Yang Suci bahwasanya mereka tidaklah beriman hingga mereka ridha dengan hukum yang diputuskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam di semua perkara yang mereka perselisihkan baik perkara agama maupun perkara dunia, dan hingga tidak tersisa dalam hati mereka rasa keberatan terhadap keputusan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamโ€[49]

๏ดฟุฃู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุฒู’ุนูู…ููˆู†ูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุจูู…ูŽุง ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููƒูŽ ูŠูุฑููŠุฏููˆู†ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽุญูŽุงูƒูŽู…ููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ูŽุงุบููˆุชู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูู…ูุฑููˆุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒู’ููุฑููˆุง ุจูู‡ู ูˆูŽูŠูุฑููŠุฏู ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุถูู„ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุถูŽู„ุงู„ุงู‹ ุจูŽุนููŠุฏุงู‹ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ููŠู„ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽูˆู’ุง ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุฒูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ุงู„ู’ู…ูู†ูŽุงููู‚ููŠู†ูŽ ูŠูŽุตูุฏู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู†ู’ูƒูŽ ุตูุฏููˆุฏุงู‹๏ดพ (ุงู„ู†ุณุงุก:60-61)

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka:โ€Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul,โ€ niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. 4:60-61)

Berkata Ibnul Qoyyim, โ€œMaka Allah menjadikan sikap berpaling dari apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan sikap memandang kepada hukum selain hukum Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam merupakan hakikat dari kemunafikan, sebagaimana hakikat dari keimanan adalah menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam pemutus perkara dan tidak adanya keberatan dalam dada dari keputusan yang ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam serta pasrah menerima dengan keputusan tersebut, ridha sesuai dengan kehendak sendiri karena kecintaan kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam. Inilah hakikat dari keimanan, dan sikap berpaling adalah hakikat dari kemunafikanโ€[50]

Dan hal inilah (kembali kepada sunnah Nabi tatkala terjadi perselisihan) yang diserukan oleh para Imam madzhab. Namun sungguh menyedihkan betapa banyak para pengikut madzhab yang fanatik dengan madzhab mereka. Mereka memegang teguh pendapat imam madzhab mereka, seakan-akan perkataan imam mereka turun dari langit[51], seakan-akan imam mereka maโ€™sum (terjaga dari kesalahan). Padahal ini menyelisihi wasiat dari para imam madzhab tersebut.[52]

a. Imam Abu Hanifah Nuโ€™man bin Tsabit Al-Kufi,

Diantara wasiat-wasiat beliau adalah:

ุฅุฐุง ุตุญ ุงู„ุญุฏูŠุซ ูู‡ูˆ ู…ุฐู‡ุจูŠ

โ€œJika telah shahih suatu hadits maka itulah madzhabkuโ€[53]

ู„ุง ูŠุญู„ ู„ุฃุญุฏ ุฃู† ูŠุฃุฎุฐ ุจู‚ูˆู„ู†ุง ู…ุง ู„ู… ูŠุนู„ู… ู…ู† ุฃูŠู† ุฃุฎุฐู†ุงู‡

โ€œTidak halal bagi seorangpun untuk mengambil pendapat kami jika dia tidak tahu dari mana kami mengambil pendapat tersebutโ€[54]

ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ : ( ุญุฑุงู… ุนู„ู‰ ู…ู† ู„ู… ูŠุนุฑู ุฏู„ูŠู„ูŠ ุฃู† ูŠูุชูŠ ุจูƒู„ุงู…ูŠ )

Dalam riwayat yang lain, โ€œHaram atas orang yang tidak mengetahui dalilku untuk berrfatwa dengan pendapatkuโ€

ุฒุงุฏ ููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ : ( ูุฅู†ู†ุง ุจุดุฑ ู†ู‚ูˆู„ ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ูŠูˆู… ูˆู†ุฑุฌุน ุนู†ู‡ ุบุฏุง )

Dalam riwayat yang lain, โ€œSesungguhnya kami hanyalah manusia, kami menyatakan suatu pendapat pada hari ini kemudian esok harinya kami cabut pendapat tersebutโ€

ูˆููŠ ุฃุฎุฑู‰ : ( ูˆูŠุญูƒ ูŠุง ูŠุนู‚ูˆุจ ( ู‡ูˆ ุฃุจูˆ ูŠูˆุณู ) ู„ุง ุชูƒุชุจ ูƒู„ ู…ุง ุชุณู…ุน ู…ู†ูŠ ูุฅู†ูŠ ู‚ุฏ ุฃุฑู‰ ุงู„ุฑุฃูŠ ุงู„ูŠูˆู… ูˆุฃุชุฑูƒู‡ ุบุฏุง ูˆุฃุฑู‰ ุงู„ุฑุฃูŠ ุบุฏุง ูˆุฃุชุฑูƒู‡ ุจุนุฏ ุบุฏ )

Dalam riwayat yang lain, โ€œCelaka engkau wahai Yaโ€™qub (yaitu Abu Yusuf), janganlah engkau menulis semua yang kau dengar dariku, karena aku terkadang menyatakan suatu pendapat pada hari ini kemudian esok harinya aku tinggalkan pendapatku tersebut, dan terkadang aku menyatakan suatu pendapat di esok hari kemudian lusanya aku tinggalkan pendapatku tersebut.โ€

Berkata Syaikh Al-Albani, โ€œHal ini terjadi karena Imam Abu Hanifah banyak membangun pendapat-pendapatnya di atas qias, lalu nampak baginya ada qias lain yang lebih kuat, atau sampai kepadanya hadits Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam (yang tadinya tidak diketahuinya) kemudian diapun mengambil hadits tersebut dan meninggalkan pendapatnya yang laluโ€[55]

b. Imam Malik bin Anas

Diantara wasiat-wasiat beliau adalah:

ุฅู†ู…ุง ุฃู†ุง ุจุดุฑ ุฃุฎุทุฆ ูˆุฃุตูŠุจ ูุงู†ุธุฑูˆุง ููŠ ุฑุฃูŠูŠ ููƒู„ ู…ุง ูˆุงูู‚ ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ูุฎุฐูˆู‡ ูˆูƒู„ ู…ุง ู„ู… ูŠูˆุงูู‚ ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ูุงุชุฑูƒูˆู‡

โ€œSesungguhnya aku hanyalah manusia berbuat benar dan bersalah, maka lihatlah kepada pendapatku, semua pendapatku yang sesuai denga Al-Qurโ€™an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam maka ambillah dan semua yang tidak sesuai dengan Al-Qurโ€™an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam maka tinggalkanlahโ€[56]

ู„ูŠุณ ุฃุญุฏ ุจุนุฏ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅู„ุง ูˆูŠุคุฎุฐ ู…ู† ู‚ูˆู„ู‡ ูˆูŠุชุฑูƒ ุฅู„ุง ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…

Tidak seorangpun setelah sepeninggal Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamkecuali pendapatnya bisa diterima atau ditolak, kecuali Nabi shallallahu ‘alihi wa sallamโ€[57]

ู‚ุงู„ ุงุจู† ูˆู‡ุจ : ุณู…ุนุช ู…ุงู„ูƒุง ุณุฆู„ ุนู† ุชุฎู„ูŠู„ ุฃุตุงุจุน ุงู„ุฑุฌู„ูŠู† ููŠ ุงู„ูˆุถูˆุก ุŸ ูู‚ุงู„ : ู„ูŠุณ ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณุŒ ู‚ุงู„ ูุชุฑูƒุชู‡ ุญุชู‰ ุฎู ุงู„ู†ุงุณ ูู‚ู„ุช ู„ู‡ : ุนู†ุฏู†ุง ููŠ ุฐู„ูƒ ุณู†ุฉ ูู‚ุงู„ : ูˆู…ุง ู‡ูŠ ุŸ ู‚ู„ุช : ุญุฏุซู†ุง ุงู„ู„ูŠุซ ุจู† ุณุนุฏ ูˆุงุจู† ู„ู‡ูŠุนุฉ ูˆุนู…ุฑูˆ ุจู† ุงู„ุญุงุฑุซ ุนู† ูŠุฒูŠุฏ ุจู† ุนู…ุฑูˆ ุงู„ู…ุนุงูุฑูŠ ุนู† ุฃุจูŠ ุนุจุฏ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุญู†ุจู„ูŠ ุนู† ุงู„ู…ุณุชูˆุฑุฏ ุจู† ุดุฏุงุฏ ุงู„ู‚ุฑุดูŠ ู‚ุงู„ : ุฑุฃูŠุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠุฏู„ูƒ ุจุฎู†ุตุฑู‡ ู…ุง ุจูŠู† ุฃุตุงุจุน ุฑุฌู„ูŠู‡ . ูู‚ุงู„ : ุฅู† ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุญุณู† ูˆู…ุง ุณู…ุนุช ุจู‡ ู‚ุท ุฅู„ุง ุงู„ุณุงุนุฉ ุซู… ุณู…ุนุชู‡ ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ ูŠุณุฃู„ ููŠุฃู…ุฑ ุจุชุฎู„ูŠู„ ุงู„ุฃุตุงุจุน

Berkata Ibnu Wahb, โ€œSaya mendengar Malik ditanya tentang (hukum) menyela-nyela jari-jari kaki tatkala wudluโ€, beliau berkata, โ€œHal itu tidak dilakukan oleh orang-orangโ€, maka akupun meninggalkannya hingga orang-orang sudah sepi lalu aku katakan kepadanya, โ€œKami mengetahui sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam tentang hal ituโ€, Imam Malik berkata, โ€œSebutkan sunnah tersebut!โ€. Aku berkata, โ€œTelah menyampaikan kepada kami Al-Laits bin Saโ€™ad dan Ibnu Lahiโ€™ah dan โ€˜Amr bin Al-Harits dari Yazid bin โ€˜Amr Al-Maโ€™afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habali dari Al-Mustaurod bin Syaddad Al-Qurosyi, ia berkatam โ€œSaya melihat Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam menggosok dengan jari keingkingnya sela-sela jari-jari kakinyaโ€. Lalu berkata Imam Malik, โ€œHadits ini adalah hadits yang hasan, aku sama sekali tidak pernah mendengarnya kecuali sekarang.โ€ Kemudian saya mendengar ia ditanya setelah itu maka iapun memerintahkan untuk menyela jari-jari kaki tatkala wudluโ€[58]

c. Imam As-Syafiโ€™i

Diantara wasiat-wasiat beliau adalah:

ุฃูŽุฌู’ู…ุนูŽ ุงู„ู†ุงุณู ุนู„ู‰ ุฃู†ู‘ูŽ ู…ู† ุงุณุชุจุงู†ุชู’ ู„ู‡ ุณู†ุฉูŒ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู„ู… ูŠูƒู† ู„ู‡ ุฃู†ู’ ูŠูŽุฏูŽุนูŽู‡ุง ู„ูู‚ูˆู„ ุฃุญุฏ ู…ู† ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณ

โ€œManusia telah sepakat bahwasanya barangsiapa yang telah jelas baginya suatu sunnah dari Nabi shallallahu โ€˜alihi wa sallam maka tidak boleh baginya untuk meninggalkan sunnah tersebut karena mengikuti perkataan (pendapat) seseorangโ€

)ุฅุฐุง ูˆุฌุฏุชู… ููŠ ูƒุชุงุจูŠ ุฎู„ุงู ุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‚ูˆู„ูˆุง ุจุณู†ุฉ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุฏุนูˆุง ู…ุง ู‚ู„ุช(. ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ ( ูุงุชุจุนูˆู‡ุง ูˆู„ุง ุชู„ุชูุชูˆุง ุฅู„ู‰ ู‚ูˆู„ ุฃุญุฏ )

โ€œJika kalian mendapatkan dalam kitab-kitabku apa yang menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam maka bepandapatlah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dan tinggalkanlah pendapatkuโ€, dalam riwayat yang lain, โ€œIkutilah sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan janganlah kalian melihat pendapat siapapunโ€[59]

( ุฅุฐุง ุตุญ ุงู„ุญุฏูŠุซ ูู‡ูˆ ู…ุฐู‡ุจูŠ )

โ€œJika telah shahih suatu hadits maka itulah madzhabkuโ€[60]

ุฅุฐุง ุฑุฃูŠุชู…ูˆู†ูŠ ุฃู‚ูˆู„ ู‚ูˆู„ุง ูˆู‚ุฏ ุตุญ ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฎู„ุงูู‡ ูุงุนู„ู…ูˆุง ุฃู† ุนู‚ู„ูŠ ู‚ุฏ ุฐู‡ุจ.

โ€œJika kalian mendapatiku menyatakan suatu pendapat padahal ada hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam yang menyelisihi pendapatku itu maka ketahuilah tatkala itu akalku sedang tidak adaโ€[61]

ูƒู„ ุญุฏูŠุซ ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‡ูˆ ู‚ูˆู„ูŠ ูˆุฅู† ู„ู… ุชุณู…ุนูˆู‡ ู…ู†ูŠ

โ€œSemua hadits dari Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam maka itulah pendapatku walaupun kalian tidak mendengar aku menyatakan pendapatku tersebutโ€[62]

d. Imam Ahmad bin Hanbal

Diantara wasiat-wasiat beliau:

ู„ุง ุชู‚ู„ุฏู†ูŠ ูˆู„ุง ุชู‚ู„ุฏ ู…ุงู„ูƒุง ูˆู„ุง ุงู„ุดุงูุนูŠ ูˆู„ุง ุงู„ุฃูˆุฒุงุนูŠ ูˆู„ุง ุงู„ุซูˆุฑูŠ ูˆุฎุฐ ู…ู† ุญูŠุซ ุฃุฎุฐูˆุง

โ€œJanganlah kalian taklid kepadaku, dan jangan taklid kepada Malik, As-Syafiโ€™i, Al-Auzaโ€™i, Ats-Tsauri, namun ambillah dari mana mereka mengambilโ€[63]

ุฑุฃูŠ ุงู„ุฃูˆุฒุงุนูŠ ูˆุฑุฃูŠ ู…ุงู„ูƒ ูˆุฑุฃูŠ ุฃุจูŠ ุญู†ูŠูุฉ ูƒู„ู‡ ุฑุฃูŠ ูˆู‡ูˆ ุนู†ุฏูŠ ุณูˆุงุก ูˆุฅู†ู…ุง ุงู„ุญุฌุฉ ููŠ ุงู„ุขุซุงุฑ

Beliau juga berkata, โ€œPendapat Al-Auzaโ€™i, pendapat Malik, pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, semuanya sama di sisiku. Hujjah (argumen) hanyalah pada atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam)โ€[64]

Syaikh Al-Albani berkata (setelah menyebutkan wasiat-wasiat empat imam madzhab di atas), โ€œInilah perkataan para Imam madzhab tentang perintah untuk berpegang teguh dengan hadits dan larangan untuk mentaklid mereka tanpa dalil. Perkataan-perkataan mereka ini sangat jelas, tidak bisa dipungkiri, dan tidak bisa ditarik ulur maknanya. Oleh karena itu barangsiapa yang berpegang teguh dengan semua yang shahih dari sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam walaupun menyelisihi sebagian pendapat para imam madzhab maka tidaklah dikatakan dia telah tampil beda (menyelisihi) atau telah keluar dari jalan para imam madzhab, bahkan dia adalah pengikut para imam madzhab tersebut dan telah berpegang teguh kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Berbeda dengan orang yang meninggalkan sunnah Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam yang shahih hanya karena menyelisihi pendapat para imam madzhab, orang seperti ini pada hakekatnya telah menentang para imam madzhab dan menyelisihi perkataan dan wasiat mereka sebagaimana telah disebutkan disatas. Allah berfirman:

๏ดฟููŽู„ุง ูˆูŽุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ู„ุง ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูŽูƒู‘ูู…ููˆูƒูŽ ูููŠู…ูŽุง ุดูŽุฌูŽุฑูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ู„ุง ูŠูŽุฌูุฏููˆุง ูููŠ ุฃูŽู†ู’ููุณูู‡ูู…ู’ ุญูŽุฑูŽุฌุงู‹ ู…ูู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุถูŽูŠู’ุชูŽ ูˆูŽูŠูุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹๏ดพ (ุงู„ู†ุณุงุก:65)

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. 4:65)

๏ดฟููŽู„ู’ูŠูŽุญู’ุฐูŽุฑู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุฎูŽุงู„ููููˆู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ูŠูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ๏ดพ (ุงู„ู†ูˆุฑ: ู…ู† ุงู„ุขูŠุฉ63)

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. 24:63)โ€[65]

ย 

Firanda Andirja
www.firanda.com

ย 

Catatan Kaki:

[1] Diriwayatkan oleh Al-Hakim 3/62 dan beliau berkata, โ€œIni adalah hadits yang shahih sesuai dengan kriteria persyaratan Imam Bukhari dan Muslim dan keduanya tidak mengeluarkan hadits ini (dalam kitab shahih mereka). Dan beliau disepakati oleh Ad-Dzahabi. Dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani karena syawahidnya (As-Shahihah no 306)

[2] Maksud dari perkataan serigala ini adalah โ€œEngkau wahai penggembala kambing yang telah merebut kembali kambingmu dariku, sesungguhnya engkau suatu saat akan lari tatkala datang singa menerkam kambing ini dan engkau tidak bisa menyelamatkannya, lalu singa tersebut memakan kambing itu hingga puas kemudian akulah sendiri yang berada (menunggui/memperhatikan kambing itu) hingga selesai singa itu makan, lalu aku memakan kambing yang tersisa dari lahapan singa.โ€ (Fathul Bari 7/35 penjelasan hadits no 3663)

[3] HR Al-Bukhari no 3471, dan dalam tempat-tempat yang lain no 2324, 3663, dan 3690

[4] Fathul Bari 7/35 penjelasan hadits no 3663

[5] Fathul Bari 6/634, penjelasan hadits no 3471

[6] Jangankan hadits yang ini bahkan hadits yang tidak aneh saja mereka tolak sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dimana Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda :

ู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุฅุฐุง ูˆู‚ุน ุงู„ุฐุจุงุจ ููŠ ุดุฑุงุจ ุฃุญุฏูƒู… ูู„ูŠุบู…ุณู‡ ุซู… ู„ูŠู†ุฒุนู‡ ูุฅู† ููŠ ุฅุญุฏู‰ ุฌู†ุงุญูŠู‡ ุฏุงุก ูˆุงู„ุฃุฎุฑู‰ ุดูุงุก

โ€œJika sesekor lalat jatuh di minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia memebenamkan lalat tersebut (dalam minumannya) kemudia mengeluarkan lalat tersebut karena pada salah satu sayap lalat tersebut ada racun dan pada sayap yang lain ada obatโ€

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Abu Dawud no 3844, Ibnu Majah no 3503, Ahmad no 7353, 7562, 8642, 9024, 9157, 9719, 11205, Ibnu Hibban no 1246, 1247, 5250, Ibnu Khuzaimah no150 (1/56), An-Nasai (Al-Kubro) no 4588 (3/88), Al-Baihaqi no 1122, 1125. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Saโ€™I Al-Kudri. Juga dirwayatkan dari Anas bin Malik sebagaimana dalam riwayat Al-Bazzar dengan para perawi yang tsiqoh sebagaimana perkataan Ibnu Hajar (Al-Fath 10/308 syarh hadtis no 5782) dari riwayat โ€˜Abdullah bin Al-Mutsanna dari paman beliau Tsumamah bahwasanya pamannya tersebut menyampaikan kepadanya seraya berkata,

ูƒู†ุง ุนู†ุฏ ุฃู†ุณ ููˆู‚ุน ุฐุจุงุจ ููŠ ุฅู†ุงุก ูู‚ุงู„ ุฃู†ุณ ุจุฃุตุจุนู‡ ูุบู…ุณู‡ ููŠ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฅู†ุงุก ุซู„ุงุซุง ุซู… ู‚ุงู„ ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ูˆู‚ุงู„ ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃู…ุฑู‡ู… ุฃู† ูŠูุนู„ูˆุง ุฐู„ูƒ

โ€œKami bersama Anas, lalu jatuh seeokr lalat di sebuah cangkir maka Anaspun mneclupkan lalat tersebut dengan jarinya dalam cangkir tersebut tiga kali kemudian ia berkata โ€œBismillahโ€ dan berkata, โ€œSesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam memerintahkan mereka (para sahabat) untuk melakukannyaโ€

Sebagian mereka ada yang berkata mengomentari hadits ini, โ€œSaya mengambil perkataan Dokter yang kafir dan saya tidak menerima perkataan Rasulullah !!!โ€

Oleh karena itu jangan tertipu dengan perkataan orang yang menolak hadits ini dengan dalih bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan riwayat-riwayat Abu Hurairah masih perlu diteliti dan dipertanyakan. Ketahuilah bahwa seandainya Abu Hurairah sendiri yang meriwayatkan hadits ini maka kita harus menerimanya karena dia adalah seorang sahabat yang pernah didoakan oleh Rasulullah agar kuat hapalannya. Apalagi jika hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Saโ€™id Al-Khudri dan Anas bin Malik โ€“semoga Allah meridhoi mereka-.

Berkata Al-Khottobi ู‡ุฐุง ู…ู…ุง ูŠู†ูƒุฑู‡ ู…ู† ู„ู… ูŠุดุฑุญ ุงู„ู„ู‡ ู‚ู„ุจู‡ โ€œHadits ini diantara hadits-hadits yang diingkari oleh orang yang tidak dilapangkan dadanya oleh Allahโ€ (Umdatul Qori 21/293)

[7] Madarijus Salikin 2/387

[8] Berkata Ibnu Hajar, โ€œYaitu janganlah kalian beramal dalam perkara agama dengan hanya sekedar mengandalkan otak dengan tanpa bersandar kepada dalil dari agamaโ€ (Fathul Bari 13/353, syarh hadits no7308)

[9] Maksudnya adalah tatkala terjadi perundingan Hudaibiyah. Berkata Ibnu Hajar, โ€œDisebut kejadian Abu Jandal karena kejadian yang paling genting tatkala itu adalah kisah Abu Jandalโ€ (Fathul Bari 6/338 syarah hadits no 3181). Lihat kisah Abu Jandal dan jalannya perundingan Hudaibiyah secara lengkap pada HR Al-Bukhari no 2731,2732, Kitab As-Syurut. Secara ringkas kejadiannya sebagai berikut:

Nabi shallallahu โ€˜alihi wa sallam bersama para sahabatnya (diantaranya adalah Abu Bakar dan Umar) pergi dari Madinah pada hari senin bulan Dzul Qoโ€™dah tahun ke enam Hijriah (Umdatul Qori 14/6), menuju Mekah untuk melaksanakan Umroh. Tatkala Nabi shallallahu โ€˜alihi wa sallam dan para sahabatnya sampai dan singgah di Hudaibiyah datanglah Budail bin Warqoโ€™ mengabarkan kepada Nabi shallallahu โ€˜alihi wa sallam bahwa orang-orang musyrik di Mekah telah siap siaga untuk memerangi Rasulullah shallallahu โ€˜alihi wa sallam dan para sahabatnya dan akan mengahalangi mereka mengerjakan umroh. Nabi รทpun berkata,

ุฅู†ุง ู„ู… ู†ุฌุฆ ู„ู‚ุชุงู„ ุฃุญุฏ ูˆู„ูƒู†ุง ุฌุฆู†ุง ู…ุนุชู…ุฑูŠู† ูˆุฅู† ู‚ุฑูŠุดุง ู‚ุฏ ู†ู‡ูƒุชู‡ู… ุงู„ุญุฑุจ ูˆุฃุถุฑุช ุจู‡ู… ูุฅู† ุดุงุคูˆุง ู…ุงุฏุฏุชู‡ู… ู…ุฏุฉ ูˆูŠุฎู„ูˆุง ุจูŠู†ูŠ ูˆุจูŠู† ุงู„ู†ุงุณ ูุฅู† ุฃุธู‡ุฑ ูุฅู† ุดุงุคูˆุง ุฃู† ูŠุฏุฎู„ูˆุง ููŠู…ุง ุฏุฎู„ ููŠู‡ ุงู„ู†ุงุณ ูุนู„ูˆุง ูˆุฅู„ุง ูู‚ุฏ ุฌู…ูˆุง ูˆุฅู† ู‡ู… ุฃุจูˆุง ููˆุงู„ุฐูŠ ู†ูุณูŠ ุจูŠุฏู‡ ู„ุฃู‚ุงุชู„ู†ู‡ู… ุนู„ู‰ ุฃู…ุฑูŠ ู‡ุฐุง ุญุชู‰ ุชู†ูุฑุฏ ุณุงู„ูุชูŠ ูˆู„ูŠู†ูุฐู† ุงู„ู„ู‡ ุฃู…ุฑู‡

โ€œSesungguhnya kami datang bukan untuk memerangi seorangpun, namun kami datang untuk mengerjakan umroh. Sesungguhnya peperangan (yang telah terjadi antara kaum muslimin dan kafir Quraisy secara berulang-ulang-pen) telah melemahkan kaum Quraisy dan telah memberi kemudhorotan kepada mereka. Jika mereka ingin maka aku akan memberikan waktu perdamaian (gencat senjata) antara aku dan orang-orang (yaitu orang-orang kafir Arab). Jika (di masa perdamaian tersebut) kaum selain mereka (yaitu orang-orang kafir dari selain kafir Quraisy kota Mekah) mengalahkan aku maka mereka tidak perlu memerangiku lagi (karena aku telah dikalahkan oleh selain mereka-pen). Dan jika aku mengalahkan kaum selain mereka, maka jika mereka ingin mentaatiku sehingga masuk dalam Islam sebagaimana orang-orang masuk dalam Islam maka silahkan. Dan jika mereka enggan masuk dalam Islam maka selepas masa gencatan senjata kekuatan mereka telah kembali. Namun jika mereka (sekarang) enggan untuk gencatan senjata maka demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, aku sungguh-sungguh akan memerangi mereka di atas agamaku hingga aku mati (dan aku bersendirian dalam kuburanku). Dan sesungguhnya Allah akan menolong agamaNyaโ€.

Akhir cerita akhirnya orang-orang Quraisy setuju dengan gencatan senjata lalu mereka mengutus Suhail bin โ€˜Amr untuk menulis perjanjian damai dengan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam.

ูุฌุงุก ุณู‡ูŠู„ ุจู† ุนู…ุฑูˆ ูู‚ุงู„ ู‡ุงุช ุงูƒุชุจ ุจูŠู†ู†ุง ูˆุจูŠู†ูƒู… ูƒุชุงุจุง ูุฏุนุง ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงู„ูƒุงุชุจ ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… ู‚ุงู„ ุณู‡ูŠู„ ุฃู…ุง ุงู„ุฑุญู…ู† ููˆุงู„ู„ู‡ ู…ุง ุฃุฏุฑูŠ ู…ุง ู‡ูˆ ูˆู„ูƒู† ุงูƒุชุจ ุจุงุณู…ูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ูƒู…ุง ูƒู†ุช ุชูƒุชุจ ูู‚ุงู„ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ุง ู†ูƒุชุจู‡ุง ุฅู„ุง ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงูƒุชุจ ุจุงุณู…ูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ุซู… ู‚ุงู„ ู‡ุฐุง ู…ุง ู‚ุงุถู‰ ุนู„ูŠู‡ ู…ุญู…ุฏ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูู‚ุงู„ ุณู‡ูŠู„ ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ูˆ ูƒู†ุง ู†ุนู„ู… ุฃู†ูƒ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู…ุง ุตุฏุฏู†ุงูƒ ุนู† ุงู„ุจูŠุช ูˆู„ุง ู‚ุงุชู„ู†ุงูƒ ูˆู„ูƒู† ุงูƒุชุจ ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุงู„ู„ู‡ ุฅู†ูŠ ู„ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฅู† ูƒุฐุจุชู…ูˆู†ูŠ ุงูƒุชุจ ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ (ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ: ูˆูƒุงู† ู„ุง ูŠูƒุชุจุŒ ูู‚ุงู„ ู„ุนู„ูŠ: “ุงู…ู’ุญู ุฑุณูˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡”ุŒ ูู‚ุงู„ ุนู„ูŠ: “ูˆุงู„ู„ู‡ ุฑ ุฃู…ุญุงู‡ ุฃุจุฏุงู‹”. ู‚ุงู„: “ูุฃุฑูู†ููŠู‡”. ูุฃุฑุงู‡ ุฅูŠุงู‡ ูู…ุญุงู‡ ุงู„ู†ุจูŠ ุจูŠุฏู‡) ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‰ ุฃู† ุชุฎู„ูˆุง ุจูŠู†ู†ุง ูˆุจูŠู† ุงู„ุจูŠุช ูู†ุทูˆู ุจู‡ ูู‚ุงู„ ุณู‡ูŠู„ ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ุง ุชุชุญุฏุซ ุงู„ุนุฑุจ ุฃู†ุง ุฃุฎุฐู†ุง ุถุบุทุฉ ูˆู„ูƒู† ุฐู„ูƒ ู…ู† ุงู„ุนุงู… ุงู„ู…ู‚ุจู„ ููƒุชุจ ูู‚ุงู„ ุณู‡ูŠู„ ูˆุนู„ู‰ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุฃุชูŠูƒ ู…ู†ุง ุฑุฌู„ ูˆุฅู† ูƒุงู† ุนู„ู‰ ุฏูŠู†ูƒ ุฅู„ุง ุฑุฏุฏุชู‡ ุฅู„ูŠู†ุง ู‚ุงู„ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡ ูƒูŠู ูŠุฑุฏ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ูˆู‚ุฏ ุฌุงุก ู…ุณู„ู…ุง ูุจูŠู†ู…ุง ู‡ู… ูƒุฐู„ูƒ ุฅุฐ ุฏุฎู„ ุฃุจูˆ ุฌู†ุฏู„ ุจู† ุณู‡ูŠู„ ุจู† ุนู…ุฑูˆ ูŠุฑุณู ููŠ ู‚ูŠูˆุฏู‡ ูˆู‚ุฏ ุฎุฑุฌ ู…ู† ุฃุณูู„ ู…ูƒุฉ ุญุชู‰ ุฑู…ู‰ ุจู†ูุณู‡ ุจูŠู† ุฃุธู‡ุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูู‚ุงู„ ุณู‡ูŠู„ ู‡ุฐุง ูŠุง ู…ุญู…ุฏ ุฃูˆู„ ู…ุง ุฃู‚ุงุถูŠูƒ ุนู„ูŠู‡ ุฃู† ุชุฑุฏู‡ ุฅู„ูŠ ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅู†ุง ู„ู… ู†ู‚ุถ ุงู„ูƒุชุงุจ ุจุนุฏ ู‚ุงู„ ููˆุงู„ู„ู‡ ุฅุฐุง ู„ู… ุฃุตุงู„ุญูƒ ุนู„ู‰ ุดูŠุก ุฃุจุฏุง ู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูุฃุฌุฒู‡ ู„ูŠ ู‚ุงู„ ู…ุง ุฃู†ุง ุจู…ุฌูŠุฒู‡ ู„ูƒ ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ูุงูุนู„ ู‚ุงู„ ู…ุง ุฃู†ุง ุจูุงุนู„ ู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุฌู†ุฏู„ ุฃูŠ ู…ุนุดุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุฃุฑุฏ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ูˆู‚ุฏ ุฌุฆุช ู…ุณู„ู…ุง ุฃู„ุง ุชุฑูˆู† ู…ุง ู‚ุฏ ู„ู‚ูŠุช ูˆูƒุงู† ู‚ุฏ ุนุฐุจ ุนุฐุงุจุง ุดุฏูŠุฏุง ููŠ ุงู„ู„ู‡

Lalu datanglah Suhail bin โ€˜Amr, lalu iapun berkata kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam โ€œTulislah suatu pernyataan antara kami dan kalian!โ€, maka Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam memanggil penulis (yaitu Ali bin Abi Tholib) dan menyuruhnya untuk menulis Bismillahirrohmanirrohim. Suhail berkata, โ€œAdapun Ar-Rohim maka demi Allah, aku tidak tahu apa itu?, tapi tulislah saja bismikallahumma sebagaimana engkau pernah menulis demikianโ€ (karena kebiasaan orang jahilah dahulu mereka menulis โ€œbimikallahummaโ€ dan mereka tidak mengenal bismillahirromanirrohim, lihat Umdatul Qori 14/13). Kaum muslimin (yaitu para sahabat Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam) berkata, โ€œDemi Allah kami tidak akan menulis kecuali bimillahhirrohmanirrohimโ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata kepada si penulis, โ€œTulilah bismikallahummaโ€, kemudian beliau shallallahu ‘alihi wa sallam memerintahkan untuk menulis โ€œIni adalah keputusan Muhammad utusan Allahโ€. Suhail berkata, โ€œDemi Allah kalau kami mengetahui bahwasanya engkau adalah utusan Allah maka kami tidak akan menghalangimu untuk umroh dan kami tidak akan memerangimu, tapi tulislah โ€œMuhammad bin Abdillahโ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œDemi Allah aku adalah utusan Allah meskipun kalian mendustakan aku, tulislah โ€œMuhammad bin Abdillahโ€. ((Dalam riwayat yang lain dari hadits Al-Baroโ€™ โ€“HR Al-Bukhari no 3184- Dan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam tidak (pandai) menulis maka iapun berkata kepada Ali, โ€œHapuslah tulisan โ€œUtusan Allah!โ€. Ali berkata, โ€œDemi Allah, aku tidak akan menghapusnya selamanyaโ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œPerlihatkanlah kepadaku tulisan tersebut!โ€, maka Alipun memperlihatkannya kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam, lalu Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam pun menghapusnya dengan tangannya)). Lalu Nabi berkata kepada Suhail, โ€œDengan syarat kalian membiarkan kami untuk ke baitullah melaksanakan towafโ€. Suhail berkata, โ€œDemi Allah tidak (bisa demikan) โ€“Bangsa Arab akan mengatakan bahwa kami telah terpaksa (mengalah membiarkan kalian umroh-pen)-, tapi kalian bisa umroh tahun depanโ€, lalu hal itupun di catat (dalam pernyataan perdamaian), lalu Suhai berkata (menambah pernyataan), โ€œDengan syarat tidak ada seorangpun yang datang dari kami (dari Mekah) meskipun ia berada di atas agamamu (Islam) kecuali engkau mengembalikannya kepada kamiโ€. Para sahabat berkata, โ€œSubhanallah, bagaiamana dikembalikan kepada orang-orang musyrik padahal ia telah datang (kepada kami) dalam keadaan beragama Islam?โ€. Dan tatkala mereka masih berunding membuat pernyataan perdamaian, tiba-tiba datang Abu Jandal anak Suhai bin โ€˜Amr dalam keadaan berjalan tertatih-tatih karena ada belenggu yang membelenggunya, ia telah lari dari bawah kota Mekah dan melemparkan dirinya di tengah-tengah para sahabat. Berkata Suhai (ayah Abu Jandal), โ€œWahai Muhammad ini adalah orang pertama yang aku menuntut engkau untuk mengembalikannya kepadaku!โ€. Nabi shallallahu โ€˜alihi wa sallam berkata, โ€œKita sama sekali belum selesai membuat pernyataan!โ€. Suhail berkata, โ€œKalau begitu, demi Allah, aku sama sekali tidak mau mengadakan perundingan damai denganmuโ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œBiarkanlah ia (Abu Jandal) bersamaku!โ€, Suhail berkata, โ€œAku tidak akan membiarkannya bersamamu!โ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œTidak, tapi engakau akan membiarkannya bersamaku, lakukanlah!โ€. Suhail berkata, โ€œAku tidak akan melakukannyaโ€. Berkata Abu Jandal, โ€œWahai kaum muslimin, apakah aku dikembalikan kepada orang-orang musyrik (Mekah) padahal telah datang dalam keadaan beragama Islam?, tidakkah kalian melihat apa yang telah menimpaku?โ€, dan ia telah disiksa oleh orang-orang musyrik dengan siksaan yang keras karena bertahan di jalan Allah.

ูู‚ุงู„ ุนู…ุฑ ุจู† ุงู„ุฎุทุงุจ ูุฃุชูŠุช ู†ุจูŠ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‚ู„ุช ุฃู„ุณุช ู†ุจูŠ ุงู„ู„ู‡ ุญู‚ุง ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ู‚ู„ุช ุฃู„ุณู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุญู‚ ูˆุนุฏูˆู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุจุงุทู„ ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ู‚ู„ุช ูู„ู… ู†ุนุทูŠ ุงู„ุฏู†ูŠุฉ ููŠ ุฏูŠู†ู†ุง ุฅุฐุง ู‚ุงู„ ุฅู†ูŠ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆู„ุณุช ุฃุนุตูŠู‡ ูˆู‡ูˆ ู†ุงุตุฑูŠ ู‚ู„ุช ุฃูˆ ู„ูŠุณ ูƒู†ุช ุชุญุฏุซู†ุง ุฃู†ุง ุณู†ุฃุชูŠ ุงู„ุจูŠุช ูู†ุทูˆู ุจู‡ ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ูุฃุฎุจุฑุชูƒ ุฃู†ุง ู†ุฃุชูŠู‡ ุงู„ุนุงู… ู‚ุงู„ ู‚ู„ุช ู„ุง ู‚ุงู„ ูุฅู†ูƒ ุขุชูŠู‡ ูˆู…ุทูˆู ุจู‡ ู‚ุงู„ ูุฃุชูŠุช ุฃุจุง ุจูƒุฑ ูู‚ู„ุช ูŠุง ุฃุจุง ุจูƒุฑ ุฃู„ูŠุณ ู‡ุฐุง ู†ุจูŠ ุงู„ู„ู‡ ุญู‚ุง ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ู‚ู„ุช ุฃู„ุณู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุญู‚ ูˆุนุฏูˆู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุจุงุทู„ ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ู‚ู„ุช ูู„ู… ู†ุนุทูŠ ุงู„ุฏู†ูŠุฉ ููŠ ุฏูŠู†ู†ุง ุฅุฐุง ู‚ุงู„ ุฃูŠู‡ุง ุงู„ุฑุฌู„ ุฅู†ู‡ ู„ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆู„ูŠุณ ูŠุนุตูŠ ุฑุจู‡ ูˆู‡ูˆ ู†ุงุตุฑู‡ ูุงุณุชู…ุณูƒ ุจุบุฑุฒู‡ ููˆุงู„ู„ู‡ ุฅู†ู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุญู‚ ู‚ู„ุช ุฃู„ูŠุณ ูƒุงู† ูŠุญุฏุซู†ุง ุฃู†ุง ุณู†ุฃุชูŠ ุงู„ุจูŠุช ูˆู†ุทูˆู ุจู‡ ู‚ุงู„ ุจู„ู‰ ุฃูุฃุฎุจุฑูƒ ุฃู†ูƒ ุชุฃุชูŠู‡ ุงู„ุนุงู… ู‚ู„ุช ู„ุง ู‚ุงู„ ูุฅู†ูƒ ุขุชูŠู‡ ูˆู…ุทูˆู ุจู‡

Umar berkata,โ€Akupun mendatangi Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam lalu aku berkata kepadanya, โ€œBukankah engkau adalah benar seorang Nabi (utusan) Allah?โ€, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œTentu sajaโ€, Aku berkata, โ€œBukankah kita berada di atas kebenaran dan musuh kita berada di atas kebatilan?โ€, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œTentu sajaโ€, Aku berkata, โ€œLantas mengapa kita bersikap merendah pada agama kita?โ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œAku adalah Utusan Allah dan aku tidak bermaksiat kepadaNya, dan Dia adalah penolongkuโ€. Aku (Umar) berkata, โ€œBukankah engkau perrnah mengatakan kepada kami bahwa kita akan mendatangi kaโ€™bah dan bertowaf di kaโ€™bah?โ€, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œIya, namun apakah aku mengabarkan kepadamu bahwa kita akan mendatangi kaโ€™bah tahun ini?โ€, Umar bekata, โ€œTidakโ€. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, โ€œSesungguhnya engkau akan mendatangi kaโ€™bah dan akan thowaf di sanaโ€. Umar berkata, โ€œAkupun mendatangi Abu Bakar, lalu aku katakana kepadanya, โ€œWahai Abu Bakar , bukankah Nabi Muhammad adalah benar seorang Nabi (utusan) Allah?โ€, Abu Bakar berkata, โ€œTentu sajaโ€, Aku berkata, โ€œBukankah kita berada di atas kebenaran dan musuh kita berada di atas kebatilan?โ€, Abu Bakar berkata, โ€œTentu sajaโ€, Aku berkata, โ€œLantas mengapa kita bersikap merendah pada dalam agama kita?โ€, Abu Bakar berkata, โ€œWahai Umar, sesungguhnya ia adalah utusan Allah, dan tidak akan bermaksiat kepada Tuhannya, dan Tuhannya akan menolongnya, maka berpegangteguhlah dengan perintahnya dan janganlah menyelisihinya!โ€. Aku berkata, โ€œBukankah ia pernah mengabarkan kepada kita bahwa kita akan mendatangi kaโ€™bah dan berthowaf di kaโ€™bah?โ€, Abu Bakar berkata, โ€œTentu saja, namun apakah ia mengabarkan kepadamu bahwa engkau akan mendatangi kaโ€™bah tahun ini?โ€, Aku berkata, โ€œTidakโ€, Abu Bakar berkata, โ€œEngkau akan mendatangi kaโ€™bah dan akan thowaf di sana!โ€. (HR Al-Bukhari no 2731, 2732, Fathul Bari 5/408-425, Umdatul Qori 14/3-14)

Imam Nawawi berkata, โ€œPara ulama berkata bahwa bukanlah pertanyaan-pertanyaan Umar kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam di atas karena keraguan, namun karena karena beliau ingin mengungkap apa yang ia tidak pahami (kenapa Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bisa memutuskan demikian โ€“pen) dan untuk memotivasi (Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan Abu Bakar) untuk merendahkan orang-orang kafir dan memenangkan Islam sebagaimana hal ini merupakan akhlak beliau dan semangat dan kekuatan beliau dalam menolong agama dan menghinakan para pelaku kebatilan. Adapun jawaban Abu Bakar kepada Umar yang seperti jawaban Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam, hal ini merupakan tanda yang sangat jelas akan tingginya kemuliaan Abu Bakar dan dalamnya ilmu beliau serta menunjukan kelebihan beliau di atas para sahabat yang lain dalam pengetahuan dan kemantapan ilmu pada seluruh perkara tersebutโ€ (Al-Minhaj 12/141, atau cetakan Al-Maโ€™arif 12/353)

[10] HR At-Thabrani dalam Al-Muโ€™jam Al-Kabir 1/72 dan Al-Bazzar dalam musnadnya 1/254

[11] Berkata Al-Muhib At-Thobari, โ€œHudaibiyah adalah sebuah kampung yang letaknya dekat dengan Mekah, dan sebagian besar wilayah Hudaibiyah masuk dalam tanah suci haramโ€ (Umdatul Qori 14/6)

[12] HR Al-Bukhari no 3182, Lihat Umdatul Qori 15/104

[13] HR Abu Dawud 1/42 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, dan dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari. Beliau juga menghasankannya dalam bulughul maram, namun beliau mengatakan dalam At-Talkhish โ€œIsnadnya shahihโ€

[14] Majmuโ€™ Fatawa 5/29

[15] Ad-Dzahabi menukil perkataan Imam Malik ini dala As-Siyar 8/99

[16] Siyar Aโ€™lam An-Nubalaโ€™ 10/34 dan Hilyatul Auliyaโ€™ 9/106

[17] HR Al-Bukhari no 5479 dan Muslim 1954, Ad-Darimi no 454 (1/407) dan lafal ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Battoh dalam Al-Ibanah hal 96 (lihat taโ€™dzimus sunnah hal 24)

[18] Al-Minhaj syarh shahih Muslim 13/106

[19] Fathul Bari 9/753

[20] HR Muslim no 442, Al-Bukhari no 865 namun tanpa ada kisah marahnya Abdullah bin Umar kepada anaknya Bilal

[21] Al-Minhaj syarh Shaihih Muslim 4/384

[22] Fathul Bari 2/450

[23] Yaitu perkataan Aisyah ู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ู„ูŽู…ูŽู†ูŽุนูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ูƒูŽู…ูŽุง ู…ูู†ูุนูŽุชู’ ู†ูุณูŽุงุกู ุจูŽู†ููŠ ุฅูุณู’ุฑูŽุงุฆููŠู’ู„ูŽ โ€œKalau seandainya Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam menjumpai apa yang diperbuat oleh para wanita (di zaman Aisyah sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam-pen) maka ia akan melarang mereka sebagaimana dilarangnya para wanita dari bani Israilโ€ (HR Al-Bukhari no 869)

[24] Lihat Musnad Imam Ahmad no 4933

[25] Fathul Bari 2/450

[26] Dikeluarkan oleh Ibnu Battoh di Al-Ibanah no 94

[27] Dikeluarkan oleh Ibnu Battoh dalam Al-Ibanah no 95

[28] Siyar Aโ€™lam An-Nubala (15/485) dan Thobaqoot As-Syafiโ€™iyah karya As-Subki (3/10)

[29] Madarijus Salikin 1/334

[30] Madarijus Salikin 1/334

[31] Al-Wabil As-Soyyib hal 24, dar Ibnul Jauzi

[32] HR Ad-Darimi no 206 (1/285). Berkata Pentahqiq, โ€œIsnadnya shahih dan atsar ini juga dikeluarkan oleh Ibnu Battoh dalam Al-Ibanah 2/517 no 607 dan Ibnu Hazm dalam Al-Ihkam fi Usulil Ahkam 6/1030 dari dua jalan keduanya dari Malik bin Migwalโ€

[33] HR Ad-Darimi no 446 (1/401), berkata pentahqiq :โ€Isnadnya shohihโ€

[34] Iโ€™lamul Muwaqqiโ€™in 2/201

[35] Iโ€™lamul Muwaqqiโ€™in 2/202

[36] Maksudnya adalah haji qiron. Haji qiron juga disebut tamattuโ€™ karena digabungkannya umroh dan haji dalam satu amalan

[37] Jamiโ€™ bayan Al-โ€˜Ilmi wa fadlihi 1/129 no 443, Musnad Ahmad no 3121

[38] Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dalam Kitabut Tauhid.

[39] HR Muslim (Al-Masajid, bab qodho As-Sholat Al-Faitah)

[40] HR Ahmad dalam kitab fadhoil As-Shohabah 1/186, di Al-Musnad 5/399, Al-Bukhari di Al-Kuna hal 50 dan At-Thirmidzi dalam sunannya (Al-Manaqib, bab manaqib Abi Bakr wa Umar), beliau berkata, Hadits Hasanโ€

[41] HR Ahmad dalam Al-Musnad 4/126,127, Abu Dawud (As-Sunnah, bab luzumis Sunnah), At-Thirmidzi (Kitabul Ilmu, bab ู…ุง ุฌุงุก ููŠ ุงู„ุฃูŽุฎุฐ ููŠ ุงู„ุณู†ุฉ ูˆุงุฌุชู†ุงุจ ุงู„ุจุฏุนุฉ)

[42] Al-Qaoul Al-Mufid, Syaikh Utsaimin, Dar Ibnul Jauzi 2/152

[43] Berkata Syaikh Al-Albani; โ€œDiriwayatkan oleh At-Thohawi dalam Syarh Maโ€™anil Atsar (1/372 fotokopian maktabah) dan Abu Yaโ€™la pada musnadnya (3/1317) dengan isnad yang jayyid (baik), para perawinya tsiqohโ€ (Sifat sholat Nabi hal 54)

[44] Mengisyโ€™ar yiatu memberi tanda kepada onta dengan menggores (melukai) salah satu sisi dari dua sisi punuk unta hingga mengalir darahnya, yang ini dijadikan sebagai tanda bahwa onta ini merupakan hewan hadyu haji. (Tuhfatul Ahwadzi 3/770)

[45] Atsar ini dibawakan oleh Imam At-Thirmidzi dalam sunan beliau di bawah hadits no 906.

[46] Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dalam Kitabut Tauhid

[47] HR Ad-Darimi no 455 (1/401), berkata pentahqiq ,โ€Isnadnya hasan karena ada perowi yang bernamaSaโ€™id bin Basyirโ€

[48] Karena kalimat ุดูŽูŠู’ุกู adalah nakiroh dalam konteks kalimat syarat maka memberikan faedah keumuman (sebagaimana kaedah ini jelas dalam kitab-kitab ushul fiqh). Lihat Sittu Duror hal 74, dan Adhwaul Bayan 1/204

[49] Majmuโ€™ Fatawa 28/471

[50] Mukhtashor Sowaโ€™iq Al-Mursalah 2/353

[51] Sebagaimana perkataa Al-Kirkhi dalam bukunya Ar-Risalah fi ushulil hanafiyah hal 169-170 (dicetak bersama buku taโ€™sis an-nadzor, karya Ad-Dabbusi): โ€œSemua ayat yang menyelesihi pendapat para sahabat kami (penganut madzhab Hanafi) maka ayat tersebut di taโ€™wil (dipalingkan maknanya dari makna yang dzhohir/nampak) atau ayat tersebut sudah mansukh. Dan demikian juga halnya dengan seluruh hadits maka ditaโ€™wil atau mansukhโ€

[52] Yang lebih menyedihkan lagi adalah kenyataan pahit yang nampak di sebagian pendok-pondok pesantren yang ada di Indonesia dimana murid-murid pndok pesantren menjadikan perkataan para kiyai mereka (yang jelas-jelas kedudukannya jauh di bawah kedudukan para imam madzhab) seperti perkataan Nabi. Apalagi jika kiyai tersebut telah mendapatkan predikat WALI, maka seluruh perkataannya dibenarkan oleh para pengikutnya. Bahkan diantara mereka ada yang mengatakan โ€œSeandainya wali fulan menyatakan bahwa langit warnanya merah maka akan saya benarkanโ€???

[53] Ibnu Abidin, dalam hasyiahnya (1/63) dan risalah beliau โ€œRosmul Muftiโ€ (1/4 dari majmuโ€™ah rosail Ibnu Abidin). Lihat Sifat sholat Nabi hal 46 (catatan kaki)

[54] Ibnu Abdil Barr dalam bukunya โ€œAl-Intiqoโ€™ fi fadhoil Ats-Tsalatsah Al-Aimmah Al-Fuqohaโ€™โ€ hal 145, Ibnu Abidin dalam Hasyiahnya terhadap Al-Bahr Ar-Roiq (6/293) dan dalam Rosmul Mufti hal 29,32, lebih lengkapnya selanjutnya lihat Sifat Sholat Nabi hal 46 (catatan kaki)

[55] Sifat shalat Nabi hal 47

[56] Ibnu Abdilbar dalam Al-Jamiโ€™ (2/32)

[57] Lihat takhrij atsar ini dalam shifat sholat Nabi hal 49

[58] Muqoddimah Al-Jarh wa At-Taโ€™dil karya Ibnu Abi Hatim hal 31-32 dan diriwayatkan secara sempurna oleh Al-Baihaqi dalam As-Sunan (1/81)

[59] An-Nawawi dalam Majmuโ€™ (1/63)

[60] An-Nawawi dalam Majmuโ€™ (1/63)

[61] Ibnu Asakir, dalam tarikh Dimasq dengan sanad yang shahih 15/10/1

[62] Ibnu Abi Hatim hal 93-94

[63] Ibnul Qoyyim, Iโ€™lamul Muwaqqiโ€™in (2/302)

[64] Ibnu Abdilbar di โ€œAl-Jamiโ€™โ€ (2/149)

[65] Sifat shalat Nabi hal 53-54